Anda di halaman 1dari 7

BAHASA INDONESIA

Biografi Pengusaha Indonesia


(Bob Sadino)

Guru Pembimbing
Faulina, S.Pd

Disusun oleh
Rahman Tri Cahyono

XI Mipa 3

NISN : 0047856033

SMA NEGERI 2 UNGGUL SEKAYU


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
IDENTITAS BUKU

Judul : Kisah dan Perjuangan & Inspirasi Bob Sadino


Penulis : Punto Ali Fahmi
Penerbit : Checklist
Tempat Terbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 2018


Ringkasan
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu
dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun
mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah
dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia.
Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana,
ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di
Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes
miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang,
Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di
Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk
bekerja secara mandiri.

Titik balik yang getir menimpa keluarga Bob Sadino. Bob rindu pulang kampung setelah merantau
sembilan tahun di Amsterdam, Belanda dan Hamburg, Jerman, sejak tahun 1958. Ia membawa
pulang istrinya, mengajaknya hidup serba kekurangan. Padahal mereka tadinya hidup mapan
dengan gaji yang cukup besar.

Sekembalinya di tanah air, Bob bertekad tidak ingin lagi jadi karyawan yang diperintah atasan.
Karena itu ia harus kerja apa saja untuk menghidupi diri sendiri dan istrinya. Ia pernah jadi sopir
taksi. Mobilnya tabrakan dan hancur. Lantas beralih jadi kuli bangunan dengan upah harian Rp
100.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang
dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob
memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang
untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam
tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing,
karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di
mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka
mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob,
dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak,
menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana
dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura,
mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga
menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan
wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan
yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku,
yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan
banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah.
“Yang paling penting tindakan,” kata Bob. Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya
sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai
bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu,
kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.Menurut Bob, banyak orang yang memulai
dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang
melebihi orang lain.

Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan
sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob,
kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha
melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks
harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Sosok berambut putih, bercelana pendek, dan kadang mengisap rokok dari cangklongnya ini begitu
mudah dikenali. Gaya bicaranya blak-blakan tanpa tedeng aling-aling. Ia adalah Bob Sadino,
pengusaha sukses yang terkenal dengan jaringan usaha Kemfood dan Kemchick-nya. Beberapa
kali wajahnya ikut tampil di beberapa sinetron hingga ke layar lebar, meski kadang hanya tampil
sebagai figuran.

Penampilannya yang serba cuek itu ternyata sejalan dengan pola pikirnya yang apa adanya. Sebab,
menurutnya, apa yang diraihnya saat ini adalah berkat pola pikir yang apa adanya itu. Ia menyebut
bahwa kesuksesannya didapat tanpa rencana, semua mengalir begitu saja. Yang penting, adalah
action dan berusaha total, dalam menggeluti apa saja.

Totalitas Bob memang patut diacungi jempol, apalagi mengingat lika-liku jalan hidup yang telah
ditempuhnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933 yang hanya lulusan SMA ini pernah
mengenyam profesi dari sopir taksi hingga kuli bangunan untuk sekadar bertahan hidup.
Saat masa sulitnya, ia pernah hampir depresi. Tapi, ketika itu seorang temannya mengajaknya
memelihara ayam. Dari sanalah ia kemudian terinspirasi, bahwa kalau ayam saja bisa
memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur, tentunya manusia juga
bisa. Itulah yang kemudian mengawali langkahnya untuk berwirausaha. Ia pun kemudian
memutuskan untuk makin menekuni usaha ternak ayam.

Pada awalnya, ia menjual telur beberapa kilogram per hari bersama istrinya. Mereka menjual telur
itu awalnya dari pintu ke pintu. Dan, dengan ketekunan dan kemampuannya menjaga hubungan
baik, telurnya makin laris. Dari sanalah kemudian usahanya terus bergulir. Dari hanya menjual
telur, ia lantas menjual aneka bahan makanan. Itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal
supermarket Kemchick miliknya. Ia kemudian juga merambah agribisnis khususnya holtikutura,
mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur untuk dijual pada orang asing seperti
orang Jepang dan Eropa. Hubungan baik dengan orang-orang asing inilah yang kemudian makin
membesarkan usahanya hingga ia akhirnya juga memiliki usaha daging olahan Kemfoods.

Dalam menjalankan setiap usahanya, Bob selalu menyebut dirinya tak punya kunci sukses. Sebab,
ia percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, peras keringat, dan bahkan
jungkir balik. Menurutnya, uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting adalah kemauan,
komitmen tinggi, dan selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani mengambil peluang.

Bob menyebut, kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak berpikir membuat rencana
sehingga tidak segera melangkah. Ia mengatakan bahwa ketika orang hanya membuat rencana,
karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain, muncullah sifat arogan. Padahal, intinya
sebenarnya sederhana saja, lakukan dan selalu dengarkan saran dan keluhan pelanggan. Bob
membuktikan sendiri, ia yang hanya bermodal nekad, tapi berlandaskan niat dan keyakinan, serta
kerja keras pantang menyerah, tanpa teori sukses ia pun bisa jadi seperti sekarang.

Sukses itu bukan teori. Namun didapat dari perjuangan dan kerja keras, serta dilandasi keyakinan
kuat untuk mewujudkan cita-cita. Bob Sadino adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa sukses
asal mau membayar ”harga” dengan perjuangan tanpa henti.

Penjelasan

"Melangkah tanpa perlu tujuan. Memiskinkan diri,tapi gagal miskin. Aku kerja nikmat, orang lain
bilang kerja keras" -Bob Sadino-

"Orang goblok sulit dapat pekerjaan, akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang,
orang goblok mempekerjakan orang pintar." -Bob Sadino-

"Di balik setiap harapan selalu diikuti kekecewaan, jadi berhentilah berharap." -Bob Sadino-
"Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya nggak pernah mikir karena cuma melangkah
saja. Ngapain mikir, kan cuma selangkah." -Bob Sadino-

"Saya tidak mau pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki terkubur bersama tubuh saya
ketika mati kelak." -Bob Sadino-

"Kalau mau berhasil, carilah kegagalan sebanyak banyak nya." -Bob Sadino-

Anda mungkin juga menyukai