Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Access Power Solution Eaton (APS-6)

APS-6 atau sering disebut subrack APS-6 merupakan suatu sistem yang di
dalamnya terintegrasi beberapa modul rectifier, I/O board, dan kontroler.
Subrack menggabungkan dua atau lebih modul rectifier sekaligus mengontrol
modul-modul rectifier tersebut yang dirangkai secara paralel untuk
mendapatkan daya yang lebih tinggi. APS-6 dapat menampung paling banyak
enam buah modul rectifier dan satu display kontroler SC200. Tegangan output
dari masing-masing modul rectifier diatur dengan tegangan 54VDC.

Gambar 4.1 APS-6 Eaton

Fungsi APS pada sebuah site/shelter adalah untuk


menyalakan perangkat-perangkat yang membutuhkan tegangan
input 48VDC. Selain itu, APS juga berfungsi sebagai perangkat
untuk men-charging baterai dan juga sebagai ATS (Automatic
Transfer Switch) apabila tegangan input AC pada APS
mati/terputus dan digantikan oleh baterai.

44
45

1. APS-6 tampak depan

Gambar 4.2 APS-6 tampak depan

Keterangan : 1. Label Sistem APS-6

2. Modul Rectifier

3. SC200 sistem kontroler

4. MCB (Miniature Circuit Breaker


5. Penutup MCB

6. DC Common bus baterai terminal

7. DC Common bus load terminal

8. Beban dan cable tie rod

9. DC Distribution maksimal 16 Load MCB dan 4 Load


Battery

10. DC Distribution Cover


46

2. APS-6 tampak belakang

4.3 APS-6 tampak belakang

Keterangan : 1. AC Cable entry gland


2. Titik Koneksi grounding
3. I/O Board
4. Voltage Feed Module
5. LVD Kontaktor High Priority
6. LVD Kontaktor Low Priority
7. Load MCB
8. Battery MCB

APS-6 memiliki bagian penting lainny yaitu :

1. Backplane

Gambar 4.4 Backplane pada APS-6 Eaton


47

Backplane adalah tempat soket modul rectifier


yang berada di bagian belakang subrack dan berfungsi
untuk menghubungkan semua modul rectifier secara
paralel.
Pada soket APR terdapat lima koneksi yaitu
tiga buah koneksi untuk input dan 2 buah koneksi untuk
output. Tiga koneksi input yaitu phasa, netral, dan ground.
Sementara dua koneksi output adalah tegangan output
positif (+) dan negatif (-) dari APR. Untuk output positif
dan negatif dari tiap modul APR dihubungkan dengan
busbar. Pada APS-6 , tegangan sumber 220VAC dari tiap
phasa R- S-T dibagi rata per 2 buah modul rectifier
yang terhubung pada soket modul di bagian backplane.

2. Busbar

Gambar4.5 Busbar

Busbar adalah lempengan tembaga untuk


menghantarkan dan mendistribusikan tegangan listrik
tanpa adanya isolator yang melindunginya. Biasanya
busbar digunakan di dalam panel. Penggunaan
busbar memiliki kelebihan dan kekurangan bila
dibandingkan dengan kabel.
48

Kelebihannya adalah busbar dapat


digunakan untuk keperluan tegangan dan arus yang
besar, sedangkan kekurangannya adalah busbar tidak
memiliki pelindung isolator dan bentuk busbar tidak
dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan. Pada
APS-6, busbar ini dibagi menjadi 2 buah bagian, yaitu
busbar untuk tegangan positif (+) dan tegangan busbar
untuk tegangan negatif (-). Output positif dari APR
langsung menuju beban melewati busbar. sementara
output negatif APR harus melewati kontaktor, shunt, dan
MCB

Gambar 4.6 Busbar positif dan negatif


pada APS-6

4.1.1. Komponen dan Perangkat pada APS-6 Eaton


1. MCB (Miniature Circuit
Breaker)
MCB yang digunakan pada input APS-6 biasanya
memiliki kapasitas arus maksimal sebesar 32 ampere.
49

Alasannya adalah kebutuhan arus yang digunakan pada


tiap modul rectifier mencapai
12 ampere dan satu MCB-nya digunakan untuk
mengaktifkan dua buah modul rectifier pada APS-6
sekaligus.

Gambar 4.7 MCB (Miniature Circuit Breaker)

Sementara MCB yang digunakan pada output


APS-6 biasanya disesuaikan dengan kebutuhan beban
yang terhubung dengan APS-6. Sementara untuk
charging baterai biasanya menggunakan MCB dengan
kapasitas arus maksimal 63A.
MCB pada baterai biasanya dipasangkan
auxiliary switch terminal sebagai sensor indikator
apabila MCB baterai dalam keadaan off. Auxiliary
switch terminal dikoneksikan ke bagian fuse fail board
sebagai indikasi alarm apabila main MCB dalam keadaan
off.
Auxiliary switch terminal biasanya dihubungkan
disebelah MCB yang berfungsi untuk mengetahui
kondisi dari MCB itu sendiri. Auxiliary switch terminal
merupakan sebuah saklar yang didalamnya terdapat
kontak NC, NO, dan common.
50

Kontak pada auxiliary switch terminal akan


dihubungkan ke fuse fail sebagai indikator apabila MCB
dalam keadaan mati.

Gambar 4.8 MCB dengan Auxiliary switch Terminal

Pada APS-6 jumlah maksimal MCB yang dapat


dipasang adalah 20 buah (8 MCB untuk beban high priority, 8 MCB
untuk beban low priority, dan 4 MCB untuk baterai). Akan tetapi
dalam penggunaan di dalam site, jumlah MCB yang dipakai
disesuiakan dengan beban yang akan dipasang pada APS-6.

2. Access Power Rectifier 48 – Energy Saver (APR48-ES)

Gambar 4.9 Access Power Rectifier (APR48-ES)


51

Modul rectifier APR48-ES adalah jenis


power supply switching yang dirancang khusus untuk
menjalankan aplikasi akses dalam jaringan
telekomunikasi seperti BTS selular dan juga untuk
keperluan jaringan komunikasi lainnya.

Tegangan input untuk APR48 adalah dari


185VAC - 275VAC. APR48-ES bekerja dengan efisiensi
lebih dari 96% dengan rentang penggunaan beban dari
30% sampai 100% dari kapasitas 2000 Watt. APR48-
ES beroperasi dengan rentang tegangan dari 43V –
57,5V, akan tetapi tegangan default pada output APR48-ES
adalah +/- 54VDC.

Besar arus output maksimal yang dapat


dikeluarkan dari modul APR48-ES adalah 41,7 A di
tegangan 48VDC. Apabila tegangan output modul rectifier
adalah 54,8 VDC, maka besar arus output maksimalnya
adalah sekitar 36 A.

Pada penggunaan di dalam site, tegangan


output modul APR48-ES diatur tegangannya menjadi +/-
54,8 VDC. Alasan diatur tegangannya menjadi 54,8 VDC
karena untuk mencharging baterai dengan kapasitas
tegangan total 48VDC, maka dibutuhkan tegangan yang
lebih tinggi dari tegangan baterai itu sendiri.
52

Gambar 4.10 Bagian pada APR48-ES

3. System Controller SC200

SC200 adalah kontroller sekaligus display


monitor untuk memantau sistem pada subrack APS-6.
SC200 menampilkan dan memantau kondisi sistem
pada APS-6 yang terdiri dari tegangan input AC,
tegangan output modul rectifier APR48, arus yang
mengalir pada beban, daya yang dikeluarkan pada
subrack, suhu, dan fungsi-fungsi alarm yang tersedia pada
SC200.

`Gambar 4.11 SC200 System Controller

SC200 juga berfungsi sebagai interface antara user


dengan APS-6 itu sendiri. Kita dapat mengontrol
tegangan output APR48 dan mengatur alarm yang
akan difungsikan melalui serial komunikasi yang
sudah tersedia. Dari SC200 juga, kita dapat mengatur
53

fungsi-fungsi perangkat yang terdapat pada APS-6. Selain


itu, SC200 dilengkapi fitur fitur untuk komunikasi seperti
ethernet, server web, dan SNMP ( Simple Network
Management Protocol ). Dengan adanya fitur ini maka
pemberitahuan alarm yang terjadi dapat diketahui
dengan E-mail, SMS, dan juga via web.

Gambar 4.12 Bagian


pada SC200

4. I/O Board (IOBGP)

Gambar 4.13 IOBGP (I/O Board)


I/O board adalah tempat dimana semua
perangkat yang terdapat pada subrack APS-6
54

terhubung. I/O board juga mengatur/mengontrol


jalur data dari masing-masing perangkat yang ada dalam
APS-6, seperti SC200, sensor, sensor arus (shunt
resistor), fuse fail board dan lainnya. Selain itu, I/O
board juga mendistribusikan tegangan untuk
mengaktifkan kontaktor DC, fuse fail board, dan juga
sensor temperatur.

I/O board pada APS dilengkapi dengan 6 buah


input digital dan juga 6 buah output berupa relay. Input
digital dan output ini dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan dengan menggunakan aplikasi DC tools.
Output relay ini juga dapat digunakan untuk memberikan
peringatan alarm dengan menggunakan kontak relay yang
tersedia.

Gambar 4.14 Bagian IOBGP

Keterangan gambar :
1. Bus Voltage Sense input XH9
2. Power/Comms OK LED
3. Digital Input D1-D6 XH15A, XH15B
4. Digital Output Relay RY1-RY6, XH16-XH21
55

5. Status LVD Kontactor 2 LED


6. Konektor LVD Kontactor 2 XH5
7. Status LVD Kontactor 1 LED
8. Konektor LVD Kontactor 1 XH4
9. Daya untuk kontaktor konektor XH8
10. Power dan RXP inpuy YH11
11. Current Sense input
12. Input sensor temperatur
13. Input sensor baterai Mid-point
14. Input dari fuse fail board

Fungsi dari masukan dan keluaran yang terdapat pada I/O


board dibagi menjadi dua kategori yaitu :
Sensor : Current Sensor (shunt), Bus
Voltage, sensor temperature, dan
battery mid point
Input/Output : 6 Digital Inputs, 6 Relay Output,
2 LVD Contactor output

5. Voltage Feed Module

Gambar 4.15 Voltage Feed Module


56

Voltage feed module adalah sebuah board yang


berfungsi sebagai pengaman dari terbaliknya polaritas
tegangan dan juga pengaman dari melonjaknya
tegangan pada input voltage feed module. Input
tegangan voltage feed module berasal dari output
modul rectifier. Sementara output voltage feed
module akan didistrbusikan menuju sistem kontroler
SC200 dan I/O board. Pada gambar diatas, voltage feed
module terdiri dari komponen berupa voltage dependent
resistor (varistor) dan juga dioda yang
dikonfigurasikan seperti dioda bridge.

6. Shunt Resistor
Shunt resistor atau disebut juga sebagai shunt
resistor arus atau current shunt adalah resistor yang
memilik resistansi rendah dengan kepresisian tinggi
dengan tujuan untuk menaikan batas ukur amperemeter
dan bisa digunakan untuk mengukur arus yang
mengalir pada suatu rangkaian elektronika atau sebuah
beban.

Gambar 4.16 Shunt Resistor pada APS-6

Shunt pada APS-6 digunakan untuk membaca arus


pada saat melakukan charging baterai. Shunt yang
57

digunakan pada APS-6 adalah shunt resistor dengan


kapasitas 300 Ampere dan tegangan drop sebesar 55mV.

Shunt resistor dipasang secara seri diantara


output negatif APR48 dan kutub negatif pada baterai.
Pada APS-6, shunt resistor memiliki rangkaian yang
dipasang secara paralel dengan shunt resistor.
Rangkaian ini berfungsi sebagai rangkaian kalibrasi
apabila tegangan drop pada shunt resistor tidak sesuai.
Rangkaian ini juga berfungsi sebagai penghubung shunt
resistor dengan I/O board. Rangkaian ini memiliki 2
buah konektor RJ-45 yang berfungsi sebagai jalur
pembacaan data dari output shunt resistor, tetapi yang
digunakan hanya salah satunya saja.

Shunt resistor pada APS-6 digunakan tidak


melebihi dari 80% dari kapasitas maksimal shunt resistor
(80% dari 300 A adalah 240 A) karena jika penggunaan
melebihi dari 80% a, maka shunt resistor akan
menghasilkan panas dan mengakibatkan perubahan
permanen dari nilai resistansi shunt resistor tersebut.

7. Fuse Fail Board


Fuse fail board merupakan sebuah perangkat yang
berfungsi sebagai sensor untuk mendeteksi adanya
MCB yang trip akibat terjadinya hubung singkat pada
output APS, kelebihan beban (overload), atau hal yang
dapat membuat MCB trip. Fuse fail board akan mengirim
data MCB yang trip ke I/O board dan akan diproses di
SC200 sebagai indikator alarm.
58

Gambar 4.17 Fuse Fail Board

Input dari fuse fail berupa 18 pin konektor yang akan


dihubungkan ke masing-masing MCB. Fuse fail board ini terdiri dari
kumpulan transistor yang akan mengontrol dan memberikan data ke I/O
board apabila MCB dalam kondisi mati. Tiap MCB yang trip akan
memberikan sebuah tegangan logika yang akan men- trigger transistor
dan outputnya akan langsung dikirim ke I/O board melalui kabel UTP.

8. DC Kontaktor
Kontaktor yang dipakai pada APS-6 adalak
kontaktor dengan input berupa tegangan searah (DC).
Kontaktor ini memiliki spesifikasi tegangan input
sebesar 48VDC dan memiliki kemampuan
menghantarkan arus pada kontak utama sebesar 200
A. Pada APS-6, kontaktor yang dipakai berjumlah dua
buah. Dua buah kontaktor ini digunakan untuk
mengontrol output beban yang terhubung dengan APS.
Dua kontaktor ini memiliki fungsi yang berbeda.
Kontaktor pertama berfungsi untuk mengaktifkan / meng-
nonaktifkan beban yang berjenis low priority dan
kontaktor kedua berfungsi untuk menghubungkan /
memutuskan arus pada saat charging baterai.
59

Gambar 4.18 DC Contactor

Dua kontaktor DC ini dipasang secara paralel dari


tegangan negatif modul rectifier APR48. Masing-
masing kontaktor akan tersambung ke MCB yang sudah
terpasang melalui busbar.

9. Sensor Temperatur
Sensor temperatur berfungsi untuk membaca suhu
yang ada di dalam panel khususnya untuk mengetahui
temperatur pada baterai. Sensor suhu ini biasanya
diletakkan di bagian bawah panel, khususnya di tempat
rak penyimpanan baterai. Sensor ini akan menampilkan
suhu baterai pada SC200. Sensor ini berfungsi
sebagai indikator keadaan suhu di dalam panel pada
bagian baterai. Suhu yang direkomendasikan untuk
penyimpanan baterai adalah dibawah 28oC.

Gambar 4.19 Sensor Temperatur


60

4.1.2. Blok Diagram APS-6 Eaton

Gambar 4.20 Blok Diagram APS-6 Eaton

A. AC Input 220VAC
Supply untuk mengaktifkan sebuah subrack
biasanya menggunakan input 3 phasa. Input AC 3 phasa
ini akan menyalakan modul-modul rectifier yang
terpasang pada subrack APS-6. Tiap phasa akan
menyalakan 2 buah modul rectifier.
B. MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB pada bagian ini berfungsi sebagai
pemutus atau penghubung tegangan 220VAC yang
akan mengaktifkan APS-6 sekaligus untuk
mengamankan apabila adanya short circuit pada modul
rectifier.
61

C. APR48-ES
Pada bagian ini, AC diubah ke tegangan
DC dengan menggunakan sistem power supply
switching. Pada diagram blok diatas, keluaran dari modul
rectifier APR48-ES terbagi menjadi dua bagian yaitu
untuk beban dan untuk menyalakan sistem kontroler pada
subrack APS-6.
D. Voltage Feed Module
Keluaran tegangan dari modul rectifier APR48-
ES akan masuk ke voltage feed module yang
digunakan untuk mendistribusikan tegangan ke I/O
board, SC200, dan juga DC kontaktor. Pada voltage
feed module juga data pada APR48-ES akan dikirimkan
langsung menuju I/O board. Data yang pada APR48
seperti nomor serial yang ada pada tiap modul APR48.
E. IOBGP (I/O Board)
I/O board merupakan pusat dari perangkat yang
ada APS-6 karena I/O board mengontrol semua jalur
data yang ada pada subrack APS-6 dan juga sebagai
penghubung perangkat yang satu dengan lainnya.
F. SC200 (Supervisory Controller)
SC200 merupakan sistem kontrol dan juga
sebagai antarmuka pengguna dengan perangkat. SC200
mengontrol semua perangkat yang ada pada APS. Akan
tetapi SC200 tidak langsung terkoneksi dengan I/O board.
SC200 mengirim dan menerima data yang ada melalui
voltage feed module dan voltage feed module ini akan
menghubungkan SC200 dengan I/O board dan
perangkat lainnya.
62

G. Fuse Fail Board

Fuse fail board menerima inputan data logika dari


MCB dan auxiliary switch terminal, setelah itu semua
data logika tersebut dikirimkan menuju I/O board
sebagai peringatan alarm apabila ada salah satu MCB
yang sedang dalam keadaan mati (off).

H. DC kontaktor
Pada APS-6, terdapat dua buah kontaktor
untuk mengaktifkan atau menonaktifkan beban yang
terhubung pada APS-6. Dua buah kontaktor ini dikontrol
oleh SC200 melalui I/O board. Dua buah kontaktor ini
memiliki kegunaan yang berbeda, kontaktor pertama
digunakan untuk penghubung atau pemutus baterai
dari APS-6 dan kontaktor kedua digunakan untuk
keperluan beban lainnya.
I. Shunt resistor
Pada diagram blok diatas, shunt resistor
ditujukan untuk mengukur seberapa besar beban pada
saat melakukan charging baterai. Spesifikasi dari shunt
resistor yang digunakan pada APS 6 adalah dengan total
arus maksimal 300A dengan output tegangan drop sebesar
55mV. Output dari shunt resistor dihubungkan ke I/O
board dan ditampilkan pada SC200.
J. MCB beban
Pada APS6, MCB beban digunakan untuk
menghubungkan atau memutuskan beban dari output
APS-6. Kapasitas MCB yang digunakan harus sesuai
dengan jumlah arus beban yang akan mengalir melalui
63

MCB. Selain itu, MCB juga berfungsi sebagai


pengaman seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
K. Baterai
Baterai merupakan daya cadangan pada site
selain genset ketika listrik padam. Baterai ini
digunakan untuk menyalakan perangkat-perangkat yang
ada di dalam site yang terhubung dengan APS-6 . Untuk
perangkat dengan tegangan input DC 48VDC, maka
output tegangan dari baterai akan langsung
dihubungkan dengan input perangkat melalui APS-6.
Sementara perangkat yang menggunakan tegangan
input AC, akan dihubungkan dengan inverter terlebih
dahulu sehingga menghasilkan tegangan 220VAC.

L. Load
Beban (load) pada APS-6 pada site/shelter
bermacam- macam seperti BTS (Base Transceiver
Station), RBS (Radio Base Station), AC (Air Conditioner)
dengan tegangan input 48VDC, dan beban lainnya yang
membutuhkan tegangan input DC dari APS-6.

3.1.3. Cara Kerja APS-6 Eaton


Di dalam site/shelter, subrack memiliki peranan yang
sangat penting. Fungsi subrack APS-6 adalah untuk
mennyalakan beberapa perangkat/alat penting yang
membutuhkan tegangan input 48VDC pada site/shelter. Selain itu,
subrack APS-6 juga berfungsi untuk melakukan fungsi charge
pada baterai.
Pada subrack APS-6, tegangan yang dibutuhkan
untuk menghidupkan modul rectifier yang terdapat pada subrack
adalah 220 VAC. Tegangan input ini harus melewati MCB yang
berfungsi sebagai pengaman dari short circuit (hubung singkat)
64

atau adanya overload (beban berlebih). Setelah melalui MCB,


tegangan akan didistribusikan pada bagian backplane subrack
untuk mencatu semua modul rectifier. Pada modul rectifier,
tegangan input AC akan diubah menjadi tegangan DC. Output
tegangan dari modul rectifier dapat diatur dari tegangan 46 VDC
sampai 56 VDC.

Biasanya tegangan output pada modul rectifier diatur


pada tegangan +/- 54,8 VDC. Alasannya karena untuk melakukan
charging (pengisian), tegangan charging harus lebih besar dari
tegangan baterai itu sendiri. Satu bank baterai terdiri dari empat
monoblok baterai. Setiap monoblok baterai memiliki tegangan
+/- 12VDC. Dalam satu bank, baterai disusun dan dirangkai
secara seri. Jadi, total tegangan baterai dalam satu bank adalah +/-
48VDC. Untuk men-charging satu baterai bertegangan 12VDC,
tegangan charging yang disarankan adalah 13,7 VDC.

Berarti total untuk melakukan charging baterai untuk satu


bank adalah 54,8VDC, sehingga output tegangan modul rectifier
harus diatur di tegangan +/- 54VDC. Selain itu, tegangan
54VDC ini tidak akan merusak perangkat yang memiliki
tegangan input 48VDC karena perangkat yang ada pada
site/shelter sudah disesuaikan dengan spesifikasi dari modul
rectifier APR48 yaitu 46 VDC sampai 56 VDC.

Tegangan DC ini akan didistribusikan melalui busbar


pada subrack. Tegangan DC akan langsung menuju ke beban dan
juga akan dipakai untuk menghidupkan beberapa perangkat pada
subrack. Dalam menyalakan perangkat tersebut output dari
modul rectifier tidak langsung terhubung ke semua perangkat
yang ada, tetapi harus melalui perangkat yaitu voltage feed
module. Setelah melalui voltage feed module, tegangan akan
65

didistribusikan menuju I/O board dan juga SC200. Selain


tegangan, voltage feed module juga menjadi jalur penghubung
data antara I/O board dan SC200. Pada I/O board, tegangan
dan data yang ada pada tiap perangkat akan diproses. Mulai dari DC
kontaktor, fuse fail, sensor, dan shunt resistor.

Tegangan output pada APS-6 akan diatur oleh kontaktor


yang berfungsi sebagai penghubung atau pemutus arus
tegangan yang dikeluarkan oleh modul rectifier. DC kontaktor
terhubung langsung dengan tegangan output negatif modul
rectifier melalui busbar. Sementara output tegangan DC positif
langsung menuju ke beban. Untuk mengetahui besarnya arus
yang dipakai oleh beban, maka tegangan output ini harus melalui
sebuah perangkat yaitu shunt resistor

Shunt resistor ini dirangkai secara seri pada busbar


negatif dan juga dipasang sebelum DC kontaktor. Setelah melalui
komponen-komponen tersebut, tegangan negatif modul rectifier
akan menuju beban melalui MCB output. MCB output ini
merupakan sebuah pengaman pada bagian output APS apabila
beban mengalami hubung singkat (short circuit) atau
kelebihan beban (overload). Apabila terjadi hal-hal tersebut
maka MCB akan secara otomatis mematikan beban yang
bermasalah. Pada keadaan ini, MCB pasti dalam keadaan mati dan
MCB yang mati ini akan mengaktifkan fuse fail. Data yang ada
pada fuse fail tersebut akan diproses oleh I/O board dan akan
ditampilkan pada SC200 sebagai tanda peringatan berupa alarm
bahwa adanya masalah dalam sistem APS.

Dan bagian terakhir dari sistem APS adalah output


tegangan yang dipakai untuk kebutuhan charging baterai
dan menyalakan beberapa perangkat lainnya yang ada pada
66

site. Kebutuhan baterai pada site biasanya membutuhkan satu


sampai dua buah bank baterai. Fungsi utama baterai adalah
untuk mem-backup semua perangkat yang terhubung
dengan APS-6 ketika sumber listrik utama padam/mati.
Selain itu, baterai yang digunakan harus memliki kapasitas
yang besar. Kapasitas baterai yang besar ini bertujuan untuk
mem-backup perangkat dalam waktu yang lama.

4.2. Instalasi Komponen dan Perangkat Pada APS-6 Eaton

4.2.1. Peralatan dan Perlengkapan


Sebelum merakit dan instalasi subrack APS-6, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Peralatan keselamantan

Gunakan peralatan keselamatan yang sesuai dengan


peraturan keselamatan kerja. Peralatan keselamatan
tersebut antara lain :
Kacamata pengaman (safety glasses)
Sarung tangan pengaman (safety gloves)
Alas kaki yang aman (safety footwear)
Peralatan yang tepat untuk menangani benda-
benda berat (baterai dan lainnya)
Peralatan yang tepat untuk bekerja di tempat yang
tinggi
2. Alat-alat penting
Gunakan standar peralatan elektronika yang sudah
terisolasi dengan baik. Peralatan penting lainnya yaitu :
Alat crimping kabel dan crimp lugs yang sesuai dengan
ukuran semua kabel dan konektor yang akan digunakan
Kunci pas dengan torsi dan kepala kunci pas
serta pegangan yang sudah terisolasi
Heatshrink tube dan heat gun
67

Multimeter digital
Pakaian non-statis
Alat yang direkomendasikan
Clamp-on ammeter
Alat untuk pelabelan
Laptop dengan :
Port USB (untuk SC200) atau port RS232
(untuk SC100)
Aplikasi
DCTools

4.2.2. Penggunaan Kabel


Kabel yang digunakan untuk instalasi pada APS-6 adalah
kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) dan kabel listrik jenis NYAF.
Kabel UTP digunakan untuk instalasi bagian-bagian kontroler
pada APS-6 ementara kabel listrik jenis NYAF digunakan untuk
instalasi tegangan input 220VAC dan juga untuk kabel output dari
APS-6 menuju beban. Kabel listrik yang dipakai harus memenuhi
spesifikasi. Kabel harus sesuai dengan kemampuan
menghantarkan arus dan tegangan. Apabila tidak sesuai dengan
KHA (kemampuan hantar arus) pada kabel, maka akan
mengakibatkan kabel menjadi panas. Dibawah ini adalah tabel
KHA berdasarkan luas penampang kabel yang akan dipakai.

Tabel 4.1 KHA KabeL


68

4.2.3. Wiring diagram APS-6


1. Supply AC untuk APR48

Gambar 4.21 Wiring AC Supply pada APS-6 Eaton

Pada gambar diatas, tegangan dari tiap phasa


R-S-T akan dibagi rata untuk menyuplai dua buah modul
APR48 dalam APS-6. Alasan APS-6 menggunakan
input 3 phasa karena untuk menyeimbangkan
kebutuhan daya di dalam site. Apabila hanya
menggunakan 1 phasa saja, maka akan
mengakibatkan ketidaksetimbangan daya dari masing-
masing phasa R-S-T karena APS-6 membutuhkan daya
yang cukup besar untuk menyalakan tiap modul APR48

2. Koneksi Kontroler APS-6 Eaton

Gambar 4.22 Wiring IOBGP


69

Pada gambar diatas, output dari modul rectifier


APR48 adalah 54VDC. Sebelum tegangan DC masuk
menuju sistem IOBGP dan sistem kontrol lainnya,
tegangan DC ini akan melalui voltage feed module.
Setelah melalui Voltage Feed Module, tegangan DC
akan disebarkan menuju IOBGP dan SC200. Dari
IOBGP, tegangan DC akan mengaktifkan kontaktor,
sensor, dan juga fuse fail board.

3. Wiring APR48 ke beban

Gambar 4.23 Wiring APR48 menuju beban

Selain untuk menyalakan kontroler, output


dari modul rectifier APR48 juga digunakan untuk
menyalakan beban yang terhubung dengan APS-6.
Seperti pada gambar, tegangan positif dari APR48
langsung menuju beban tanpa melalui komponen.
Sementara tegangan negatif dari APR48 harus melalui
kontaktor dan juga MCB. Beban APS-6 memiliki
beberapa jenis, diantaranya beban high priority, low
priority, dan juga baterai. Untuk beban high priority,
beban hanya akan melalui MCB pada bagian output dari
APS-6. Untuk beban low priority, beban akan melalui
MCB dan juga sebuah kontaktor. Untuk beban
70

berupa baterai, APS-6 menyediakan sebuah shunt,


kontaktor, dan juga MCB.

4.2.4. Instalasi APS-6


1. Cek tegangan AC dan grounding
2. Siapkan APS
a. Pasang sistem kontroler SC200
b. Cek polaritas pada APS-6
c. Cek posisi mounting brackets
d. Pasang MCB untuk beban
e. Pasang MCB untuk baterai
f. Cek grounding ac dan dc
3. Pasang kabel AC
a. Lepas penutup MCB
b. Siapkan kabel untuk suplai ac
c. Pasang kabel suplai ac
d. Cek koneksi kabel

4. Pasang APS pada rak


a. Pasang cage nuts pada rak
b. Pasang APS-6
5. Pasang beban dan kabel baterai
a. Lepaskan penutup MCB
b. Pasang busbar common ke grounding
c. Pasang kabel baterai
d. Pasang kabel untuk beban
e. Cek koneksi kabel
6. Pasang baterai
7. Pasang sensor temperatur baterai
a. Pasang sensor temperatur ke I/O board
71

b. Sesuaikan jalur kabel antara baterai dengan APS-6


8. Koneksikan ke sumber tegangan AC
a. Pasangkan semua penutup MCB
pada APS-6 b. Sambungkan kabel ac
ke sumber tegangan
9. Cek koneksi kabel

4.3. Masalah yang sering terjadi pada APS-6 Eaton

1. Modul rectifier tidak menyala


Penyebab masalah : Tegangan input AC mati
Penyelesaian masalah : Nyalakan tegangan AC
2. LED hijau pada salah satu modul APR48 menyala
sementara yang lainnya mati
Penyebab masalah : Suplai tegangan AC ke modul
rectifier mati
: Salah satu phasa mati
: Modul rectifier tidak masuk
sepenuhnya
Penyelesaian masalah : Cek tegangan input AC dan
nyalakan tegangan input
AC
: Cek tegangan per phasa dan
nyalakan
: Masukkan modul rectifier
sepenuhnya dengan bantuan
sekrup
3. LED kuning pada modul APR48 berkedip-kedip
Penyebab masalah : Sistem kontroler sedang
memulai persiapan
: Modul rectifier tidak terdaftar
pada sistem kontroler
72

Penyelesaian masalah : Tunggu sampai system


kontroler selesai persiapan
: Lepaskan modul rectifier lalu
masukkan kembali
: Mengganti modul rectifier

4. LED merah pada modul APR48 menyala


Penyebab masalah : Tegangan DC berlebihan

: Masalah internal pada modul


rectifier
Penyelesaian masalah : Lepaskan dan masukkan kembali
modul rectifier
: Ganti modul rectifier
5. Sistem tidak memiliki tegangan output (modul APR48
menyala) Penyebab masalah : MCB beban dalam
keadaan terbuka
: LVD kontaktor terputus dari
beban

Penyelesaian masalah : Cek MCB yang terbuka


: Gunakan SC200 untuk
mengatur LVD kontaktor
: Cek kabel tegangan ke LVD
6. LED merah atau LED kuning pada SC200 menyala
Penyebab masalah : Alarm aktif
Penyelesaian masalah : Cek jenis alarm yang muncul
pada display, kemudian lihat
buku panduan / petunjuk
7. LVD kontaktor tidak berfungsi
Penyebab masalah : Pengaturan kontaktor tidak
sesuai
: Kontaktor tidak terhubung
73

Penyelesaian masalah : Cek kontaktor harus dalam


keadaan aktif pada SC200 dan
atur nilai kembali nilai
kontaktor
: Cek kontaktor apabila
kontaktor sudah
terkonfigurasi oleh I/O
board
: Cek kabel tegangan

Anda mungkin juga menyukai