Puji syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah memberikan saya
kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Ilmu Perikanan dan
Kelautan Berbasis Potensi Lokal saya yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
lingkungan yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai modal dasar pelaksanaan
juga memberikan jasa lingkungan yang besar karena keindahan alam yang
pemanfaatan potensi pulau-pulau kecil masih belum optimal akibat perhatian dan
kawasan pulau-pulau kecil merupakan suatu proses yang akan membawa suatu
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasuruan;
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
bidang perikanan;
dan dilakukan oleh warga Negara Republik Indonesia atau badan hukum
Indonesia;
11. Usaha Perikanan adalah semua bidang usaha perorangan atau badan untuk
12. Usaha Penangkapan Ikan, adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh
ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara
dan/atau membiakkan ikan dan memanen hasilnya, dengan alat atau cara
apapun, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan, atau mengawetkannya,
14. Usaha Pengolahan Ikan, adalah usaha atau perlakuan pada saat ikan dipanen
tujuan komersial;
15. Surat Izin Usaha Perikanan yang selanjutnya disingkat SIUP adalah izin
tersebut;
16. Tanda Daftar Usaha Perikanan yang selanjutnya disebut TDUP adalah sebuah
17. Pembudidaya ikan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
18. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya dari usaha penangkapan
ikan;
19. Penyidik Pegawai Negeri Sipil selanjutnya disingkat PPNS adalah Pejabat
Daerah.
2.1 JENIS USAHA DAN WILAYAH PERIKANAN
Pasal 2
(2) Usaha penangkapan ikan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a
pasal ini meliputi penangkapan ikan secara tradisional maupun modern yang
(3) Usaha pembudidayaan ikan yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
(4) Usaha pengolahan ikan yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
(5) Usaha pemasaran ikan yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
Pasal 3
Hukum Indonesia.
a. perairan laut Kabupaten Pasuruan sampai batas 4 mil yang diukur dari garis
b. sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainnya yang dapat
Pasal 4
(1) Setiap usaha perikanan baik yang berbentuk perorangan maupun yang
(TDUP);
(2) SIUP dan atau TDUP diberikan untuk masing-masing usaha perikanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini berlaku selama pemegang ijin
(4) Usaha perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini terdiri dari:
sebuah kapal tidak bermotor atau bermotor luar atau bermotor dalam dalam
berukuran tidak lebih dari 5 (lima) Gross Ton (GT) dan/atau mesinnya
b. usaha pembudidayaan ikan air tawar yang dilakukan oleh pembudidaya ikan
c. usaha pembudidayaan ikan air payau yang dilakukan oleh pembudidaya ikan
dengan areal lahan tidak lebih dari 4 (empat) hektar (ha) dan /atau padat
e. usaha pengolahan hasil perikanan dengan kapasitas tidak lebih dari 5 ton;
f. usaha pemasaran hasil perikanan dengan kapasitas tidak lebih dari 5 ton.
(5) Nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasaran ikan yang tidak
(6) Nelayan pembudidaya ikan, pengolah dan pemasaran ikan yang telah dicatat
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5) pasal ini diberi Tanda Daftar
2.3 SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN SIUP DAN ATAU TDUP
Pasal 5
Pasal 6
persyaratan :
a. surat permohonan;
e. fotocopy KTP;
Lingkungan (AMDAL);
i. NPWP/NPWPD;
(2) TDUP diberikan kepada nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasaran
a. surat permohonan;
b. rencana usaha;
d. fotocopy KTP;
penangkapan ikan);
i. surat keterangan uji bebas pemakaian bahan kimia berbahaya (untuk usaha
Pasal 7
(1) Permohonan SIUP dan atau TDUP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
sejak diterimanya permohonan SIUP dan atau TDUP secara lengkap telah
kepada pemohon;
Perikanan;
penelitian, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan menerbitkan SIUP dan atau
TDUP.
Pasal 8
SIUP dan atau TDUP diterbitkan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan.
Pasal 9
Usaha perikanan yang telah memiliki SIUP dan atau TDUP dapat melakukan
Pasal 10
b.memperhatikan dan menjaga kelestarian sumber daya perikanan yang ada agar
perikanan.
Pasal 11
(1) SIUP dapat dicabut oleh Pemberi Izin dalam hal Perusahaan Perikanan :
perairan daerah;
Pasal 12
Kabupaten Pasuruan.
Pasal 13
Setiap Usaha Perikanan yang melanggar ketentuan pasal 10 Peraturan Daerah ini
dipidana menurut ketentuan Pasal 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96,
97, 98, 99 dan 100 Undang_undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan
Pasal 14
Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan
ini dapat juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di
Pasal 15
(1) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 Peraturan Daerah ini karena
pidana;
tersangka;
saksi;
Pasal 16
Dalam waktu 6 (enam) bulan sejak berlakunya Peraturan Daerah ini, semua
Pasal 17
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur lebih
Pasal 18
Peraturan Daerah ini berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat
I. UMUM
rakyat Indonesia. Dengan demikian pemanfaatan sumber daya ikan tersebut pada
dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh Warga Negara Republik Indonesia, baik
secara perorangan maupun dalam bentuk badan hukum, dan harus dapat dinikmati
dalam perlindungan terhadap kegiatan usaha yang masih lemah seperti nelayan
dan petani ikan kecil agar tidak terdesak oleh kegiatan usaha yang lebih kuat.
Oleh karena itu dalam rangka pengembangan usahanya perlu didorong ke arah
kerja sama dalam wadah koperasi. Di samping itu diharapkan pula adanya kerja
atau kelompok usaha bersama. Walapun sumber daya ikan dimanfaatkan untuk
kelestariannya. Ini berarti bahwa pengusahaan sumber daya ikan harus seimbang
dengan daya dukungnya sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat secara
Dengan kata lain pemanfaatan sumber daya ikan harus dilakukan secara
rasional. Salah satu cara untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan dilakukan
tersebut tidak hanya ditujukan bagi perusahaan perikanan yang didirikan oleh
orang atau badan hukum diwilayah Kabupaten Pasuruan, akan tetapi juga
ikan.
daya ikan juga berfungsi untuk membina usaha perikanan dan memberikan
beroperasi. Hal ini tidak berarti memberi keleluasaan bagi pengusaha, terutama
samping itu masih ada kemudahan lain yaitu untuk semua kegiatan dalam satu
bidang usaha perikanan hanya diperlukan sebuah izin. Sebagian besar usaha
penangkapan ikan dilakukan oleh nelayan yang dalam memasarkan hasil
Di lain pihak, harga ikan pada tingkat konsumen relatif tinggi karena
panjangnya mata rantai pemasaran. Oleh karena itu untuk mewujudkan harga
yang wajar bagi konsumen dan menguntungkan bagi nelayan dalam rangka
tempat pelelangan ikan. Sumber daya ikan pada hakekatnya merupakan kekayaan
negara. Oleh karena itu perusahaan perikanan Indonesia yang telah memperoleh
manfaat dari pemanenan sumber daya ikan maupun usaha pembudidayaan di laut
yang melakukan usaha penangkapan ikan, atas manfaat yang dapat diperoleh dari
penangkapan ikan di Zona wilayah yang menjadi kewenagan daerah. Namun bagi
para nelayan dan pembudidaya ikan yang hasil usahanya hanya sekedar untuk
dilakukan di tambak atau di kolam di atas tanah yang menurut ketentuan peraturan
Pemerintah daerah menciptakan iklim usaha secara sehat dan mantap, serta
tidak sesuai dengan ketentuan, penerapan teknik berproduksi yang efektif dan
efisien, serta penerapan pembinaan mutu hasil perikanan yang bertujuan untuk
perusahaan perikanan yang pada akhirnya akan dapat menciptakan lapangan kerja,
Pasal 1
(1) Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan, yang selanjutnya disebut
BBP2HP, adalah unit pelaksana teknis di bidang pengujian penerapan hasil
perikanan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan
dan Perikanan.
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
a. pelaksanaan uji terap teknik alat dan mesin, rancang bangun dan tata letak
sarana prasarana pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;
c. pelaksanaan bimbingan teknis hasil uji terap teknik alat dan mesin, rancang
bangun dan tata letak sarana prasarana pengolahan dan pemasaran hasil
perikanan; dan
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan uji terap teknik alat dan mesin, rancang
bangun dan tata letak sarana prasarana pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
Pasal 7
Pasal 8
(1) Seksi Uji Terap Teknik Pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf a mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan, bimbingan
teknis, evaluasi, dan pelaporan uji terap teknik alat dan mesin, rancang bangun
dan tata letak sarana prasarana, serta penyiapan bahan standardisasi teknik
pengolahan hasil perikanan.
(2) Seksi Uji Terap Teknik Pemasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf b mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan, bimbingan
teknis, evaluasi, dan pelaporan uji terap teknik alat dan mesin, rancang bangun
dan tata letak sarana prasarana, serta penyiapan bahan standardisasi teknik
pemasaran hasil perikanan.
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bagian Tata
Usaha menyelenggarakan fungsi:
Pasal 19
a. Subbagian Perencanaan;
b. Subbagian Keuangan; dan
c. Subbagian Umum.
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Dalam melaksanakan tugas, pimpinan satuan organisasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 dan kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 wajib:
Pasal 25
Pasal 26
Setiap pimpinan satuan organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, dalam
melaksanakan tugas, dibantu oleh pimpinan satuan organisasi di bawahnya dan
dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing- masing wajib
mengadakan rapat berkala.
Pasal 27
Pasal 28
2.15 ESELONISASI
Pasal 29
(2) Kepala Bidang dan Kepala Bagian adalah jabatan struktural eselon III.b.
(3) Kepala Seksi dan Kepala Subbagian adalah jabatan struktural eselon IV.a.
2.16 SATUAN KERJA DAN LOKASI
Pasal 30
(2) Satuan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang
Penanggung Jawab Satuan Kerja.
Pasal 31
(1) BBP2HP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) berlokasi di Jakarta,
Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
(2) Satuan Kerja BBP2HP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)
berlokasi di Cibinong (Jawa Barat), Palabuhanratu (Jawa Barat), Mataram
(Nusa Tenggara Barat), dan Ambon (Maluku).
Pasal 32
Perubahan atas susunan organisasi dan tata kerja BBP2HP, ditetapkan oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan
tertulis dari Menteri yang membidangi urusan pendayagunaan aparatur negara dan
reformasi birokrasi.
Pasal 33
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor PER.05/MEN/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Besar Pengembangan dan Pengendalian Hasil Perikanan dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 34
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
penggerak, daya jelajah, jenis alat tangkap dan alat bantu penangkapan ikan
huruf B pasal ini memuat jenis kegiatan : A. Pembudidayaan ikan air tawar,
Hukum Indonesia.