Anda di halaman 1dari 32

Askep Colelitiasis

KOLESISTITIS

A. Pengertian Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu.

B. Etiologi Umumnya kolesistitis disebabkan oleh batu empedu, sumbatan batu empedu pada duktus sistikus menyebabkan distensi kandungan empedu dan gangguan aliran darah dan limfe bakteri komensal kemudian berkembang biak. Penyebab lain adalah kuman-kuman seperti escherichia coli, salmonella typhosa, cacing askaris atau karena pengaruh enjim-enjim pankreas.

C. Patofisiologi Umumnya penyebab dari kolesistitis di bagi dalam 2 tipe : 1. Kolesistitis Kalkulur Kolesistitis ini disebabkan oleh batu empedu, sumbatan batu empedu pada duktus sistikus getah empedu yang tetap berada dalam kandungan empedu akan menimbulkan suatu reaksi kimia terjadi otolisis serta oedema dan pembuluh darah dalam kandung empedu akan terkompresi sehingga suplai vaskulernya terganggu sebagai kontekuensinya akan terjasi gangguan pada kandung empedu di sertai perfurasi bakteri kurang berperan dalam kolesistitis akut meskipun demikian infeksi sekunder oleh escherichia coli, salmonella typhosa dan kuman enterik lainnya terjaid pada sekitar 40% pasien. 2. Kolesistitis Akalkulur Implamasi kandung empedu akul tanpa adanya obstruksi oleh implamasi kolesistitis akalkullur. Timbul sesuah tindakan bedah mayor, trauma berat dan luka bakar, faktor-faktor lain berkaitan dengan tipe kolesistitis ini mecakup obstruksi duktus sistikus akibat torsi infeksi primer bakterial pada kandungan empedu dan transfusi darah yang di biakan berkali-kali. Kolesistitis alkalkulus di perkirakan terjadi akibat perubahan cairan dan elektrolit serta aliran darah regional dalam sirkulasi viseral.

D. Tanda dan Gejala 1. Gangguan pencernaan, mual dan muntah 2. Nyeri perut kanan atau kadang-kadang hanya rasa tidak enak di epigastrium. 3. Yang khas yaitu : Nyeri yang menjelar ke bahu atau subskapula. 4. Demam dan ikterus (bila terdapat di duktus koledokossiskur). 5. Gejala nyeri perut bertambah bila makan banyak lemak. Pada pemeriksaan fisik di dapat tanda-tanda lokal seperti nyeri tekan dan depan muskulus kadang-kadang kandung empedu yang membengkak dan diselubungi umentum dapat teraba nyeri tekan di sertai tanda-tanda perironitis lokal tanda murphi terjadi bila inspirasi maksimal terhenti pada penekanan perut ke atas.

E. Diagnosis Diagnosis dilakukan pada pemeriksaan dengan ultra sonografi (USG) abdomen.

F. Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada kolesistitis adalah ganggren, perforasi, empiema, pankreatitis dan kolangitis.

KOLELITIASIS

A. Pengertian

Kolelitiasis adalah kalkulus/kalkuli, batu empedu biasanya terbentuk dalam kandung empedu dan unsur-unsur padat yang membentuk dan komposisi yang sangat bervariasi baru empedu tidak lazim di jumpai pada anak-anak dan dewasa muda tetapi insidennya semakin sering pada individu berusia di atas 40 tahun. Sesudah itu insidens kolelitiasis semakin meningkat hingga suatu tingkat yang diperkirakan bahwa pada usia 75 tahun satu dari tiga orang akan memiliki batu empedu.

B. Etiologi Pada umumnya batu empedu dapat di bagi menjadi 3 tipe : 1. Tipe Kolesterol 2. Tipe Pigmen Empedu 3. Tipe Campuran

Beberapa faktor resiko terjadinya batu empedu, antara lain : Jenis kelamin, umur, hormon wanita, infeksi (Kolesistitis) kegemukan pantat, faktor genetik. Terjaidnya batu kolesterol adalah akibat gangguan hati yang mengekstresikan kolesterol berlebihan hingga kadarnya di atas nilai kritis kelarutan kolesterol dalam empedu. Sedangkan tipe pigmen biasanya akan mengakibatkan proses hemolitik/infestasi. Escherichia coli atau ascaris lumbricoides ke dalam empedu yang dapat mengubah bilirubin bebas yang mungkin dapat menjadi kristal kalsium bilirun.

