Anda di halaman 1dari 11

Review Buku “33 Cara Kaya Ala Bob Sadino” Motivasi Bisnis Anti Gagal

Bob Sadino: “Kamu ini bangun pagi, mandi, pamit kerja, pakai seragam,
kaki dibungkus sepatu. Berangkat pagi pulang sore, bayaran gak seberapa.”

 Bagian 1 – Tentang Bob


Bob Sadino memiliki nama lengkap Bambang Mustari Sadino yang lahir di
Lampung tanggal 9 Maret 1933 dan lebih dikenal dengan sapaan Om Bob.
Ayahnya adalah seorang guru yang kemudian menjadi kepala sekolah di masa
Hindia Belanda. Bob mengatakan bahwa dari kecil ia selalu berkecukupan pada
era tersebut dan dapat lanjut pendidikan hingga SMA, sehingga Bob sangat
bersyukur atas kehidupannya. Satelah lulus SMA, Bob bekerja di Unilever namun
tidak lama karena dia ingin kuliah seperti teman-temannya sehingga dia kuliah di
Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Namun karena bosan dengan tugasnya,
Bob pun berhenti dan kembali bekerja di Unilever kembali, akan tetapi tidak lama
kemudian dia resign. Dan pada tahu 1950 Bob bekerja di Djakarta Lyod yang
pekerjaannya dibidang pelayaran. Bob sering melakukan pelayaran ke Eropa dan
pernah menetap selama 9 tahun di Amsterdam dan Hamburg sehingga bahasa
Belanda Bob sangat fasih dan memiliki koneksi karena dia suka bertemu dengan
banyak orang ditambah dengan sifatnya yang supel.

Namun seperti biasa, Bob mulai jenuh dengan pekerjaannya karena sering
tidak sependapat dengan atasannya dan ia pernah berkata “saya punya atasan, tapi
atasan say aitu goblok, gitu lho!”. Setelah 9 tahun bekerja dibidang tersebut
akhirnya dia resign dan membawa pasangannya kembali ke Jakarta pada tahun
1967. Soelami Soejoed merupakan wanita yang bersedia diajak pulang ke tanah
air meninggalakan pekerjaannya yang merupakan karyawati Bank Indonesia yang
ditgaskan ke Amerika Serikat. Selama bekerja Bob memiliki 2 mobil dan pada
akhirnya salah satu mobil tersebut di jual saat berda di Jakarta untuk membeli
property di Kemang, Jakarta Pusat dan satu mobil lagi digunakan Bob untuk
bekerja sebagai taksi gelap dan sebagai mobil rental. Namun pada suatu saat
mobilnya rusak karena tertabrak dan karena biaya perbaikan cukup tinggi Bob
tidak sanggup membayar. Sebenarnya bisa saja ia menerima bantuan sari kakak-
kakaknya ataupun meminta istrinya kembali bekerja. Namun sikap seperti itu
bukan sikap dari seorang Bob sadino. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah kepala
keluarga jadi dialah yang bertanggung jawab atas segala kebutuhan. Bob
menjalani kehidupan tanpa mengeluh. Ia pernah bekerja sebagai kuli lepas selama
satu tahun dan upahnya tidak lebih dari beberapa ratus dalam seminggu. Akan
tetapi Bob selalu bersyukur bisa menjalani hidup susah dan juga ia merasa
hidupnya sudah enak dan ingin mencoba menjadi orang miskin yang sebenanrnya.
Beruntungnya sang istri yakni Soelami mau diajak Bob hidup susah dan selalu
memberikan semangat pada suaminya.

Pada tahun 60.an orang Jakarta hanya mengenal satu jenis ayam yakni ayam
kampung. Minimnya informasi membuat orang sekitar tidak mengetahui bahwa
ada jenis ayam lain yang bisa dikonsumsi telah berkembang di luar negeri. Bob
mulai berpikir untuk menyuplai kebutuhan orang asing yang bekerja di Indonesia
dari segi pangan. Bob Sadino pun menghubungi teman baiknya yang berada di
Belanda yakni Sri Mulyono Herlambang dan meminta bantuan untuk
mengirimkan 50 bibit ayam broiler dan Bob beralih menjadi peternak ayam
meskipun tidak meiliki keterampilan tersebut. Bob sangat suka membaca sehingga
dia belajar menjadi peternak dari buku yang dibacanya dan ada salah satu
pemikiran Bob yang menjadi motivasi bagi dirinya yakni “ Ayam hanya diberi
satu paruh dan dua kaki, tapi bis acari makan sendiri”. Setelah ayamnya
menghasilkan telur, ia pun mulai menjual telur di Kawasan Kemang tanpa rasa
malu. Tak puas dengan hanya berjualan telur, Bob mulai berkebun. Tanaman yang
Bob tanam adalah tanaman yang dapat dijual pada orang asing seperti brokoli,
paprika, dan sweet corn yang mana Bob adalah orang pertama kali yang
mengenalkan dunia petanian di Indonesia.

Menjadi trend-setter bukan tidak mungkin bahwa dalam bisnis yang


dijalaninya tidak mengalami hambatan. Banyak orang yang menyindir telur yang
dijual Bob karena dirasa aneh dan ukurannya lebih besar, tetapi Bob dan Soelami
tidak pernah patah semangat menjajakan telur-telurnya. Target orang asing adalah
sarannya karena orang asing telah familiar terhadap jenis telur tersebut sehingga
membuka peluang bagi bisnisnya. Bob selalu menjaga kualitas telur yang
dijualnya dan berinovasi dengan cara memasukkan setangkai bunga anggrek
dalam kotak telur sehingga branding tersebut sangat disukai dihati pelanggannya.
Tiap hari pembeli semakin meningkat dan tidak hanya berasal dari orang asing
namun juga orang lokal sudah bisa menerima keberadaan telur aneh ini. Lambat
laun, Bob dan istri tidak perlu berkeliling menjual telur, tetapi pelangganlah yang
mendatangi mereka untuk membeli telur sehingga Bob dan sang istri sepakat
untuk membuka toko. Toko tersebut dibangun di garasi dan teras dengan nama
toko “Kem Chicks” yang artinya Kemang Chikens. Toko ini juga berkembang
tidak hanya menjual telur saja, ada beragam produk seperti sayur dan kebutuhan
pangan yang lain. Kemudian teman baiknya yakni Sri Mulyono Herlambang
meberikan 50 ekor ayam ras dan Bob sungkan untuk menolaknya. Akhirnya ia
menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha sayur hidroponik serta
pabrik Kem Food yang merupakan pabrik olahan daging di Pulogadung dan ada
pula warung shaslik di blik M, Kebayoran Baru, Jakarta. Tercatat pada tahun 1985
perusahaan Bob dapat menjual 50 hingga 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton
daging olahan, dan 100 ton sayuran segar per bulannya.

 Bagian 2 – Tentang Menjadi Goblok


- Orang pintar vs orang goblok
Bob Sadino memiliki pandangan yang berbeda dari kebanyakan orang pada
umumnya. Bob menganggap seringakali kecerdasan menghambat kesuksesan diri.
Menurut Bob orang pintar itu kebanyakan ide sehingga tidak ada satupun yang
menjadi kenyataan sedangkan orang goblok hanyamemiliki satu ide dan itu akan
menjadi kenyataan. Pemikiran ini tidak salah karena memang orang yang
memiliki kemampuan lebih itu memiliki banyak motivasi dan ide, namun saat
akan terjun ke masyarakat keberuntungan menjadi orang pintar tidak semuanya
menjadi kenyataan. Dari sulu hingga sekarang siswa pintar dan yang kurang
pemahaman seringkali terjadi deskriminasi seperti pada saat pembagian tugas
kelompok, siswa pintar mengambil bagian yang paling berat karena mereka tidak
ingin nilainya turun. Lain halnya dengan berbisnis, orang cerdas terlalu banyak
teori sehingga dia tidak punya waktu untuk mengasah skill di luar teori.
Sedangkan orang goblok yang menyadari kemampuannya kurang belajar untuk
berkomunikasi dengan baik agar pekerjaan yang tidak mampu mereka lakukan
bisa mendapatkan bantuan dan semangat dari orang lain. Kemampuan
berkomunikasi dan membangun delegasi dengan baik adalah hal yang diperlukan
dalam dunia bisnis. Bisnis akan berjalan lancer apabila owner dapat meyakinkan
para karyawan untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Sepeerti yang telah
Bob Sadino lakukan, ia tidak memiliki kemampuan yang berkaitan dengan
peternakan, akan tetapi ia berusaha dan pengetahuannya yang sedikit ditambah
dengan komunikasi dan mendelegasi tugas dengan baik membuat bisnisnya
semakin berkembang.

