Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NITA HADI S

NIM : 02419000347
MATA KULIAH : PENGANTAR K3

1. Sebuah Perusahaan multinasional memperkerjakan 10000 karyawan dari


Tiongkok. Saat ini kewaspadaan pada penyebaran virus korona (COVID-
19)dari Wuhan Tiongkok, membuat semua unsur atau pihak begitu waspada
pada kemungkinan sebaran virus korona (COVID-19).Jelaskan bagaimana
langkah yang akan saudara terapkan sebagai seorang HSE untuk
meminimalkan dampak sebaran virus COVID-19 yang akan mungkin timbul
pada perushaan saudara? Jelaskan jawaban saudara dengan disertai
referensianya.
Jawabannya :
Berikut lima hal yang bisa dilakukan pengelola perusahaan:
a. Sosialisasi
Pimpinan atau pengelola perusahaan sebaiknya melakukan sosialisasi
ke para pekerja mengenai gejala, tanda dan cara mencegah penularan
infeksi virus korona. Informasi ini juga perlu diberikan ke para tamu kantor.
Gejala dan tanda yang perlu diwaspadai yakni demam disertai batuk atau
pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas yang muncul 14 hari sejak tiba
dari negara terjangkit. Dalam kasus virus corona, gejala infeksi tersebut
harus diikuti dengan penelusuran terhadap riwayat perjalanan dua
pekan terakhir.
b. Beri anjuran pencegahan
Jika ada pekerja ataupun tamu yang mengalami gejala tersebut dan
diketahui punya rekam jejak perjalanan ke negara terjangkit, seperti
China--dalam dua pekan terakhir, pihak perusahaan perlu menyarankan
penggunaan masker.Tanpa perlu panik, pimpinan atau pengelola
perusahaan juga bisa melakukan sejumlah penanganan misalnya melalui
pembatasan kontak. Selanjutnya, mintalah orang tersebut untuk segera
berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. Berikan pula informasi ke dokter
dan tenaga kesehatan mengenai riwayat perjalanan.
c. Informasikan pesan kunci
Minta para tamu dan pekerja untuk menerapkan etika batuk,
membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan dengan air
mengalir dan sabun serta dibilas kurang lebih dua detik. Dan jika sedang
sakit, kurangi melakukan aktivitas di luar rumah, batasi kontak dengan
orang lain, lantas segeralah berobat.
d. Pastikan sanitasi lingkungan
Perusahaan ada baiknya melakukan desinfeksi pada lantai, dinding
bangunan, karpet dan pegangan pintu juga jendela, serta alat yang
disentuh secara umum.Bila perlu, lakukan pula penyemprotan ruangan
dengan spray fast-acting alcoholic spray disinfectant. Jangan lupa,
sediakan sabun cuci tangan dan wastafel serta, tempatkan cairan
pembersih tangan yang mengandung alkohol 70-80 persen di titik yang
mudah diakses penghuni gedung.
e. Update informasi
Perbarui terus perkembangan mengenai penyebaran virus corona dan
pastikan sumber informasi itu dapat dipercaya. Perusahaan juga
hendaknya memfasilitasi dinas kesehatan setempat untuk menelusuri
kontak penderita dan penanggulangan penyakit.

 https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200130115331-255-
470105/5-cara-cegah-penularan-virus-corona-di-kantor

2. Saat ini Omnibus Law Cilaka (Cipta Lapangan Kerja)sedang hangat dibahas
anatara Pemerintah dari DPR.Saudara diminta mencoba mengikuti
perkembangan Omnibus Law tersebut. Kemudian coba kaitan dengan
permasalahan yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan
kemudian paparan apa dampak positif dan dampak negatifnya, Jelaskan
jawaban saudara dengan disertai sumber referensinya.
Jawabannya :
Omnibus law adalah pekerja dengan hubungan kerja berdasarkan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) atau pekerja kontrak, dipastikan
mendapatkan hak dan pelindungan yang sama dengan pekerja tetap atau
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Hak tersebut antara lain:
hak atas upah, jaminan sosial, pelindungan keselamatan dan kesehatan
kerja, dan hak atas pengakhiran atau putusnya hubungan kerja.
Munculnya Omnimbus Law yang bersentuhan di sektor tenaga kerja sebagai
bentuk kerja nyata dan tanggung jawab pemerintah mencermati perubahan
iklim tenaga kerja di era teknologi industrialisasi yang kiranya perlu cepat
untuk eksekusi dan beradaptasi agar buruh dan pekerja dapat terlindungi.
Pemerintah memastikan, pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) tetap mendapatkan kompensasi PHK sesuai ketentuan. Selain
menerima kompensasi PHK, pekerja ter-PHK, juga mendapat pelindungan
jaminan sosial berupa Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Jadi tidak ada
upaya mendegrasi masyarakat pekerja di Indonesia bahkan sebaliknya
pertumbuhan ekonomi diharmonisasikan dengan perlindungan maksimal
terhadap pekerja dan buruh di Indonesia.
Dampak positif dari Omnibus law adalah akses investasi yang
menguatkan ekonomi negara, penciptaan lapangan pekerjaan. secara besar-
besaran, aturan pengupahan yang sesuai, adanya tax holliday yang disebut-
sebut menjadi angin segar bagi para pengusaha atas pajak yang sedemikian
membebani.
Dampak negative dari Omnibus Law adalah hilangnya upah minimum,
hilangnya uang pesangon, PHK mudah dilakukan, Karyawan Kontrak Seumur
Hidup,Outsourcing Seumur Hidup, Jam Kerja yang Eksploitatif, TKA Buruh
Kasar Unskill Worker Berpotensi Bebas Masuk ke Indonesia,Hilangnya
Jaminan Sosial akibat penggunaan buruh kontrak, outsourcing, dan upah
dibayarkan per satuan waktu (upah per jam), maka jaminan kesehatan dan
jaminan pensiun akan hilang, dalam UU 13/2003, pengusaha yang tidak
memberikan kepada pekerja/buruh yang memasuki usia pensiun, dipidana
dengan pidana penjara paling sedikit 1 tahun dan paling 5 tahun dan/atau
dengan paling sedikit 100 juta dan paling banyak 500 juta. "Dalam RUU Cipta
Kerja sanksi pidana ini dihilangkan.

 https://jateng.sindonews.com/read/19087/1/ini-9-poin-dampak-negatif-
omnibus-law-cipta-kerja-versi-kspi-1581908531
 https://www.cermati.com/artikel/isi-ruu-omnibus-law-cipta-lapangan-kerja-
pekerja-untung-atau-rugi
 https://jurnalintelijen.net/2020/01/16/memaknai-ruu-omnibus-law-sektor-
tenaga-kerja/

3. Bagaimana saudara dapat memberikan saran perbaikan terkait K3


diperusahaan angkutan darat,seperti bus antar kota, bus antar provinsi, serta
angkota umum dari segi sopir, kendaraan, dan sarana prasarana K3 di
kendaraan angkutan umum dan bus di negara kita pada khususnya. Jelaskan
jawaban saudara dengan disertai sumber referensinya.
Jawabanya :

saran perbaikan terkait K3 diperusahaan angkutan darat seperti bus antar


kota, bus anatar provinsi serta angkutan umum dari segi sopir, kendaraan dan
sarana prasarana harus memenuhi standar minimal angkutan umum.
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Umum
Angkutan umum yang dirazia oleh Dishub di terminal sebagaimana
yang Anda tanyakan merupakan jenis angkutan umum dalam trayek.Oleh
karena itu, untuk menjawabnya kami mengacu pada Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 98 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal
Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam
Trayek (“Permenhub 98/2013”) sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 98 Tahun 2013 tentang Standar
Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum
dalam Trayek (“Permenhub 29/2015”).Angkutan umum yang Anda maksud di
sini tergolong sebagai angkutan perkotaan. Pada dasarnya, perusahaan
angkutan umum yang menyelenggarakan angkutan orang dalam trayek wajib
memenuhi standar pelayanan minimal angkutan orang dengan kendaraan
bermotor umum dalam trayek.
 Standar Pelayanan Minimal meliputi:
a. keamanan;
b. keselamatan;
c. kenyamanan;
d. keterjangkauan
e. kesetaraan; dan
f. keteraturan
 Standar Pelayanan Minimal Angkutan Perkotaan (“Angkot”).Segi
keamanan meliputi:
a. Identitas kendaraan
b. Nomor kendaraan dan nama trayek berupa stiker yang ditempel pada
bagian depan dan belakang kendaraan (paling sedikit satu). 
c. Identitas awak kendaraan
d. Bagi pengemudi:
1) mengenakan pakaian seragam dan dilengkapi dengan identitas nama
pengemudi dan perusahaan;
2) menempatkan papan/kartu identitas nama pengemudi, nomor induk
pengemudi dan nama perusahaan di ruang pengemudi.
b. Bagi Kondektur: mengenakan pakaian seragam dan dilengkapi dengan
identitas nama kondektur dan perusahaan.
c. Lampu penerangan
d. Berfungsi sebagai sumber cahaya di dalam mobil bus untuk memberikan
keamanan bagi pengguna jasa. Lampu penerangan harus 100%
berfungsi dan sesuai dengan standar teknis.
e. Kaca film
f. Lapisan pada kaca kendaraan guna mengurangi cahaya matahari
secara langsung. Persentase kegelapan paling gelap 30%.
g. Lampu isyarat tanda bahaya
h. Lampu sebagai pemberi informasi adanya keadaan bahaya di dalam
kendaraan. Lampu warna kuning berpijar terpasang di atap pada bagian
tengah depan dan belakang. Tersedia paling sedikit 2 (dua) tombol yang
dipasang di ruang pengemudi dan ruang penumpang.
Dari segi keselamatan, diatur salah satunya menyangkut awak
kendaraan yang meliputi: Standar Operasional Prosedur (SOP)
pengoperasian kendaraan, kompetensi pengemudi, kondisi fisik dan jam
istirahat pengemudi. Selain itu terkait keselamatan, diatur juga
mengenai  sarana dan prasarana kendaraan.
 Standar sarana angkot yaitu:
a. Peralatan keselamatan
b. Dipasang di tempat yang mudah dicapai dan dilengkapi dengan
keterangan tata cara penggunaan berbentuk stiker, paling sedikit
meliputi:
a. Alat pemecah kaca;
b. Alat pemadam api ringan; dan
c. Alat penerangan.
b. Fasilitas kesehatan
c. Berupa perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
d. Informasi tanggap darurat
e. Berupa stiker berisi nomor telepon dan/atau SMS pengaduan ditempel
pada tempat strategis dan mudah terlihat di dalam kendaraan.
f. d.    Fasilitas pegangan penumpang berdiri
g. Fasilitas pegangan (handgrip) bagi penumpang berdiri untuk bus sedang
dan bus besar.
h. e.    Pintu keluar dan/atau masuk penumpang
i. Ban
j. Ban depan tidak diperbolehkan menggunakan ban vulkanisir.
k. Rel korden (gorden) di jendela
l. Posisi rel gorden yang terpasang tidak mengganggu evakuasi apabila
terjadi keadaan darurat (pada saat kaca harus dipecahkan).
m.Alat pembatas kecepatan
n. Pintu keluar masuk pengemudi sekurang-kurangnya untuk bus sedang
o. Kelistrikan untuk audio visual yang memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI)
p. Sabuk keselamatan minimal 2 (dua) titik (jangkar) pada semua tempat
duduk
Selain dari segi keamanaan dan keselamatan, segi
kenyamanan juga harus diperhatikan, antara lain soal daya angkut mobil
bus kecil adalah 9 s/d 19 penumpang (sesuai dengan kapasitas angkut),
sedangkan daya angkut mobil penumpang umum adalah total 8
penumpang termasuk pengemudi. Sanksi Perusahaan Angkutan Umum
yang Melanggar Standar Pelayanan Minimal.Perusahaan angkutan
umum yang melanggar ketentuan Standar Pelayanan Minimal Angkutan
Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek dikenai sanksi
administratif.
 Sanksi administratif tersebut berupa:
a.    peringatan tertulis;
b.    pembekuan izin; dan/atau
c.    pencabutan izin.

Referensi :
1. Undang-Undang No.14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Raya.
2. PP No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan.
3. Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993 tentang Kendaraan &
Pengemudi.
4. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), PP No.
50 tahun 2013,

Anda mungkin juga menyukai