Anda di halaman 1dari 5

A.

Tujuan umum
1. Untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang menyebabkan obesitas?
B. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui hubungan genetic dengan obesitas?
2. Untuk mengetahi hubungan pola makan dengan obesitas?
3. Untuk mengetahui hubungan intensitas aktivitas fisik dengan obesitas?
4. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan begadang dengan obesitas?
5. Untuk mengetahui hubungan Jam makan dengan obesitas?
C. Pengembangan materi
1. Faktor genetic
Faktor genetik berhubungan dengan pertambahan berat badan, IMT, lingkar pinggang, dan
aktivitas fisik. Jika ayah dan atau ibu menderita kelebihan berat badan maka kemungkinan
anaknya memiliki kelebihan berat badan sebesar 40-50%. Apabila kedua orang tua menderita
obesitas kemungkinan anaknya menjadi obesitas sebesar 70-80% . Faktor genetik sangat
berperan dalam peningkatan berat badan. Data dari berbagai studi genetic menunjukkan
adanya beberapa alel yang menunjukkan predisposisi untuk menimbulkan obesitas. Di samping
itu, terdapat interaksi antara faktor genetik dengan kelebihan asupan makanan padat dan
penurunan aktivitas fisik. Studi genetik terbaru telah mengidentifikasi adanya mutasi gen yang
mendasari obesitas. Terdapat sejumlah besar gen pada manusia yang diyakini mempengaruhi
berat badan dan adipositas.
2. Pola makan

Pola makan yang salah :


1. Anda melakukan hal lain saat makan
Apakah Anda pernah makan sambil menonton televisi, bermain internet, atau bermain dengan
smart phone Anda? Ataukan Anda malah sering melakukannya? Sebaiknya hentikan kebiasaan
tersebut. Apabila Anda makan sambil melakukan aktivitas lain maka Anda tidak dapat
mengontrol porsi makanan yang Anda konsumsi. Anda pun juga sulit merasa kenyang karena
Anda jadi tidak fokus dengan makanan yang Anda konsumsi.
2. Anda nyemil sepanjang hari
Nyemil memang kegiatan yang menyenangkan. Namun kebanyakan dari Anda nyemil dengan
porsi yang lumayan banyak. Akibatnya Anda mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang
sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh dan Anda pun membebani pencernaan Anda.Makanan yang
tidak tercerna dengan baik selain dapat menyebabkan kegemukan juga dapat menyebabkan
beberapa masalah pada pencernaan.
3. Anda menggabungkan makanan dengan salah
Kesederhanaan adalah kunci dalam menggabungkan beberapa makanan dengan baik. Semakin
sederhana makanan yang Anda konsumsi, maka semakin ringan kerja sistem pencernaan
Anda. Setiap makanan membutuhkan enzim pencernaan yang berbeda untuk dicerna. Selain
enzim yang berbeda, makanan juga membutuhkan waktu yang berbeda dalam proses
mencerna.
Oleh karena itu untuk menurunkan berat badan Anda, selain makanan yang Anda konsumsi,
sebaiknya Anda juga memperhatikan pola makan yang selama ini Anda jalankan. Pola makan
yang baik akan membuat makanan tercerna dengan baik sehingga Anda terhindar dari
kenaikan berat badan. 
Meski bukan satu-satunya, tapi makanan mengambil peran penting dalam memicu obesitas.
Contoh makanan yang memicu obesitas :
1. Makanan dan minuman berpemanis
Menambahkan gula ke dalam beragam jenis makanan dan minuman menjadi cara terburuk dari
pola makan kebanyakan orang di zaman kiwari.
Mengutip Healthline, saat dikonsumsi berlebihan, gula mengubah hormon dan biokimia dalam
tubuh, yang pada gilirannya berkontribusi terhadap penambahan berat badan.

2. Kentang goreng dan makanan yang digoreng lainnya


Siapa yang tak suka kentang goreng? Kecanduan kentang goreng dapat dengan mudah
menambahkan berat badan Anda hingga tak terkendali.

Tak hanya menambah berat badan, makanan yang digoreng juga meningkatkan kadar
kolesterol pada tubuh. Mengutip IB Times, serangan jantung pada usia dini juga menjadi salah
satu risiko terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng.

3. Minuman bersoda
Soda menjadi salah satu yang berada dalam deretan minuman dan makanan penyebab obesitas.
Minuman bersoda diketahui tinggi akan kandungan gula dan kalori. Jika dikonsumsi secara
rutin, minuman ini dapat memicu naiknya berat badan.Ganti minuman bersoda dengan air
mineral atau teh sebagai alternatif yang lebih sehat.

4. Cokelat
Tak semua cokelat berbahaya. Namun, jenis cokelat yang mengandung pemanis, pengawet,
dan bahan adiktif lainnya dalam jumlah besar tak baik untuk dikonsumsi. Hal ini akan
mengarahkan Anda pada meningkatnya risiko obesitas.
5. Daging merah
Seperti halnya gula, konsumsi daging merah juga dapat meningkatkan risiko obesitas. Hal
tersebut dibuktikan pada sebuah penelitian.

6. Makanan olahan
Sejumlah ilmuwan meyakini bahwa makanan olahan jadi salah satu penyebab utama epidemi
obesitas.
Mengutip Medical News Today, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cell Metabolism
menemukan, makanan olahan cenderung membuat seseorang makan dalam porsi yang lebih
banyak.
Para peneliti menyebut, makanan olahan mengandung kalori yang padat dengan kandungan air
yang lebih sedikit. Hal itu membuat orang yang mengonsumsinya akan merasa kurang puas.

3. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik merupakan perilaku positif sebagai pengontrol keseimbangan energi, setiap gerakan tubuh
yang menyebabkan peningkatan, pengeluaran, atau pembakaran tenaga. Aktivitas fisik yang ringan pada masa
remaja akan cenderung kurang aktif pada masa berikutnya (ACSM, 2015). Hal tersebut merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan obesitas (Wijayanti, 2013). Hasil aktivitas fi sik yang didapatkan dalam penelitian
juga menunjukkan bahwa remaja putri cenderung menghabiskan waktunya untuk menonton TV dan bermain
gadget. Pergeseran gaya hidup di daerah pedesaan yang sebelumnya memiliki aktivitas gerak yang lebih
banyak menjadi berkurang (Wulandari et al., 2015). Kemajuan teknologi yang berkembang pesat
memengaruhi gaya hidup perkotaan yang semakin sibuk dengan gadget daripada bermain bersama teman
sebaya diluar. Latihan fi sik dan adaptasi otot pada remaja dapat membantu menurunkan berat badan dan
mencegah terjadinya kenaikan berat badan. Aktivitas fi sik tinggi akan memecah energi dalam cadangan
lemak untuk digunakan, namun aktivitas yang rendah akan semakin menumpuk cadangan lemak dalam tubuh
yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan (Coelho et al., 2011).

Anda mungkin juga menyukai