Pengusaha nyentrik ini dilahirkan dengan nama lengkap Bambang Mustari Sadino.
Orang-orang mengenalnya sebagai Bob Sadino. Beliau dilahirkan pada tanggal 9
Maret 1933 dan wafat pada tanggal 19 Januari 2015.
Selepas lulus SMA, Bob Sadino kemudian diterima bekerja di PT Unilever. Namun
disana ia hanya bekerja beberapa bulan saja. Ia memilih mengikuti temannya
mendaftar kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Bekerja di luar negeri dan bertemu dengan berbagai macam orang membuat
pergaulannya semakin luas. Gaji yang ia terima disana lebih dari cukup untuk
menopang kebutuhan hidupnya selama di Eropa.
Dalam biografi Bob Sadino yang ditulis oleh Hana Wisteria dalam buku ‘Bob Sadino:
Goblok Pangkal Kaya’ disebutkan bahwa walaupun memiliki penghasilan yang
cukup selama di Eropa ternyata tidak membuatnya bahagia.
Ia selalu merasa tertekan ketika diperintah oleh atasan. Disisi lain, ia adalah orang
yang sangat menghargai apa itu arti kebebasan.
“…Kamu ini bangun pagi, mandi, pamit kerja pakai seragam, kaki di bungkus sepatu,
berangkat pagi pulang sore bayaran ga seberapa. Kerja apa dikerjain?” – Bob
Sadino
Sembilan tahun bekerja, hidup enak dan tinggal di Eropa akhirnya suami dari
Soelami Soejoed memutuskan berhenti bekerja. Ia nekat meninggalkan semua
fasilitas yang diberikannya kala itu.
Pulang Ke Indonesia
Pekerjaan pertama yang ia geluti adalah menjadi sopir taksi gelap berbekal mobil
mercedes yang ia punya. Namun musibah kecelakaan yang dialaminya membuat
mobilnya rusak parah.
Peristiwa tersebut membuat Bob Sadino beralih profesi menjadi tukang batu dengan
upah 100 rupiah. Hal itu membuatnya tertekan dan depresi.
Melihat Peluang
Suatu hari Bob Sadino melihat perbedaan bahwa telur ayam lokal sangat kecil
dibandingkan dengan telur ayam di luar negeri. Ia melihat sebuah peluang dengan
mencoba memasarkan telur ayam negeri di tempat tinggalnya.
Karena tak ada modal, ia kemudian menghubungi sahabatnya Sri Mulyono
Herlambang di Belanda untuk dikirimkan 50 bibit ayam broiler langsung dari
Belanda.
…Ilmu memang berserakan dimana-mana di seluruh muka bumi ini, jauh lebih
banyak dibanding yang ada dalam gedung sekolah atau kampus. Bahkan seekor
ayam pun bisa memberikan ilmu dan inspirasi yang sangat berharga. – Bob Sadino.
Telur ayamnya banyak disukai terutama tetangganya yang kala itu kebanyakan
ekspatriat atau orang asing karena ukurannya yang kala itu lebih besar di banding
telur ayam kampung. Disisi lain, ia yang fasih dalam berbahasa Inggris membuat
usahanya semakin laris manis.
Awalnya sehari ia mampu menjual beberapa kilogram telur ayam saja kemudian
meningkat menjadi puluhan kilo dalam sehari. Ini berkat keuletannya dalam
melayani pelangganya walaupun tak jarang ia kadang dimaki oleh pelanggannya.
Ketika menjual telur ia tidak lupa menyisipkan setangkai anggrek dalam kemasan
telurnya.
Dari berjualan telur, ia kemudian merambah ke bisnis sayur mayur segar. Ia melihat
peluang bahwa banyak sayur mayur serta buah-buah unik di luar negeri yang belum
ada di Indonesia.
Bob Sadino lah orang yang pertama kali memperkenalkan jagung manis, brokoli
serta melon yang kala itu masih belum dikenal di Indonesia. Ia juga adalah orang
yang memperkenalkan cara berladang dan berkebun secara hidroponik. Dari cara ini
membuatnya dapat menghasilkan sayur-sayuran segar.
Disamping itu, ia juga bekerja sama dengan para petani lokal. Dari sini ia kemudian
mendirikan PT Kem Farm yang kemudian produknya berupa sayur-sayuran diekspor
ke Jepang.
Dari bisnis sayur mayur, Bob Sadino kemudian merambah ke bisnis daging olahan.
Produk andalannya adalah sosis, baso, burger dengan sertifikasi MUI dan
berstandar mutu tinggi.
Setelah itu, Bob Sadino kemudian mendirikan Kem Chicks, sebuah supermarket
yang sangat modern di wilayah Kemang, jakarta.
…Orang Bodoh itu ga banyak mikir yang penting melangkah, Orang pintar
kebanyakan mikir akibatnya tidak pernah melangkah. – Bob Sadino
Bisnisnya yang cukup banyak membuat Bob Sadino dikenal sebagai seorang
konglomerat atau pengusaha sukses. Walaupun demikian Bob Sadino dikenal
sebagai sosok yang ramah dan bersahaja.
Setelah sempat dirawat selama dua bulan, pengusaha nyentrik Bob Sadino akhirnya
menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada hari
Senin, tanggal 19 januari 2015 setelah berjuang dengan penyakitnya yaitu infeksi
saluran pernafasan kronis.
Bob Sadino dikatakan sudah tak sadar dalam 2-3 minggu. Penyakitnya terkait
dengan usianya yang sudah lanjut serta kondisinya yang makin menurun setelah
istrinya meninggal dunia pada Juli 2014.
sumber : https://www.biografiku.com/biografi-bob-sadino