C. Patofisiologi Ada dua tipe utama batu empedu : Batu yang terutama terususn dari pigmen dan batu yang terutama terususn dari kolesterol : Batu pigmen kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tak terkonyugasi dalam empedu mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga terjadi batu. Resiko terbentuknya batu semacam ini semakin besar pada pasin sirosis, hemolisis dan infeksi percabangan bilien. Batu kolesterol

Kolesterol yang merupakan unsur normal pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air kelarutannya bergantung pada asam-asam empedu dan lestin (forfolitid) dalam empedu batu empedu akan terjadi penurunan sistesis asam empedu dan peningkatan sistesis kolesterol dalam hati. Keadaan ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah empedu, mengendap dan membentuk batu. Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol merupakan prediposisi untuk timbulnya batu empedu dan berperan sebagai iritan yang menyebabkan peradangan dalam kandung empedu.

D. Tanda dan Gejala Kelainan ini frekwensinya meningkat sesuai bertambahnya. Umur mungkin tanpa gejala, mungkin pula terdapat gejala-gejala seperti : 1. Perasaan penuh di epigastrium 2. Nyeri yang samar pada kuadran kanan atas abdomen 3. Rasa nyeri dan kolik biler di sertai demam 4. Ikterus 5. Perubahan warna urin dan feses Eksresi pigmen empedu oleh ginjal akan membuat urin berwarna sangat gelap feser yang tidak lagi di warnai oleh pigmen empedu akan tampak kelabu dan biasanya pekat di sebut : Clay Clored. 6. Defisiensi vitamin Obstruksi aliran empedu yang mengganggu absorpsi vitamin A, D, E dan K yang larut lemak.

E. Diagnosis Diagnosis pasti dilakukan dengan pemeriksaan ; 1. Pemeriksaan sinar X abdomen 2. Ultra sonografi

3. Tomografi komputer 4. Pemeriksaan pencitraan radionuklida atau koles kintografi 5. Kolesistografi 6. Kolangiopankreatografi retrograd endoskopik (ERCP) 7. Kolangiografi Transhepatik perkutan

F. Komplikasi Komplikasi yang penting ialah terjadinya kolesistitis akut dan kronik koleskolitiasis dan pankreatitis yang lebih jarang ialah kolangitis abses hati sirosis bilier, empiema dan ikterus obstruktif.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN AKIBAT BATU EMPEDU (KOLELITIASIS) DI RUANG PERAWATAN X RS. XXX CIMAHI

I.

PENGKAJIAN

A. Biodata 1. Biodata Klien : Tn.S

Nama

Umur Jenis Kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Suku bangsa Golongan Darah

: 47 tahun : Laki-laki : Islam : SMU : Wiraswasta : Sunda : B

Tanggal Masuk RS. : 8 September 2004 Tanggal Pengkajian : 9 September 2004 No. Reg. Dx. Medis Alamat : 0312230368 / D / X / 04 : Colelitiasis : Jl. Sudirman No.50 Cimahi

2. Penanggung Jawab Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Suku bangsa Alamat : Ny.R : 35 tahun : Islam : SMU : Ibu Rumah Tangga : Sunda : Jl. Sudirman No.50 Cimahi

B. Riwayat kesehatan 1. Riwayat kesehatan sekarang a. Alasan masuk RS

Pada tanggal 1 September 2004 jam 8.00 WIB klien mengeluh kepala pusing dan badan lemas, disertai sklera mata klien tampak kuning, BAK seperti air the, BAB agak kecoklatan seperti tanah liat, kemudian 4 hari sebelum masuk

RS. Klien demam, muntah dan nyeri pada ulu hati, selanjutnya klien berobat ke rumah sakit Dustira dan dirawat di Ruang 10. b. Keluahan utama

Klien mengeluh nyeri pada daerah kuadran kanan atas abdomen, seperti ditusuk-tusuk dengan skala 4 (nyeri berat) yang berkurang apabila tidur terlentang dan semifowler dan bertambah jika melakukan aktivitas dan makan. 2. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan sebelumnya belum perbah di rawat di RS. Dengan diagnosa penyakit seperti yang dirasakan saat ini. 3. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menerita penyakit menular, keturunan dan penyakit serupa dengan klien.

C. Struktur Keluarga Klien anak ke-2 dari 2 bersaudara. Ayah klien anak ke-1 dari 4 bersaudara dan ibu klien anak ke-2 dari 3 bersaudara klien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.

