Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat berasal dari kata ′karbo′ yang berasosiasi dengan kata karbon
(yaitu suatu elemen dengan simbol ′C′) dan ′hidrat′ yang berasosiasi dengan kata
hidro yang berarti air. Dengan demikian, secara harfiah karbohidrat berarti karbon
dengan molekul air. Rumus kimia umum dari karbohidrat digambarkan sebagai:
Cn(H2O)m dengan ′n′ kadangkala memiliki nilai yang sama dengan ′m′.
Berdasarkan pada rumus kimia tersebut maka karbohidrat didefinisikan sebagai
satu senyawa yang mengandung karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
dengan kedua elemen terakhir (yaitu H dan O) terdapat pada suatu perbandingan
sebagaimana dalam air. Definisi tersebut berlaku untuk sebagian besar
persenyawaan dalam kelompok karbohidrat, namun beberapa karbohidrat
mengandung proporsi oksigen yang lebih rendah daripada yang terdapat pada air
atau sebagai karbohidrat turunan yang mengandung nitrogen (M) sulfur (S).
Karbohidrat merupakan kelompok nutrien yang meliputi gula-gulaan (sugars),
tepung (starch), selulosa, gums, dan zat-zat yang terkait (Hastuti dkk, 2016).

Karbohidrat bisa berperan dalam pakan ikan. Peran utama karbohidrat


dalam pakan ikan yaitu sebagai sumber energi bagi ikan. Tidak seperti sumber
energi yang lainnya (yaitu protein dan lemak), tingkat kebutuhan ikan akan
karbohidrat tidak dapat didefinisikan dengan jelas. Namun demikian, karbohidrat
memiliki peran penting sebagai sumber energi pengganti atas protein pakan,
sehingga pemanfaatan protein pakan menjadi lebih efisien dan maksimum sebagai
deposit protein dalam tubuh ikan. Fenomena ini sering disebut sebagai protein
sparing effects. Dikarenakan karbohidrat merupakan sumber energi pakan yang
harganya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan protein ataupun lemak,
maka pemahaman atas kebutuhan maksimum karbohidrat oleh ikan menjadi
penting agar tecipta formula pakan yang efisien, berkualitas, namun dengan harga
yang relatif lebih murah.

1
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian karbohidrat.


2. Mengetahui struktur karbohidrat.
3. Mengetahui fungsi dan manfaat karbohidrat, terutama dalam bidang perikanan.
4. Mengetahui proses metabolisme karbohidrat pada ikan
5. Mengetahui implementasi karbohidrat ke bidang perikanan terutama budidaya.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang didapatkan dari penulisan makalah ini adalah


sebagai berikut:

1. Memahami pengertian karbohidrat.


2 Memahami struktur karbohidrat.
3 Memahami fungsi dan manfaat karbohidrat, terutama dalam bidang perikanan.
4 Memahami proses metabolisme karbohidrat pada ikan.
5 Memahami implementasi karbohidrat ke bidang perikanan terutama budidaya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau zat-


zat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa tersebut.
Suatu karbohidrat tergolong aldehida (CHO), jika oksigen karbonil berikatan
dengan suatu atom karbon terminal dan suatu keton (C = O) jika oksigen karbonil
berikatan dengan suatu karbon internal.

Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang


sukar larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air (kecuali beberapa
sakarida). Sebagian besar karbohidrat dengan berat molekul yang rendah, manis
rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang tergolong
karbohidrat.

Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu: monosakarida,


oligosakarida, dan polisakarida. Kata sakarida diturunkan dari bahasa Yunani
yang berarti gula. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit
polisakarida aldehida atau keton. D-glukosa adalah monosakarida yang paling
banyak dijumpai di alam. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos yang artinya
sedikit) terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-
sama oleh ikatan kovalen. Diantaranya yang paling dikenal adalah disakarida
yang mempunyai dua unit monosakarida. Teristimewa adalah sukrosa (gula
tebuh) yang terdiri dari gula D-glukosa dan D-fruktosa yang digabungkan oleh
ikatan kovalen. Kebanyakan oligo sakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit
monosakarida tidak terdapat secara bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai
samping polipeptida pada proteoglikan. Polisakarida terdiri dari rantai panjang
yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida. Beberapa polisakarida
seperti selulosa, mempunyai rantai lenier, sedangkan yang lain seperti amilum
(pati) dan glikogen mempunyai rantai yang bercabang. Polisakarida yang paling

3
banyak dijumpai pada dunia tanaman yaitu pati dan selulosa. Nama semua
monosakarida dan disakarida berakhiran –Osa.

