BAB I
PENDAHULUAN
menyimpulkan, bahwa istilah “hukum jaminan” itu meliputi pengertian baik jaminan
barter. Untuk membeli dan meminjam saat ini memang sangat sering dilakukan dan
dimungkinkan terjadi. Untuk barter memang mungkin terjadi tetapi saat ini sistem
tersebut jarang sekali dipergunakan. Seperti yang kita ketahui manusia dalam usaha
pemenuhan kebutuhan sehari-hari setiap orang memiliki berbagai cara sesuai dengan
pinjam meminjam maka timbul hak dan kewajiban, ketika terjadi wan prestasi maka
.
2
1. Apa pengertian hukum jaminan, Jenis jaminan dan Sumber hukum Jaminan ?
2. Apa saja manfaat dari jaminan dan Bagaimana sifat perjanjian dari jaminan?
4. Apa saja ruang lingkup Hukum Jaminan yang mencakup berbagai ketentuan
peraturan perundang-undangan ?
5. Bagaimana ketentuan UU Perbankan dalam pemberian kredit ?
1. Untuk mengetahui apa pengertian hukum jaminan, Jenis jaminan dan Sumber
hukum Jaminan ?
2. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis jaminan dan mengetahui syarat jaminan
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari jaminan dan mengetahaui sifat perjanjian
dari jaminan
4. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup Hukum Jaminan yang mencakup
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan ?
5. Untuk mengetahui apa ketentuan UU Perbankan dalam pemberian kredit ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Yaitu menjamin dipenuhinya kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul
dari suatu perikatan hukum. Oleh sebab itu Hukum Jaminan erat sekali hubungannya
dengan Hukum Benda, bahkan tidak dapat dilepaskan dari Hukum Benda.
Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidsstelling atau security of law.
Dalam seminar Badan Pembinaan Hukum Nasional tentang lembaga hipotek dan jaminan
1977, disebutkan bahwa hukum jaminan ,meliputi pengertian ,baik jaminan kebendaan
kepastian hukum bagi lembaga-lembga kredit, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Adanya lembaga jaminan dan lembaga demikian kiranya harus dibarengi
dengan adanya lembaga kredit dengan jumlah besar,dengan jangka waktu lama dan
bunga yang relatif rendah. Sebenarnya apa yang dikemukakan oleh Sri Soedewi
Masjhoen Sofwan ini merupakan suatu konsep yuridis yang berkaitan dengan
masa yang akan dating. Sedangkan saat ini telah dibuat berbagai peraturan
2. J satrio
seorang kreditor terhadap debitor. Definisi ini difokuskan pada pengaturan pada
3. Salim H.S
hubungan hukum antara pemberi dan penerima jaminan dalam kaitannya dengan
Hukum jaminan adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara kreditor
dan debitor yang berkaitan dengan pembebanan jaminan atas pemberian kredit.
Dari pendapat diatas dapat ditarik benang merah bahwa hukum jaminan adalah
Jenis jaminan dapat digolongkan menurut hukum yang berlaku di Indonesia dalam
pasal 24 UU No. 7 Th. 1992 tentang perbankan ditentukan bahwa; “ Bank Umum dan
1. Jaminan kebendaan
Jaminan kebendaan adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda, yang
melekat dan mengikuti benda yang bersangkutan dimanapun berada (droit de suite)
2. Jaminan perorangan
harta kekayaan debitor pada umumnya. Jaminan perorangan dapat digolongkan menjadi 3
c. Perjanjian garansi
6
1) Dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak yang
memerlukan
meneruskan usahanya.
setiap waktu tersedia untuk dieksekusi, bila perlu dapat mudah diuangkan
Perjanjian jaminan tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya perjanjian pendahuluan
asesor (accesoir), tambahan, atau ikutan. Sebagai perjanjian asesor, eksistensi perjanjian
jaminan ditentukan oleh ada dan hapusnya perjanjian pendahuluan atau perjanjian
pokoknya. Pada umumnya biasanya perjanjian pendahuluan ini berupa perjanjian utang
piutang, perjanjian pinjam meminjam uang, perjanjian kredit, atau perjanjian lainnya
piutang tersebut menjadi daasar timbulnya perjanjian jaminan, atau sebaliknya dengan
7
perjanjian utang piutang, diperjanjikan pula antara debitur dan kreditur bahwa
pinjamnnya tersebut dibebani pula dengan suatu jaminan, yang selanjutnya diikuti dengan
pengikatan jaminan, yang dapat berupa pengikatan jaminan kebendaan atau jaminan
perseorangan.
