Anda di halaman 1dari 24

Cholelithiasis

Presented by:
Risma Zulia 1907101030043
Cut Putroe Chalid 1907101030033

Supervisor:
dr. Muhammad Yusuf, Sp. B(K) BD
Identitas Pasien

Nama Tn. A

No. CM 1-277196

Umur 38 tahun

Alamat Nagan Raya

Pekerjaan Petani

Tanggal masuk 15 06 2021

Tanggal pemeriksaan 17 06 2021


Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri perut sebelah kanan
Keluhan Tambahan : Tidak ada
R. Penyakit Sekarang :

Pasien rujukan dari RS di nagan raya karena nyeri hebat seperti


tertusuk di perut kanan atas. Nyeri dirasakan ± 2 bulan ini. Nyeri
dirasakan hilang timbul dan semakin memberat apabila ditekan. Nyeri
menjalar hingga ke ulu hati dan sesekali terasa nyeri hingga ke bahu.
Nyeri muncul saat pasien memakan makanan berlemak. Nyeri
berkurang bila minum obat. Saat nyeri pasien sulit untuk beraktivitas
seperti biasa. BAB kuning, keluhan mual, muntah, demam, dan nafsu
makan menurun disangkal.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada

Riwayat Pemakaian Obat


Obat anti nyeri yg diberikan RS di Nagan Raya

Riwayat Kebiasaan Sosial


Suka makanan berlemak, merokok
Vital Sign
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : GCS 15, E4M6V5

Compos mentis TD: 130/80mmHg HR: 89x/menit

RR: 18 x/menit T: 36.6 °C


Pemeriksaan Fisik
• Mata : Konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-) sklera ikterik
(- /-), pupil bulat isokor 3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
• Telinga : Normotia, sekret (-)
• Hidung : NCH (-), sekret (-), deformitas (-)
• Mulut : Mukosa lembab, sianosis (-), pucat(-)
• Leher : Pembesaran KGB (-)
• Paru : Simetris, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
• Jantung : BJI>BJII, murmur (-)
• Ekstremitas : Edema di kedua ekstremitas(-)
a/r Abdomen
• L : perut tidak distensi, terpasang perban post cholecystectomy
• F : soepel, nyeri (-)
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan Satuan
30-10-2019
Hemoglobin 13,5 12,0-15,0 g/dL
Hematokrit 39 37-47 %
Eritrosit 4,9 4,2-5,4 103 /mm3
Leukosit 11,5 4,5-10,5 103 /mm3
Trombosit 129 150-450 103 /mm3
MCV 79 80-100 fL
MCH 28 27-31 Pg
MCHC 35 32-36 %
Eosinofil 0 0-6 %
Basofil 0 0-2 %
Neutrofil Batang 0* 2-6 %
Neutrofil Segmen 86 50-70 %
Limfosit 10 20-40 %
Monosit 4 2-8 %
PT 13,80 11,5-15,5  
APTT 23,00 26,-37,0  
HbsAg Non reaktif Non Reaktif  
Natrium (Na) 141 132-146 mmol/L
Kalium (K) 3,9 3,7-5,4 mmol/L
Klorida (Cl) 105 98-106 mmol/L
GDS 109 <200 mg/dL
Ureum 15 13-43 mg/dL
Kreatinin 1.00 0,51-0,95 mg/dL
Albumin 4,10 3.5-5.2 g/dL
Protein Total 0,57 5,4-8,3 g/dL
SGOT 55 <35 U/L
SGPT 101 <45 U/L
Diagnosis

CHOLELITIASIS
Tatalaksana

- Omeprazole 40mg/12 jam IV


- Paracetamol 500 mg / 8 jam IV
- Dexketoprofen 25 mg/ 8 jam IV
- Vicillin 250 mg / 6 jam IV
PENDAHULUAN

Kolelitiasis merupakan gangguan Kebanyakan pasien asimptomatis,


namun 10% nya akan bergejala

01 03
digestif yang paling sering di USA dalam 5 tahun

Diperkirakan >95% penyakit yang


mengenai kandung empedu dan Faktor risiko: 6 F
salurannya adalah penyakit Fat, Female, Forty, Fertile, Fatty
kolelitiasis
02 food intolerance, Family
04
DEFINISI
Kolelitiasis merupakan batu di
kantong empedu yang
terbentuk dari kolesterol
bilirubin, dan cairan empedu.
ANATOMI DAN FISIOLOGI

● Kandung empedu merupakan kantong berbentuk seperti


buah pir yang terletak di bagian sebelah dalam hati
(scissura utama hati) di antara lobus kanan dan lobus kiri
hati.

● Panjang kurang lebih 7,5 – 12 cm, dengan kapasitas normal


sekitar 35-50 ml .

● Empedu melakukan dua fungsi penting yaitu: pencernaan


dan absorpsi lemak dan alat untuk mengeluarkan
beberapa produk buangan seperti bilirubin dan kelebihan
kolesterol.

● Masuknya makanan berlemak kedalam duodenum 


pengeluaran hormon kolesistokinin  kandung empedu
berkontraksi otot polos pada ujung distal duktus
koledokus dan ampula mengalami relaksasi  masuknya
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi kolelitiasis di Indonesia


tidak diketahui pasti

 Kolelitiasis biasanya bersifat asimptomati,


namun 10% akan bergejala dalam 5 tahun,
Di USA, diperkirakan 14 juta wanita dan 6 dan 20% bergejala dalam 20 tahun
juta pria dari umur 20-70 tahun mengalami  Prevalensi meningkat seiring bertambah usia
kolelitiasis.
FAKTOR RISIKO

Obesitas meningkatkan risiko batu empedu


1. Fat terutama pada perempuan karena peningkatan
2. Female sekresi koleterol oleh bilier.

Estrogen meningkatkan kolesterol di empedu


3. Forty
dan progesteron menurunkan kontraktilitas
4. Fertile kantung empedu
Wanita usia reproduktif memiliki risiko
5. Fatty food intolerance pembentukan batu empedu 2x lipat dibanding
6. Family pria

Riwayat keluarga
Jenis Batu Empedu

1. Batu pigmen, kemungkinan berbentuk


pigmen tak terkonjugasi dalam
empedu melakukan pengendapan
sehingga terjadi batu
2. Batu kolesterol, terjadi akibat
konsumsi makanan berkolesterol
dengan jumlah tinggi. Terjadi
penurunan sintesis asam empedu dan
peningkatan sintesis kolesterol dalam
hati.
3. Batu campuran, batu campuran dapat
terjadi akibat kombinasi antara batu
pigmen dan batu kolesterol atau salah
satu dari batu dengan beberapa zat
lain seperti kalsium karbonat,fosfat,
dan garam empedu.
PATOFISIOLOGI
Anamnesis dan Gejala Klinis

01 02 03 04

Lithogenic state Asymptomatic Symptomatic Complicated cholelithiasis


gallstones gallstones

Proses Tanpa gejala, namun Nyeri kolik yang Mengalami


pembentukan batu sering coexist disebut biliary colic komplikasi seperti
dengan gejala GI Acute cholecystitis,
tract chronic
cholecystitis, dll.
Anamnesis dan Gejala Klinis
 Nyeri terjadi saat kontraksi kantung empedu yang
mendorong batu ke duktus sistikus sehingga terjadi
peningkatan tegangan pada dinding kantung
empedu

 Nyeri akan menghilang dalam 30-90 menit seiring


dengan relaksasi kandung empedu dan obstruksi
teratasi.

 Nyeri kolik bilier bersifat sporadik.

 Nyeri berlokalisasi di epigastrium atau RUQ dan


dapat menjalar ke scapula (Collins sign)

 Nyeri muncul 1 jam setelah konsumsi makanan


berlemak

 Nyeri berisfat konstan dan tidak dipengaruhi oleh


emesis, antasida, defekasi, flatus, atau perubahan
posisi
 Gejala nonspesifik berupa : mual, muntah,
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan fisik penting dilakukan untuk membedakan kolesistitis dengan komplikasinya yaitu acute
cholecystitis, cholangitis, dan pancreatitis.

 Murphy sign tidak spesifik, namun sangat tinggi kemungkinan kolesistitis bila tanda ini positif.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap, bilirubin, SGOT/SGPT
2. Ultrasonografi : lini pertama dan modalitas paling baik untuk mendiagnosis kolelitiasis
3. Foto polos: 10% batu dapat terlihat pada foto polos karena kadar kalsium yang tinggi
4. CT scan dan MRI: batu empedu dapat terlihat, namun kurang sensitif untuk diagnosis kolesistitis
akut
5. Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP): bila ada kecurigaan batu di CBD
6. Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP): endoscope dimasukkan ke duodenum,
lalu cairan kontras dialirkan ke biliary ducts
7. Percutaneous transhepatic cholangiography (PTC): menjadi pilihan bila ERCP sulit dilakukan pada
pasien tersebut.
Diagnosis banding

1. Acute Pancreatitis
2. Ulkus peptikum
3. Choledocholithiasis
4. Hepatitis
Tatalaksana

Non bedah bedah

1. Diet lemak
2. Disolusi batu dgn sediaan 1. Kolesistektomi
garan empedu kolelitolitik
3. Pengeluaran secara
endoskopik
Komplikasi
1. Acute Cholecystitis
2. Ascending Cholangitis
3. Choledocholithiasis
4. Chronic Cholelithiasis

Nyeri kolik, cutaneous


and scleral icterus

Choledocholithiasis

Acute (ascending) Acute pancreatitis


Cholangitis

Anda mungkin juga menyukai