- Orang pintar itu sok tahu


Orang pintar itu sok tahu, tapi bukan berarti itu berlaku bagi semua orang
yang pintar. Ada beberapa orang pintar yang sukses dan tidak sedikit orang pintar
yang gagal. Contohnya adalah owner Kodak bangkrut karena mereka takut untuk
keluar dari zona nyamannya. Ada pula Xerox yang membiarkan perusahaan Apple
mengunjungi perusahannya secara terbuka sehingga dapat meng-copy teknologi di
dalamnya. Kadang kita berpikir mengapa ini terjadi karena latar belakang leader
ataupun ownernya sangat baik. Hal ini tidak bisa dihindari siapapun baik orang
pintar ataupun goblok. Namun terkadang orang pintar tidak mau keluar dari zona
nyamannya, tidak mau mendengar pendapat dari orang lain karena merasa dirinya
pintar dan tidak perlu diskusi untuk menangani suatu hal hingga akhirnya ada
masalah yang terjadi. Lain halnya dengan orang goblok, jika mereka gagal
lantaran mereka belum tahu apakah yang dilakukan benar atau salah. Hal itu bisa
dimaklumi oleh orang goblok namun terkadang tidak berlaku bagi orang pintar
yang sok tahu dengan apa yang akan terjadi nantinya. Hal inilah yang dilakukan
oleh Bob Sadino yakni menganggap dirinya goblok agar terus belajar untuk
memintarkan diri.
Para pebisnis cerdas cenderung mengutamakan citra perusahaan sehingga
jika ada sebuah kegagalan, mereka berusaha menutupinya serapat mungkin dan
mereka tidak tahu bahwa ini akan membahayakan kejujuran mereka sendiri. Para
pebisnis cerdas umumnya jarang mendengarkan pendapat orang lain dan
memutuskan sebuah keputusan sendiri dan terburu-buru sehingga terkadang
keputusan yang diambilnya salah. Mereka mengabaikan masukan dan saran
karena terlalu percaya diri pada kemampuannya. Memang percaya diri sangat
diperlukan namun juga harus memperhatikan fakta yang ada disekitar.
Kesuksesan masa lalu terkadang masih terngiang-ngiang di kepala pebisnis cerdas
dan saat strategi yang telah digunakan pada masa itu digunakan kembali mereka
tak menyadari bahwa strategi tersebut tidak tepat sehingga menyebabkan
kesalahan. Padahal kebutuhan pelanggan terus berubah seiring bejalannya waktu.
Berbeda dengan pebisnis bodoh, karena sadar mereka bodoh, mereka sadar harus
meminta saran dari orang lain dan tak sungkan untuk mengatakan bahwa dirinya
belum sukses. Pebisnis bodoh juga jarang memikirkan kesuksesan, hanya saja ia
ingin perusahannya terus tumbuh dan berkembang dan minimal bertahan.

Passion adalah salah satu faktor penting bagi setiap orang yang akan
melakukan pekerjaan. Passion tidak datang sendiri dan juga tidak bisa didapatkan
dari orang lain. Passion harus dibangun oleh diri sendiri dan ditanam serat dirawat
oleh diri sendiri pula. Pertama cara menumbuhkan passion adalah dengan
melakukan hal yang membuat kita tertarik. Seperti yang telah dilakukan Bob
Sadino yang awalnya tidak pernah berpikir untuk menjual bahan pangan hingga
akhirnya Sri Mulyono Herlambang memperkenalkan bisnis ayam melalui bibit
ayam. Akhirnya lambat laun ia pun semakin tertarik pada kegiatak beternak dan
berjualan. Setelah menemukan passionnya, ia pun memaksa untuk terjun pada
dunia bisnis dengan totalitas. Bob Sadino mulai mencari wawasan lebih mengnai
bisnisnya dengan cara membaca buku, majalah, artikel, dan bertanya pada orang
lain yang paham pada bisnis Bob Sadino. Konsistensi diperlukan agar pebisnis
tidak mudah patah semangat dan bila ada kesulitan hal yang harus selalu di ingat
adalah membangun passion bukan pekerjaan satu malam. Change is gradual. But
every day, make progress. Jika kita merasa sulit mempertahankan passion yang
kita bangun, maka ada kemungkinan kita belum sepenuhnya bekerja keras di
dalamnya sehingga yang pelu dilakukan adalah terus mencoba hingga kita
memahami bisnis kita lebih baik. Kerja keras dalam membangun passionjuga
harus diimbangi dengan ekspektasi yang rasional, jika terlalu memaksa maka akan
kehilangan motivasi. Bob Sadino mengatakan mengalir sajalah sebab bisnis itu
fleksibel. Artinya pebisnis harus dapat menyesuaikan dengan keadaan, jangan
hanya terpakau pada teori, jangan malas mengembangkan ide. Perubahan adalah
sesuatu yang terus menerus akan terjadi sehingga kita harus bijak. Tidak perlu
buru-buru mencapai tujuan sebab semua hal akan indah pada waktunya.

Salah satu hal yang selalu menjadi pertimbangan dalam berbisnis adalah
kurang modal. Banyak orang yang tidak memulai usahanya karena khawatir akan
modal. Bob Sadino tertawa jika ada yang mengatakan tidak memiliki modal untuk
usahanya. Ia mengatakan “Bisnis itu hanya modal dengkil, bahkan jika Anda tak
punya dengkul, pinjam dengkul orang lain”. Orang cerdas terlalu lama
menganalisa sedangkan orang bodoh tidak melakukan analisa dan langsung
dilakukan saja. Orang cerdas mengandalkan pinjaman untuk modal awal dari bank
atau investor agar bisa memulai usahanya namun mereka masih menganalisa
jaminan yang akan diberikan. Dana yang diberikan memang dapat digunakan
untuk memulai bisnis, akan tetapi jika telah mencapai kesuksesan makan akan
membutuhkan lebih banyak lagi. Lain halnya dengan orang bodoh, mereka
cenderung bergerak dengan modal berapapun itu yang mereka miliki. Seperti yang
dilakukan Bob Sadino, tak seberapa ayam yang dimilikinya, namun tanpa takut
gagal dan rugi, ia terus menjani bisnis yang dumulainya dengan penuh semangat.
Jika gagal bangkit lagi, jika rugi makai a memutar otak untuk menutupi
kerugiannya. Bagi Bob Sadino sangat salah jika menganggap modal alah sejumlah
uang untuk memulai usaha padalah modal terbaik adalah kreativitas.kreativitas
tercipta dari kerja sama antara otak dan panca indera. Kita menggunakan mata
untuk melihat peluang baru seperti Bob saat memulai bisnis telur dan
perkebunannya. Dalam istilah Bob, pasar tidak dicari namun diciptakan kemudian
dikuasai. Kreativitas dan keberanian menciptakan pasar merupakan modal besar
yang sebaiknya dimiliki pebisnis.
- Terjebak teori dan takut melangkah
Bob pernah mengatakan “Orang bodoh biasanya lebih berani dibanding
orang pintar. Kenapa? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau
banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya orang pintar terlalu banyak
pertimbanagan. Pada dunia nyata, bidang kewirausahaan adalah ranah yang penuh
dengan kerikil tajam, kita kan menghadapi risiko yang besar dari awal bahka
sampai sukses pun tetap ada saja rintangannya. Meskipun setiap pengusaha dan
setiap bisnis itu unik, terdapat lima kekhawatiran umum yang dihadapi oleh
pengusaha sebelum memulai usaha yakni:
1. Takut kehabisan modal
2. Takut tak sempurna
3. Takut akan kegagalan
4. Takut kewalahan
5. Takut akan hal-hal yang tak terduga
- Lower your expectation
Kabanyakan pengusaha mencari untung, Bob Sadino mengaku lebih suka
cari rugi. Lantaran menjadi bodoh, ia tidak hitung-hitungan atau membebani
dirinya dengan berbagai mcam rencana. Bob Sadino pernah mengatakan
“Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis,
dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung, rugi sampai break
event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat
memulai usaha”. Pemikiran Bob Sadino yang tak jarang bertentangan dengan
pemikiran orang lain awalnya sulit diterima. Namun pada akhirnya hal tersebut
bisa dipahami sebab ada benarnya. Sebagai pengusaha sukses Bob telah mencapai
tahap financial independent sehingga ia tak lagi memiliki kekhawatiran terhadap
keuangan. Cenderung orang pintar menghitung sesuatu dengan sangat rinci dan
membebani dirinya dengan cara yang belum tentu berhasil. Orang pintar juga
jarang memercayai orang lain karena menganggap dirinya mampu mengerjakan
sendiri. Beda dengan orang bodoh, karena merasa dirinya bodoh, mereka
memercayai orang lain yang lebih pintar dan belajar dari mereka. Saran dari Bob
Sadino ialah agar setiap orang memiliki tekad dan keinginan kuat menjadi
pengusaha sebab keduanya ibarat bensin dan motor. Selain itu harus berani
mengambil peluang, tahan banting dan selalu bersyukur bisa berbuat baik untuk
orang lain yang dapat dijadikan pedoman hidup dan bisnis. Bob mengatakan
“lower your expectation, lepaskan belenggu dalam pikiran Anda sendiri. Ada
berjuta peluang di sekeliling Anda”. Seperti hal nya dalam berbisnis, jangan
terlalu seing memikirkan sukses, jika terlalu sering kita bekerja dalam tekanan
sehingga tidak rileks dan hasilnya akan menjadi kurang baik.
- Bersikap Kaku
Saat melakukan suatu pekerjaan, pemikiran seorang pebisnis harus
berkembang. Rencana-rencananya tidak harus selalu baku dan kaku serta harus
memikirkan pengembangan dari apa yang dilakukan sebelumnya. Sebaiknya tidak
terlalu banyak mikir, tapi yang paling penting adalah tindakan. Menurut Bob
Sadino, orang yang memulai sesuatu dengan ilmunya cara berpikir dan bertindak
serba canggih dan sebagian besar arogan karena merasa dirinya lebih baik. Namun
hal ini tidak patut dibenarkan. Berkaca pada Bob Sadino yang selalu
mendengarkan keluhan dan saran dari pelanggannya sehingga pelanggan merasa
dilayani dengan baik dan puas dengan pelayanan yang diberikan Bob Sadino.
Sebagai pebsinis, kita perlu bersikap fleksibel sehingga karyawan lebih mudah
menerima pemikiran kita dan lebih produktif. Beberapa hal yang mendasari
fleksibel dapat membantu bisnis lebih lancer antara lain:
1. Teamwork
Jika fleksibel diterapkan oleh leader atau pebisnis, maka karyawan akan
mudah menerima dan melakukan pekerjaan yang diembannya dengan baik,
sehingga karyawan tidak stress dan dapat menerima tugas berikutnya yang lebih
besar.
2. Kepuasan
Saat leader bersikap fleksibel kepada karyawan maka karyawan akan
merasa puas karena tidak stres memikirkan atasan yang rumit dan bekerja lebih
santai namun masih sesuai dengan batas waktu yang ditentukan,
3. Mengurangi perputaran
Jika karyawan puas, maka tingkat turnover (perputaran) mereka pun
meningkat sehingga klien juga akan senag dengan stabilitas yang dijaga
perusahaan baik dari atasan mapun karyawan.
4. Munculnya bakat tersembunyi
Ketika pebisnis fleksibel terhadap karyawannya, maka karyawan pelan-
pelan akan mengeluarkan bakat tersembunyi yang dimilikinya. Posisi, jam kerja,
dan pilihan pekerjaan yang fleksibel mengkinkan menemukan karyawan yang
cocok dengan perusahaan.
5. Percepatan bisnis
Bob Sadino telah membuktikan bahwa usaha yang dijadwalkan secara
fleksibel cenderung tumbuh lebih cepat daripada usaha yang dilakukan dengan
cara yang kaku.
- Kerjakan, bukan ngomong doang!
Menjadi pebisnis berarti menjadi orang yang berani memulai dan mencoba.
Tidak ada kesuksesan yang akan diraih tanpa mencoba. Bob tidak pernah punya
banyak ide. Ia hanya melakukan satu ide gilanya lalu ditekuni sehingga ia
berhasil. Oleh karena itu jika memiliki ide atau suatu strategi maka jangan terlalu
banyak menunggu dan segera lakukan. Bob Sadino mengatakan “Orang “pintar”
yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negative tentang sebuah
bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan
orang “bodoh” tidak sempat beripikir negatif karena harus segera berbisnis”.
Belajar dari Bob Sadino yang jarang berbicara namun tidak pernah berhenti untuk
take action. Ia selalu berpikir ke depan dengan visinya dan menjalankan misinya
tanpa ragu. Target awal Bob memang hanya orang lain saja, namun dengan
pemikirannya dia memiliki visi untuk berkembang dan tidak hanya menjual
telurnya pada orang asing. Berkali-kali ditolak, namun Bob tidak menyerah dan
semakin tertantang. Berkat kegigihannya, akhirnya usaha yang ditekuni
membuahkan hasil.
Fokus adalah hal penting dalam dunia bisnis. Ada beberapa orang yang
berhasil menjalankan usahanya pada berbagai bidang, namun tak jarang ada yang
gagal. Seperti kata Bob sadino “Orang pintar menganggap remeh fokus karena dia
melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sedangkan orang goblok tidak punya
kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya. Ada beberapa alasan mengapa
sebaiknya harus fokus pada satu bidang saja yakni:
1. Fokus pada waktu
Waktu lebih berharga daripada uang karena jika uang yang hilang bisa
dicari namun jika waktu yang hilang maka tidak mungkin kembali. Membangun
branding sebuah produk memerlukan waktu yang tidak sebentar. Jika kita tidak
focus maka bisa saja kita tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut bahakan
tidak sampai setengahnya. Apabila tidak bisa melakukan semua pekerjaan dalam
satu waktu maka fokuslah pada satu pekerjaan dan belajar berkata tidak pada
tawaran bisnis lain. Kita hanya akan membuang waktu untuk bisnis yang tidak bis
akita perhatikan dengan maksimal. Focus pada satu produk memungkinkan kita
memiliki waktu untuk melakukan berbagai cara agar dapat membangun branding.
2. Fokus pada nilai plus
Focus pada satu bidang akan memungkinakan kita memiliki banyak waktu
waktu untuk melakukan berbagai macam hal dalam bisnis. Kita bisa meingkatkan
nilai bisnis kita karena waktu yang luang digunakan untuk menghasilkan ide yang
bagus dalam perkembangan bisnis kita.
3. Melirik usaha lain, itu pilihan!
Melirik usaha lin itu boleh dilakukan asalkan usaha pertama yang dijalani
berjalan dengan stabil. Seperti yang dilakukan Bob Sadino, setelah usaha telur dan
ayamnya stabil, maka ia mencoba bisnis lain. Pada saat bisnis Kem Chiksnya
stabil, Bob mulai mengembangkan Kem Food yang merupakan pelopor bisnis
daging olahan yang berstandar pemerintah. Setelah Kem Food stabil Bob Sadino
menambah bisnisnya pada tahun 1980 dengan nama PT. Kem Farm Indonesia
yang merupakan pelopor hidroponik pertama di Indonesia. Kemuadian pada
tahun 1992, ia mulai mencoba bisnis Kem travel yang menyediakan paket wisata
lengkap untuk orang asing, dan yeng terakhir adalah bekerja sama dengan Agung
Sedayu Group di bidang property dengan nama The Mansion at Kemang. Belajar
dari Bob Sadino yakni harus pintar mencari peluang. Jika ingin mencoba bisnis
lain, mka jangan jadikan usaha lain membantu keuangan bisnis sebelumnya.
 Bagian 3 – Tentang Enterpreneur dan Enterpreneurship
- Mendidik dan membesarkan “anak-anak”

Anda mungkin juga menyukai