Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS PRAKTEK PROFESI NERS

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA TN. S


MENINGITIS TB DI RUANG FLAMBOYAN RSU KABUPATEN
TANGERANG TAHUN 2020

Oleh:
ANITA INDAHNIATI
20010095

Pembimbing Materi Pembimbing Lapangan

(Ela Susilawati, S.Kp, M.Kep) (Ns. Yayah Kameiliah, S.Kep)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN


TANGERANG SELATAN
2020
LAPORAN KASUS

DATA DEMOGRAFI

Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 30 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : Poris/ Kp. Babakan Loa Rt 003/05 Cibatu Garut/ Stasiun
Tangerang

PENANGGUNG JAWAB

Nama : Tn. C
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan Klien : Kerabat
Pekerjaan : Swasta

PENGKAJIAN

Waktu Masuk Rumah Sakit

Tanggal : 01/02/2020 Waktu Masuk Rs : 13.00 WIB


Kesadaran : Somnolen TD : 130/80 mmHg Nadi : 102 x/menit
RR: 22 x/menit Suhu : 36,4 0C
Masuk dari ruang: UGD

Riwayat Kesehatan

Didapatkan dari : Ny. A Hubungan dengan Klien : Orang tua


1. Diagnosa Medis : Meningitis Tb
2. Keluhan Utama : Klien penurunan kesadaran
3. Riwayat Kesehatan terdahulu
Klien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya dan klien tidak memiliki riwayat alergi.
Klien merupakan perokok aktif. Di keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit
menurun.
PENGKAJIAN SISTEM

Aktivitas : Bedrest
Alat bantu nafas : Nasal Kanul
Pemberian nutrisi : NGT
Jenis makanan : Cair
Keamanan : Side-Rails terpasang

PENGKAJIAN FISIK

Kardiovaskular

Warna Kulit : Kemerahan


Konjungtiva : Tidak anemis
Mukosa Mulut : Anemis
Edema : Tidak Ada

RESPIRASI

Respirasi rate : 22 x/menit


Pergerakan rongga dada : Simetris
Clubbing Finger : Tidak ada

PENCERNAAN

Mukosa mulut :
Kelembaban : Kering

PERKEMIHAN

Alat bantu berkemih : Kateter

PERSARAFAN

Kesadaran (GCS) :8
Tingkat Kesadaran : Somnolen
Tanda Vital : TD : 130/80 mmHg Nadi : 102 x/menit RR : 22 x/menit
SARAF KRANIAL

N.I (Olfaktorius) : KANAN KIRI


Daya pembau : tidak dapat dilakukan tidak dapat dilakukan

N.II (Optikus) KANAN KIRI


Visus : tidak dapat dilakukan tidak dapat dilakukan
Lapang pandang : tidak dapat dilakukan tidak dapat dilakukan
Funduskopi : tidak dapat dilakukan

N.III (Okulomotorius) KANAN KIRI


Ptosis : - -
Ukuran pupil : 1-2 mm 1-2 mm
Bentuk pupil : bulat (isokor) bulat(isokor)
Gerakan bola mata : Sulit dinilai
- Atas : - -
- Bawah : - -
- Medial : - -
Dolls eye : +
Refleks cahaya
- Refleks cahaya direk + +
- Reflek cahaya indirek + +

N.IV (Trokhlearis)
Gerakan mata ke medial bawah: sulit dinilai

N.V(Trigeminus)
Menggigit : belum dapat dinilai
Membuka mulut : belum dapat dinilai
Sensibilitas
Refleks kornea : belum dapat dinilai
N.VI (Abdusens)
Gerak mata ke lateral : sulit dinilai

N.VII (Fasialis)
Kerutan kulit dahi : tidak dapat dinilai
Lipatan nasolabialis : tidak dapat dinilai
Menutup mata : tidak dapat dinilai
Mengangkat alis : tidak dapat dinilai
Menyeringai : normal
Daya kecap lidah 2/3 depan : tidak dapat dinilai

N.VIII (Vestibulokokhlearis)
Tes bisik : belum dapat dinilai
Tes rinne : belum dapat dinilai
Tes weber : belum dapat dinilai
Tes schwabach : belum dapat dinilai
Past pointing test : belum dapat dinilai

N.IX & X
Daya kecap lidah 1/3 belakang : belum dapat dinilai
Uvula secara pasif : sulit dinilai
Menelan : belum dapat dinilai
Refleks muntah : belum dapat dinilai

N.XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala : belum dapat dinilai
Mengangkat bahu : belum dapat dinilai

N.XII (Hipoglosus)
Sikap lidah : belum dapat dinilai
Atrofi otot lidah : (-)
Fasikulasi lidah : (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (01 Februari 2020)
HEMATOLOGI
Hb : 14,2 g/dl
Leukosit : 13,40 x10^3/ul
Ht : 40 %
Trombosit : 179 x10^3/ul
KIMIA
KARBOHIDRAT
GDS : 131 mg/dl
FUNGSI GINJAL
Ureum : 46 mg/dl
Creatinin : 1,2 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium : 141 mEq/L
Kalium : 3,7 mEq/L
Chloride : 93 mEq/L

ANALISA DATA

No Data Analisa Data Masalah Keperawatan


(Pohon Masalah) yang Muncul
1 Ds : - Faktor-faktor predisposisi Risiko perfusi jaringan
Do : (Anemia, trauma kepala dan serebral tidak efektif
Tingkat kesadaran klien pengaruh imunologis)
somnolen dengan nilai GCS
8 (E= 2 M= 4 V= 2) Invasi kuman ke jaringan
serebral

Reaksi peradangan jaringan


serebral

Hipoperfusi

Trombus daerah korteks dan


aliran darah serebral

Kerusakan adrenal, kolaps


sirkulasi, kerusakan endotel,
dan nekrosis pembuluh
darah

Infeksi/septicemia jaringan
otak

Iritasi meningen

Perubahan fisiologis intra


kranial

Peningkatan permeabilitas
darah ke otak

Bradikardia

Perubahan perfusi jaringan


otak

Risiko perfusi jaringan


serebral tidak efektif
2 Ds : - Faktor-faktor predisposisi Intoleransi aktivitas
Do: (anemia, trauma kepala dan
Klien terlihat lemah dan pengaruh imunologis)
berbaring ditempat tidur
dengan posisi semi fowler Invasi kuman ke jaringan
dan terpasang oksigenasi serebral
nasal kanul
Tingkat kesadaran klien Reaksi peradangan jaringan
somnolen dengan nilai GCS serebral
8 (E= 2 M= 4 V= 2)
Rr : 22 x/menit Eksudat meningen dan
hipoperfusi

Trombus daerah korteks dan


aliran darah serebral

Kerusakan adrenal, kolaps


sirkulasi, kerusakan endotel,
dan nekrosis pembuluh
darah

Infeksi/septicemia jaringan
otak

Iritasi meningen

Perubahan fisiologis intra


kranial

Edema serebral dan


peningkatan TIK

Perubahan tingkat
kesadaran, perubahan
perilaku, disorientasi,
fotofobia, peningkatan
sekresi, ADH

Kelemahan fisik

Gangguan Aktivitas sehari-


hari

Intoleransi aktivitas

Diagnosa Perencanaan
NO
Keperawatan Tujuan Intervensi Evaluasi

1 Risiko perfusi 1. Tekanan darah Observasi: S:-


jaringan berada di nilai 1. Identifikasi
serebral tidak normal 120/80 penyebab O: TD: 130/80
efektif mmHg peningkatan TIK N : 102 x/menit
2. Nadi berada di 2. Monitor
nilai normal peningkatan TD RR: 22 x/menit
60-100 Ef: 130/80 mmHg
S : 36,40C
x/menit 3. Monitor pelebaran
3. Pernapasan tekanan nadi A: Masalah belum
berada di nilai 4. Monitor penurunan Teratasi
normal 16-20 frekuensi jantung
x/menit 5. Monitor ireguleritas P: Lanjutkan
4. Tingkat irama napas intervensi
kesadaran 6. Monitor penurunan
meningkat tingkat kesadaran
berada di Ef: GCS 8 (E= 2 M=
tingkat 4 V= 2)
kesadaran 7. Monitor
composmentis perlambatan atau
ketidaksimetrisan
respon pupil
8. Monitor kadar CO2
dan pertahankan
dalam rentang yang
diindikasikan
9. Monitor tekanan
perfusi serebral
10. Monitor jumlah,
kecepatan, dan
karakteristik
drainase cairan
serebrospinal
11. Monitor efek
stimulus lingkungan
terhadap TIK

Terapeutik :
12. Ambil sampel
drainase cairan
serebrospinal
13. Pertahankan
sterilitas sistem
pemantauan
14. Pertahankan posisi
kepala dan leher
netral
15. Bilas sistem
pemantauan, jika
perlu
16. Atur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien
17. Dokumentasikan
hasil pemantauan

Edukasi :
18. Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan
19. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu

2 Intoleransi - Sirkulasi Observasi : S: -


Aktivitas pernapasan 1. Monitor kecepatan
berada di nilai aliran oksigen O: Klien terlihat
normal 16-20 2. Monitor posisi alat lemah dan
x/ menit terapi oksigen berbaring
- Tidak terjadi 3. Monitor aliran ditempat tidur
tanda-tanda oksigen secara dengan posisi
hipoventilasi periodik dan semi fowler dan
- Mukosa pastikan fraksi yang terpasang
hidung tetap diberikan cukup oksigenasi nasal
lembab 4. Monitor efektifitas kanul
terapi oksigen RR: 22 x/menit
- Klien dapat 5. Monitor A: Masalah belum
bernapas kemampuan teratasi
normal tanpa melepaskan oksigen
bantuan saat makan P: Lanjutkan
oksigenasi 6. Monitor tanda-tanda intervensi
hipoventilasi
7. Monitor tanda dan
gejala toksikasi
oksigen dan
atelektasis
8. Monitor tingkat
kecemasan akibat
terapi oksigen
9. Monitor integritas
mukosa hidung
akibat pemasangan
oksigen

Terapeutik :
10. Bersihkan sekret
pada mulut, hidung,
dan trakea, jika
perlu
11. Pertahankan
kepatenan jalan
napas
12. Siapkan dan atur
peralatan pemberian
oksigen
13. Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
14. Tetap berikan
oksigen saat pasien
ditransportasi
15. Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai
dengan tingkat
mobilitas pasien

Edukasi :
16. Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan
oksigen dirumah
Kolaborasi :

17. Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
18. Kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktivitas
dan/atau tidur
Hari, Tanggal, Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Paraf
Jam Keperawatan
Rabu, 12 Februari Risiko perfusi jaringan Observasi: S:- Anita
2020 serebral tidak efektif 1. Mengidentifikasi penyebab
Pukul. 14.00 WIB peningkatan TIK O: Tingkat kesadaran klien
2. Memonitor peningkatan TD somnolen
3. Memonitor pelebaran tekanan TD: 140/90
nadi
4. Memonitor penurunan frekuensi N : 100 x/menit
jantung
RR: 24 x/menit
5. Memonitor ireguleritas irama
napas S : 36,50C
6. Memonitor penurunan tingkat
kesadaran A: Masalah belum
7. Memonitor perlambatan atau Teratasi
ketidaksimetrisan respon pupil
P: Lanjutkan
8. Memonitor kadar CO2 dan
intervensi
pertahankan dalam rentang yang
diindikasikan
9. Memonitor tekanan perfusi
serebral
10. Memonitor jumlah, kecepatan,
dan karakteristik drainase cairan
serebrospinal
11. Memonitor efek stimulus
lingkungan terhadap TIK

Terapeutik :
12. Mengambil sampel drainase
cairan serebrospinal
13. Mempertahankan sterilitas sistem
pemantauan
14. Mempertahankan posisi kepala
dan leher netral
15. Mengatur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
16. Mendokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi :
17. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Rabu, 12 Januari Intoleransi aktivitas Observasi : S: - Anita
2020 1. Memonitor kecepatan aliran
Pukul 15.00 WIB oksigen O: Klien terlihat
2. Memonitor posisi alat terapi lemah dan berbaring
oksigen ditempat tidur dengan posisi
3. Memonitor aliran oksigen secara semi fowler dan terpasang
periodik dan pastikan fraksi yang oksigenasi nasal kanul
diberikan cukup RR: 24 x/menit
4. Memonitor efektifitas terapi A: Masalah belum
oksigen teratasi
5. Memonitor kemampuan
melepaskan oksigen saat makan P: Lanjutkan
6. Memonitor tanda-tanda intervensi
hipoventilasi
7. Memonitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan atelektasis
8. Memonitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
9. Memonitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen

Terapeutik :
10. Mempertahankan kepatenan jalan
napas
11. Menyiapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
12. Tetap memberikan oksigen saat
pasien ditransportasi
13. Menggunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien

Edukasi :
14. Mengajarkan pasien dan keluarga
cara menggunakan oksigen
dirumah

Kolaborasi :
15. Mengkolaborasi penentuan dosis
oksigen
16. Mengkolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan/atau
tidur

Kamis, 13 Februari Risiko perfusi jaringan Observasi: S:- Anita


2020 serebral tidak efektif 1. Mengidentifikasi penyebab
Pukul. 21.00 WIB peningkatan TIK O: Tingkat kesadaran klien
2. Memonitor peningkatan TD Somnolen
3. Memonitor pelebaran tekanan TD: 130/80
nadi
4. Memonitor penurunan frekuensi N : 102 x/menit
jantung
RR: 22 x/menit
5. Memonitor ireguleritas irama
napas S : 36,40C
6. Memonitor penurunan tingkat
kesadaran A: Masalah belum
7. Memonitor perlambatan atau Teratasi
ketidaksimetrisan respon pupil
8. Memonitor kadar CO2 dan P: Lanjutkan
pertahankan dalam rentang yang intervensi
diindikasikan
9. Memonitor tekanan perfusi
serebral
10.Memonitor jumlah, kecepatan,
dan karakteristik drainase cairan
serebrospinal
11.Memonitor efek stimulus
lingkungan terhadap TIK

Terapeutik :
12.Mengambil sampel drainase
cairan serebrospinal
13.Mempertahankan sterilitas sistem
pemantauan
14.Mempertahankan posisi kepala
dan leher netral
15.Mengatur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
16.Mendokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi :
17.Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Kamis, 13 Februari Intoleransi Aktivitas Observasi : S: - Anita
2020 1. Memonitor kecepatan aliran
Pukul. 22.00 WIB oksigen O: Klien terlihat
2. Memonitor posisi alat terapi lemah dan berbaring
oksigen ditempat tidur dengan posisi
3. Memonitor aliran oksigen secara semi fowler dan terpasang
periodik dan pastikan fraksi yang oksigenasi nasal kanul
diberikan cukup RR: 22 x/menit
4. Memonitor efektifitas terapi A: Masalah belum
oksigen teratasi
5. Memonitor kemampuan
melepaskan oksigen saat makan P: Lanjutkan
6. Memonitor tanda-tanda intervensi
hipoventilasi
7. Memonitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan atelektasis
8. Memonitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
9. Memonitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen

Terapeutik :
10.Mempertahankan kepatenan jalan
napas
11.Menyiapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
12.Tetap memberikan oksigen saat
pasien ditransportasi
13.Menggunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien

Edukasi :
14.Mengajarkan pasien dan keluarga
cara menggunakan oksigen
dirumah

Kolaborasi :
15.Mengkolaborasi penentuan dosis
oksigen
16.Mengkolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan/atau
tidur
Sabtu, 15 Februari Risiko perfusi jaringan Observasi: S:- Anita
2020 serebral tidak efektif 1. Mengidentifikasi penyebab
Pukul. 09.00 peningkatan TIK O: Tingkat kesadaran klien
2. Memonitor peningkatan TD Somnolen
3. Memonitor pelebaran tekanan TD: 140/90
nadi
4. Memonitor penurunan frekuensi N : 105 x/menit
jantung
RR: 23 x/menit
5. Memonitor ireguleritas irama
napas S : 36,60C
6. Memonitor penurunan tingkat
kesadaran A: Masalah belum
7. Memonitor perlambatan atau
ketidaksimetrisan respon pupil Teratasi
8. Memonitor kadar CO2 dan
pertahankan dalam rentang yang P: Lanjutkan
diindikasikan intervensi
9. Memonitor tekanan perfusi
serebral
10. Memonitor jumlah, kecepatan,
dan karakteristik drainase cairan
serebrospinal
11. Memonitor efek stimulus
lingkungan terhadap TIK

Terapeutik :
12. Mengambil sampel drainase
cairan serebrospinal
13. Mempertahankan sterilitas sistem
pemantauan
14. Mempertahankan posisi kepala
dan leher netral
15. Mengatur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
16. Mendokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi :
17. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan

Sabtu, 15 Februari Intoleransi Aktivitas Observasi : S: - Anita


2020 1. Memonitor kecepatan aliran O: Klien terlihat
Pukul. 10.00 WIB oksigen lemah dan berbaring
2. Memonitor posisi alat terapi ditempat tidur dengan posisi
oksigen semi fowler dan terpasang
3. Memonitor aliran oksigen secara oksigenasi nasal kanul
periodik dan pastikan fraksi yang RR: 23 x/menit
diberikan cukup
4. Memonitor efektifitas terapi A: Masalah belum
oksigen teratasi
5. Memonitor kemampuan P: Lanjutkan
melepaskan oksigen saat makan intervensi
6. Memonitor tanda-tanda
hipoventilasi
7. Memonitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan atelektasis
8. Memonitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
9. Memonitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen

Terapeutik :
10. Mempertahankan kepatenan jalan
napas
11. Menyiapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
12. Tetap memberikan oksigen saat
pasien ditransportasi
13. Menggunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien

Edukasi :
14. Mengajarkan pasien dan keluarga
cara menggunakan oksigen
dirumah

Kolaborasi :
15. Mengkolaborasi penentuan dosis
oksigen
16. Mengkolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan/atau
tidur
Minggu, 16 Risiko perfusi jaringan Observasi: S:- Anita
Februari 2020 serebral tidak efektif 1. Mengidentifikasi penyebab
Pukul 09.00 WIB peningkatan TIK O: Tingkat kesadaran klien
2. Memonitor peningkatan TD Somnolen
3. Memonitor pelebaran tekanan TD: 120/80
nadi
4. Memonitor penurunan frekuensi N : 100 x/menit
jantung
RR: 20 x/menit
5. Memonitor ireguleritas irama
napas S : 36,50C
6. Memonitor penurunan tingkat
kesadaran A: Masalah belum
7. Memonitor perlambatan atau Teratasi
ketidaksimetrisan respon pupil
8. Memonitor kadar CO2 dan P: Lanjutkan
pertahankan dalam rentang yang intervensi
diindikasikan
9. Memonitor tekanan perfusi
serebral
10. Memonitor jumlah, kecepatan,
dan karakteristik drainase cairan
serebrospinal
11. Memonitor efek stimulus
lingkungan terhadap TIK

Terapeutik :
12. Mengambil sampel drainase
cairan serebrospinal
13. Mempertahankan sterilitas sistem
pemantauan
14. Mempertahankan posisi kepala
dan leher netral
15. Mengatur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
16. Mendokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi :
17. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan

Minggu, 16 Intoleransi Aktivitas Observasi : S: - Anita


Februari 2020 1. Memonitor kecepatan aliran
O: Klien terlihat
Pukul. 09.30 WIB oksigen lemah dan berbaring
2. Memonitor posisi alat terapi ditempat tidur dengan posisi
oksigen semi fowler dan terpasang
3. Memonitor aliran oksigen secara oksigenasi nasal kanul
periodik dan pastikan fraksi yang RR: 20 x/menit
diberikan cukup
4. Memonitor efektifitas terapi A: Masalah belum
oksigen teratasi
5. Memonitor kemampuan P: Lanjutkan
melepaskan oksigen saat makan intervensi
6. Memonitor tanda-tanda
hipoventilasi
7. Memonitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan atelektasis
8. Memonitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
9. Memonitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen

Terapeutik :
10. Mempertahankan kepatenan jalan
napas
11. Menyiapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
12. Tetap memberikan oksigen saat
pasien ditransportasi
13. Menggunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien

Edukasi :
14. Mengajarkan pasien dan keluarga
cara menggunakan oksigen
dirumah

Kolaborasi :
15. Mengkolaborasi penentuan dosis
oksigen
16. Mengkolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan/atau
tidur

Anda mungkin juga menyukai