Anda di halaman 1dari 2

BAB 3.

TINJAUAN UMUM RSUD BANGIL

3.1. Sejarah RSUD Bangil

Awal mula berdirinya RSUD Bangil yaitu sebagai puskesmas yang kemudian seiring
berjalannya waktu mengalami kesulitan dikarenakan pertumbuhan pasien yang semakin banyak.
Kondisi ini membuat Pemerintah Kabupaten Pasuruan mengambil kebijakan untuk menaikkan
puskesmas perawatan Bangil yang memiliki 77 tempat tidur menjadi RSUD Bangil. Pada tahun 1981
RSUD Bangil diresmikan, kemudian pada tahun 1985 RSUD Bangil naik menjadi rumah sakit tipe D,
selanjutnya pada tahun 1993 berubah menjadi tipe C dengan dasar SK Menkes
No.22/Menkes/SK/II/1993. Tahun 2019 RSUD Bangil telah terakreditasi menjadi tipe B. Berdasarkan
Peaturan Daerah Nomor 36 tahun 2002, RSUD Bangil ditetapkan sebagai lembaga tersendiri dan
bukan lagi sebagai UPT Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan. Bangunan lama RSUD Bangil terdiri
dari satu lantai yang merupakan ampuran antarabangunan kuno sejak 1913 hingga bangunan baru
yang dibangun pada tahun 2002, bangunan ini berada di Jalan dr.Soetomo 101 Bangil dengan luas
lahan 1,7 ha. Keberadaan RSUD Bangil bersifat sosio ekonomi atau non profit untuk masyarakat
menengah kebawah sekaligus sebagai pusat rujukan puskesmas dan unit-unit kesehatan lainnya di
wilayah kabupaten pasuruan. Semakin hari jumlah pasien semakin tinggi, sehingga menyebabkan
tuntutan lahirnya pelayanan yang berkualitas, nyaman dan cepat. Dengan adanya bangunan lama
RSUD Bangil yang tidak kondusif lagi sehingga menyebabkan pemerintah Kabupaten Pasuruan
mengambil langkah mendirikan bangunan rumah sakit baru. Pada tahun 2008 langkah ini
membuahkan hasil dengan proses pindahnya pelayanan ke gedung baru yang dibangun di jalan Raya
Raci Bangil dengan luas tanah 7,6 ha. RSUD Bangil berada pada posisi strategis yakni berada pada
poros jalan raya utama Surabaya-Bali, Bersebelahan dengan gedung DPRD Kabupaten Pasuruan dan
dekat dengan kawasan Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) serta komples perkantoran
pemerintah Daerah Pasuruan yang sedang dikembangkan Posisi ini tentu sangat menguntungkan
bagi RSUD Bangil menjadi pusat layanan rujukan bagi institusi kesehatan yang berda di sekitar
Kabupaten Pasuruan.

3.2. Visi dan Misi RSUD Bangil


3.2.1 Visi RSUD Bangil

Rumah Sakit yang Profesional dan Berorientasi kepada Pelanggan dengan Mengutamakan
Mutu dan Keselamatan Pasien.

3.2.2 Misi rumah sakit RSUD Bangil


a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna dengan mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien.
b. Mengembangkan pelayanan kesehatan, sarana prasarana serta tenaga yang terintegrasi dengan
pendididkan dan penelitian.
c. Mengelola sumber daya dan keuangan secara efektif, efisien dan akuntabel.

3.3. Klasifikasi RSUD Bangil

Rumah Sakit Umum Daerah Bangil (RSUD Bangil) merupakan rumah sakit dengan klasifikasi B
karena memiliki tenaga medis dengan total dokter umum, gigi, spesialis dan spesialis gigi sebanyak
70 orang. Total tersebut sudah terdiri dari 16 fasilitas pelayanan spesialis yang tersedia, antara lain
spesialis anestesi, spesialis syaraf, spesialis bedah syaraf, gigi, spesialis konservasi gigi, spesialis paru,
spesialis patologi klinis, spesialis bedah, spesialis anak, spesialis obgyn, spesialis mata, spesialis
penyakit dalam, spesialis ortopedi, spesialis keterampilan fisik dan rehabilitasi, spesialis kulit dan
kelamin serta spesialis telinga, hidung, tenggorokan. Memiliki 14 Apoteker yang terdiri dari 1
Apoteker kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), 4 Apoteker rawat jalan, 7 Apoteker Rawat
Inap, 2 Apoteker untuk koordinator penerimaan, distribusi dan produksi. Memiliki jumlah perawat
312 dengan jumlah tempat tidur 366.

3.4. Struktur Oganisasi RSUD Bangil

3.5. Akreditasi RSUD Bangil

Saat ini RSUD Bangil telah meraih predikat lulus dengan tingkat paripurna setelah dilakukan
penilaian akreditas rumah sakit. Akreditas tingkat paripurna merupakan tingkat kelulusan tertinggi
yang dapat diraih oleh suatu rumah sakit, suatu rumah sakit dapat dinyatakan mendapatkan tingkat
tersebut apabila memiliki nilai minimal 80% dari setiap bab dari standar akreditasi rumah sakit. Bab
yang dilakukan survey akreditasi adalah:

a. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit


b. Hak Pasien Dan Keluarga (HPK)
c. Pendidikan Pasien Dan Keluarga (PPK)
d. Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien (PMPK)
e. Millenium Development Goals (MDGs)
f. Akses Rumah Sakit (ARK)
g. Asesmen Pasien (AP)
h. Pelayanan Asuhan Pasien (PAP)
i. Pelayanan Anestasi dan Bedah (PAB)
j. Pelayanan Kefarmasian Penggunaan Obat (PKPO) .
k. Management Komunikasi dan Informasi (MKI)
l. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
m. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
n. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
o. Management Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

Dari 15 bab tersebut 4 bab yang merupakan bab dasar adalah sasaran keselamatan pasien rumah
sakit, hak pasien dari keluarga, pendidikan pasien dan keluarga, serta peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai