Identitas Modul
Nama Penyusun : Agus Helmayanti, S.Sos
Nama Sekolah : SMK Gelora Bekasi
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : SMK FASE E
Elemen : Bhinneka Tunggal Ika
Alokasi Waktu : 8 Pertemuan ( 2 Jp x 40 menit )
Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik mengidentifikasi pengaruh kelompok lokal. Regional, nasional, dan global
terhadap pembentukan identitas, serta memahami makna dan nilai dari keragaman.
Peserta didik dapat mengidentifikasi respon terhadap kondisi dan keadaan yang ada di
lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan kondisi dan keadaan yang lebih baik.
Pseserta didik juga dapat mengidentifikasi perlunya melakukan pertukaran budaya dan
kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung, dan mengkaji makna dan manfaat hidup
dalam kebhinnekaan, kaya akan kearifan local, dan memilih produk dalam negeri.
Profil Pelajar Pancasila
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan
muncul pada peserta didik adalah : Kebhinnekaan Global
Sarana & Prasarana
Sarana & Prasarana yang dibutuhkan pada saat belajar dengan modul ini antara lain :
Alat gambar,buku diigital, Smart Phone, Internet, LKPD, Alat tulis, Akses Internet,Buku Teks
PP, Infocus,
White Boord, Handout materi.
Target Peserta Didik
Peserta didik reguler/tipikal : 65 %
Peserta didik dengan kesulitan belajar : 25 %
Peserta didik dengan pencapaian tinggi : 10 %
Model Pembelajaran yang Digunakan
Dicovery Learning dengan pembelajaran Tatap Muka.
KOMPONEN INTI :
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mengidentifikasi. Merancang dan mendukung pertukaran budaya dan kolaborasi
dalam
Dunia yang saling terhubung.
Melalui kegiatan mengkaji materi dan bwediskusi. Peserta didik dapat menganalisis
pentingnya pertukaran budaya denga didasarkan penerapan nilai-nilai Pancasila.
Melalui kegiatan diskusi dan mengkaji materi penerapan nilai-nilai Pancasila peserta didik
dapat menunjukkan sikap syukur atas segala Anugrah Tuhan YME.
Melalui pembelajaran berbasis kinerja. Peserta didik dapat mengindentifikasi, merancang
dan mendukung pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung.
Pemahaman Bermakna/Konsep Utama
Pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung..
Kata Kunci
* Pertukaran budaya.
Pertanyaan Pemantik/Inti
Apa yang dimaksud dengan pertukaran budaya ?
Bagaimana cara peserta did ?
Kompetensi yang harus dimiliki
Keterampilan mencari informasi dari berbagai literature, berpikir kritis dan membuat
kesepakatan dalam peraturan.
Materi Ajar, Alat dan Bahan
Pertukaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal dan
sebagainya) bertukar atau mempertukarkan; pergantian, peralihan, dan sebagainya,
contoh : 'pertukaran iklim, pertukaran pikiran, pertukaran hasil bumi dengan hasil
industri'
Pertukaran budaya merupakan salah satu bentuk globalisasi budaya. Ketika terdapat
pertukaran ini maka dari negara satu dapat belajar budaya dari negara lain. Hal tersebut
sesuai dengan keinginan masing-masing negara untuk saling mempelajari budaya. Ketika
sudah terjadi kerjasama untuk mempelajari dua budaya yang berbeda maka akan terjaln
hubungan sosial yang baik. Hal ini apabila terus berlanjut jangan sampai negara lain lebih
mengetahui budaya yang kita miliki, sehingga kita kehilangan jati diri.
C. Perkiraan Biaya
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas sebagian besar
telah tersedia di sekolah, serta dimiliki oleh peserta didik, sehingga tidak memerlukan
rincian biaya.
Persiapan Pembelajaran
Guru mempersiapkan link video yang akan ditayangkan kepada siswa untuk stimulasi
kegiatan diskusi
Guru mempersiapkan materi lembar kerja siswa
Guru mempersiapkan materi ajar dari berbagai sumber
Menyiapkan rubrik penilaian performa, diskusi, dan analisis
Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka kegiatan pembelajaran bersama siswa
10 menit
dengan melakukan :
Mengucap salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
Menyanyikan salah satu lagu Wajib Nasional
‘Indonesia Raya”.
Menginformasikan tentang tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang sedang berlangsung
Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan yaitu dengan diskusi kelompok untuk
membangun kesadaran terhadap kesepakatan untuk
bisa saling menghormati, menghargai, memakai
bahasa Indonesia yang baik dan benar, penuh
kesantunan dan kekeluargaan, serta tidak mengarah
pada hal hal yang bernuansa Suku, Agama, Ras, Antar
Golongan, Politik, Pornografi dan Pornoaksi,
Promosi, Perundungan (SARAP)
Inti Peserta didik dibagi kedalam 4 kelompok secara 70 menit
heterogen.