Keterangan : : Laki-laki

: Perempuan : Klien

D. Data Biologis

NO

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 2 Pola makan dan minum a. Pola makan Frekuensi Jumlah Gangguan

SEBELUM SAKIT

SELAMA SAKIT

1 1

3x/sehari Satu porsi habis Tidak ada keluhan

3x/hari 1/2 porsi habis Nafsu makan berkurang dan mual Makanan lunak (Bubur, lauk, sayur)

Jenis

Makanan tinggi kolesterol (Nasi, lauk, sayur) Ada

Ada

Makanan tambahan

b. Pola minum Frekuensi

6-8 gelas/hari (15002000cc)

4-5 gelas/hari (10001500cc)

Jumlah Jenis

Air putih, air the, susu

Air putih

Eliminasi dan defekasi a. BAB Frekuensi Konsistensi 1x/hari Lembek berbentuk Kuning tengguli 1x/hari Lembek berbentuk Kuning tengguli

Warna Gangguan

Tidak ada keluhan

Tidak ada keluhan

b. BAK Frekuensi Jumlah Warna Gangguan

6-5x/hari

3-4x/hari

Kuning jernih Tidak ada keluhan

Keruh seperti teh Mengeluh seperti air the

Pola Aktifitas

Dapat Melakukan aktifitas sehari-hari

Tidak banyak melakukan aktivitas, hanya duduk dan tidur terlentang

Pola Istirahat dan Tidur a. Waktu Tidur siang 21.00 05 00 WIB Tidak pernah

10.00-12.00 dan 13.0015.00 WIB 21.00-04.00 WIB

Klien sering terbangun Tidur malam Tidur nyenyak b. Kesulitan 1x/hari 1x/hari 5 Pola kebersihan Mandi Gosok gigi 2x/hari Tidak pernah 2x/hari Tidak pernah 1x/mg

Potong kuku Cuci rambut

2x/hari

E. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum : a. Keadaan klien b. Kesadaran : Compos Menthis c. Tanda-tanda vital : 1) Tekanan Darah 2) Suhu 3) Nadi 4) Respirasi : 100/70 mmHg : 37 C : 78x/menit : 20x/menit
0

d. Antrovomentri TB : 165 cm BB : 60 kg 2. a. Kepala Rambut

Rambut berwarna hitam. Kulit kepala bersih, tidak ada lesi, tidak ada nodul, tidak ada ketombe, rontok tidak ada, allphesia tidak ada, distribusi rambut merata. b. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Mata Konjungtiva Skelera Reflek pupil Kornea Lapang pandang Daya akomodasi : Anemis : Ikterik : Normal (isokor apabila disinari cahaya) : Berwarna bening, adanya pantulan cahaya apabila disinari cahaya. : Dapat mengikuti 8 arah tatapan mata : Bola mata bergerak sesuai dengan arah benda

Fungsi penglihatan : Klien dapat membaca pada jarak 25 cm tanpa alat bantu.

c. 1) 2) 3) 4) 5) d. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)

Telinga Serumen Pengeluaran : Tidak ada : Otitis media perporasi (nanah, darah) tidak ada.

Membran Thympani : Bening Pendengaran Tulang mastoid Hidung Cuping hidung Polip Nafas Rambut hidung Sekret Epistaksis Mukosa Pembengkakan : Tidak ada : Tidak ada : Pola nafas reguler : Penyebaran merata : Tidak ada : Tidak ada : Merah muda, lembab : Tidak ada : Dapat membedakan bau : Klien dapat mendengar pada jarak 30 cm dengan menggunakan bisikan. : Tidak ada nyeri tekan

Fungsi penciuman e. 1) 2) 3) 4) Mulut Bibir Gusi Gigi Lidah

: Simetris atas bawah, warna merah muda, kengulis tisora tidak ada. : warna merah muda, gigivitis tidak ada, scorbut tidak ada. : Bersih, berwarna putih, caries dentis tidak ada. : merah muda, fisura tidak ada, bersih, dapat merasakan asin (rasa). : Bersih, palatum mole berwarna merah muda, palatum durum berwarna pucat, tidak ada

