Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK

PENGANTAR MANAJEMEN
BIOGRAFI MANAJER SUKSES
“BOB SADINO”

DOSEN PENGAMPU :
HERMANTO HUTAGALUNG, S.E, MM
DISUSUN OLEH :
FIKRI KHAIRULLAH 22130027
FRANSISKA HERTA MANIK 22130029
HANIFAH JUNITA 22130025
INDRI AYU 22130046
KELVIN ADFENTRI SAMOSIR 22130012
KHORIL GISRI 22130015
M ADITYA RAMADHANA 22130019
LINDA ALYA ASTRI 22130009

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


BINA KARYA TEBING TINGGI
TAHUN 2023
Daftar Isi
● Biography of Bob Sadino ……………………. 4
● Kisah Sukses dari Bob Sadino ……………….. 8
● Perjalanan Karir Bob Sadino ………………… 9
● Beberapa Bisnis Milik Bob Sadino ………….. 15
Biography of Bob Sadino – Successful Businessman From
Indonesia
Beliau bernama lengkap Bambang Mustari Sadino. Lahir di Lampung, tanggal 9 Maret
1933, wafat pada tanggal 19 Januari 2015. Beliau akrab dipanggil dengan sebutan ‘Om Bob’.
Ia adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan.
Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia
sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri
khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak
bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur
19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain
sudah dianggap hidup mapan.

Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam


perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia
bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di
Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes
miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di
Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal
dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki
tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan
mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika
ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah.
Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu.
Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang
dialaminya.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang
dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob
memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang
untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor.
Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang
asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang,
Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun
mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada
diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut
perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil
sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya


holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia.
Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.
Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya
uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan
menangkap peluang.
Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku
dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan.
Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera
melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke


lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan
Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi
trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan
bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan
pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan
pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu
ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem
Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Seorang Anak Guru

Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan
terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari
lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang
jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual
untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi,
masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri
sopirnya.

Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita
kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan
sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan.

Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris
di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga.
Saya yang harus mencari nafkah.”

Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya,
Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem
Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik.

Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung”
shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per
bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan,
dan 100 ton sayuran segar.

”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua
anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per
kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan.
Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin
berkhayal yang macam-macam. Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik
klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua
anaknya.
Meninggal Dunia

Setelah sempat dirawat selama dua bulan, pengusaha nyentrik Bob Sadino akhirnya
menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada hari Senin,
tanggal 19 januari 2015 setelah berjuang dengan penyakitnya yaitu infeksi saluran pernafasan
kronis.

Bob Sadino dikatakan sudah tak sadar dalam 2-3 minggu. Penyakitnya terkait dengan
usianya yang sudah lanjut serta kondisinya yang makin menurun setelah istrinya meninggal
dunia pada Juli 2014.

KISAH SUKSES DARI BOB SADINO

Kisah Sukses & Biografi Singkat Bob Sadino – Ketika mendengar nama Bob Sadino,
tentunya kamu sudah tidak asing mengenali sosok pengusaha sukses dan menorehkan karya-
karyanya yang tentunya dapat menjadi sebuah motivasi untuk para pelaku bisnis.

Sering dan tak jarang dari kita menghadapi banyak tantangan dalam berbisnis karena dalam
berbisnis, setiap pelaku usaha pasti memiliki proses dan tantangannya sendiri-sendiri. Melalui
proses tersebut tentunya setiap pelaku usaha memiliki strategi dan motivasinya tersendiri untuk
menghadapi peristiwa dalam usahanya.

Namun, tidak semua pelaku usaha memiliki strategi dan motivasi yang kuat ketika
usahanya dihadapkan kerugian. Di sisi lain di era pandemi yang ikut menyurutkan pelaku usaha.
Pesimis dan kekhawatiran tidak hanya datang satu dua kali saja, tentunya dalam menjalankan
bisnis, pelaku bisnis harus siap untuk mempunyai ketekunan dan kesabaran yang tidak hanya
sesaat.
Kehadiran sosok Bob Sadino dari pengalaman hidupnya untuk memberikan motivasi dalam
berwirausaha, menjadikan Bob Sadino merupakan sosok yang mendunia. Perjalanan hidup
yang mengantarkannya hingga dikenal dunia tentunya merupakan pelajaran berharga dalam
dunia wirausaha. Berikut beberapa deskripsi dari seorang Bob Sadino.

Perjalanan Karir Bob Sadino

Bermula dari langkah awalnya untuk melepaskan pilihannya dengan tidak melanjutkan
pendidikannya di bangku perkuliahan. Di saat orang-orang berlomba-lomba untuk meraih
pendidikan tinggi, Bob Sadino memiliki idealismenya sendiri untuk memilih tidak melanjutkan
pendidikannya di bangku perkuliahan.

Mengutip dari (Kompas.com), Bob Sadino memiliki anggapannya sendiri bahwa di


kampus, mahasiswa ibarat seorang pemulung yang memunguti barang-barang yang memenuhi
otak, ujarnya, “Semakin seseorang belajar, otak mereka semakin penuh”.

Meskipun Bob Sadino memiliki idealismenya untuk tidak melanjutkan perguruan tinggi,
hal tersebut bukan berarti Bob Sadino menganggap remeh bahwa belajar adalah hal yang tidak
berguna atau sia-sia. Hanya saja Bob Sadino memiliki metode tersendiri untuk mendapatkan
ilmu.

Dalam ajarannya, “Kita ngomong apakah belajar itu perlu. Saya nggak pernah bilang
belajar itu nggak perlu atau nggak usah, dan saya tidak punya basis, tidak sekolah. Saya adalah
orang bodoh. Nah, dari kebodohan ini yang menjadi kekuatan saya”.
Bob Sadino memilih jalannya sendiri di mana dari kebanyakan perjalanan hidup seseorang
dimulai dari ilmu pengetahuan yang didapat melalui pendidikan dan bertahap hingga menjadi
seorang ahli. Tetapi hal tersebut justru membuat Bob Sadino terbuka dan banyak belajar hal
baru.

Bob Sadino memulai perjalanan karirnya dari nol. Jenjang karir yang dijalankan oleh Bob
Sadino dimulai dari usianya 19 tahun yang sudah ditinggalkan oleh ayahnya, Bob Sadino hanya
memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Dengan cara berpikir yang kreatif, beliau berhasil untuk menjadi pengusaha yang hingga
saat ini menjadi panutan bagi pengusaha muda. Pelajari caranya melalui buku 101 Cara Berpikir
Kreatif Ala Bob Sadino.

1. Menjadi Karyawan Unilever

Dimulai dari keputusannya untuk tidak melanjutkan perkuliahannya, Bob Sadino memilih
untuk bekerja sebagai karyawan di Unilever hingga beberapa tahun sebelum dirinya singgah
dan bekerja di luar negeri. Sebelum keputusannya untuk memilih bekerja di luar negeri, Bob
Sadino kemudian memilih keputusan ingin bekerja untuk diri sendiri dan meninggalkan
posisinya sebagai karyawan di Unilever pada tahun 1955.

2. Bekerja di Djakarta Lylod di Belanda dan Jerman

Pada saat Bob Sadino ditinggali harta kekayaan orang tuanya, sebagian harta tersebut
digunakan oleh Bob Sadino untuk berkeliling dunia dan singgah dan menetap di Belanda
selama 9 tahun.
Saat di tinggal di Belanda tersebut, Bob Sadino bekerja di perusahaan pelayaran Djakarta
Lylod di Kota Amsterdam dan di Jerman.

Perjalanan hidupnya di Belanda menghantarkan dirinya bertemu dengan pasangan


hidupnya yang bernama Soelami Soejoed yang merupakan seorang karyawati Bank Indonesia
Amerika Serikat.

3. Membuka Sewa Mobil dan Menjadi Sopir

Perjalanan jatuh bangunnya dimulai dari Bob Sadino menjadi sopir saat setelah kehidupan
merantaunya di Belanda. Pada tahun 1967 Bob Sadino dengan keluarganya kembali ke
Indonesia. Dengan menggunakan gajinya hasil bekerja saat di Eropa dan menggunakan warisan
orang tuanya,

Bob Sadino membeli dua buah mobil Mercedes dan memulai usahanya dengan membuka
sewa mobil dan Bob Sadino sendiri yang menjadi sopirnya. Namun, kehidupan dan tantangan
menghampiri Bob Sadino yaitu suatu hari Bob Sadino mendapatkan kecelakaan yang
mengakibatkan mobilnya rusak parah.

4. Menjadi Kuli Bangunan

Berlanjut dari musibah yang didapati oleh Bob Sadino, kerugian yang didapatinya dari
akibat kecelakaannya membuat Bob Sadino tidak memiliki cukup modal untuk memperbaiki
mobilnya hingga beliau memutuskan untuk menjadi kuli bangunan.
Pikirnya, hal tersebut digunakan untuk mencukupi kehidupan dirinya dan keluarganya.
Upah yang didapatkan pun saat itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya
sehingga Bob Sadino sempat mengalami tekanan hidup dan membuatnya depresi.

Dengan banyaknya musibah yang menimpa diri Bob Sadino, beliau tetap bangkit yang
membuatnya sukses hingga saat ini. Motivasi tersebut yang harus kita semua miliki khususnya
bagi kalian yang ingin memulai bisnis seperti halnya pada buku 33 Cara Kaya Ala Bob Sadino,
Motivasi Bisnis Anti-Gagal.

5. Bisnis Telur Ayam Negeri

Dari tekanan hidupnya yang membuatnya depresi, rekan Bob Sadino bernama Sri Mulyono
Herlambang yang merupakan pensiunan Jenderal Angkatan Udara yang mana juga merupakan
salah satu perintis usaha ayam ras dan dikenal sebagai pendiri dan pimpinan Perhimpunan
Peternak Unggas Indonesia (PPUI), menyarankan untuk memelihara ayam hingga
memunculkan ide untuk memiliki usaha ternak ayam.

Peluang bisnis yang dimiliki oleh Bob Sadino menghasilkan temuan baru bagi dirinya yaitu
mampu memberikan pembeda pada ukuran telur ayam lokal yang mana ukurannya lebih kecil
dibanding ukuran telur ayam yang ada di luar negeri.

Kemampuannya dalam melihat peluang dan jejaring pertemanannya yang dimiliki di luar
negeri, Bob Sadino berusaha untuk mempelajari cara untuk mengembangbiakkan ayam broiler
dari majalah peternakan yang berbahasa Belanda karena mengingat bahwa Bob Sadino bukan
seorang lulusan sarjana peternakan.
Dari kemampuannya untuk mempelajari jenis telur tersebut, Bob Sadino berhasil
menjualkan telur ayamnya ke tetangga-tetangganya di daerah Kemang, Jakarta, yang mana
kebanyakan dari tetangganya tersebut adalah ekspatriat. Penjualan tersebut tentunya dilakukan
dari pintu ke pintu yang tentunya bermodalkan pengalaman hidupnya di Eropa.

Kemudian dengan keuletan dan konsistensi yang dimiliki oleh Bob Sadino, penjualan yang
dilakukannya meningkat dalam sehari menjadi puluhan kilo. Dari memelihara ayam, Bob
Sadino juga belajar dari ayam-ayamnya yang dipelihara. Bob Sadino mendapat pelajaran bahwa
ayam saja mampu berjuang untuk hidup, tentunya manusia pun harus juga bisa.

Dalam proses membuka bisnis telur ayam ini, Bob Sadino tentunya didampingi oleh
istrinya. Tantangan yang didapat dari berjualan telur ini pun juga sering berdatangan. Seperti
halnya tak jarang Bob Sadino mendapatkan makian, teguran, dari pelanggannya dan bahkan
pembantu dari orang asing. Tentunya dari tantangan yang dihadapinya tersebut, Bob Sadino
dan istrinya terus memperbaiki kualitas usahanya, baik dari barang dagangannya maupun
pelayanannya.

6. Merambah Bisnis Sayuran

Dari proses penjualan telur ayam yang meningkat, Bob Sadino mengembangkan bisnisnya
melalui bisnis sayuran. Bob Sadino kembali melihat peluang yang ada di dalam bisnisnya untuk
mengembangkan sayur-mayur dan buah-buahan luar negeri yang belum ada di Indonesia.

Kemudian Bob Sadino memperkenalkan jagung manis, melon, dan brokoli. Bisnis yang
dijalankan kemudian menjadi meningkat dengan drastis hingga menghasilkan perubahan pada
diri Bob Sadino yang mulanya Bob memiliki pribadi yang feodal, dari bisnisnya Bob berubah
menjadi pribadi pelayan.
Bob Sadino meyakini bahwa tahap untuk menuju sukses selalu diawali dengan kegagalan
demi kegagalan. Prosesnya dalam berwirausaha tentunya tidak semudah yang dikira.
Kegagalan baginya adalah hal yang biasa. Bob dan istrinya pun tak sering jungkir balik. Tetapi
Bob berpendapat bahwa baginya uang bukanlah nomor satu.

Hal yang paling utama dari keseluruhan tersebut adalah kemauan, komitmen, dan berani
dalam mengambil peluang. Dari perubahan tersebut, bisnis yang dilakoninya pun semakin
meningkat. Bob Sadino tak hanya menjualkan sayur-mayur saja, tetapi juga memperkenalkan
cara berkebun dengan hidroponik di Indonesia agar menghasilkan sayuran segar.

Di mana bisnis yang dijalankan oleh Bob Sadino ini merambah ke agribisnis yaitu
hortikultura di mana pengelolaan kebun-kebun sayur-mayur yang bertujuan untuk dikonsumsi
orang asing di Indonesia.

Sedangkan pada saat itu, sistem perladangan yang diterapkan oleh Bob Sadino belum ada
yang menerapkan satupun. Kemudian dari konsep-konsep bisnisnya tersebut, Bob Sadino
memutuskan untuk melakukan kerja sama dengan petani-petani lokal untuk mengembangkan
bisnis yang dinamakan Kem Farm. Konsep bisnisnya yang terus-menerus meningkat
menjadikan Bob Sadino memutuskan untuk membuka perusahaan yang berupa sebuah
supermarket bernama Kem Chicks.

7. Pemilik Supermarket Kem Chicks

Tahun 1970 Kem Chicks didirikan oleh Bob Sadino yang mana Kem Chicks adalah sebuah
supermarket yang menyediakan berbagai macam produk pangan impor yang disediakan untuk
masyarakat Jakarta.
Supermarket milik Bob Sadino ini lokasinya berada di Jalan Kemang Raya, No. 3-5, Jakarta
Selatan. Dibukanya supermarket ini, bisnis menjadi semakin meningkat, yang mana lima tahun
kemudian Bob Sadino memanfaatkan peluang dari meningkatnya permintaan daging sosis
dengan mendirikan sebuah perusahaan bernama Kemfood yang didirikan pada tahun 1975 yang
mana Kemfood merupakan pelopor industri daging olahan di Indonesia.

Produk yang menjadi andalan dari Kemfood ini adalah burger, bakso, nugget, dan olahan
daging lainnya. Tercatat sebagai perusahaan sukses pada tahun 1985 di mana tercatat rata-rata
penjualannya terus konsisten yang berkisar 40-50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan,
dan 100 ton sayuran.

Dari karya-karya dan kisah-kisah inspiratifnya, Bob Sadino mendapatkan tempat tersendiri
dari masyarakat luas sebagai pionir atau pelopor yang inspiratif. Tentunya, Bob Sadino
merupakan salah satu pionir bangsa yang telah mengenalkan ayam negeri dan menjadi orang
pertama yang menggunakan perladangan sayuran dengan sistem hidroponik.

Berawal dari keinginannya untuk lepas dari belenggu perusahaan, hingga berhasil
membangun perusahaan besar, kisah perjalanan Bob Sadino ini dapat Grameds baca pada buku
Bob Sadino: Kisah, Perjuangan & Inspirasi dibawah ini.

Beberapa Bisnis Milik Bob Sadino

Dari perjalanan hidup dan kisah inspiratifnya di atas, berikut beberapa bisnis milik Bob
Sadino yang cukup memberikan inspirasi para pelaku usaha.

1. Kem Chicks
Kem Chicks merupakan sebuah supermarket yang didirikan oleh Bob Sadino pada tahun
1970. Konsep supermarket Kem Chicks ini berupa supermarket yang dikonsep untuk
menyediakan berbagai macam produk pangan impor untuk masyarakat Jakarta seperti yang
sudah dijelaskan di atas bahwa sasaran supermarket Kem Chicks ini adalah para ekspatriat
(orang asing) dan masyarakat kelas menengah atas.

2. Kemfood
Kemoofd atau kepanjangannya yaitu Kemang Food Industries merupakan salah satu bisnis
yang juga dimiliki oleh Bob Sadino dan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan daging. Modal awal yang digunakan oleh perusahaan ini bersumber dari
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan pemegang saham tunggal PT Boga Catur
Rata.

Bob Sadino mendirikan PT Kemang Food Industries ini karena adanya peningkatan
demand daging dan sosis pada tahun 1975. Berbeda dari Kem Chicks yang berlokasi di Jl.
Kemang Raya No. 3-5, DKI Jakarta, Kem Food berlokasi di Jl. Pulo Kambing No. 11 Jakarta,
Industrial Estate Pulogadung, Jakarta Timur.

3. Kem Farm
Jika Kem Chicks adalah swalayan dan Kem Food adalah perusahaan pengolahan daging
yang dimiliki oleh Bob Sadino, Kem Farm adalah ladang sayur yang didirikan oleh Bob Sadino
yang mana merupakan salah satu dari pencetus sistem hidroponik, yang mana pada saat itu
perkebunan dengan sistem hidroponik masih langka di Indonesia dan hanya dimiliki oleh Bob
Sadino. Berbeda dari lokasi-lokasi bisnis sebelumnya Kem Farm terletak di Jl. Jend. Gatot
Subroto Kawasan Industri Candi BI VIII/16-A, Semarang.

Kem Farm ini merupakan bisnis Bob Sadino yang berfokus pada bidang agribisnis yang
mana didirikan pada tahun 1980. Kebanyakan dari penjualan Kem Farm adalah sayur-sayuran
dan buah-buahan yang bahkan dijual untuk ekspor. Sebuah pencapaian dari Kem Farm adalah
pernah mengekspor sayuran ke Jepang hingga mencapai 10.000 ton perbulan.

4. The Mansion at Kemang

Selain pada bidang peternakan dan perkebunan, Bob Sadino juga mengembangkan usaha
di bidang properti yang bernama The Mansion at Kemang. Bisnis propertinya ini bekerjasama
dengan Agung Sedayu Group.

Bisnis propertinya ini berkonsep apartemen, pusat perbelanjaan, dan perkantoran, di mana
ketiganya berada dalam satu lokasi. The Mansion at Kemang terdiri dari 32 lantai yang
memiliki 180 unit apartemen dan 10 unit pertokoan yang mana tempatnya berdekatan dengan
Kem Chicks.

Itulah perjalanan sukses seorang legenda bisnis Bob Sadino. Semoga kisahnya
menginspirasi Anda untuk memulai bisnis.
Daftar Pustaka
https://voffice.co.id/jakarta-virtual-office/business-tips/biografi-bob-sadino-pengusaha-
sukses-dari-indonesia/

https://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-bob-sadino-tokoh-pengusaha-
nyentrik-asal-indonesia/

https://www.paper.id/blog/inspirasi-sukses-umkm/kisah-sukses-bob-sadino/

http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.com/2013/06/biografi-bob-sadino-pemilik-
kemfood-dan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino

https://www.akudigital.com/bisnis-tips/biografi-bob-sadino/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino

Anda mungkin juga menyukai