Kelompok 1 : Kelompok Pertukaran Pelajar
Kelompok 2 : Kelompok Pertukaran Mahasiswa
Kelompok 3 : Kelompok Pertukaran Guru
Kelompok 4 : Kelompok Pertukaran Dosen
Peserta didik bersama guru menonton tayangan video
tentang “pertukaran budaya” dan selanjutnya peserta
didik diharapkan dapat menganalisis, mencermati, dan
mencatat beberapa kejadian yang dianggap penting
didalam video tersebut. Link Video :
(https://www.youtube.com/watch?v=8fPOIf0SyWA)
Guru mengajukan pertanyaan tentang :
Pertemuan 2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka kegiatan pembelajaran bersama siswa
10 menit
dengan melakukan :
Mengucap salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
Menyanyikan salah satu lagu Wajib Nasional atau
lagu daerah
Menginformasikan tentang tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang sedang berlangsung
Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan yaitu dengan diskusi kelompok untuk
membangun kesadaran terhadap kesepakatan untuk
bisa saling menghormati, menghargai, memakai
bahasa Indonesia yang baik dan benar, penuh
kesantunan dan kekeluargaan, serta tidak mengarah
pada hal hal yang bernuansa Suku, Agama, Ras, Antar
Golongan, Politik, Pornografi dan Pornoaksi,
Promosi, Perundungan (SARAP)
Inti Peserta didik dibagi kedalam 2 kelompok besar secara 70 menit
heterogen dalam model pembelajaran Debat pro-kontra.
Kelompok 1 : Kelompok Pro Pertukaran Budaya
Kelompok 2 : Kelompok Kontra Pertukaran Budaya
Peserta didik bersama guru menonton tayangan video
tentang “pertukaran budaya” dan selanjutnya peserta
didik diharapkan dapat menganalisis, mencermati, dan
mencatat beberapa kejadian yang dianggap penting
didalam video tersebut. Link Video :
(https://www.youtube.com/watch?v=inrdZTaQxNk)
Guru mengajukan pertanyaan tentang :
Refleksi Guru
Apakah kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai dengan yang direncanakan?
Bagaimana partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran?
Apa saja kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan?
Bagaimanakah tanggapan peserta didik atas kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan?
C. Kriteria Penilaian
Penilaian Pengetahuan
Sistem pengetahuan, yang mencakup: pengetahuan tentang: flora dan fauna; waktu,
ruang dan bilangan; tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia.
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi baik berbentuk lisan maupun tulisan.
Kesenian, yang meliputi: seni patung/pahat; relief; lukis dan gambar; rias; vokal; musik;
bangunan; kesusastraan; drama.
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi, yang mencakup: kegaiatan
berburu dan mengumpulkan makanan; bercocok tanam; peternakan; perikanan;
perdagangan.
Sistem peralatan hidup atau teknologi, yang mencakup: produksi, distribusi,
transportasi; peralatan komunikasi; peralatan konsumsi dalam bentuk wadah; pakaian
dan perhiasan; tempat berlindung dan perumahan; senjata.
1
2
3
4
5
6 Dst.
Rubrik
Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
Tidak ada Komunikasi Komunikasi
1 Komunikasi
komunikasi sedang Lancar dan baik
Sistematika Sistematika
Sistematika Penyampain tidak
2 penyampaian penyampaian
penyampaian sistematis
sedang baik
Refleksi Siswa
Pertanyaan refleksi untuk siswa
Bagian mana yang menurutmu yang paling sulit dari pelajaran ini?
Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang yang akan
kamu berikan pada usaha yang telah dilakukan?
Daftar Pustaka
Bruce.J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, 1992, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi I, 1996, Jakarta : PT.Rineka Cipta.
https://ppkn.uad.ac.id/wp-content/uploads/4-Global-Citizen.pdf
https://www.kompasiana.com/amarroziqin91761/5bfc48c06ddcae0811631b36/dampak-
komunikasi-dan-budaya-global-pada-indonesia?page=all
https://dosensosiologi.com/pengertian-budaya/
https://binus.ac.id/character-building/2020/06/partisipasi-sebagai-warga-global/
Lembar Kerja Siswa
Lampiran 1
Bahan Bacaan Siswa
Lampiran 2
Bahan Bacaan Guru
Lampiran 3
Materi Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai
materi dan secara pribadi sudah mampu memberikan perbedaan pengertian dan ciri
anggota kelompok masyarakat tradisional, provinsi, nasional, dan dunia.
Bentuk Pengayaan :
Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan
pembelajaran tutor sebaya.
Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk
laporan tertulis atau membacakan di depan kelas.
Lampiran 1
LEMBAR KERJA SISWA
(Memahami Konsep Pertukaran Budaya)
Nama :
Kelas :
Materi Pokok :
Tanggal :
Jelaskan pengertian masing-masing dari istilah dibawah ini. Silakan tuangkan jawaban
kalian pada kolom berikut !
Istilah Pengertian
……………………………………………………………
Budaya ……………………………………………………………
……………………………………………………………
Pertukaran Budaya ……………………………………………………………
………………………………………………………………………
……...
……………………………………………………………
Globalisasi Budaya ……………………………………………………………
………………………………………………………………………
……...
……………………………………………………………
Global Citizen ……………………………………………………………
………………………………………………………………………
……...
Lampiran 2
Pengertian Pertukaran Budaya
Secara etimologis, budaya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Buddhayah, bentuk
jamaknya adalah buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat
diartikan sebagai “ hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”. Kata budaya merupakan
perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi “yaitu kemampuan akal
atau berupa cipta, rasa dan karsa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa
manusia. Dalam kajian disiplin ilmu antropologi kata budaya dan kebudayaan di anggap memiliki
makna yang sama, sehingga untuk dapat membedakaannya dapat dilakukan melalui pendekatan
dimensi wujud dan isi dari kebudayaan.
Pertukaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal dan
sebagainya) bertukar atau mempertukarkan; pergantian, peralihan, dan sebagainya, contoh :
'pertukaran iklim, pertukaran pikiran, pertukaran hasil bumi dengan hasil industri'.
Pertukaran budaya merupakan salah satu bentuk globalisasi budaya. Ketika terdapat pertukaran
ini maka dari negara satu dapat belajar budaya dari negara lain. Hal tersebut sesuai dengan
keinginan masing-masing negara untuk saling mempelajari budaya. Ketika sudah terjadi
kerjasama untuk mempelajari dua budaya yang berbeda maka akan terjaln hubungan sosial yang
baik. Hal ini apabila terus berlanjut jangan sampai negara lain lebih mengetahui budaya yang kita
miliki, sehingga kita kehilangan jati diri.
Budaya adalah karakteristik dan pengetahuan dari sekelompok orang tertentu, termasuk
bahasa, agama, kuliner, kebiasaan, sosial, musik dan seni. Pusat Penelitian Tingkat Lanjut tentang
Akuisisi Bahasa mendefinisikan budaya sebagai pola perilaku dan interaksi bersama, konstruksi
Budaya adalah perilaku sosial dan norma sosial yang ditemukan dalam masyarakat manusia.
Budaya dianggap sebagai konsep sentral dalam antropologi, yang mencakup berbagai fenomena
yang ditularkan melalui pembelajaran sosial dalam masyarakat. Kebudayaan universal ditemukan
di semua masyarakat, termasuk bentuk ekspresif seperti seni, musik, tari, ritual
dalam pengertian adat istiadat, agama, dan teknologi seperti penggunaan alat, memasak,
tempat tinggal, dan pakaian.
Konsep budaya material meliputi ekspresi fisik budaya, seperti teknologi, arsitektur dan seni,
sedangkan aspek immaterial budaya seperti prinsip organisasi sosial (termasuk praktik organisasi
politik dan lembaga sosial), mitologi, filsafat, sastra (keduanya tertulis dan lisan), dan sains
merupakan warisan budaya non-benda dari masyarakat.
Istilah modern “budaya” didasarkan pada istilah yang digunakan oleh orator Romawi Kuno Cicero
dalam Tuskana Sengketa, di mana ia menulis tentang budidaya jiwa atau “cultura animi”.
Penggunaan metafora pertanian untuk pengembangan jiwa filosofis, dipahami secara teleologis
sebagai cita-cita tertinggi bagi perkembangan manusia.
Budaya dalam arti luas adalah perilaku yang dibudidayakan; yaitu totalitas pengalaman yang
dipelajari, akumulasi pengalaman seseorang yang ditransmisikan secara sosial, atau secara
lebih singkat adalah perilaku yang diperoleh melalui pembelajaran sosial.
Budaya adalah akumulasi perilaku yang dipelajari dari sekelompok orang yang pada
umumnya dianggap sebagai tradisi orang-orang itu dan ditransmisikan dari generasi ke
generasi.
E.B. Taylor, Budaya ialah suatu keseluruhan yang bersifat kompleks. Keseluruhan itu
mencakup kepercayaan, kesusilaan, adat istiadat, hukum, seni, kesanggupan dan juga semua
kebiasaan yang dipelajari oleh manusia yang merupakan bagian dari suatu pengertian
masyarakat.
Ki Hajar Dewantara, Budaya ialah hasil dari perjuangan masyarakat baik terhadap alam
maupun terhadap zaman yang membuktikan suatu kemakmuran dan juga kejayaan
kehidupan masyarakat ketika menghadapi suatu keadaan sulit dan rintangan dalam
mencapai suatu kemakmuran, keselamatan, dan juga kebahagiaan pada kehidupan.
Lehman, Himstreet, dan Batty, Budaya merupakan kumpulan beberapa pengalaman hidup
yang ada pada sekelompok masyarakat tertentu. Pengalaman hidup yang dimaksud bisa
berupa kepercayaan, perilaku, dan gaya hidup suatu masyarakat.
Kluckhohn dan Kelly, Budaya adalah segala konsep hidup yang tercipta secara historis, baik
yang implisit maupun yang eksplisit, irasional, rasional, yang ada di suatu waktu, sebagai
acuan yang potensial untuk tingkah laku manusia.
Linton, Budaya dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari sikap dan pola perilaku serta
pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan & dimilik oleh suatu anggota
masyarakat tertentu.
R. Soekomo, Budaya adalah hasil kerja dan usaha manusi aberupa benda maupun hasil buah
pemikiran manusia dimasa hidupnya
Geert Hofstede, Budaya adalah pemrograman bersama atas pikiran yang membedakan
anggota-anggota satu kelompok orang dengan kelompok lainnya.
Jensen dan Trenholm, Budaya adalah seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat istiadat,
aturan dan juga kode.
Sistem pengetahuan, yang mencakup: pengetahuan tentang: flora dan fauna; waktu, ruang
dan bilangan; tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia.
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi baik berbentuk lisan maupun tulisan.
Kesenian, yang meliputi: seni patung/pahat; relief; lukis dan gambar; rias; vokal; musik;
bangunan; kesusastraan; drama.
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi, yang mencakup: kegaiatan berburu dan
mengumpulkan makanan; bercocok tanam; peternakan; perikanan; perdagangan.
Sistem peralatan hidup atau teknologi, yang mencakup: produksi, distribusi, transportasi;
peralatan komunikasi; peralatan konsumsi dalam bentuk wadah; pakaian dan perhiasan;
tempat berlindung dan perumahan; senjata.
Konsep Budaya
Konsep budaya dapat dipahami seiring dengan berjalanya perubahan tingkah laku dan struktur
dari masyarakat itu sendiri. Perubahan budaya terjadi karena adanya perubahan teknologi dari
zaman ke zaman. Istilah budaya mengacu pada hasil kajian komprehensif yang pengertiannya
adalah subjek kajian.
Dalam tradisi kajian budaya di Inggris yang diwarisi oleh Raymonds Williams, Hoggarts, dan Stuart
Hall, menilai konsep budaya atau “culture” (dalam bahasa Inggris) merupakan hal yang paling
rumit diartikan sehingga konsep tersebut bagi mereka disebut sebagai sebuah alat bantu yang
kurang lebih mempunyai nilai guna.
Williams memberikan definisi konsep budaya dengan menggunakan pendekatan universal, yaitu
konsep budaya mengacu yang pada makna-makna bersama. Makna tersebut berpusat pada
John Storey mengemukakan pendapatnya tentang konsep budaya yang lebih diartikan secara
politis ketimbang estetis. Storey beranggapan bahwa ‘budaya’ bukanlah konsep budaya seperti
yang didefinisikan dalam kajian lain sebagai objek keadiluhungan estetis (‘seni tinggi’) atau
sebuah proses perkembangan estetik, intelektual, dan spritual, melainkan budaya sebagai teks
dan praktik dalam kehidupan sehari-hari (Storey, 2007).
Contoh Budaya
Adapun contoh budaya dan peradaban yang berkembang di dunia, yaitu:
Budaya Barat
Istilah “budaya Barat” mengacu pada budaya negara-negara Eropa serta mereka yang sangat
dipengaruhi oleh imigrasi Eropa, seperti Amerika Serikat. Kebudayaan Barat berakar pada
Periode Klasik era Yunani-Romawi dan munculnya agama Kristen di abad ke-14. Penggerak
lain dari budaya Barat termasuk Latin, Celtic, Germanic dan Hellenic serta kelompok
linguistik. Kini pengaruh budaya Barat dapat dilihat di hampir setiap negara di dunia hal ini
karena ada anggapan bahwa budaya barat adala salah satu jenis budaya populer.
