Anda di halaman 1dari 17

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP

PERKEMBANGAN 1 (KELUARGA BARU MENIKAH)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen pembimbing :Dyah Putri Ariyati, M.Kep.

DisusunOleh :

1. ArnisArifianawati (17.12.S)
2. Benni Surya Darma (17.1303.S)
3. Maulida Yulianti (17.1347.S)
4. Risma Safitri (17.1382.S)

Kelompok 1

TINGKAT 3A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Selain itu keluarga juga
diartikan ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlaian jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau
seorang perempuan yang sudah hidup sendirian dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga
(Friedman, 1998).

Dari dua pengertian diatas kita ketahui pasangan suami istri yang baru
menikah yang belum mempunyai anak juga termasuk keluarga (keluarga baru
menikah). Banyak yang perlu kita ketahui dan kita kaji pada keluarga baru
menikah. Keluarga baru menikah perlu diberi asuhan keperawatan karena
banyak masalah yang muncul pada keluarga.

Pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu keluarga baru


dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim
yang baru. Tahap ini juga disebut tahap pernikahan. Pernikahan adalah
hubungan yang sangat unik walaupun tidak ada aturan yang menjamin
pernikahan yang sukses. Beberapa pedoman bermanfaat untuk membangun
pernikahan yang bahagia adalah pertama, mereka harus memastikan emosi
mereka berdasarkan daripada kertarikan fisik atau seksual. Kedua, pasangan
harus menggali motifasi keinginan untyk menikah. Ketiga, mereka harus
berfokus pada pengembangan komunikasi yang jelas. Keempat, mereka harus
memahami pola perilaku dan kebiasaan yang mengganggu yang tidak mungkin
berubah setelah menikah. Terakhir, mereka harus menetapkan kompatibilitas
dalam keyakinan dan nilai yang penting.
Pasangan yang baru menikah, saat ini membuat porsi rumah tangga
menjadi lebih kecil daripada beberapa decade sebelumnya. Jumlah rumah
tangga pasangan baru adalah 45 juta pada tahun 1970 dan pada tahun 2000
jumlah rumah tangga pasangan baru meningkat sebesar 55 juta, sebenarnya
peningkatan tersebut jauh lebih lambat daripada semua tipe rumah tangga
keluarga lainnya. Proporsi keluarga pasangan baru yang memiliki anak telah
menurun dari 87% pada tahun 1970 menjadi 69% pada tahun 2000. Kelompok
keluarga pasangan baru kini lebih cenderung tinggal didaerah pedesaan, di
rumah mereka sendiri, dan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Mereka tidak mungkin tidak bekerja jika dibandingkan dengan semua
kelompok keluarga lainnya (U.S. Bureau of the Census, 2000).

Pasangan baru (keluarga baru menikah) ialah ketika masing-masing


individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan
yang sah dan meninggalkan keluarganya masing-masing. Mempersiapkan
keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari
diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri
dan orang tuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok sosial lainnya.

Hubungan pernikahan mencakup tahapan yang berbeda. Tahapan


permulaan mulai saat pernikahan dan berlanjut sejalan dengan usaha pasangan
untuk berfungsi sebagai pasangan. Tahapan orientasi keluarga ditunjukkan
pada aktivitas menanti kelahiran anak dan mengasuh anak. Peran orang tua
harus dipahami dan dipraktikan. Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk
membahas tentang asuhan keperawatan keluarga pemula atau keluarga baru
menikah.
BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP


PERKEMBANGAN

A. Konsep Tahap Perkembangan


Pengertian
Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri
yang belum mempunyai anak (baru menikah). Perkawinan dari sepasang insan
menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal
atau status lajang ke hubungan baru yang intim.

Karakteristik Keluarga Baru Menikah

 Terdiri dari dua orang yang diikat oleh hubungan perkawinan


 Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap
memperhatikan satu sama lain
 Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sendiri-sendiri
 Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota).

Peran Informal dan Formal

 Peran Formal :
Laki-laki sebagai suami (kepala keluarga) dan perempuan sebagai istri.
 Peran Informal :
Laki-laki sebagai ketua kegiatan di masyarakat dan perempuan sebagai
anggota organisasi di masyarakat.

Tahap Perkembangan Keluarga Baru Menikah

Perkembangan keluarga tahap I atau keluarga baru menikah adalah mulainya


pembentukan keluarga yang berakhir ketika lahirnya anak pertama.
Pembentukan keluarga pada umumnya dimulai dari perkawinan seorang laki-
laki dengan perempuan serta perpindahan dari status lajang ke hubungan baru
yang intim serta mulai meninggalkan keluarganya masing-masing. Pada tahap
ini, pasangan belum mempunyai anak.

Tugas-tugas perkembangan keluarga baru menikah

1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan

Tugas ini merupakan perwujudan dari fungsi afektif keluarga yaitu


pemenuhan kebeutuhan psikologis suami istri. Seorang yang telah
memutuskan untuk menikah harus belajar memahami kebutuhan
pasangannya. Keluarga yang harmonis dapat terbentuk daro adanya
pengendalian atau beradaptasi terhadap perbedaan antara pasangannya.
Dengan demikian, suami maupun istri perlu saling memerhatikan,
menciptakan komunikasi terbuka dan menyenangkan, serta saling
menghargai dan menghormati keberadaanya.

Membentuk hubungan yang suskses bergantung pada akomodasi mutual


yang baru saja didiskusikan dan berdasarkan sifat yang saling melengkapi,
atau bersama-sama menyesuaikan kebutuhan dan minat pasangannya. Sama
pentingnya bahwa perbedaan individual juga harus diketahui. Dalam
hubungan yang sehat, perbedaan dilihat untuk memperkaya hubungan
pernikahan.

Mencapai hubungan yang memuaskan bergantung pada perkembangan cara


yang memuaskan untuk menangani perbedaan (Satir, 1983) dan konflik.
Cara sehat untuk menangani masalah berhububungan dengan kemampuan
pasangan untuk bersikap empati, saling mrndukung, mampu berkomunikasi
secara terbuka dan jujur, serta melakukan pendekatan terhadap konflik
dengan perasaan saling menghargai (Harley, 1994).

Banyak pasangan yang mengalami masalah dalam penyesuaian seksual,


seringkali karena mengabaikan dan kesalahan informasi yang menyebabkan
pengharapan yang tidak realistis dan kekecewaan. Selain itu banyak
pasangan membawa kebutuhan dan hasrat mereka yang tidak terselesaikan
kedalam hubungan, dan ini dapat memberi pengaruh buruk dalam hubungan
seksual (Goldenberg & Goldenberg, 2000, Heinrich, 1996).
2. Membangun jaringan keluarga yang harmonis

Perpindahan peran dasar terjadi dalam pernikahan pertama, pada saat


pasangan berpindah dari rumah orang tua mereka ke latar tempat yang baru.
Secara bersamaan, mereka menjadi anggota dari tiga buah keluarga.
Masing-masing keluarga asli mereka ditambah keluarga mereka sendiri
yang baru saja mereka ciptakan. Pasangan menghadapi tugas perpisahan
mereka sendiri dari masing masing keluarga asal mereka ke keluarga yang
baru dibentuk dan dalam menjalani hubungan yang berbeda dari orang tua,
saudara kandung, mertua, karena loyalitas primer dari kedua pasangan harus
berpindah ke hubungan pernikahan mereka. Bagi pasangan,bagian yang
tidak dapat dihindari ini membentuk hubungan baru dengan setiap latar
belakang orang tua, hubungan yang tidak hanya memungkinkan untuk
memberi dukungan mutual dan kesenangan, tetapi juga untuk suatu otonomi
yang melindungi keluarga yang baru dibentuk dari turut campur pihak luar
yang dapat mengganggua hubungan pernikahan yang memuaskan.

3. Merencanakan keluarga

Pasangan suami istri harus mulai merencanakan, kapan dimulainya


kehamilan sampai berapa anak yang diinginkan dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimiliki. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan
dalam memberikan perawatam anak secara fisik, psikologis maupun sosial.

Memiliki atau tidak memiliki anak dan menetapkan waktu kehamilan adalah
keputusan keluarga yang penting. Mckinney dan rekan (2000) menekankan
pentingnya pertimbangan kelurga secara menyeluruh ketika seseorang
bekerja dalam unit perawatan maternitas. Jenis pelayanan kesehatan yang
diterima kelurga sebagai sebuah unit sangat mempengaruhi kemampuan
keluarga untuk melaksanakan koping secara efektif ketika menghadapi
perubahan yang sangat besar setelah kelahiran bayi.
B. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap Perkembangan Pemula
(Baru Menikah)
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga
dan individu-individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses
keperawatan keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan perencanaan, perencanaan asuhan dan penelitian (Jhonson dan
Leny, 2010).

Pengkajian keluarga
Pengkajian merupakan suatu tahapan di mana perawat mengambil data secara
terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya.
a. Pengumpulan data
Sumber informasi dari tahapan pengumpulan data dapat menggunakan
metode wawancara, observasi misalnya tentang keadaan rumah,
pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota keluarga secara head to toe dan
telaahan data sekunder seperti hasil laboratorium, hasil x-ray, pap smear dan
lain sebagainya.
Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga adalah:
1. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
a) Nama suami dan istri,
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan suami dan istri,
d) Pendidikan suami dan istri
e) Usia
f) Komposisi keluarga dan genogram
 Komposisi keluarga: menjelaskan anggota keluarga yang
diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Komposisi
tidak hanya mencantumkan penghuni rumah tangga, tetapi juga
anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut.
Bentuk komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu
anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudia diikuti dengan
anggota keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran
mulai dari yang tua, kemudia mencantumkan jenis kelamin,
hubungan setiap anggota keluarga tersebut, tempat tanggal lahir
atau umur, pekerjaan dan pendidikan.
 Genogram: genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang
menggambarkan konstelasi keluarga (pohon keluarga). Genogram
merupakan alat pengkahian informatif yang digunakan untuk
mengetahui keluarga, riwayat dan sumber-sumber keluarga.
Diagram ini menggambarkan hubungan vertikal (lintas generasi)
dan horizontal (dalan generasi yang sama) untuk memahami
kehidupan keluarga dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk
hal tersebut, maka genogram keluarga harus memuat informasi
tiga generasi (keluarga inti dan keluarga masing-masing orang
tua).
g) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga tersebut
h) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
i) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan
j) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditetntuka oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnnya. Selain itu status
sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebuthan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang yang dimiliki oleh
keluarga
k) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat relreasi tertentu, namu
dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga baru menikah


a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan
tersebut belum terpenuhi.
c) Riwayat kesehatan keluarga baru menikah
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga pemula, meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan suami istri, perhatian
keluarga terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan
yang biasa digunakan dan pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
d) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.

3. Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum digunkan serta dilengkapi dengan
denah rumah.
b) Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan yang ada dan sejauh mana interaksi
keluarga dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.

4. Struktur keluarga
a) Struktur peran
Menjelaskan peran dari pasangan suami istri baik secara formal
maupun informal.
b) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga
yang berhubungan dengan kesehatan.
c) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai bagaimana cara berkomunikasi antara suami
istri.
d) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk mengubah perilaku.

5. Fungsi keluarga
a) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana anggota keluarga memnuhi
kebutuhan sandang pangan dan papan serta sejauh mana keluarga
memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
pengingkatan status kesehatan keluarga.
b) Fungsi sosialiasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggotan keluarga belajar disiplin, norma, budaya, serta
prilaku.
c) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
d) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh
mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan
keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat
dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan lima tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mapu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhdapa anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapar meningkatkan kesehatan dan mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat.
e) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai reproduksi keluarga adalah:
 Berapa jumlah anak
 Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga
 Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga.

6. Stress dan koping keluarga


a) Stressor jangka pendek dan panjang
1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari enam bulan.
2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memrlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari enam bulan.
b) Strategi koping yang digunakan
Mengkaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalah.
c) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.

7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

B. Pengkajian fokus
1. Kapan pertemuan pasangan?
2. Bagaimana hubungan sebelum menikah?
3. Bagaimana pasangan ini memutuskan menikah?
4. Adakah halangan terhadap perkawinan mereka?
5. Bagaimana respon anggota keluarga terhadap perkawinan?
6. Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk orientasi
keluarga dari kedua orang tua?
7. Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawianan?
8. Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?
9. Bagaimana keadaan orang tua masing-masing dan hubungannya dengan
orang tua setelah perkawinan?
10. Bagaimana rencana mempunyai anak?
11. Bagaimana rencana penggunaan KB?
12. Berapa lama waktu berkumpul setiap hari?
13. Bagaimana rutinitas (secara individual : suami dan istri) setelah
perkawinan?
14. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

Diagnosa Keperawatan

Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan:

Ø Masalah lingkungan

- kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (higiene lingkungan)

- resiko terhadap cedera

- resiko terhadap infeksi

Ø Masalah struktur komunikasi

- komunikasi keluarga disfungsional (percekcokan suami isteri)

- ganguan penyesuaian dengan pasangan

- ganguan penyesuaian dan komunikasi dengan keluarga pasangan

Ø Masalah struktur peran

- potensial peningkatan menjadi orang tua

- perubahan penampilan peran

Ø Masalah fungsi Afektif

- resiko terhadap tindakan kekerasan

- koping keluarga tidak efektif

Ø Masalah fungsi Sosial

- kerusakan interaksi sosial

Ø Masalah fungsi perawatan kesehatan


- resiko terhadap penularan penyakit (penyakit menular seksual)

Ø Masalah koping

- ketidak mampuan dalam mengatasi masalah atau mengambil suatu keputusan

Diagnosa keperawatan

§ Resiko cedera berhubungan dengan kekerasan dalam rumah tangga

§ Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan ketidak mampuan bersosialisasi


dengan lingkungan disekitarnya

§ Perubahan penampilan peran berhubungan dengan keluarga yang baru dibina.

§ Potensial peningkatan menjadi orang tua

Intervensi

Diagnosa 1

- Beri penjelasan pada keluarga khususnya suami tentang bahaya yang dapat
timbul dari kekerasan yang terjadi

- Anjurkan kepada keluarga untuk lebih mendekatkan diri pada agama

- Ajurkan kepada keluarga untuk saling membicarakan/terbuka jika ada masalah

Diagnosa 2

- Beri penjelasan pentingnya hubungan sosial dengan anggota masyarakat lainnya


kepada keluarga.

- Anjurkan kepada keluarga untuk membuka diri dengan anggota masyarakat


lainnya
- Anjurkan kepada keluarga untuk mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat seperti
PKK, karang taruna, dll.

Diagnosa 3

- Beri penjelasan kepada keluarga tentang peran baru yang dialami keluarga

- Berikan penjelasan pada suami dan istri untuk saling memahami

- Anjurkan kepada keluarga untuk mendiskusikan tentang tugas keluarga yang


baru
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Selain itu keluarga juga diartikan ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlaian jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah hidup sendirian
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal
dalam sebuah rumah tangga (Friedman, 1998).
Dari pengertian diatas kita ketahui pasangan suami istri yang baru
menikah yang belum mempunyai anak juga termasuk keluarga (keluarga
baru menikah). Banyak yang perlu kita ketahui dan kita kaji pada keluarga
baru menikah. Keluarga baru menikah perlu diberi asuhan keperawatan
karena banyak maslah yang muncul pada keluarga. Pembentukan
pasangan menandakan permulaan suatu keluarga baru dengan pergerakan
dari membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim yang baru.
B. Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
keluarga melalui penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan
perkembangan keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat
dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang
optimal.Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu
dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo.2012. Keperawatan keluarga : Konsep teori, proses


dan praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Marilyn M. 2014. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. : Riset, Teori &


Praktik. Jakarta : EGC

Padila. 2015. Buku Ajar : keperawatan keluarga. Yogyakarta: Nuha


Medika

Anda mungkin juga menyukai