PENDAHULUAN
laut terbesar di dunia, karena memiliki ekosistem laut dan pesisir yang khas
seperti hutan mangrove, terumbu karang (coral reefs), dan padang lamun (sea
grass beds) (Darsono, 1999). Menurut Daryanto (2007), sumber daya pada
sektor perikanan merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi hajat
perairan, yaitu Teluk Gorontalo atau yang lebih dikenal dengan nama Teluk
merupakan jalur pelayaran dari pulau Sulawesi menuju Filipina yang juga
melalui jalur wilayah perairan Kesultanan Sulu di Sebalah Timur dari Negara
memiliki berbagai jenis potensi hasil laut, yaitu ikan cakalang (Katsuwonus
(Eutynnus Sp), teri (Stolephorus Sp), dan nike (belum ada nama ilmiahnya).
1
Kementerian Perikanan dan Kelautan sudah menjanjikan mulai 2016
produksi perikanan ikan tuna hasil tangkapan nelayan dari Gorontalo akan
dikirim ke berbagai negara. Namun, hingga saat ini Provinsi Gorontalo belum
Provinsi Gorontalo. Hal ini harus segera dibenahi mengingat potensi yang
Gorontalo. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui daya saing ikan tuna
kondisi potensi yang menjanjikan ini, belum diikuti dengan pengelolaan dan
pemanfaatan yang baik. Untuk itu sangat penting mengetahui bagaimana daya
1.2 Tujuan
2
1.3 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
pantai, laut dalam dan berkadar garam tinggi. Di provinsi Gorontalo tuna
merupakan salah satu yang memiliki nilai ekonomis penting dan sangat tinggi
nilai harganya. Ikan tuna di Provinsi Gorontalo memiliki kualitas yang baik,
hal ini sejalan dengan penilaian para wisatawan yang datang berkunjung ke
Gorontalo. Namun, hingga saat ini Gorontalo belum melakukan ekspor secara
No Jenis Volume
. Komoditi (Kg)
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Ikan Tuna 330.777 397.658 430.107 418.446 554.137 337.537
2. Baby 0 0 0 0 4.084 26.628
Tuna
Pada tahun 2016 total ekspor ikan tuna Indonesia mencapai 872.744 Ton.
Hasil ini tentu menunjukkan peningkatan pesat dari lima tahun sebelumnya
dimana ditahun 2012 sebesar 51.508 Ton. Sedangkan Gorontalo mampu
mengirim ikan tuna antar pulau pada tahun 2012 sebesar 330 Ton atau 0.64%
dari total ekspor Indonesia.
Info dari PDS (Ditjen penguatan daya saing produk kelautan dan
perikanan), harga tuna grade I ditingkat nelayan itu Rp. 50.000,00/kg. Grade
4
II Rp. 35.000,00/kg, grade III Rp. 20.000,00/kg. Jadi seandainya kita tangkap
grade I lebih banyak, maka jumlah yang dibawa bisa lebih banyak dalam
jumlah tangkapan yang sama dengan grade III pada November 2017. Namun,
harga ini makin meningkat menjadi Rp. 75.000,00/kg untuk grade I. Tentunya
hal ini menjadi satu peluang untuk para nelayan dan pengumpul untuk bisa
mengirim dan memproduksi lebih banyak lagi, dalam memenuhi permintaan
pasar. Karena, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan untuk permintaan
perdagangan antar pulau.
5
50,000.00
45,000.00 46,843
40,000.00
35,000.00
32,754
30,000.00 34,564
31,853
25,000.00
24,722
20,000.00
15,000.00
21,201
10,000.00
5,000.00
0.00
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Gambar 1. Grafik Perkembangan Produksi Ikan Tuna Provinsi Gorontalo
Sumber: Data DKP, diolah 2017
fluktuasi, yaitu pada tahun 2013 produksi tuna jenis madidihang adalah yang
paling tinggi berjumlah 46.843,3 ton , dan terendah adalah 2016 yaitu
21.201,3 ton. Dengan melihat jumlah produksi ikan tuna jenis madidihang
yang menurun yaitu dari 34.564 ton ditahun 2015, menurun menjadi 21.201,3
ton ditahun 2016. Selain itu, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor internal
maupun faktor eksternal, yaiu dari iklim, cuaca, hingga peralihan pekerjaan.
Ekspor tuna dari Provinsi Gorontalo ke sejumlah negara pada tahun 2018
sebelumnya. Data pada bulan Januari ekspor tuna sebanyak 2,5 ton, Februari
6
y
la
e
N
T
P
n
I 1,5 ton, Maret 2,1 ton, April 2 ton, Mei 2,4 ton, dan Juni 1,3 ton. Saat ini di
Provinsi Gorontalo baru 5 unit pengolahan ikan (UPI) yang bisa melakukan
ekspor karena sudah memiliki sertifikat. Setiap UPI harus memiliki sertifikat
Rantai pemasaran ikan tuna yang kami dapatkan dari hasil wawancara
yaitu seperti rantai pemasaran di atas. Dari rantai pemasaran di atas dapat
diketahui proses arus penjualan ikan tuna dari nelayan sampai ke tangan
konsumen.
Rantai pemasaran adalah suatu jalur atau hubungan yang dilewati oleh
7
konsumen. Rantai pemasaran terdiri dari 4 komponen utama: produk, pelaku,
aktifitas, dan input. Produk adalah semua yang dihasilkan dari usaha
perikanan seperti budidaya dan penangkapan ikan. Pelaku yang terlibat dalam
Harga 1 kg ikan tuna dari nelayan yaitu Rp. 30.000,00 akan tetapi pada
saat sudah berada di pasar, harganya meningkat jadi 2 kali lipat yaitu Rp.
60.000,00. Ikan tersebut juga langsung diantarkan oleh nelayan ke pasar tanpa
fungsi pemasaran, dan jumlah fasilitas yang diperlukan dalam proses tranfer
barang.
suaatu produk (atau dapat disebut semakin panjang saluran pemasaran), dapat
semua lembaga pemasaran yang terlibat tersebut akan mengambil balas jasa
8
berupa keuntungan (profit) dari kegiatan tataniaga yang dilakukan, dan biaya
maka solusi yang dapat kami berikan agar ekonomi perikanan tuna di
Provinsi Gorontalo dapat lebih baik lagi adalah melakukan hal-hal sebagai
berikut:
jasa-jasa lingkungan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
tahun 2012 sampai tahun 2017 masih mengalami fluktuasi atau naik
Ekspor tuna dari Provinsi Gorontalo ke sejumlah negara pada tahun 2018
mencapai 11,9 ton. Rantai pemasaran ikan tuna yang kami dapatkan dari
hasil wawancara yaitu dari nelayan langsung ke TPI dan juga pedagang
diberikan oleh nelayan, padahal alat transportasi ikan tersebut agar bisa
3.2 Saran
nyata terhadap ekspor ikan tuna serta strategi pemasaran yang tepat yang
dapat mendukung peningkatan ekspor ikan tuna baik dari segi volume
10
tuna juga diperlukan untuk menjaga kestabilan stok serta peningkatan
11
DAFTAR PUSTAKA
Asda, R., dkk. 2019. Analisis Daya Saing Ikan Tuna di Provinsi Gorontalo.
Daryanto, Arief. 2007. Dari Klaster Menuju Peningkatan Daya Saing Industri
12