Perjanjian jaminan sebagai perjanjian asesor juga terlihat dalam ketentuan perjanjian
jaminan di Inggris atau juga di Amerika dalam ketentuan mortgage, yaitu bahwa
mortgage selalu dikaitkan kepada perjanjian yang berkaitan dengan suatu pinjaman
Sifat asesor dari hak jaminan tersebut dapat menimbulkan akibat hukum tertentu sebagai
berikut :
1. Ada dan hapusnya perjajian jaminan itu tergantung dan ditentukan oleh perjanjian
pendahuluannya
menjadi kreditur yang preferent sehingga kreditur akan merasa aman daan memperoleh
kepastian hukum atas pelunasan pinjaman yang diberikan olehnya kepada debitur, karena
diikuti dengan diperjanjikan pemberi jaminan oleh debitur kepada krediturnya. Untuk
pendahuluannya.
undangan yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan penjaminan utang yang terdapat
sepenuhnya mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan penjaminan utang. Materi
secara khusus mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan penjaminan utang.
Beberapa ketentuan yang terdapat dalam KUH perdata dan KUH Dagang mengatur
sepenuhnya atau berkaitan dengan penjaminan utang. Disamping itu terdapat pula
undang-undang tersendiri yaitu UU No. 4 Tahun 1996 dan UU No. 42 Tahun 1999 yang
1
M. Bahsan S.H., S.E., Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, h. 8
9
Pasal 1131 KUH Perdata menetapkan bahwa semua harta pihak peminjam,
baik yang berupa harta bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang
sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari merupakan jaminan
Ketentuan pasal 1131 KUH Perdata merupakan salah satu ketentuan pokok
ketentuan pasal 1131 KUH Perdata pihak pemberi pinjaman akan dapat
utang dari harta yang akan diperoleh oleh pihak peminjam di kemudian
hari.
2
http://id.wikipedia.org/wiki/Jaminan_(prosedur_hukum).09 desember 2016
10
undangan.
pemberi pinjaman
yang demikian diatur oleh Pasal 1154 KUH Perdata tentang Gadai, Pasal
undangan lain, yaitu pada pasal 12 UU No. 4 Tahun 1996 mengenai Hak
b. Gadai
1160 KUH Perdata. Pengertian gadai dalam Pasal 1150 KUH perdata adalah
sebagai berikut.
11
“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau seorang lain
atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk
janji, berhak untuk menjual objek gadai melalui pelelangan yang dilaksanakan
atas permohonan dari kreditur oleh Kantor Lelang Negara. Dalam hal objek
c. Hipotek
Lembaga jaminan yang diatur oleh ketentuan KUH Perdata, pasal 1162
sampai dengan Pasal 1232 adalah Hipotek. Akan tetapi, dengan berlakunya
UU No. Tahun 1996, objek jaminan utang berupa tanah sudah tidak dapat
diikat dengan hipotek. Hipotek pada saat ini hanya digunakan untuk mengikta
undangan lain.5
d. Penanggungan Utang
3
R. Subekti & R. Tjitrosudibjo, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata., h. 248
4
Penelitian Tentang Perlindungan Hukum Eksekusi Jaminan Kredit, h. 9
5
M. Bahsan S.H., S.E., Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, h. 15
12
Guarantee, yang diatur dalam pasal 1820 sampai dengan pasal 1850 KUH
Perdata, tidak banyak dipakai dalam bisnis perbankan, dan andainya pun
dipakai, hanya sekedar sebagai jaminan tambahan. Hal itu disebabkan, oleh
atau Guarant, tetap menguasai harta yang dijaminkan, seperti telah tidak
terjadi apa-apa, dan ia tetap dapat secara leluasa menjual, mengoperkan dan
Adapun pengertian dari penanggungan utang dalam pasal 1820 KUH Perdata
terkait kepada perorangan (individu atau badan hukum) yang mengikat dirinya
sebagai jaminan atas utang dari pihak peminjam dan pihak yang mengikat
jaminan utang yang berupa tanah atau benda-benda yang berkaitan dengan tanah
yang diatur oleh KUH Perdata dan credit verband yang sebelumnya digunakan
untuk mengikat tanah sebagai jaminan utang, untuk selanjutnya sudah tidak dapat
6
Penelitian Tentang Perlindungan Hukum Eksekusi Jaminan Kredit, h. 9-10
13
Adapun pengertian hak tanggungan dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 4 Tahun 1996
adalah:
“Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain
yang merupakan suatu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu,
kreditor lain.”7
pemegangnya.
2) Selalu mengikuti objek jaminan utang dalam tangan siapa pun objek tersebut
berada.
1).
2) Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda yang bergerak baik yang
5. mudah dieksekusi
bangunan diatas tanah milik orang lain yan tidak dapat dibebani
15
b) Hipotek atas kapal yang terdaftar dengan isi kotor berukuran dua puluh
Peratura Pemerintah (PP) misalnya PP No. 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia, PP No.
27 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dan atau peraturan dari departemen atau
oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional yang mengatur antara alin tentang
dari hukum jaminan dalam rangka pengaturan objek jaminan utang dan
pengikatannya.
Utang
tentang hal-hal yang berkaitan dengan penjaminan utang, terdapat pula peraturan
berikut:
objek jaminan kredit oleh bank pemberi kredit dalam rangka penyelesaian
peraturan pemerintah dan atau peraturan dari instansi terkait) sepanjang memuat
Dalam memberikan kredit, bank selalu memakai prinsip 5 C, yaitu The Five
mengenai watak dan kemampuan berusaha debitur, modal apa yang sudah di
milikinya, jaminan apa yang dapat diberikan dan keadaan perekonomian Negara
analisa yang akurat berdasarkan asas 5 C tersebut di atas, bank juga akan
Landasan hukum yang pokok untuk kegiatan perbankan di Indonesia pada saat
Pemberian kredit adalah salah satu kegiatan usaha yang sah bagi Bank
8
Penelitian Tentang Perlindungan Hukum Eksekusi Jaminan Kredit, h. 14
18
banyak.”
b) Pengertian Kredit
Kredit adalah pemberian prestasi oleh suatu pihak lain yang akan
prestasi berupa bunga dengan kata lain, uang atau yang diterima
bunga.”
9
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/1971084-pengertian-kredit/
19
disebutkan di atas harus dipenuhi bagi suatu pinjaman uang untuk dapat
masing-masing menetapkan kredit sebagai usaha bagi Bank Umum dan Bank
uang ke masyarakat yang dilakukan bank telah mempunyai dasar hokum yang
kuat. Bank dengan demikian tidak dapat digolongkan sebagai rentenir atau
lintah darat yang sering tidak disukai oleh masyarakat. Pemberian kredit
adalah usaha yang sah bagi bank sebagai badan usahadan sesuai dengan salah
atas permohonan kredit yang diajkan oleh calon debitur, dan memiliki
perkreditannya.
ang diperjanjikan, maka hal itu dijelaskan lebih lanjut oleh penjelasan Pasal 8 ayat
keputusan menolak atau menyutujui permohonan calon debitur. Oleh karena itu,
setiap analisis kredit harus memuat penilaian yang lengkap dan sempurna
yang ditetapkan oleh ketentuan pasal 8 ayat (2) lenih lanjut diatur dengan SK
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang berlaku antara lain untuk pemberian
kredit oleh bank kepada peminjam atau sekelompok peminjam atau pihak yang
terkait dengan bank. BMPK yang ditetapkan bagi peminjam atau sekelompok
peminjam yang tidak terkait dengan bank adalah tidak melebihi 30% dari modal
bank yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan bagi
pihak yang terkait dengan bank tidak melebihi 10% dari modal bank. Ketentuan
lebih lanjut mengenai BMPK tersebut diatur oleh PBI No 7/3/PBI/2005 dan
Bank
kepada bank
Dari penjelasan Pasal 29 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dapat diketahui hal
sebagai berkut.
dismpan pada bank atas dasar kepercayaan, setiap bank oerlu terus
kepadanya.
undang-undang tersebut10
wajar b) Safety, artinya harus aman dengan risiko yang telah dimitigasi
sebelumnya.
10
M. Bahsan S.H., S.E., Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, h. 74-8
24
Bagi nasabah: memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat luas, dan
mana yang akan dituju dalam memasarkan kreditnya, misalkan fokus pada
sektor ritel/
usaha, agar usaha yang dibiayai dapat berkembang, menyerap tenaga kerja, dan
disekitarnya.11
11
http://edratna.wordpress.com/2007/09/04/kebijakan-perkreditan-merupakan-dasar-pemberian-pinjaman-
yang-sehat/
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum jaminan adalah kaidah atau peraturan hukum yang mengatur ketentuan
mengenai jaminan dari pihak debitur atau dari pihak ketiga bagi kepastian pelunasan
piutang kreditur atau pelaksanaan suatu prestasi. Dalam kehidupan sehari-hari kita
juga sudah sering mendengar istilah jaminan. Jaminan dalam pengertian bahasa
sehari-hari biasanya merujuk pada pengertian adanya suatu benda atau barang yang
B. SARAN
karena dengan adanya jaminan para kreditur mendapatkan sarana perlindungan bagi
keamanan atau kepastian pelunasan hutang debitur. Jadi, marilah kreditur dan debitur