5) Rongga mulut radang. 6) Pharing

: Tidak ada pembesaran tonsil, pergerakan ovula ke atas seaktu mengucapkan a

3. Leher a. Bentuk b. Kelenjar tyroid : Simetris : Tidak ada pembesaran, adanya pergerakan sewaktu menelan.

c. Vena Jugalaris d. Trachea Dada a. 1) Dada Anterior Bentuk

: Tidak ada peningkatan : Simetris, ditengah-tengah

: Simetris

Retraksi dinding dada : Tidak ada Expansi dada : Sama antara kanan dan kiri 2) Paru-paru :

Respirasi : 20x/menit Bunyi nafas : vesikuler Irama nafas : Reguler Bunyi perkusi : Resonan 3) Jantung :

HR : Bunyi jantung : S1 dan S2 Irama jantung : Reguler Kelainan bunyi jantung : Tidak ada 4) b. 1) 2) 3) 4) Axila : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran. Dada posterior Bentuk : Simetris Vokal premitus : sama antara kiri dan kanan Retraksi dinding dada : Tidak ada Bunyi bronkus : Bronchovesikuler

Abdomen a. b. c. Bentuk Bising usus Aorta : Datar, superl, tidak ada lesi : Bunyi 18x/menit : 2 jari diatas umbilikal, bunyi desiran air

d. e. f. g.

Lambung Hepar Limpa Ginjal

: Tidak ada nyeri tekan, bunyi perkusi : timpani. : Terdapat nyeri tekan pada daerah hipokondria kanan atas. : Tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran. : Teraba tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.

Genetalia a. b. c. d. Bentuk Radang Sekret : Utuh : Tidak ada : Tidak ada

Kelaianan : Tidak ada

Ekstremitas a. Ekstremitas atas

Tangan kanan klien terpasang infus, oedema tidak ada, klien dapat melakukan flexi, ekstensi, inversi, ekspersi, pronasi, supinasi, abduksi, aduksi, rotasi, reflek bisep (+), reflek trisep (+),

Tonus otot : 5 5

b.

Ekstremitas bawah

Oedema tidak ada, klien dapat melakukan flexi, ekstensi, inversi, ekspersi, pronasi, supinasi, abduksi, aduksi, rotasi, reflek patela (+), reflek asiles (+),

Tonus otot : 5 5

F. Data Psikososial 1. 2. Keadaan emosional : Klien tampak stabil Pola interaksi : Klien dapat berinteraksi dengan perawat dan pasien yang lain.

3. 4. a. b.

Gaya komunikasi Konsep diri Peran diri Ideal diri

: Klien dapat berkomunikasi secara verbal

: Klien selama di RS berperan sebagai kepala keluarga. : Klien berharaf segera sembuh dari penyakitnya

G. Data Psikologis 1. Pendidikan : SMU

2. Hubungan sosial : Hubungan klien dengan pasien yang lain cukup baik 3. Gaya hidup : Dilihat dari cara berpakaiannya klien tampak hidup sederhana.

H. Data Spiritual Klien selalu beribadah tepat waktu dan selalu berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.

I.

Data Penunjang

Hasil Laboratorium

PEMERIKSAAN Haemoglobin

HASIL 11,4

NOIRMAL P : 12,5-18,0 W : 12-16

INTERPRESTASI gr%

Eritrosit

4800

P : 4,6-6,2 W : 4,2-5,4

rb/mm3

Leukosit

34

P : 4,10 W : 15,0-44,0

rb/mm3

SGPT SGOT Albumin

80 105 3,5

0-42 0,37 3,8-5,1

u/l u/l mg/dl

Ureum

82

10-50

mg/dl

J. ANALISA DATA Nama Umur No. Reg : Tn.S : 47 Tahun : 0312230368

NO 1

DATA DS : - Klien Mengatakan nyeri pada kuadran kanan atas seperti ditusuk

ETIOLOGI Terjadi sumbatan pada duktus sistikus oleh batu empedu Kandung empedu distensi Infeksi Klien menderita panas dan teraba dapat masa padat pada abdomen Nyeri

MASALAH Gangguan rasa nyaman nyeri.

DO : - Terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas dengan skala 4. - Klien tampak meringis.