Budaya timur
Budaya timur umumnya mengacu pada norma-norma kemasyarakatan negara-negara di Asia
Timur (termasuk Cina, Jepang, Vietnam, Korea Utara dan Korea Selatan) dan anak benua
India. Seperti budaya barat, budaya Timur sangat dipengaruhi oleh agama selama
perkembangan awalnya, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan dan adanya
panen beras. Hal tersebut dikemukakan berdasarkan buku “Persiapan ke Peradaban Asia:
Menelusuri Asal-Usul dan Penyebaran Budaya Padi dan Beras” oleh Dorian Q. Fuller. Secara
umum, dalam budaya timur tidak ada perbedaan antara masyarakat sekuler dan filsafat
agama.
Budaya Latin
Banyak negara yang berbahasa Spanyol dianggap sebagai bagian dari budaya latin, sementara
wilayah geografisnya tersebar luas. Amerika Latin biasanya didefinisikan sebagai bagian dari
Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko di mana bahasa Spanyol atau Portugis adalah
bahasa yang dominan. Awalnya, istilah “Amerika Latin” digunakan oleh ahli geografi Prancis
untuk membedakan antara bahasa Anglo dan Roman (berdasarkan bahasa Latin). Hal
tersebut dikemukakan oleh University of Texas. Sementara Spanyol dan Portugal berada di
benua Eropa, mereka dianggap sebagai pengaruh utama dari apa yang dikenal sebagai
budaya Latin, yang menunjukkan orang yang menggunakan bahasa yang berasal dari bahasa
Latin, juga dikenal sebagai bahasa Roman.
Istilah "kewarganegaraan" merujuk pada identitas antara seseorang dan kota, negara,
atau bangsa dan haknya untuk bekerja, menetap, dan berpartisipasi secara politik di wilayah
tertentu. Bila ditambah kata "global", istilah tersebut mendefinisikan seseorang yang
mengutamakan identitas "masyarakat global" di atas identitasnya sebagai warga negara.
Identitas seseorang sudah melintasi batas geografi atau politik dan tanggung jawab beserta
haknya merupakan bukti keanggotaannya dalam "umat manusia". Ini bukan berarti orang
tersebut menolak atau mencabut kebangsaannya atau identitas lokalnya. Identitas global
merupakan "tempat kedua" dalam keanggotaannya di komunitas global.[1] Konsep ini juga
Secara umum, istilah ini memiliki makna yang kurang lebih sama seperti "warga dunia" atau
"kosmopolitan", tetapi "kewarganegaraan global" memiliki makna khusus dalam konteks yang
berbeda.
Warga global merupakan sebuah komunitas moral yang berbasis pada isu-isu yang
menjadi perhatian global seperti isu hak asasi manusia, lingkungan dan kemiskinan. Warga global
tidak terikat secara teritorial, hukum dan politik, sosial dan budaya pada suatu negara, dalam
konteks ini melampaui batas-batas tradisional tersebut. Meski demikian, gerakan-gerakan moral
yang dilakukan oleh warga global dapat mendorong kebijakan-kebijakan politik dan hukum pada
sebuah negara. Sebagai contohnya adalah, adanya eksekusi mati, meski merupakan wewenang
otonomi dari sebuah negara, kebijakan itu dapat ditentang oleh orang-orang, individu-individu
atau komunitas-komunitas lain dari berbagai belahan dunia. Intervensi-intervensi tersebut tentu
saja tidak bersifat politik dan legal, melainkan lebih bersifat moral. Bila seorang warga negara
pada sebuah negara berpartisipasi dalam persoalan-persoalan yang menjadi isu-isu universal,
pada saat yang bersamaan ia sekaligus sudah juga menjadi warga global.
Warga global yang hanya berhubungan dengan komunitas moral dan tidak berbasis pada
isu-isu yang terikat secara teritori, namun aktivitas moral tersebut dapat berdampak pada
kehidupan global. Isu-isu lainnya yang sering menjadi perhatian global selain isu-isu yang
berhubungan dengan lingkungan dan pangan ataupun HAM, terkait kebebasan berpendapat,
mendapatkan informasi, kebebasan berkumpul dan berekspresi. Setiap orang yang ikut serta
dalam isu-isu tersebut adalah warga global, bukan karena kegiatan mereka melampaui teritori
nasional mereka, tetapi terutama karena isu-isu yang mereka perjuangkan juga menjadi perhatian
masyarakat global.
Partisipasi warga sebagai bagian dari masyarakat global adalah dengan:
1) Bersifat adaptif dengan perubahan – perubahan yang cepat terjadi sebagai akibat dari
globalisasi. Dengan transfer informasi yang begitu cepat dengan kemajuan teknologi
mengakibatkan perubahan tren internasional yang cepat pula. Sifat adaptif sangat diperlukan
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
2) Bersifat terbuka terhadap hal – hal baru tanpa melupakan identitas pribadi dan bangsa.
Sebagai warga negara dengan yang menjunjung tinggi adab dan etika, hal- hal yang
merupakan budaya dari luar negeri yang tidak sesuai dengan identitas bangsa tidak perlu
ditiru. Mengambil hal -hal yang bermanfaat dari pergaulan internasional. Banyak hal - hal
yang baik yang dapat kita pelajari dan serap dari kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki bangsa lain yang lebih maju di bidang tersebut. Kita sebagai bagian
dari warga masyarakat global hendaknya terus belajar sehingga tidak tertinggal terlalu jauh.
Kemajuan teknologi yang tidak dapat dibendung dewasa ini, telah mendorong bertumbuh
dan berkembangnya identitas global dari setiap warga negara. Teknologi transportasi telah dapat
memudahkan perpindahan warga dari suatu negara ke negara lainnya, baik untuk tujuan wisata,
ekonomi maupun politik. Selanjutnya, kemajuan dibidang teknologi informasi telah
menghubungkan warga negara dari satu negara dengan warga yang berasal dari negara lainnya.
Kemajuan teknologi dalam konteks tersebut sudah menjadi bagian penting dari formnasi
terjadinya warga global. Melalui kemajuan teknologi, setiap orang kini dapat membangun
asosiasi-asosiasi yang lebih luas dan melampaui batas-batas teritori sebuah bangsa dan negara.
Melalui asosiasi-asosiasi tersebut, warga dari satu negara dapat berpartisipasi pada isu-isu yang
memiliki dampak global secara bersama-sama.
Warga global bukan merupakan komunitas politik, melainkan komunitas moral. Namun meski
demikian, gerakan-gerakan komunitas moral ini dapat saja mempengaruhi dinamika politik pada
sebuah negara atau bangsa.
Transformasi demokrasi pada suatu negara misalnya dari negara otoriter dan totalitarian tidak
terlepas dari gerakan-gerakan moral warga dunia yang memandang setiap orang berhak untuk
menentukan pilihan-pilihannya sendiri. Nilai-nilai global yang berkembang harus dapat
berakomodasi dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks pengembangan wawasan global warga
negara muda di universitas, maka Pancasila harus dipahami sebagai konten dan perilaku supaya
warga global muda maju untuk ke depannya.
Perbedaan warga negara dengan warga global
Warga Negara :1) fokus pada kepentingan nasional yang sempit, 2)mempertahankan identitas
nasional, 3)sejarah nasional, 4)hak dan kewajiban yang melekat pada status hukum individu
dinegara, 5)keanggotaan nasional, 6)struktur nasional
Warga Global :1) saling ketergantungan global negara dan wilayah, 2) membina identitas global, 3)
perspektif ekstranasional, 4) hak asasi manusia universal (politik, sosial, ekonomi), 5) identitas
transpirational, 6) struktur-tingkat global dan regional.
Globalisasi memiliki dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Dampak positif
globalisasi diantaranya :
Mudahnya Pertukaran Budaya Internasional di dunia
peningkatan teknologi dan pendidikan di era globalisasi membuat pemicu dalam pertukaran
budaya seluruh negara di dunia. Kita dapat melihat dan mempelajari kebudayaan dari seluruh
dunia hanya melalui media internet tanpa harus keliling dunia jika ingin mengetahuinya.
Mudahnya akses bepergian ke luar negeri untuk masuk kenegara juga bisa menjadi salah satu
sebab, seperti orang dari negara lain yang datang ke Indonesia dan membawa serta kebudayaan
dan kesenian dari negara asalnya.
Orang tersebut bisa memperkenalkan kebudayaan dan keseniannya ke masyarakat Indonesia dan
jika kebudayaan atau kesenian tersebut cocok dengan masyarakat Indonesia dapat menyebabkan
terjadinya akulturasi budaya.contohnya Pertukaran pelajar di dunia pendidikan juga bisa menjadi
media pertukaran budaya di seluruh dunia.
Pelajar yang berkesempatan ke luar negeri bisa mengajarkan kebudayaan atau kesenian dari
negara asalnya. Tentu hal semacam ini bisa memberikan dampak terbukanya budaya bagi setiap
orang dan bisa menumbuhkan sikap toleran antar umat manusia. Adanya sikap toleransi akan
menumbuhkan rasa solidaritas antar bangsa di dunia.
Memicu adanya Pembaharuan Kesenian
Hadirnya berbagai tontonan dan hiburan yang di kemas lebih modern di era globalisasi berimbas
pada redupnya kesenian - kesenian tradisional, khususnya kesenian di Indonesia. Minat
masyarakat yang menurun disebabkan oleh pengaruh budaya luar negeri yang lebih diminati dan
kebosanan masyarakat umum akan hiburan tradisional di Indonesia. Hal ini menjadi masalah
besar bagi pelaku kesenian di Indonesia karena perlahan lahan dapat menghilangkan dan
mematikan aktifitas seni tradisional di Indonesia.
Namun demikian, redupnya eksistensi kesenian tradisional di Indonesia menjadi sebab bagi
beberapa peseni di Indonesia untuk melakukan pembaharuan bagi kesenian tradisional di
Indonesia. Contohnya alat musik gamelan yang dipadukan dengan musik modern atau orkestra,
tari-tari tradisional yang dikemas ulang dengan pemangkasan alur cerita dan gaya yang berbeda.
Dampak negatif globalisasi, diantaranya :
Munculnya Sikap Individualisme pada manusia
Pengaruh globalisasi di bidang komunikasi budaya memunculkan berbagai sikap buruk dan jelek
manusia, seperti sikap individualisme. Perkembangan zaman pada saat ini menyebabkan
manusia untuk bekerja keras agar bisa mendapatkan uang untuk tetap bertahan hidup, hal ini
memicu munculnya sikap individualisme bagi setiap orang.
Tentu sikap ini menghilangkan kerjasama untuk semangat gotong royong dan sifat kekeluargaan
yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial pada saat itu.
Lunturnya Nilai-Nilai Budaya Lokal
Adanya pengaruh budaya global di sebuah negara dapat mempengaruhi lunturnya nilai-nilai
budaya lokal di negara tersebut. Contoh tata krama dan sopan santun yang menjadi nilai budaya
di Indonesia, kini sudah dikeampingkan oleh pemuda-pemudi bangsa, karena gencarnya
pengaruh budaya barat yang meracuni pemuda bangsa.
Rusaknya Moral Masyarakat
Pengaruh jelek dari luar yang selalu diperlihatkan di media internet dan televisi dapat dengan
mudah diakses oleh semua orang dan dapat mempengaruhi orang yang melihatnya. contoh di era
yang serba modern ini gaya hidup masyarakat Indonesia sudah banyak yang meniru gaya hidup
orang barat, padahal gaya hidup tersebut tidak semuanya sesuai dengan norma di masyarakat.
Banyak orang-orang di Indonesia yang meniru budaya barat, seperti seks bebas, alkohol dan
narkoba. Tentu hal ini sangat merugikan bagi orang itu dan juga dapat merugikan negara.
Pertukaran pelajar adalah suatu program dimana siswa atau mahasiswa dari suatu negara belajar
dan tinggal di luar negeri. Dimana host country bisa kita pilih sendiri atau ditentukan oleh instansi
atau organisasi yang menjembatani negara kita dengan pihak luar. Pertukaran pelajar bukan
hanya sekedar belajar ilmu pengetahuan formal saja tetapi juga mempelajari kebudayaan dan
juga bagaimana kita dapat hidup di luar zona nyaman bersama host family yang merupakan orang
lokal dari negara tujuan yang akan kita datangi.
Terdapat beberapa organisasi yang menaungi program pertukaran pelajar diantaranya yaitu AFS
(American Field Service) Intercultural Programs, Rotary Youth Exchange, YFU (Youth For
Understanding) Intercultural Exchange Programs, dan lainnya. Melalui organiasi-organisasi
tersebut kita akan diberi arahan dan orientasi mengenai apa saja yang harus dipersiapkan dan
gambaran mengenai kehidupan di host country. Semua keperluan akan dibantu pengurusannya
oleh pihak organisasi. Selain melalui organisasi kita juga dapat mencari informasi sendiri
mengenai program pertukaran pelajar dari suatu sekolah atau universitas, asrama atau
apartemen sekitar, dan kepentingan lainnya.
Menjalani kehidupan di negeri orang bukanlah hal yang mudah untuk dijalani, terlebih
banyak perbedaan yang dihadapi. Namun, hal tersebut akan menjadi pembelajaran dan
pengalaman baru yang justru akan mendewasakan kita karena pemikiran yang akan lebih
terbuka.
Budaya menjadi hal yang terpenting karena kebiasaan yang sudah kita jalani sejak lama akan
susah untuk dileburkan dan biasanya kita akan mengalami syok budaya karena dihadapkan
kepada budaya baru. Namun hal tersebut dapat menjadi pembelajaran berharga yang dapat
diterapkan di negara kita sendiri.
Berikut adalah beberapa unsur budaya yang dapat dipelajari.
Salam
Di Indonesia masyarakat melakukan salam kepada orang yang lebih tua dengan cara cium tangan
atau menempelkan tangan pada kening dengan artian menghormarti. Namun, kebiasaan di
luar negri tidaklah sama contohnya di Belgia ketika saling bertemu mereka akan
menempelkan pipi satu sama lain tanpa melihat perbedaan umur. Selain itu, memanggil
nama langsung kepada seseorang yang lebih tua bahkan orangtua bukanlah sesuatu yang
dijadikan perdebatan.
Bahasa
Mempelajari budaya tentu saja membutuhkan komunikasi dan bahasa yang menjadi alat
penghubung antar sesama komunikator. Setiap pergi ke suatu negara pasti bahasa sangat
dibutuhkan tetapi terkadang bahasa yang kita temui belum tentu bahasa yang sudah kita
peajari dan pahami sebelumnya. Dengan pertukaran pelajar kita dapat mempelajari bahasa
baru dan mendapatkan wawasan baru yang sangat berguna untuk memahami segala sesuatu
saat menjalani kegiatan sehari-hari maupun dikemudian hari.
Self service
Salah satu hal yang dapat membuat seseorang mandiri adalah self service. Di negara luar sudah
banyak restoran yang pelanggannya harus merapihkan sendiri peralatan dan sisa makanan
dari meja. Hal itu merupakan suatu kebiasaan yang baik dilakukan karena kesadaran diri
seseorang terhadap lingkungan akan lebih besar.
Kesadaran dalam menggunakan sabuk pengaman
Pengunaan sabuk pengaman oleh penumpang yang berada dikursi belakang menjadi suatu
kewajiban di negara lain guna menjaga keselamatan dari orang tersebut. Kewajiban tersebut
menjadikan kesadaran masyarakat luar untuk menaati peraturan yang ada, sehingga angka
kecelakaan lalu lintas terhitung rendah.
Contoh globalisasi budaya yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain
sebagai berikut;
Globalisasi budaya memberikan pengaruh pada cara menggunakan pakaian. Ketika melihat
cara berpakaian masyarakat laur negeri mereka memiliki keinginan untuk menggunakan
pakaian tersebut. Hal yang ditiru dapat berupa gaya perpaiakan, jenis kain, atau model
pakaian. Ketika masuk budaya berpakaian luar negeri banyak orang yang telah meninggalkan
cara berpakaian zaman dahulu. Misal di jawa identik dengan jarik dan kebaya untuk kaum
perempuan, yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Saat ini sudah nampak berbeda
tinggal beberapa orang tua yang bertahan menggunakan pakaian tersebut, generasi muda
menggunakan pakaian tersebut hanya pada acara tertentu saja.
Masyarakat telah mengetahui budaya luar, sehingga beberapa orang memiliki pemikiran
untuk hidup di negara tersebut. keinginan tersebut yang mendorong seseorang untuk
melakukan imigrasi. Mereka tergiur dengan segala kebebasan yang ada di luar negeri, dengan
segala angan-angan yang ingin dirasakan. Terdapat beberapa orang hanya untuk
kenyamanan. Ketika merasa tidak nyaman maka ia memiliki kebebasan untuk berpindah
tempat sesuai dengan apa yang diinginkan. Keinginan ini yang akan membawa mereka
bermigrasi.
Budaya lokal kadang sudah tidak ada yang mempelajari sehingga lama kelamaan akan
menghilang. Globalisasi budaya ini berlangsung sangat cepat sehingga harus selalu waspada.
Saat ini kesadaran menjaga kebudayaan yang ada sudah mulai muncul tinggal menjaga
konsistensinya saja.
Pertukaran budaya ini terjadi karena pihak satu merasa sudah tidak cocok dengan budaya ini
dengan menyesuaikan perkembangan zaman, dan memerlukan budaya yang ada di negara
lain. Contoh budaya asing yang perlu diadobsi Indonesia merupakan budaya kerja. Kita tahu
bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang ramah dan
cenderung santai dalam segala kegiatannya. Di luar negeri terbiasa sistem kerja yang cepat
dan disiplin dengan harapan dapat menghasilkan, hasil yang sempurna. Indonesia saat ini
sedang berusaha untuk bekerja lebih cepat dan disiplin dengan segala hal yang mulai dapat
dilakukan secara digital.
Masyarakat akan dengan mudah mempelajari budaya asing melalui platform yang ada di
berbagai jenis aplikasi. Hal ini akan membatu masyarakat mempelajari bahasa asing,
diperlukan kemauan yang kuat agar dapat mengimbangi globalisasi budaya ini.