Anda di halaman 1dari 25

BAB I

Bakat Bisnis Bukan Dibawa Dari Lahir!

“Ayahnya hanyalah seorang guru di Tanjungkarang”

Bob Sadino lahir di Tanjungkarang,Lampung pada 9 Maret 1993.Namanya harum


sebagai pengusaha sukses.Bukan karena ia sebagai pemilik tunggal Kem Chicks
(jaringan pasar swalayan) atau pemilik PT Boga Catur Rata,PT Kem Foods dan PT
Kem Farms,namun Bob popular karena punya cara-cara yang tidak biasa dalam
mengelola bisnisnya.

Bob bukanlah anak pedagang. Ayahnya yang bernama Sadino hanyalah seorang
guru di Tanjungkarang.Bob adalah anak bungsu dari 5 bersaudara.Nama aslinya
adalah Bambang Mustari Sadino.Sejak umur 1 tahun,keluarganya pindah ke Jakarta
karena ayahnya pindah tugas.Sang ayah merupakan guru yang berstatus sebagai
pegawai negeri pemerintah Hindia Belanda.

Ayahnya meninggal saat Bob berusia 19 tahun.Saat itulah kewajiban untuk


memenuhi kebutuhan hidupnya,menyeret Bob Sadino ke dalam pengalaman kerja
yang berujung membentuk dirinya kemudian menjadi salah satu ikon entrepreneur di
Indonesia.

Seorang pakar manajemen,Stephen Covey,pernah mengatakan “leaders are not


born or made.They are self-made”.Inilah yang terjadi pada Bob Sadino,seorang anak
pegawai negeri yang sukses menjadi pengusaha besar.

“Untuk menjadi seorang pengusaha,tidak diperlukan bakat atau keturunan.Saya


bukan keturunan pengusaha,bisa jadi pengusaha!” ujar Bob Sadino.
BAB II

Boleh Kok Memulai Karrier Sebagai Pekerja,Asal…

“Kerja atau dikerjain?”

Semasa hidupnya,Bob Sadino terkenal suka mengolok-olok orang yang memilih


hidup sebagai pekerja.Niatnya untuk memotivasi agar setiap orang berpikir untuk
membangun bisnis mereka sendiri.

Meski selalu mendorong setiap orang menjadi pengusaha,bukan berarti Bob alergi
dengan pekerja.Karena diperusahaannya pun dia memiliki banyak pekerja dan
beliau juga memulai karier sebagai pekerja.

Pada 1953,Bob melamar dan diterima bekerja di perusahaan


multinasional,Unilever.Ia sempat bekerja beberapa tahun lamanya disana.Bob muda
penasaran untuk menjajal bekerja diluar negeri.Karena itu ia kemudian pindah
bekerja ke Djakarta Llyod,sebuah perusahaan pelayaran dan
ekspedisi.Diperusahaan ini Bob diharuskan melakukan perjalanan keluar negeri.Ia
pun sempat menetap di Amsterdam (Belanda) dan Hamburg (Jerman).Dikurun
waktu ini Bob bertemu karyawati Bank Indonesia di Amerika Serikat bernama
Soelami Seojoed yang kelak menjadi istrinya.

Cukup lama Bob berkarier sebagai pekerja di Eropa yaitu 9 tahun.Meski gajinya
besar,namun kehidupan sebagai karyawan amatlah menyiksa.Disinilah Bob
menyimpulkan bahwa mencari nafkah dengan menjadi karyawan itu lebih banyak
susahnya ketimbang senangnya.Maka pada 1967 bersama istrinya,ia pulang ke
Jakarta.

14 tahun pengalaman bekerja sebagai karyawan telah dijalani oleh Bob Sadino dan
ia pun mendapatkan satu kesimpulan bahwa menjadi karyawan itu tidak enak!.

Seperti yang dialami Bob,biasanya jika kita bekerja disebuah perusahaan besar
maka kita akan memahami bagaimana sebuah mesin besar bekerja dan sebagai
karyawan maka kita biasa belajar tentang proses karena kita adalah bagian dari
mesin besar itu.Sedangkan jika kita bekerja diperusahaan kecil,belajarlah tentang
bagaiman membangun cita-cita dan cara untuk mewujudkan cita-cita itu didunia
nyata.

Jadi tak mengapa jika saat ini kita masih bekerja sebagai karyawan disebuah
perusahaan asalkan kita tetap memelihara semangat untuk belajar,bukannya terbuai
oleh zona aman.

Silahkan cari kerja tapi jangan mau dikerjain!.


BAB III

Tak Ada Sukses yang Instan

“Jangan mau dibohongin yang instan-instan itu!”

Salah satu hambatan mengapa orang takut berbisnis adalah karena takut
menghadapi kegagalan.Kebanyakan orang sudah merasa jeri jika memikirkan
kegagalan yang harus mereka hadapi.Akibatnya mereka terlalu takut untuk
melangkah.

Bob Sadino pun mengalami kegagalan demi kegagalan.Sebelum sukses dengan


Kem Chicknya,ia sudah mencoba berbagai hal yang berujung pada
kegagalan.Bedanya dengan orang biasa,Bob tidak mau menyerah.

Sejak memutuskan mengubah statusnya dari karyawan menjadi pekerja mandiri,Bob


mengalami terjalnya jalan menuju kesuksesan.Pulang ke Indonesia awalnya terlihat
sebagai keputusan yang mudah.Bob hanya membawa 2 mobil Mercedez.Yang
satunya dijual untuk membeli tanah didaerah Kemang,sementara yang lainnya
digunakan sebagai mesin uang dengan dijadikan taksi gelap.Terkadang Bob sendiri
mengemudi taksinya dan diwaktu yang lain mobilnya disewakan ke orang lain.

Semua berjalan lancer.Bob begitu menikmati hari-hari santainya setelah merdeka


dari status karyawan.Namun peruntungan Bob berubah 180 derajat ketika mobilnya
mengalami kecelakaan parah.Bob begitu terpukul karena ia sendiri tidak punya
cadangan dana untuk memperbaikinya.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya,Bob akhirnya bekerja sebagai buruh


bangunan,sementara sang istri membantu mencari penghidupan dengan mencari
ikan dirawa-rawa.Kondisi ini berlangsung selama setahun.

Andaikan Bob menyerah saat itu dan memilih kembali bekerja sebagai karyawan
disuatu perusahaan,kita mungkin kini tak mengenal namanya.

Persis seperti inilah pandangan Bob terhadap pilihan hidupnya.Ia pun tak keberatan
mengalami masa-masa pahit dan tentang kegagalan,ia mewanti-wanti kita bahwa
taka da kesuksesan yang instan!suskses itu harus melalui
proses.Gagal,sedih,luka,air mata.Jangan mau dibohongin sama yang instan-instan
itu!.
BAB IV

Jangan Lupakan Relasi

“Bantuan itu datang melalui tangan seorang teman”

Disaat kehidupan Bob dan istrinya susah,muncullah bantuan dari tuhan.Namun


bantuan itu tidak begitu saja hadir dihadapannya.Bantuan itu datang melalui tangan
seorang teman.Kabar mengenai kehidupan Bob yang memprihatinkan terdengar
ditelinga teman-temannya.Tak diduga seorang teman lama yang bernama Sri
Mulyuno Herlambang menghubungi dirinya.

Merasa peduli dengan nasib kawannya itu,Sri Mulyono Herlambang kemudian


menyarankan agar Bob memulai bisnis ternak ayam.Karena tak punya pilihan
lain,Bob pun mengiyakan saran temannya itu.Ia bahkan menerima bantuan bibit
ayam sebanyak 50 ekor dari sang teman.Ini merupakan titik balikyang penting dalam
sejarah kerajaan bisnis Bob Sadino.

Sangat penting bagi kita menjalin relasi dengan sebanyak-banyaknya.Juga


berlakulah baik dengan setiap orang yang anda temui karena kita tidak pernah
tahu,dari tangan yang mana Allah akan menyalurkan rezekinya kepada kita.
BAB V

Disaat Kepepet,Otak Kita Malah Makin Cerdas

“Pengusaha sejati harus berani ambil segala macam peluang didepan


matanya”

Pelajaran berikutnya yang bias kita peroleh dari Bob Sadino adalah disaat
kepepet,otak manusia malah lebih cerdas dan kreatif.

Buktinya kita bias melihat dari awal kesuksesan Bob Sadino.Bisa dibilang Bob agak
nekat saat mengambil peluang untuk bertenak ayam.Mengapa?Bayangkan saja,ia
tidak tahu apa-apa mengenai ilmu pertenakan ayam.Apalagi jenis ayam yang saat
itu belum dikenal diindonesia.Namun karena terdesak akan keadaan Bob pun
menyambar datangnya peluang.

Bob mendapatkan keuntungan dengan belajar dari majalah karena ia selalu dapat
meng-update informasi-informasi terbaru tentang perkembangan dunia
pertenakan.Karena pengetahuannya itu ia beberapa kali diundang sebagai
pembicara di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Bob pun melanjutkan langkahnya dan memperluas pengetahuannya dengan


membaca majalah-majalah terbitan Belanda yang juga membahas mengenai
masalah perkebunan.

Hasilnya Bob mulai bias menjajakan telur-telur ayamnya keliling daerah Kemang.Ia
menjadi orang pertama yang memperkenalkan istilah telur ayam negeri dan daging
ayam negeri.Bob juga mendalami masalah tanam-menanam sayuran seperti
jagung,paprika dan brokoli.Ia juga mencoba teknologi terbaru dalam menanam
sayuran segar tanpa media tanah (hidroponik).

Begitulah otak manusia.Dalam keadaan yang terdesak,ia akan mengeluarkan


kemampuan terbaiknya.Jika ingin mendapatkan ide-ide terbaik terkait bisnis yang
ingin engkau lakukan,buatlah dirimu kepepet terlebih dahulu.
BAB VI

Jadilah Orang Goblok

“Goblokin diri kamu sendiri sebelum menggoblokkan orang lain”

Ini adalah saran paling kontroversial yang pernah dikemukakan oleh Bob Sadino
diberbagai seminar-seminar bisnisnya.Menurut Bob,jika ingin sukses dalam
berbisnis kita harus jadi orang goblok.

Orang yang pintar biasanya terlalu berhati-hati saat memulai bisnis.Mereka akan
berpikir ribuan kali untuk memilih bidang bisnis yang akan ditekuni.Lalu berpikir
jutaan kali untuk mempelajari risiko yang akan dihadapi nantinya.Dan berpikir
miliyaran kali untuk mencari cara mengatasi semua risiko-risiko kegagalan itu satu
persatu.

Sebaliknya orang goblok tidak pernah terlalu pusing untuk melangkah,yang penting
melakukan dahulu.Kalau mentok baru dipikirin.Orang goblok juga selalu merasa
dirinya membutuhkan saran dari orang lain.Ia akan mendengar masukan-masukan
dari orang lain.Belajar dan terus belajar tentang bidang yang ditekuninya karena ia
selalu merasa tidak mengetahui dan butuh untuk selalu belajar.Bob
mengibaratkannya seperti sebuah gelas berisi air.

Jika saja Bob adalah insinyur dibidang pertenakan,ia mungkin tidak akan berani
memulai bisnis ternak ayam boiler karena risiko yang dimiliki sera kondisi
masyarakat Indonesia saat itu yang masih awam dengan jenis ayam itu.Namun
justru karena ketidaktahuannya Bob justru langsung nyemplung dan harus
melakukan apa saja agar bisnis yang telanjur dijalaninya itu tetap langgeng.Jadilah
ia sosok seperti yang kita kenal saat ini.
BAB VII

Orang Goblok Lebih Mudah Jadi Pengusaha Ketimbang Orang Pintar

“Orang pintar belajar dengan keras untuk mendapatkan ijazah”

Anak disuruh bersekolah yang rajin,belajar setiap hari biar apa?biar suatu saat nanti
sekolah yang tinggi,punya nilai bagus dan bias bekerja ditempat yang terhormat dan
dapat gaji yang besar.Benar kan?

Sejak kecil kita diwanti-wanti agar setelah lulus sekolah nanti kita harus bias
mendapatkan pekerjaan diperusahaan ternama atau malah jadi PNS agar bias jadi
pejabat,naik mobil bagus.Sayangnya platnya warna merah.

Menurut Bob inilah yang menjadi penyebab mengapa para sarjana yang pintar-pintar
itu sangat sedikit yang menjadi pengusaha sukses.Gimana mau sukses kalau sejak
kecil mereka sudah dibentuk pikirannya untuk menjadi pekerja.Karena itu Bob
mengingatkan bahwa orang pintar belajar keras untuk mendapatkan ijazah dan
secepat mungkin melamar pekerjaan.

Sebaliknya orang-orang bodoh tidak diterima bekerja dimana-mana karena nlai


mereka tidak meyakinkan.Apa yang kemudian mereka lakukan?mereka berjuang
keras untuk mendapatkan uang agar bias membayar pelamar kerja yaitu orang-
orang pintar.
BAB VIII

Orang Goblok Lebih Berani dari Orang Pintar

“Mereka tidak berpikir panjang”

Salah satu kelebihan orang goblok adalah mereka tidak pernah berpikir
panjang.Mereka tak mau pusing mikirin apa yang bakal terjadi jika mereka
gagal.Mereka juga nggak mau mikirin risiko-risiko yang ada didepan mereka.Inilah
yang membuat orang goblok lebih kaya pengalaman dari orang pintar karena
mereka selalu menjalani keinginan mereka.Kalau gagal?coba cara lain.Begitu terus
sampai mereka menemukan satu jalan yang berhasil.

Sebaliknya orang pintar selalu ingin membuat rencana dengan sempurna.Selalu


mempertimbangkan risiko yang akan ia alami.Berhitung-hitung diatas kertas.Setelah
melihat potensi hambatan didepan,mereka langsung mundur.Selalu ada alas an
yang mencegah mereka melakukan langkah pertama.Pada akhirnya,orang-orang
pintar ini tak pernah memulai bisnis mereka sendiri.Mereka merasa aman bekerja
untuk orang lain karena dipikiran mereka risikonya lebih kecil.

Terkadang nggak tahu apa-apa bias jadi keuntungan bagi kita.Seorang pengusaha
harus berani mengambil risiko.Jangan pernah takut pada kegagalan karena bisnis
itu sesungguhnya bukan hanya sebuah rencana,melainkan sebuah rencana yang
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.Pokoknya mulai saja mengejar impianmu.
BAB IX

Orang Goblok Itu (Harusnya) Nggak Sombong

“Jangan merasa pintar”

Kalau ada orang goblok yang sombong,itu celaka namanya.Orang kayak gini mesti
dibasmi.Sebaliknya,orang goblok yang rendah hati itu memiliki banyak
kelebihan.Mereka lebih suka mendengar nasihat orang lain.Dari situlah nasib
mereka berubah.

Bob Sadino pernah bilang bahwa menjadi orang goblok itu adalah kunci sukses
untuk memperoleh banyak ilmu dan pengetahuan.Maksudnya,kalau kita pengen
sukses seharusnya kita belajar dari orang-orang yang lebih berpengalaman dari
kita,yang sudah tahu bagaimana panjangnya perjalanan menuju kesuksesan.

Bob juga bilang bersikaplah seperti orang yang tidak mengerti apa-apa ketika
berhadapan dengan orang lain,agar tidak menjadi pribadi yang terbiasa menolak
pemahaman orang lain karena merasa pintar.

Kunci menjadi murid yang baik adakah menekan ego serendah-rendahnya.Jangan


merasa tahu alais sok tahu.Dengarkan nasihat dari mereka yang sukses maupun
dari mereka yang pernah gagal.Selalu ada hal-hal baru untuk dipelajari.
BAB X

Ide Bisnis Terbaik Adalah Yang Dijalankan

“Bukan ditanyakan melulu”

Saat mengisi sebuah seminar bisnis,pertanyaan yang paling sering ditanyakan


kepada dirinya adalah bagaimana memilih ide bisnis yang bagus dan ia pun
menjawab kalau ide bisnis yang bagus adalah bisnis yang dijalankan bukannya
ditanyakan melulu.

Orang yang ingin memulai bisnis biasanya sudah memiliki ide-ide bisnis
sendiri.Namun mereka terlalu takut untuk memulainya,disebabkan memikirkan risiko
kegagalan.Akibatnya ide itu hanya tinggal ide saja,tidak pernah dijalankan.Banyak
orang punya keinginan membangun bisnis tetapi hanya sedikit diantara mereka yang
benar-benar mencoba untuk menjalankannya.

Jika saja sejak awal Bob sudah memikirkan sulitnya menjual telur ayam broiler
waktu itu,tentu ia urung bertenak ayam.Namun karena otak gobloknya tidak mau
memikirkan risiko diawal,akhirnya ide itu dijalani saja.Keputusan yang terbukti tidak
akan disesalinya dikemudian hari.
BAB XI

Bila Ingin Berhasil,Buatlah Dirimu Lapar

“Saya memiskinkan diri”

“Saya (dulu) memiskinkan diri dan membuat kondisi dimana saya tak punya
pilihan.Kondisi tak punya pilihan itu ternyata sangat powerful.Seperti magma yang
sedang bergejolak didalam gunung berapi” tutur Bob suatu kali.

Maksudnya jika kita memang telah membulatkan tekad untuk membangun bisnis,ya
kita harus all out! Kita harus siap melakukan apa pun termasuk mengorbankan
banyak hal untuk membuat bisnis kita itu berjalan.

Begitu juga dalam berbisnis.Kita akan lebih all out bila ternyata kita,istri kita bahkan
anak kita bergantung pada bisnis itu.Mau nggak mau kita akan berupaya sekuat
tenaga agar bisnis itu secepatnya mendatangkan pendapatan bagi kita.Kita juga
akan lebih berhati-hatidalam membelanjakan uang.Sebisa mungkin pengeluaran
ditekan untuk mendapatkan pendapatan yang besar.Begitu prinsip ekonominya.
BAB XII

Bisnis Itu Cukup Satu Langkah Awal

“Ada kerikil,saya singkirkan”

Teorilah yang membuatnya terlihat rumit. “Cukup satu langkah awal.Ada kerikil,saya
singkirkan.Melangkah lagi.Bertemu duri,saya cabut.Melangkah lagi.Terhadang
lubang,saya lompati.Melangkah lagi.Bertemu api,saya mundur.Melangkah
lagi.Berjalan terus dan mengatasi masalah” terang bob soal prinsipnya dalam
berbisnis.

Jadi,tak usah memikirkan risiko diawal.Melangkah sajalah.Baru berjalan,kita mulai


menyingkirkan satu demi satu masalah hingga jalan terbuka lebar untuk bisnis yang
kita rintis.
BAB XIII

Jadilah Orang Jalanan

“Orang sekolahan biasanya banyak tahu,tetapi belum mengerti”

“Orang sekolahan diajari untuk tahu,sedangkan orang jalanan belajar untuk bisa”
jelas Bob mengenai perbedaan keduanya. “Tentu saja orang yang bisa akan berada
beberapa langkah didepan orang-orang yang sekedar tahu”.

Karena kenyataannya apa yang terjadi dilapangan tak selalu sama dengan
perhitungan diatas kertas.Inilah sebabnya orang jalanan bisa bisa karena biasa,lebih
cerdas dan kreatif dalam menghadapi masalah.Kecerdasan mereka datang dari
pengalaman bukannya dari teori disekolah.

Kelemahan lainnya dari orang sekolahan adalah mereka buta dengan keadaan
dilapangan sehingga nyali mereka sering ciut saat menghadapi masalah-masalah
yang datang tak terduga.
BAB XIV

Nggak Usah Pusingin Rencana

“Percuma punya rencana”

Jangan jadi orang kaku karena terbukti pengusaha yang sukses itu yang mampu
menyesuaikan dirinya dengan segala macam kondisi meski itu berarti membuat
rencana yang telah disusun berantakan.

Silakan buat rencana kalau memang ngotot.Tetapi untuk menjalaninya bersikaplah


fleksibel sesuai dengan apa yang akan terjadi nanti.

Persis dengan pendapat Bob,”percuma punya rencana,wong yang menentukan


adalah Tuhan” tutur Bob beralasan.

BAB XV
Jangan Takut CiptakanPasar

“Pasar kok dicari”

“Pasar kok dicari” ungkap Bob. “Pasar itu tidak boleh dicari,berharap beruntung lalu
menemukannya.Pasar itu harus diciptakan”.

Dengan menciptakan pasar,tentu saja kita akan dengan mudah menjadi pimpinan
dipasar itu.Istilah kerennya market leader.

Namun Bob juga mengingatkan jangan asal-asalan menciptakan pasar baru.Produk


yang kita buat haruslah dengan kebutuhan konsumen.Kita harus merasa yakin
bahwa produk kita itu memang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.Barulah
setelah itu kita merancang produk yang sesuai.

BAB XVI
Berfikir Out Of The Box

" Ketika orang ramai beternak ayam, saya justru membeli freezer "

Ketika Bob mampu menjual telur dalam jumlah yang luar biasa, orang orang
menyangka ia memiliki peternakan ayam yang besar dengan jumlah ribuan. Lalu,
waktu bab ekspor ribuan dan sayuran ke Jepang, lagi lagi orang mengira ia memiliki
perkebunan sayur yang luas. Nyatanya? Tidak. Tidak memiliki peternakan Dan
perkebunan yang luas. Apa rahasianya? Ya berfikir out of the box tadi!

Para pebisnis memang harus memiliki kemampuan untuk melihat beberapa langkah
ke depan. Bisa mencium datangnya kesempatan, Meskipun kesempatan itu sendiri
belum muncul.

Untuk melakukan itu semua, pebisnis memang harus memiliki kemampuan untuk
berfikir out of the box. Meski terkadang ide idenya tidak bisa dipahami oleh orang
orang awam. Bahkan tidak jarang dianggap gila.

Bab XVII
Jadilah Market Leader

"Saya menciptakan pasar "

Keutamaan berfikir out of the box dan menciptakan pasar sendiri adalah kita dengan
mudah menjadi pemimpin pasar. Hampir semua pemilik bisnis pasti bermimpi ingin
menjadi market leader. Karena Sang pemimpin selalu memiliki posisi yang
menguntungkan dalam persaingan. Ia telah dikenal baik oleh pasar dan
mengendalikan langkah langkah para followernya.

Ada berbagai cara untuk menjadi pemimpin pasar dan yang paling mudah adalah
dengan menjadi yang pertama. Menjadi produk pertama di saat Pesaing belum ada,
secara otomatis akan menempatkan produk kita sendirian dibenak konsumen.

Tapi jangan salah, tidak selamanya menjadi yang pertama itu bisa membuat kita
terus terusan berada di atas. Jika kita lengah para follower yang muncul dengan ide
lebih kreatif bisa tiba tiba menyalip di tikungan dan Mangambil alih posisi
kepemimpinan kita karena itu menjadi yang pertama saja tidak cukup.

BAB XVIII
Berbeda Atau Mati

"Dengan banyaknya kompetisi, pasar saat ini dikendalikan dengan pilihan"

Kalimat berbeda atau mati itu memang bukan dari Bob Sadino. Itu diambil dari judul
buku pakar pemasaran dunia, Jack Trout, Yang berjudul Differentiate or Die. Tetapi
pastinya Bob Sadino setuju dengan ide ini.

Perbedaan adalah nilai tambah. Sebuah Pembeda antara produk milik kita dengan
produk milik besar. Ini adalah hal yang penting. Bagaimana kita bisa bersaing jika
produk yang kita jual sama dengan pesaing?

Para pesaing dapat merebut bisnis anda dan anda tidak akan memperoleh nya
kembali dengan mudah. Perusahaan-perusahaan Yang tidak mengerti hal ini tidak
akan bertahan lama.

Dunia bisnis sangat kejam dan tak kenal ampun. Agar tidak menjadi korban
pikirkanlah hal hal berbeda yang bisa ditawarkan oleh produk anda sejak awal.

BAB XIX
Jadilah Yang Terbaik

"Saya tidak mengerti apa itu kualitas"

Agar produk kita bisa bersaing dan bahkan menjadi penguasa pasar kita harus
menjadi yang terbaik.

Menjadi yang pertama dan berbeda tidak akan ada gunanya jika ternyata produk kita
bukanlah yang terbaik. Para follower akan dengan mudah mengambil alih posisi
kepemimpinan kita jika ternyata kita gagal memberikan kualitas yang diharapkan
oleh konsumen.

Para pemula dalam bisnis harus bisa berhati hati. Tak ada gunanya membuat
produk yang berkualitas, jika ternyata produk itu gagal memenuhi harapan
konsumen. Sederhananya jika ingin menjadi yang terbaik makah jadilah yang paling
bisa memenuhi keinginan pelanggan kita.

BAB XX
Buatlah Organisasi Yang Sederhana

"Awalnya saya sendiri, lalu berdua, terus 10, lalu"

Salah satu kesalahan utama yang sering dilakukan pemula dalam berbisnis adalah
membentuk organisasi yang super ribet bahkan sebelum bisnis nya sendiri berjalan.
Ada direktur Utama, ada wakil direktur satu, ada wakil direktur dua, Ada manajer
pemasaran, ada manajer produksi, ada manager keuangan, ada manajer sdm, ada
supervisor dan seterusnya.

Padahal menurut Bob Sadino salah satu letak kesuksesan dalam berbisnis adalah
membuatnya tetap simple. Sederhana. Buat apa membuat organisasi yang gemu
dan terlihat mewah jika nyatanya kebanyakan dari mereka nantinya Anyam
nganggur? Simple sajalah.

Buatlah organisasi sesuai kebutuhan usaha anda. Lalu seiring dengan


perkembangan perusahaan maka organisasi itu akan mengalami penyesuayan
dengan sendirinya. Jika segala sesuatu bisa dilakukan oleh Anda sendiri mengapa
harus mencari teman? Jika ternyata anda bisa seorang diri menjalankan perusahaan
di tahap awal maka berjalanlah sendirian. Ketika kemudian dibutukan tenaga untuk
mengi meningkatkan produksi, memperluas penjualan hingga menangani urusan
administratif yang semakin banyak barulah kita mulai berfikir untuk menambahkan
anggota baru pada Tim.
BAB XXI

Jika Bisa Sendiri, Ngapain Harus Berdua?

"Saya jamin suatu saat akan pecah"

Salah satu penyebab berhentinya bisnis ditengah jalan adalah pecahnya kongsi
antara pemilik. Ini sudah sangat sering terjadi. Dua orang atau lebih membangun
bisnis bersama lalu saat bisnis sudah berjalan terjadi perselisihan yang
menyebabkan bisnis bubar.

Partnership bisa berjalan dengan baik bila di antara para pemilik saling menutupi
kelemahan satu sama lain karena itu, para pakar Menejemen merekomendasikan
kita untuk mencari rekan yang bisa menutupi kekurangan kita saat akan
membangun bisnis. Misalnya saat kita merasa memahami masalah produk namun
lemah dalam hal pemasaran lalu kita mengajak seorang teman yang berpengalaman
dalam hal pemasaran untuk bergabung. Ini sah sah saja untuk dilakukan.

Masalahnya di dalam diri manusia ada ego dan juga sifat serakah. Kedua hal inilah
yang kemudian biasanya berhasil memisahkan Kong si pemilik, terlebih di saat
perusahaan semakin besar. Satu pemilik akan merasa lebih berperan dibanding
yang lain sehingga merasa punya hak lebih besar dibanding pemilik lainnya.
Akibatnya hubungan bisnis menjadi pecah. Parahnya lagi hubungan di luar bisnis
pun ikut rusak. Padahal sebelumnya mereka adalah teman akrab, sahabat, bahkan
keluarga.
BAB XXII

Rekrut Karyawan Yang Mau Bekerja Dan Mau Belajar

"Mereka harus mau melakukan pekerjaan mulai dari yang terkecil"

Tidak ada orang yang sempurna. Tak mungkin dalam membangun bisnis kita bisa
melakukan semua hal. Apalagi saat perusahaan makin besar dan makin
berkembang. Pastinya ada saja hal hal yang tidak bisa kita lakukan.

Dalam urusan merekrut karyawan pun bab tidak mau mengikuti kebiasaan yang
sudah di kerja kan oleh perusahaan perusahaan lain. Bob memiliki prinsip sendiri
dan sekali lagi syaratnya tidak rumit yaitu harus mau bekerja dan belajar.

Dua siaran itulah yang harus dimiliki yang mau bergabung di perusahaan miliknya.
Ia tidak peduli latar belakang pendidikan dari calon pegawai nya.

Membudayakan Kesetaraan di antara para pegawai nya. Semua dianggap sama


statusnya meski ada yang berpredikat Doktor dan ada yang hanya lulusan SD.
Semua setara, tidak boleh ada yang merasa lebih tinggi dari yang lainnya.

Dengan demikian setiap orang akan memahami tanggung jawab miliknya dan milik
orang lain lalu terbentuk sikap saling menghargai dan mau melakukan upaya yang
terbaik demi kepentingan bersama di perusahaan.
BAB XXIII

Biarkan Pekerja Memilih Atasan Mereka

“Kalau teringat atasan itu,saya bisa langsung stress”

Para pekerja merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan.Sukses atau
tidaknya sutu perusahaan sangat tergantung dari kinerja orang-orang yang bekerja
didalamnya.Bob meyakini bahwa perusahaan baru bisa berjalan optimal jika semua
orang didalamnya bekerja dengan hati.Hati yang senang akan membuat
kemampuan karyawan meningkat.Imbasnya bisnis pun akan berjalan lancer.

Disisi yang lain para karyawan menyadari bahwa atasan itu dipilih oleh
mereka.Mereka pun harus siap menerima konsekuensi dari pilihan mereka.Mereka
harus mematuhi aturan-aturan yang dibuat dan bekerja sama dengan sang
atasan,membentuk sinergi yang harmonis demi perkembangan perusahaan.Tentu
saja perusahaan akan siap membackup dengan menyediakan dana untuk
mengikutsertakan orang yang terpilih dalam berbagai kegiatan pelatihan agar dirinya
memenuhi kualifikasi sebagai direktur utama.
BAB XXIV

Biarkan Karyawan Melakukan Kesalahan

"Kadang peluang itu letaknya justru ada dalam kesalahan yang pernah kita
buat"

Sang karyawan tetap bekerja diperusahaan tetapi ia belajar hal yang penting yaitu
kesalahan mahaldibuat untuk tidak diulangi.

Setiap orang pernah melakukan kesalahan dan Alang kah bakarnya bila kesalahan
itu dilakukan di saat kita masih berusia muda. Karena itu jika ingin memulai usaha
sekarang lah saatnya nanti hingga usia bertambah tua. Sebagai pemula lakukan
banyak kesalahan dan belajarlah dengan cepat untuk bangkit dari kesalan kesalan
itu. Terkadang sembunyi dibalik kesalahan.
Bab XXV

Perlakukan Karyawan Sebagai Keluarga dan Jangan Jadikan Keluarga Sebagai


Karyawan

"Bahkan tukang sapu pun bisa langsung ngobrol dengan saya"

Para pengusaha sering salah paham Terutama mereka yang menjadi pengusaha
tanpa sebelumnya punya pengalaman menjadi karyawan. Mereka berfikir karyawan
itu bekerja di perusahaan nya semata karena mencari uang. Padahal ada yang lebih
penting dari sekedar penghasilannya itu keluarga.

rata rata orang yang bertahan kerja di sebuah perusahaan dalam durasi belasan
hingga puluhan tahun disebabkan karena mereka telah merasa memiliki keluarga
kedua di perusahaan tersebut. Dengan atasan, rekan kerja maupun bawahan.
Hubungan yang Terjalin sudah seperti ikatan keluarga hingga sayang untuk dibuang.

Kunci menjaga harmonisasi adalah membangun saling percaya di antara pemilik


dengan karyawan dan karyawan dengan pemilik. Kedua pihak harus saling percaya,
masing masing akan melakukan pekerjaan nya dengan baik demi kesejahteraan
bersama.

Menurutnya masuknya keluarga pemilik dalam perusahaan akan mengacaukan


harmonisasi yang sudah terbentuk. Akan ada perasaan tidak enak karyawan lain
terhadap orang orang keluarga Sang pemilik. Pada akhirnya fungsi pengawasan
bisa kendor.

Selain itu jika terjadi perselisihan akan rentan menyebabkan perpecahan hubungan
kekeluargaan dan Bob tidak menghendaki itu.

Anda mungkin juga menyukai