DS : - Klien mengatakan Gangguan pada tidak nafsu makan, terasa empedu menyebabkan mual. berkurangnya jumlah bilirubin direk duedenum sehingga

Gangguan pemenuhan

DO : - Porsi makan habis porsi

suasana duedenum menjadi asam.

kebutuhan nutrisi

- Klien lemah dan lemas Mengiritasi duedenum - BB menurun Impuls iritatif ke otak Merangsang medula vomiting centre Mual

DS : - Klien mengatakan badan terasa lemas, hanya dapat duduk dan tidur saja. 3 Intake nutrisi kurang dari kebutuhan Produksi metabolisme menurun Energi berkurang DO : - Klien tampak lemah dan lemas. - Klien hanya tampak duduk dan berbaring - Aktifitas klien dibantu Lemas dan lemah Intoleransi aktifitas Gangguan intoleransi aktifitas

DS : - Klien mengatakan tentang penyakitnya dan proses pengobatannya Kurang pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan proses penyembuhan Merupakan stressor bagi pasien Klien tampak cemas Gangguan rasa aman : cemas

DO : - Klien tampak bertanya - Klien tampak cemas 4 - Klien tampak tidak mengerti

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan terjadinya peradangan yang ditandai dengan nyeri pada ulu hati. 2. Gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan perasaan mual yang ditandai dengan klien tidak nafsu makan. 3. Gangguan atau intoleransi aktifitas yang ditandai dengan klien tampak lemah.

4. Gangguan rasa aman : cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan proses penyembuhan yang ditandai dengan klien tampak cemas dan tidak mengerti.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Umur

: Tn.S : 47 Tahun

No. Reg : 0312230368

NO DIAGNOSA KEPERAWATA N 1 1 2 Klien mengatakan nyeri pada kuadran kanan atas seperti ditusuk. DS : - Klien mengatakan nyeri pada kuadran kanan atas seperti ditusuk.

PERENCANAAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISAS I 5 - Dengan posisi yang tepat dapat mengurangi rasa nyeri. - Dengan kompres hangat pada daerah yang sakit dapat mengurangi rasa nyeri klien. - Dengan nyeri yang hebat dapat diberikan obat analgetik supaya nyeri berkurang - Mengalihkan perhatian klien bertugas supaya nyeri berkurang

PARAF PERAWA T 6

3 Jangka pendek (1x24 jam). - Rasa nyeri berkurang

4 - Atur posisi klien

Jangka panjang (3x24 jam) - Rasa nyeri hilang

- Berikan kompres hangat

- Berikan obat analgetik

DO : - Terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas dengan skala 4.

- Alihkan perhatian klien

- Klien tampak meringis

- Anjurkan klien tidak beraktifitas yang berat - Anjurkan untuk istirahat

- Aktifitas yang berat dapat meningkatkan rasa nyeri.

- Dengan istirahat mengurangi rasa nyeri pada klien. - Mendiskusikan penyebab anoreksia, dispneu dan mual untuk mengetahui cara mengatasi masalah dengan tepat. - Istirahat sebelum makan membantu dalam merelaksasikan otot pencernaan guna menimalkan perasaan mual. - Makan sedikit tapi sering mencegah terjadinya mual - Higiene mulut yang baik dapat meningkatkan nafsu makan. - Penggunaan vitamin dalam tubuh bertujuan dalam pertahanan stamina tubuh dan

DS : - Klien mengatakan tidak nafsu makan, terasa mual.

Jangka Pendek (1x24 jam) Terpenuhinya kebutuhan nutrisi. - Klien tampak segar

- Diskusikan penyebab anoreksi, dispneu dan mual.

DO : - Porsi makan habis porsi

- Tawarkan dan bantu klien untuk istirahat - Klien lemah dan Jangka panjang sebelum makan lemas (3x24 jam) - BB menurun - Porsi makan satu porsi habis Bertambahny a nafsu makan - Klien tampak segar - BB menurun - Tawarkan makan sedikit tapi sering - Pertahankan higiene mulut yang baik.

- Ajarkan pentingnya untuk

menggunakan bentuk vitamin larut dalam atau lemak

mempercepat proses penyembuhan. - Konsul dengan dokter bertujuan untuk mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi masalah guna tercapainya kebutuhan nutrisi.

- Konsul dengan dokter bila klien tidak mengkosumsi nutrien yang cukup.

DS : - Klien mengatakan badan terasa lemas, hanya dapat duduk dan tidur saja.

Jangka pendek (1x24 jam). - Dapat melakukan aktifitas sederhana sendiri - Klien tampak lebih segar

- Anjurkan - Membetasi untuk membatasi aktifitas bertujuan aktifitas untuk menimalkan penggunaan energi yang tidak penting. - Anjarkan klien bagaimana menghemat energi secara tepat - Menghemat energi dapat membantu atau mengobtrol penggunaan energi supaya tidak terjadi pengeluaran energi yang percuma. - Dengan mengajarkan pentingnya nutrisi dalam pembentukan ATP, dapat

DO : - Klien tampak lemah dan lemas - Klien tampak duduk dan berbaring - Aktivitas klien dibantu

Jangka panjang (3x24 jam) - Dapat melakukan aktifitas secara mandiri - Ajarkan pentingnya pemasukan nutrisi dalam pembentukan ATP

- Anjurkan klien dibantu dalam melakukan aktifitas yang berat. - Anjurkan untuk mendekatkan alat atau barang yang dibutuhkan supaya tidak beraktifitas terlalu berat.

membantu perbaikan status nutrisi klien untuk proses penyembuhan. - Membantu klien dalam melakukan aktifitas yang berat untuk mengurangi pemborosan energi. - Aktifitas yang tidak terlalu berat meminimalkan penggunaan energi yang berlebihan.

DS : - Klien menanyakan tentang penyekainya dan proses pengobatannya.

Jangka pendek - Klien dapat memahami informasi yang disampaikan

- Ajarkan klien atau kluarga tentang kondisi dan penyebab serta pengobatannya

DO : - Klien tampak bertanya - Klien tampak

Jangka panjang - Mengajarkan pada keluarga - Mengerti klien untuk dan dapat mengobservasi melaksanakan dan melaporkan tindakan yang adanya kacau harus mental, tremor

- Dengan mengetahui kondisi dan penyebab serta pengobatannya, dapat membantu mengurangi perasaan cemasnya. - Adanya perubahan pada sistem persyaratannya dan perubahan pada

cemas - Klien tampak tidak mngerti.

dilaksanakan

menggigau dan perubahan kepribadian. - Menjelaskan pentingya untuk istirahat adequat dan menghindari aktifitas yang melelahkan. - Menjelaskan pentingnya diet tinggi protein dan kalori serta rendah lemak.

kepribadiannya dapat memungkinkan keadaan atau kondisi penyakit yang lebih parah.

- Istihat yang adekuat dapat meminimalkan penggunaan energi yang berlebihan.

- Mengajarkan klien atau keluarga untuk mempertahanka n dan melaporkan tanda dan gejala komplikasi.

- Pronkin dapat membangun selsel yang rusak dan berperan dalam proses penyembuhan, sedangkan lemak dapat mengakibatkan penurunan fungsi hati.

- Dengan mengetahui tandatanda gejala komplikasi secara diri dapat mengurangi

keadaan kondisi yang lebih buruk.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Umur

: Tn.S : 47 Tahun

No. Reg : 0312230368

NO 1

TGL 10-09-04 Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan terjadinya peradangan yang ditandai dengan nyeri pada ulu hati.

IMPLEMENTASI - Mengatur posisi klien

EVALUASI S : Klien mengatakan nyeri berkurang. O : Klien tampak tenang A : Masalah teratasi sebagian P : Observasi dilanjutkan

- Memberikan kompres hangat

S : Klien mengatakan nyeri berkurang. O : Klien tampak tenang A : Masalah teratasi sebagian P : Observasi dilanjutkan

- Memberikan obat analgetik

S : Klien mengatakan nyeri berkurang. O : Klien tampak tenang A : Masalah teratasi sebagian P : Observasi dilanjutkan

- Mengalihkan perhatian klien

S : Klien mengatakan nyeri berkurang. O : Klien tampak tenang A : Masalah teratasi sebagian P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan nyeri berkurang. - Menganjurkan klien untuk istirahat dan tidak beraktifitas yang berat. O : Klien tampak tenang A : Masalah teratasi sebagian P : Observasi dilanjutkan

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan perasaan mual yang ditandai engan klien tidak nafsu makan

- Menawarkan dan membantu klien untuk istirahat sebelum tidur

S : Klien mengatakan tetap tidak nafsu makan. O : Klien tampak tidak nafsu makan (1/2 porsio makan habis) A : Masalah belum teratasi P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan nafsu makan bertambah. - Menawarkan makan sedikit tapi sering O : Klien tampak nafsu makan A : Masalah teratasi sebagian P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan nafsu makan bertambah. O : Klien tampak nafsu makan - Mempertahankan higiene mulut yang baik. A : Masalah teratasi sebagian P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan mengerti penggunaan vitamin O : Klien tampak mengerti A : Masalah teratasi sebagian P : Observasi dilanjutkan

- Mengajarkan pentingnya untuk menggunakan bentuk vitamin larut dalam air atau lemak.

11-09-04

Gangguan atau intoleransi aktifitas yang ditandai dengan klien tampak lemah.

- Ajarkan pada klien untuk membatasi aktifitasnya dan menghemat energi secara tepat.

S : Klien mengatakan mengerti tentang pembatasan aktifitas. O : Klien tampak mengerti A : Masalah teratasi sebagian P : Observasi dilanjutkan

- Ajarkan pentingnya pemasukan nutrisi dalam pembentukan ATP

S : Klien mengatakan mengerti tentang pemasukan nutrisi dalam pembentukan ATP O : Klien tampak mengerti A : Masalah teratasi

sebagian P : Observasi dilanjutkan

- Ajarkan pada klien untuk dibantu dalam melakukan aktifitas yang berat.

S : Klien tampak mengerti tentang dibantunya dalam melakukan aktifitas yang berat. O : Klien tampak mengerti A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

12-09-04

Gangguan rasa aman cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan proses penyembuhan yang ditandai dengan klien tampak cemas dan tidak mengerti.

- Mengajarkan klien untuk keluarga klien tentang kondisi dan penyebab serta pengobatannnya.

S : Klien mengatakan mengerti tentang kondisi penyebab dan pengobatan penyakitnya. O : Klien tampak mengerti A : Masalah teratasi P : Observasi dilanjutkan

- Mengajarkan pada klien untuk melaporkan adanya sistem persyarafan atau kepribadian dan adanya tanda dan gejala komplikasi.

S : Keluarga klien mengatakan mengerti tentang adanya perubahan pada klien. O : Keluarga klien tampak mengerti A : Masalah teratasi P : Observasi dilanjutkan

- Menjelaskan pentingnya istirahat adequat dan menghindari aktivitas yang melelahkan.

S : Klien mengatakan mengerti tentang istirahat yang adequat O : Klien tampak mengerti dan melaksanakan tindakan.

A : Masalah teratasi P : Observasi dilanjutkan

- Menjelaskan S : Klien mengatakan pentingnya diet tinggi mengerti tentang diet protein dan kalori yang harus dilakukan. serta rendah lemak. O : Klien tampak mengerti dan melaksanakan tindakan yang harus dilakukan. A : Masalah teratasi P : Ibservasi dilanjutkan

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Kolesistitis

Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu yang disebabkan oleh batu empedu, yaitu pada duktus sisiskus yang menyebabkan distensi kandung empedu dan gangguan aliran darah dan limfe. Kolesistitis dibagi dalam 2 tipe, yaitu : a. b. Kolesistitis kalkulus dan Kolesistitis akalkulus

Adapun tanda dan gejala kolesistitis, yaitu : a. b. c. Gangguan pencernaan, mual dan muntah Nyeri pada kuadran kanan atas dari epigastrium yang menjelar ke batu atau subskapula. Demam dan ikterus

2.

Kolelitiasis

Kolelitiasis adalah kalkulus atau kalkuli yang terbentuk dalam kandung empedu pada umumnya dibagi menjadi 3 tipe : a. b. c. Tipe kolesterol Tipe pigmen empedu Tipe campuran.

Faktor resiko terjadinya batuempedu antara lain : Jenis kelamin, umur, hormon wanita, infeksi, kegemukan. a. b. c. d. Perasaan penuh di epigastrium Nyeri yang samar pada kuadran kanan atas Demam Perubahan warna urine dan feces

B. Saran Untuk kasur kolesistitis dan koletiasis terutama pada Tn.S diharapkan penatalaksanaan keperawatannya difokuskan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat dan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur. Dengan diawasinya kedua masalah tersebut maka gangguan lain secara tidak langsung akan berkurang dan teratasi. Apabila kolelitiasis atau kolesistitis sudah kronis maka tindakan medis yang dilakukan adalah cara operasi dengan tujuan mengatasi gangguan rasa nyaman nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

1. 2. 3. 4.

Arief Mansjoer, 1990. Kapita Selekta Kedokteram, Media Aesculapius ; FKUI, Jakarta. Haznams Kompedium, 1992. Diagnostik dan Terapi Ilmu Pengetahuan, WB Haznams : Bandung. Marylin E. Dongoes, 1992. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Tiga, FKUI Jakarta : EGC. Price Sylvia Aderson, dkk, 1995, Konsep Klinis Proses-proses penyakit, Edisi Empat, Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai