3.1 Gudang Obat, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
3.1.1 Gudang
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
harus dikelola secara terkoordinir, multidisiplin, serta menggunakan proses yang
menjamin kendali mutu dan kendali biaya sehingga untuk pelaksanaannya dilakukan
oleh instalasi farmasi dengan sistem satu pintu. Hal tersebut didasarkan kepada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmassian di Rumah sakit. Proses pengelolaan perbekalan
farmasi di RSUD Bangil dilakukan oleh Instalasi Farmasi yaitu Gudang Farmasi,
demi tercapainya sistem satu pintu. Definisi gudang sendiri merupakan tempat
penyimpanan dan pemeliharaan barang seperti obat, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai serta perbekalan medis lainnya sebelum dilakukannya pendistribusian
kepada unit-unit farmasi. Menurut PMK Nomor 72 tahun 2016, gudang farmasi
haruslah menjamin kualitas dan keamaan dari sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan yang
dimaksud adalah berupa persyaratan stabilitas dan keamanan, cahaya, kelembaban,
sanitasi, ventilitas dan penggolongan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai.
3.1.2 Implementasi Gudang Instalasi Farmasi RSUD Bangil
Gudang Instalasi Farmasi RSUD Bangil terbagi menjadi 2 lantai yaitu lantai
satu dan lantai dua.
1. Gudang lantai satu digunakan sebagai tempat penerimaan barang dan
pendistribusian perbekalan farmasi selain sebagai tempat penyimpanan obat
berskala kecil dan alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya. Pada gudang
lantai satu terdapat beberapa ruangan, yaitu ruang penerimaan obat, alat
kesehatan dan bahan medis habispakai; ruang administrasi; ruang Kepala
Instalasi Farmasi RSUD Bangil; ruang cairan infus; ruang obat kemasan kecil
serta ruang penyimanan B3. Denah ruangan dapat dilihat pada Gambar 3.1
CCTV
2. Gudang lantai dua digunakan sebagai tempat penyimpanan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai dalam skala yang besar. Jika skala barang
yang diterima besar, maka langsung dibawa ke gudang lantai dua menggunakan
lift barang atau Electric Hoist. Digudang lantai dua terdapat beberapa ruangan,
yaitu toilet; gudang; mushola; ruang Uranus (ruang diskusi); electric hoist; ruang
obat injeksi; ruang obat oral serta ruang alat kesehatan. Denah ruangan dapat
dilihat pada Gambar 3.2
toilet
Mushola
R. Obat Oral Gudang
R. ALKES
R. Obat R. Uranus
R. ALKES
Injeksi
CCTV
Melihat data pemakaian obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
Siap diadakan
Gambar 3.3 Alur Perencanaan Kebutuhan di Gudang Instalasi Farmasi RSUD Bangil
3. Pengadaan
Pengadaan diartikan sebagai kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan
yang sudah direncanakan dan disetujui melalui pembelian atau donasi.
Pengadaan harus menjamin ketersediaan, jumlah, waktu yang tepat dengan harga
yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP antara lain:
a. Bahan baku obat harus disertai sertifikat analisa.
b. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet
(MSDS).
c. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP harus mempunyai Nomor
Izin Edar (NIE).
d. Masa kadaluarsa minimal dua tahun kecuali untuk sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan BMHP tertentu (vaksin, reagensia, dll), atau pada
kondisi tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan.
Pengadaan obat, alkes dan BMHP gudang IFRS di Rumah Sakit Umum
Daerah Bangil Pasuruan dilakukan dengan menggunakan Sumber Dana dari
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) dan BLUD (Dana Rumah
Sakit) dimana untuk APBD pengadannya melalui e- purchasing/e-catalog, dan
BLUD pengadaannya melalui pengadaan langsung atau melalui e-purchasing.
Pengadaan juga dilakukan dengan memproduksi sediaan farmasi (NS 0,45 %
dan obat kemoterapi) serta sumbangan/dropping/ hibah (Obat HIV ,TB, kusta
dan vaksin). Kebutuhan yang bersifat cito dimana ketersediaan diseluruh
YANFAR rumah sakit dan gudang mengalami kekosongan maka gudang Obat,
Alkes dan BMHP akan mengusulkan permintaan kepada Kepala IFRS RSUD
Bangil. Bagian pengadaan segera melakukan pengadaan obat cito tersebut.
Dilakukan pengecekan
FISIK :
Nama
dikembalikan
No Batch dan pada faktur diberi tanda retur. Adapun alur retur yakni:barang
FARMASETIK
Jumlah
yang telah ED disiapkan, selanjutnya melakukan Suhu saat pengiriman
kontak dengan sales atau
Harga Bentuk sediaan
penjualnya, lalu siapkan faktur sehingga terbit nota
Bentuk sediaan faktur.
Warna, bau,Aturan retur dapat
kejernihan
Tanggal
berupa uangkadaluarsa sediaandan EDnya dalam tahun
dan barang. Apabila barangnya fast moving
Keadaan fisik obat
yang sama,
Segel danmaka returnya dengan mengganti barang. Apabila barangnya slow
kemasan
moving dan EDnya dalam tahun yang berbeda (Sudah lama dibeli) maka returnya
diganti dengan uang.
Disesuaikan dengan SP dan Faktur Bila tidak cocok,
laporkan pada tim
pengadaan
Gambar 3.5 Alur Penerimaan Barang di Gudang Instalasi Farmasi RSUD Bangil
Barang/sediaan farmasi
datang digudang
5. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan
Dilakukan yang dapat menjamin kualitas dan
pengecekan
keamanaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan persyaratan Kefarmasian. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah
FISIK :dan penataan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
pengelompokan
Nama
Habis
No BatchPakai sesuai klasifikasinya di gudang FARMASETIK
farmasi sehingga aman dari
:
Jumlah
pencurian serta gangguan fisik yang dapatSuhu merusak mutunya. Penyimpanan
saat pengiriman
Harga Bentuk sediaan
dilakukan
Bentuk sebelum pendistribusian. Persyaratan penyimpanan meliputi:
sediaan Warna, bau, kejernihan
Tanggal kadaluarsa
persyaratan stabilitas, suhu ruang terkendali sediaan
(20-25°C), suhu lemari pendingin
Keadaan fisik obat
(2-8°C),
Segel keamanan, sanitasi, cahaya, kelembapan (70-75% RH), ventilasi dan
dan kemasan
penggolongan jenis perbekalan farmasi.
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP dibagi menjadi 2
tempat yaitu lantai 1 dan lantai 2. Gudang lantai 1 untuk sediaan obat dalam
kemasan kecil, sediaan obat dalam bentuk cairan, dan penyimpanan B3. Sediaan
obat cair seperti infus disimpan dalam ruangan tersendiri. Ditata diatas Floor
pallet dengan jarak 50 cm antar pallet dan jarak pallet dengan dinding 30 cm,
tinggi pallet 15 cm, kemudiaan infus dalam karton ditumpuk keatas ditata dengan
cara selang-seling setinggi 2 m. Pallet yang digunakan di gudang farmasi
terdapat beberapa jenis diantaranya yaitu pallet kayu, pallet galvanum dan pallet
plastik dimana setiap pallet mempunyai kelebihan dan kekurang masing-masing.
Pemantauan suhu lemari pendingin selalu diperhatikan, dicatat di formulir
pemantauan suhu, dan dibuat grafik. Apabila pemantauan suhu melebihi batas
rentang suhu standart penyimpanan, maka akan dilaporkan ke bagian
pemeliharaan gudang.
Metode penyimpanan sendiri dapat dilakukan berdasarkan prinsip first in
first out (FIFO) dan first expired first out (FEFO). Penyimpanan obat- obat high
alert dan obat sitostatika diberi penanda khusus dan dipisahkan dengan obat yang
lain. Untuk obat-obat look alike sound alike (LASA) dipisah antara satu dengan
yang lain kemudian diberi penanda khusus untuk mencegah kesalahan. Untuk
Barang Berbahaya Beracun (B3) harus di tempatkan di ruangan sendiri karena
dapat mencemarkan, membahayakan, bahkan merusak lingkungan hidup,
kesehatan, dan kelangsungan hidup makhluk hidup serta harus menyertakan
Material Safety Data Sheet (MSDS).
Penyimpanan Obat, Alkes dan BMHP di gudang IFRS di Rumah Sakit
Umum Daerah Bangil Pasuruan dilakukan secara baik dan teratur menurut
Standar Prosedur Operasional (SPO) penyimpanan Perbekalan Farmasi yaitu:
a) Sumber Dana (APBD dan BLUD)
b) Berdarkan Bentuk Sediaan,
c) Berdasarkan kestabilitan suhu,
d) Berdasarkan Alfabetis
e) Berdasarkan Sistem FIFO (barang yang datang terlebih dahulu digunakan
terlebih dahulu) dan FEFO (barang dengan waktu kadaluarsa terdekat
dikeluarkan terlebih dahulu),
f) Berdasarkan Hight Alert dan LASA
g) Berdasakan Lemari Narkotika, Psikotropika, Prekursor, Obat-obat Tertentu
(OOT)
Standar penyimpanan Barang Berbahaya Beracun (B3) di gudang IFRS di
RSUD Bangil di tempatkan di ruangan/gudang sendiri serta menyertakan
Material Safety Data Sheet (MSDS) karena perbekalan B3 memiliki sifat yang
mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah terbakar, beracun dan korosif.
Setiap Penyimpanan perbekelan farmasi di gudang IFRS di RSUD Bangil
untuk Lemari penyimpanan Narkotika, Psikotropika disimpan dalam lemari yang
berpintu ganda dan terkunci ganda. Pemegang kunci adalah apoteker penanggung
jawab atau petugas kefarmasian yang telah diberi wewenang. Untuk obat-obat
tertentu dan prekursor disimpan pada sudut ruang penyimpanan terbatas dan pada
lemari khusus yang terkunci dengan pemegang kunci apoteker atau petugas
gudang yang telah diberi wewenang.
Pelaksanaan gudang Obat, Alkes dan BMHP memasukkan data barang ke
dalam kartu stok. Petugas administrasi menginput barang masuk ke inventory
barang farmasi tersebut dengan bukti barang masuk. Petugas administrasi
mengarsipkan berkas berita acara penerimaan barang, surat perintah kerja, bukti
pengiriman barang.
6. Pendistribusian
Kegiatan dalam rangka menyalurkan sediaan farmasi, alkes dan BMHP
dari gudang tempat penyimpanan ke setiap Unit Pelayanan Farmasi (YANFAR)
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Pendistribusian perbekalan farmasi di RSUD Bangil menggunakan surat
permintaan manual dan kemudian diinput ke dalam SIM RS. Surat permintaan
manual diserahkan ke gudang. Setiap YANFAR memiliki jadwal pendistribusian,
berikut jadwal pendistribusiannya :
table 3. 1 Jadwal Distribusi Gudang Farmasi RSUD Bangil
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
Rawat Rawat inap Floor Rawat inap Rawat Rawat inap
jalan stock jalan
IGD OK Rawat OK IGD OK
Central jalan Central Central
OK Cito OK Cito OK Cito
Dokumentasi obat
Mengirim daftar
yang akan
Barang yang nama obat yang akan
Stock dimusnahkan oleh
tidak bisa dimusnahkan dan
opname pihak gudang farmasi
diretur meminta persetujuan
dan disetujui kepala
bupati
instalasi
LAMPIRAN
2. Ruang Administrasi
8. Penyimpanan LASA
9. Penyimpanan Obat
dengan Suhu Khusus
10. Box Pengiriman Obat
dengan Suhu Khusus
Dokumentasi Pemusnahan
1. Obat/alkes ditimbang
2. Dimasukkan ke dalam
mobil pengangkut untuk
diantarkan ke tempat
pemusnahan
3. Obat/alkes sampai
ditempat pemusnahan,
kemudian dikeluarkan
dari mobil pengangkut
4. Obat/alkes dimasukkan
ke dalam insenerator
5. Obat/alkes dimusnahkan