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan maanusia yang
berfungsi untuk mengahasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai
zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang empunyai struktur
molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan–persamaan dari sudut
kimia dan fungsinya.

Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi dua golongan
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana
terdiri atas monosakarida yang merpukan molekul dasar dari karbohidrat,
disakarida yang terbentuk dari suatu monosa yang dapat saling terikat, dan
oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan
fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang terdiri atas lebih
dari dua ikatan monosakarida dan serat yang dinamakan juga polisakarida non
pati.

Karbohidrat selain berfungsi untuk menghasilkan energi, juga mempunyai


fungsi yang lain bagi tubuh. Fungsi lain karbohidrat yaitu pemberi rasa manis
pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, dan membantu
pengeluaraan feses.

2.1.1 Sintesis Karbohidrat

Karbohidrat disintesis di dalam semua tanaman hijau dengan suatu


proses yang disebut fotosintesis. Fotosintesis dapat digambarkan sebagai
berikut: CO2 + H2O + cahaya –› C6H12O6 + O2 + energi. Energi yang berhasil
dilepaskan pada reaksi kimia tersebut adalah sebesar 673 kkal. Karbohidrat
mempunyai peran utama yang sangat penting pada ikan dan makhluk hidup
lainnya dikarenakan 2 alasan. Pertama, karbohidrat merupakan salah satu dari
6 kelompok nutrien yang penting dari berbagai komponen molekular
pembentuk sel. Yang dimaksudkan dengan ke 6 kelompok nutrien tersebut
adalah protein, asam nukleat, lemak, vitamin, mineral, dan karbohidrat itu

4
sendiri. Kedua, karbohidrat membentuk bagian terbesar kedua dari suplai
pakan ikan setelah protein. Namun, untuk hewan pemakan tanaman seperti
mamalia, karbohidrat merupakan bagian terbesar dari suplai pakan dan
mencakup 75% bobot kering tanaman. Di alam, karbohidrat dirancang untuk
membantu perkembangaan eksistensi tanaman. Bentuk yang lebih larut
berperan dalam transformasi energi dan sintesis jaringan dalam sistem
tanaman; bentuk yang kurang larut seperti strach berperan sebagai energi
cadangan; sedangkan fraksi-fraksi yang relatif tidak larut (misalnya selulosa
dan hemiselulosa) membentuk keseluruhan struktur tanaman.

2.1.2 Karbohidrat dan Nutrien Lainnya

Karbohidrat dan berbagai bahan organik lainnya merupakan bagian


dari penyusun sel hidup. Informasi mengenai kandungan sel hidup, baik yang
bersifat elemental maupun molekular, adalah penting untuk mengacu pada
input berbagai material yang diperlukan untuk pembentukan dan perawatan
sel serta keseluruhan organisme. Berbagai komponen elemental dari sel
meliputi: a). Elemen-elemen dari baehan organik (organis matter). Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),
nitrogen (N), fosfor (P), san sulfur (S). Selain karbohidrat, yang dimaksudkan
dengan bahan organik lainnya adalah protein dan lamak; b). Ion-ion
anorganik (inorganic ions). Contoh berbagai ion yang termasuk dalam
kelompok ion anorganik penyusun sel adalah sodium (Na+), potasium (K+),
magnesium (Mg+), kalsium (Ca+), dan klorida (Cl+); serta c). Mineral. Contoh
kelompok mineral adalah Mn, Fe, Co, Zn, B, Al, V, I Si, Sn, Ni, Cr, F, dan
Se. Elemen-elemen tersebut tidak terjadi dalam bentuk atom-atom bebas
tetapi berkombinasi untuk membentuk molekul-molekul dan agregat
molekuler. Sedangkan berbagai komponen molekular dari sel meliputi
protein, asam nukleat, karbohidrat, lipid, vitamin, dan mineral. Ukuran
komponen molekul bervariasi mulai dari makromolekul, mikromolekul,
hingga ion. Makromolekul berukuran bobot (molecular weight, MW) antara
103 hingga 109, mikromolekul berukuran bobot antara 50 hingga 100, dan

5
ion berukuran bobot antara <50. Asam nukleat merupakan komponen yang
sangat penting dari inti sel dan dapat disintesa oleh sebagian besar sel-sel
hidup dari molekul-molekul sederhana.

Kebutuhan ikan atau jenis hewan lainnya akan nutrien dalam pakan
sangat dipengaruhi oleh komposisi nutrien tubuhnya. Nutrien yang termasuk
ke dalam kelompok makro akan dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar
dalam pakan yang dikonsumsinya, begitu pula sebaliknya untuk nutrien yang
tergolong ke dalam kelompok mikro ataupun ion. Kebutuhan akan berbagai
jenis nutrien, molekul, ataupun ion yang bersifat esensialbagi ikan atau hewan
tersebut akan lebih besar pula tuntutan keberadaannya dalam pakan. Begitu
pula untuk berbagai jenis ion yang senantiasa dikeluarkan secara periodik
melalui proses ekskresi akan dibutuhkan juga pemasukannya secara rutin
melalui pakan. Tingkat dan jenis kebutuhan ikan atau hewan akan nutrien
dapat pula diprediksi melalui tingkat dan jenis nutrien yang terdapat dalam
tubuh ikan atau hewan tersebut. Konsep ini sangat penting dan bermanfaat
terutama bagi jenis ikan tertentu yang belum diketahui sama sekali kebutuhan
nutrisinya. Perubahan presentase dari setiap komponen pembentuk sel tubuh
terjadi pula pada ikan dengan umur atau tahap fisiologis yang berbeda. Hal
tersebut juga dapat diprediksi sebagai fenomena perbedaan akan kebutuhan
komponen-komponen nutrisi tertentu yang perlu disediakan dalam pakan.
Jumlah relatif dari ke 6 kelompok nutrien sebagaiman terdapat dalam sel
mempunyai kaitan langsungterhadap jumlah relatif dari nutrien-nutrien yang
harus diperolehnya sebagai makanan agar mendukung pertumbuhan dan
perkembangan secara normal.

2.1.3 Sumber Karbohidrat

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,


kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun,
mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan lainnya. Sumber karbohidrat yang

6
banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung,
ubi, singkong, talas, dan sagu.

Berbagai bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah


sebagai berikut:

1. Gula pasir
2. Gula kelapa
3. Jeli/jam
4. Pati (maizena)
5. Bihun
6. Makaroni
7. Kacang tanah
8. Tempe
9. Tahu
10. Pisang ambon
11. Apel
12. Mangga harumanis
13. Beras setengah giling
14. Pepaya
15. Jagung kuning, pipil
16. Daun singkong
17. Kerupuk udang dengan pati
18. Wortel
19. Mie kering
20. Bayam
21. Roti putih
22. Kangkung
23. Ketela pohon (singkong)
24. Tomat masak
25. Ubi jalar merah
26. Hati sapi

7
27. Kentang
28. Telur bebek
29. Kacang ijo
30. Telur ayam
31. Kacang merah
32. Susu sapi
33. Kacang kedelai
34. Susu kental manis

Berbagai jenis bahan penyusun pakan ikan yang biasa digunakan


sebagai sumber karbohidrat dalam pakan ikan adalah:

1. Barley
2. Tepung roti
3. Tepung ketela
4. Tepung lembaga jagung
5. Tepung jagung
6. Tetes sitrus
7. Tetes kayu
8. Biji kacang polong
9. Bekatul
10. Beras
11. Dekstrin
12. Batang biji rami
13. Tetes beet
14. Tetes tebu
15. Tepung gandum
16. Tepung kulit gandum
17. Tepung biji oats

Jagung merupakan salah satu dari sumber karbohidrat terbaik. Jagung


juga merupakan salah satu sumber energi terbaik dan kandungan lemaknya

8
membuat jagung terasa sedap, terutama bagi hewan yang tergolong ke dalam
ruminansia. Namun, nilai energi yang tinggi merupakan dilema, karena
tingkat lemak yang tinggi dapat mempercepat terjadinya ketengikan
(rancidity). Gula juga merupakan sumber energi. Tipe gula sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan. Sumber
karbohidrat penting lainnya adalah buah-buahan, hasil samping buah-buahan,
hasil samping penggilingan, dan sebagainya. Beberapa jenis bahan pakan
yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat mengandung protein dengan
presentase yang berbeda-beda. Sumber karbohidrat dengan presentase
kandungan protein yang bervariasi ini adalah penting secara ekonomis. Hal
ini untuk menekan tingginya suplementasi protein dalam formulasi.

2.1.4 Analisis Karbohidrat


Kandungan karbohidrat dalam bahan penyusun pakan ataupun pakan
ikan dapat diketahui dengan menggunakan metode secara tidak langsung,
yaitu setelah melalui analisis semua komponen organik dan anorganik lainnya
terlebih dahulu dari bahan atau pakan tersebut. Pesentase atau bobot
karbohidrat pakan dapat dihitung berdasarkan selisih antara presentase total
pakan (yaitu 100%) dengan presentase semua komponen penyusun lainnya
yang telah dianalisis tersebut. Karbohidrat tersusun atas 2 komponen
utamanya, yaitu bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) atau nitrogen-free
extract (NFE).
2.1.5 Peran Karbohidrat dan Perjalanan Karbohidrat
1. Peran Karbohidrat
Peran karbohidrat secara biologis dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Sebagai polisakarida yang tersimpan sebagai cadangan makanan,
misalnya starch atau tepung pada tanaman dan glikogen pada ikan
atau hewan lainnya.
b. Sebagai polisakarida struktural, misalnya selulosa pada tanaman dan
kitin pada udang atau insekta.

9
c. Sebagai sumber energi metabolik (adenosin trifsofat, ATP) yang
sangat penting dalam tubuh manusia, ternak darat, maupun ikan. ATP
mengandung ikatan-ikatan berenergi tinggi dan merupakan bentuk
dimana sebagian besar energi bebas disimpan di dalam tubuh. Reaksi
pembentukan ATP digambarkan sebagai berikut: C6H12O6 + 6O2 –›
6CO2 + 6H2O + 38 ATP. Jadi, setiap pembakaran 1 mol glukosa
menghasilkan 38 mol ATP.
Peran utama karbohidrat dalam nutrisi adalah sebagai sumber energi
dalam pakan yang harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan
protein. Karbohidrat dari sumber karbohidrat (yaitu bahan penyusun pakan
yang kaya akan karbohidrat)umumnya mengandung protein kasar pada
kadar yang rendah (yaitu ±12%). Dalam hal ini, hanya 75-85% dari total
protein tersebut dapat dicerna.
Kemampuan organisme untuk mencerna karbohidrat dari sumber
karbohidrat sedikit lebih tinggi. Misalnya, ±95% karbohidrat dari sumber
karbohidrat seperti tepung (starch) dapat dicerna. Butir biji-bijian (cereal
grains) umumnya mengandung 2-5% ekstrak eter. Tetapi, dedak padi (rice
bran) yang merupakan hasil samping penggilingan padi, misalnya
mengandung 13% ekstrak eter kasar. Dalam hal ini, dedak padi merupakan
sumber karbohidrat. Kandungan serat kasar (SK, crude fibre) dari sumber
karbohidrat adalah bervariasi, ±6%. Serat kasar dibutuhkan dalam
membantu proses pencernaan maakanan. Kandungan serat kasar yang
berbeda pada masing-masing bahan penyusun pakan dapat mempengaruhi
nilai energi yang tersedia (available energy). Kadar serat kasar dalam
pakan berkorelasi negatif dengan available energy dalam pakan. Semakin
tinggi kandungan serat kasar pakan maka semakin rendah available
energy. Hal ini dikarenakan serat kasar tidak mampu menyediakan energi
yang dapat dimanfaatkan oleh ikan. Pada akhirnya, kandungan serat kasar
dalam pakan memengaruhi nilai pembelian pakan tersebut secara relatif.
Fenomena ini terkait dengan total pemanfaatan bobot pakan, protein, dan
energi yang digunakan ikan pada proses metabolisme dan pertumbuhan.

10
Bilamana sumber karbohidrat disubtitusikan dengan sumber karbohidrat
lainnya maka perubahan nilai energi dalam pakan kemungkinan
dikarenakan kandungan serat kasarnya.
2. Perjalanan Karbohidrat

Karbohidrat perlu dicerna, diserap, dan dimetabolisme terlebih


dahulu sebelum diubah menjadi energi yang bermanfaat. Perjalanan
karbohidrat beserta nutrien lainnya digambarkan pada proses sebagaimana
gambar di bawah ini.

Nutrien yang dikonsumsi oleh ikan dicerna di dalam saluran


pencernaan (gut), diserap oleh dinding saluran pencernaan, dan muncul
dalam aliran darah (bloodstream) sebagai molekul-molekul komponennya.
Karbohidrat akan dihidrolisis menjadi berbagai jenis gula-gulaan yang
sederhana, protein dihidrolisis menjadi berbagai jenis asam amino, dan
lemak akan diurai menjadi berbagai jenis asam lemak dan berbagai
komponen penyusun lainnya. Molekul-molekul tersebut mengalir dalam
tubuh dan diambil oleh berbagai jenis jaringan untuk selanjutnya
mengalami berbagai reaksi kimia, baik pemecahan molekul atau
katabolisme maupun sintesis molekul atau anabolisme. Hasil akhir dari
reaksi tersebut adalah degradasi untuk melepaskan energi yang terkandung
di dalam molekul tersebut atau pertumbuhan dari organisme sebagaimana
ditunjukkan oleh produksi jaringan.

11
2.1.6 Penyimpanan dan Pemanfaatan Glikogen
Meskipun glikogen merupakan sumber bahan bakar utama selama
metabolisme anaerobik (yaitu pada proses glikogenolisis) di dalam white
muscle ikan selama aktivitas berenang, namun kemampuan liver dan jaringan
(tissue) untuk menyimpan glikogen adalah terbatas. Total karbohidrat yang
tersimpan sebagai glikogen tidak lebih dari 1% bobot basah jaringan. Jika
ikan menyimpan makanan cadangan dalam bentuk glikogen , namun lain
halnya dengan udang. Jaringan tubuh juvenil udang P. japonicus menyimpan
karbohidrat terutama dalam bentuk glukosa, asetil glukosamin, dan trehalosa.
Karbohidrat yang tersimpan dalam bentuk glikogen akan segera
digunakan dan dirombak kembali menjadi energi saat hewan mamalia
kelaparan (fasting state condition). Fenomena ini disebut dengan
glikogenolisis, dan yang terjadi saat kadar glukosa darah turun kembali.
Berbeda dengan mamalia yang dengan segera menggunakan glikogen
cadangan saat lapar, ikan tidak dengan cepat memobilisasi cadangan glikogen
yang tersimpan dalam hatinya bilamana ikan tersebut kelaparan. Hal ini
terbukti dari hasil penelitian yang mengindikasikan bahwa oksidasi zat-zat
non-karbohidrat (yaitu protein dan lemak) pada ikan yang dilaparkan
mendahului mobilisasi dan hidrolisis glikogen. Dengan demikian, lemak dan
protein cenderung dirombak menjadi energi terlebih dahulu (yaitu pada
proses yang disebut dengan glukogenolisis) terjadi. Lambatnya pemanfaatan
glikogen cadangan pada ikan juga mengindikasikan bahwa kapasitas ikan
untuk mengoksidasi glukosa secara aerobik agak terbatas. Lebih lanjut diduga
bahwa glukoneogenesis mungkin memainkan peran utama dalam
mempertahankan kadar gula darah pada ikan yang sedang berpuasa atau
lapar.
2.1.7 Transformasi Energi
Karbohidrat perlu dihidrolisis terlebih dahulu menjadi glukosa
sebelum mengalami proses metabolisme selanjutnya melalui suatu cara yang
umum diyakini terjadi di alam semua sel. Glukosa dipecah menjadi piruvat
dan yang untuk selanjutnya diubah menjadi asetil coenzim A (asetil CoA).

12
Selanjutnya, asetil CoA memasuki siklus asam sitrat atau tricarboxylic acid
cycle (TCA cycle) untuk mengalami serangkaian reaksi selanjutnya. Asetil
CoA juga berperan sebagai molekul perantara bagi protein dan lemak untuk
dapat memasuki siklus asam sitrat atau siklus krebs.

Asetil CoA yang memasuki siklus asam sitrat tersebut selanjutnya


berikatan dengan proses fosforilasi oksidatif. Sebagai hasilnya adalah
produksi karbondioksida (CO2), konsumsi oksigen (O2), dan pelepasan
sejumlah energi yang kemudian disimpan sebagai molekul fosfat berenergi
tinggi, biasanya adenosin trifosfat (ATP).

13
Proses metabolisme glukosa secara anaerobik menjadi asam piruvat
dan dengan menghasilkan sejumlah energi (ATP) disebut glikolisis. Oksidasi
glukosa menjadi piruvat dikenal pula sebagai Reversible Embden-Meyerhof
Pathway.
Pada Pathway ini, glukosa hanya mempunyai 1 jalan yang prinsipil,
yaitu fosforilasi ke glukosa-6-fosfat. Serangkaian fosforilasi glukosa C-1 dan
C-6 memerlukan 2 molekul ATP. Proses fosforilasi dan isomerisasi tersebut
menghasilkan konversi glukosa menjadi fruktosa-1,6-difosfat. Untuk setiap 1
mol glukosa yang dioksidasi menghasilkan 2 mol ATP dari proses glikolisis
(4 mol ATP dihasilkan, dan 2 mol ATP digunakan).

2.1.8 Kebutuhan Karbohidrat

Pada ikan dan udang tidak terdapat kebutuhan yang absolut atau
mutlak akan karbohidrat pakan. Hal ini sangatlah berlawanan dengan protein
dan lemak pakan, dimana kebutuhannya secara spesifik telah diketahui
dengan jelas hingga asam amino dan asam lemak tertentu. Ikan memang tidak
mempunyai kebutuhan yang spesifik akan karbohidrat pakan. Namun,
kelebihan karbohidrat dalam pakan dapat menyebabkan hati membengkak

14
dan glikogen terakumulasi dalam hati. Saran secara umum adalah suatu pakan
yang mengandung karbohidrat tercerna tidak lebih dari 12%.

Mengapa kebutuhan yang pasti akan karbohidrat tidak diketahui?. Hal


ini berkaitan dengan: a) kebiasaan makan (feeding habit) dari mayoritas
spesies ikan dan udang yang dibudidayakan adalah bersifat karnivora atau
omnivora; dan b) kemampuan ikan dan udang dalam mensintesis karbohidrat,
yaitu tepatnya glukosa, dari zat-zat non-karbohidrat (yaitu protein dan lipid).
Proses ini disebut dengan glukoneogenesis. Dalam hal poin (a), dapat
dijelaskan bahwa karena secara biologis ikan karnivora dan omnivora
mempunyai laju pertumbuhan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan
herbivora, dan dengan demikian keuntungan yang diperoleh juga lebih tinggi,
maka jenis ikan tersebut lebih banyak dipilih untuk dibudidayakan.
Sementara itu, ikan omnivora maupun karnivora lebih menyenangi dan lebih
mampu memanfaatkan protein daripada karbohidrat. Karena itu, penelitian
nutrisi ikan lebih terfokus pada kebutuhan protein untuk kedua jenis ikan
tersebut dibandingkan dengan penelitian tentang karbohidrat untuk ikan
herbivora. Dalam hal poin (b), dapat dijelaskan bahwa karena ikan dan udang
mampu mencukupi kebutuhan energi pakannya melalui katabolisme protein
dan lipid cadangan, bilamana sangat diperlukan, maka kebutuhan yang
sesungguhnya akan karbohidrat menjadi tidak jelas atau tidak terukur dengan
tepat.

Meskipun tidak ada kebutuhan yang pasti akan karbohidrat pakan


untuk ikan dan udang, namun tak ada keraguan bahwa karbohidrat
memerankan berbagai fungsi biologis penting dalam tubuh hewan, termasuk
ikan. Penelitian mengindikasikan bahwa glukosa berperan sebagai sumber
energi utama dari otak dan jaringan syaraf dan sebagai metabolic
intermediate untuk sintesis berbagai komponen biologis penting meliputi
eksoskeleton kitin dari krustasea, asam nukleat RNA dan DNA, dan berbagai
sekresi mukosa mucopolysaccharides. Meskipun karbohidrat dikaitkan
sebagai nutrien pakan non-esensial untuk ikan dan udang, namun

15
keterlibatannya dalam pembuatan pakan adalah pasti. Hal ini dikarenakan
beberapa alasan, diantaranya:

1. Karbohidrat mewakili sumber energi pakan yang tidak mahal dan yang
berharga untuk spesies ikan non-karnivora dan udang.
2. Penggunaan karbohidrat secara cermat dalam pembuatan pakan dapat
menggantikan sebagian fungsi protein yang lebih berharga untuk
pertumbuhan daripada sebagai sumber energi, suatu prosedur yang disebut
protein sparing.
3. Karbohidrat pakan berperan sebagai unsur esensial dalam pembuatan
pakan tahan air bila digunakan sebagai binder (yaitu: starch yang di-
gelatin-kan, alginate, dan gums).
4. Sumber karbohidrat tertentu (misalnya: cane atau beet molasses) berperan
sebagai komponen-komponen pakan yang dapat meningkatkan rasa atau
palatabilitas pakan dan menurunkan kandungan hancuran atau debu (dust)
pakan pada produk akhir.
Peranan dari karbohidrat dalam pakan dan kontribusi glukosa terhadap
kebutuhan ikan akan energi total tidaklah jenis. Penelitian menemukan bukti
bahwa ikan mas memanfaatkan protein dan lemak terlebih dahulu daripada
karbohidrat untuk energi metabolik. Data yang tersedia saat ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat kebutuhan karbohidrat oleh ikan-ikan daerah tropis
meskipun karbohidrat dapat mengganti protein pada pakan ikan lele.
Penelitian lain telah menunjukkan bahwa sukrosa atau dekstrin merupakan
suatu sumber karbohidrat yang sesuai untuk juvenil Panaeus monodon. Di
samping itu, diduga bahwa starch tampak lebih cocok untuk udang daripada
glukosa. Penambahan glukosa (yaitu lebih dari 10%) pada pakan secara
umum akan menurunkan pertumbuhan beberapa jenis udang seperti P.
Aztecus, P. Duorarum, dan P. Japonicus.
2.1.9 Jenis-Jenis Karbohidrat
Istilah karbohidrat diterapkan untuk semua persenyawaan karbon,
hidrogen, dan oksigen yang man hidrogen dan oksigen pada perbandigan

16
yang sama seperti pada air. Secara kimiawi, karbohidrt adalah polihidroksi
aldehida dan keton atau senyawa yang menghasilkan kedua komponen
tersebut pada proses hidrolisis.
1. Karbohidrat Sederhana
a. Monosakarida. Monosakarida adalah unit dasar dari semua karbohidrat
diturunkan. Monosakarida dicirikan oleh kandungan jumlah atom
karbonnya, C-3, C-4, C-5, dan seterusnya, serta oleh konfigurasi
strukturalnya (aldosa atau ketosa). Dari semua jenis monosakarida,
glukosa dan fruktosa terjadi dalam bentuk bebas di alam. Sebagian
besar monosakarida diperoleh melalui hidrolisis dari unsur pokok yang
lebih kompleks dari tanaman. Monosakarida sering kali mengacu pada
kelompok gula-gulaan sederhana, larut dalam air, dan manis rasanya.
Dua kelompok gula-gulaan sederhana yang penting secara komersial
adalah pentosa atau gula-gulaan atom karbon lima dan heksosa atau
gula-gulaan atom karbon enam. Pentosa mempunyai formula umum
C5H10O5. Dua jenis pentosa, yaitu xilosa dan arabinosa, penting secara
komersial dan keduanya adalah aldopentosa. Xilosa terbentuk dengan
hidrolisis pentosan. Xilosa dalam jumlah yang cukup dapat dibentuk
pada pulping kayu melalui hidrolisis hemiselulosa. Arabinosa
diproduksi dengan hidrolisis gum arabic atau bekatul. Heksosa
mempunyai formula umum C6H12O6. Terdapat empat jenis gula-gulaan
heksosa dengan formula seperti itu, yaitu galaktosa, glukosa, dan
mannosa yang kesemuanya merupakan aldosa, serta fruktosa yang
merupakan ketosa. Glukosa merupakan gula-gulaan aldoheksosa yang
paling umum. Glukosa merupakan molekul dasar untuk sintesis starch
dan selulosa dan diproduksi secara komersial dengan hidrolisis tepung
jagung (cornstarch). Glukosa merupakan pusat penting pada nutrisi,
karena glukosa merupakan produk akhir utama dari pencernaan
karbohidrat oleh non-ruminansia. Fruktosa merupakan satu-satunya
ketoheksosa penting di alam dan merupakan karbohidrat yang paling
manis. Bilamana gula tebu atau gula beet dihidrolisis, satu molekul dari

17
fruktosa dan satu molekul dari glukosa terbentuk dari setiap molekul
sukrosa. Galaktosa dan mannosa tidak terjadi pada bentuk bebas di
alam. Galaktosa diproduksi dengan hidrolisis dari laktosa atau gula susu
sedangkan mannosa diproduksi dengan hidrolisis ivory nut. Glukosa
dibentuk secara simultan. Ada tiga jenis monosakarida yang
mempunyai arti gizi yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Glukosa,
dinamakan juga sebagai gula anggur, terdapat luas di alam dalam
jumlah sedikit yang dlama sayur, buah, sirup jagung sari pohon dan
bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan
sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir
pencernaan pati, sukrosa, maltosa dan laktosa pada hewan dan manusia.
Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat
yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber
energi. Fruktosa, di namakan sebagai gula buah yang merupakan gula
paling manis. Gula ini terutama terdapat dalam madu bersama glukosa
dalam buah, nektar bunga dan juga di dalam sayur. Galaktosa, terdapat
di dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.
b. Disakarida. Disakarida merupakan kombinasi dari dua molekul
monosakarida. Formula kimiawinya adalah C12H22O11, yang
menunjukkan bahwa satu molekul air telah dieliminasi sebagai akibat
dari penggabungan dua monosakarida. Hidrolisis disakarida
menghasilkan pembelahan molekul tersebut dan pembentukan heksosa.
Ada tiga jenis yang mepunyai arti gizi yaitu sukrosa, maltosa, dan
laktosa. Sukrosa terbentuk dari kombinasi satu moleul glukosa dan satu
molekul fruktosa. Dalam jumlah yang besar, sukrosa diturunkan dari
gula tebu dan gula beet, sumber-sumber gula secara komersial.
Bilamana terhidrolisis dengan enzim sukrase, sukrosa terbagi menjadi
dua monosakarida unsur pokoknya. Sukrosa, dinamakan juga gula tebu
atau gula bit. Gula pasir terdiri atas 99% sukrosa dibuat dari kedua
macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan
kristalisasi. Gula merah dibuat dari kelapa, tebu, atau enau melalui

18
proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga banyak terdapat di
dalam buah, sayuran, dan madu. Bila dihidrolisis atau dicernakan,
sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan fruktosa. Maltosa (gula
malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap
pemecahan pati. Maltosa terbentuk dengan hidrolisis strach. Bila
dicernakan atau dihidrolisis, maltosa pecah menjadi dua unit glukosa.
Laktosa, atau gula susu terjadi pada susu dari semua mamalia. Saat
hidrolisis, molekul terpisah untuk menghasilkan sebuah molekul
glukosa dan sebuah molekul galaktosa. Laktosa merupakan hal yang
menarik dalam nutrisi karena merupakan hampir separuh dari padatan
susu dan tidak terjadi di alam kecuali sebagai produk dari glandula
susu. Banyak orang, terutama yang berkulit berwarna (termasuk orang
Indonesia) tidak tahan terhadap susu sapi, karena kekurangan enzim
laktase yang dibentuk di dalam dinding usu dan diperlukan untuk
pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Kekurangan laktase
ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak
dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan.
Hal ini mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh, yang
menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan
terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua.
2. Karbohidrat Kompleks
a. Polisakarida. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah
pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida non pati. Pati, merupakan
karbohidrat utama yang dimakan manusia yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan
umbi-umbian. Beras, jagung, dan gandum mengandung 70-80% pati,
kacang-kacang kering seperti kacang kedelai, kacang merah, dan
kacang hijau mengandung 30-60% pati, sedangkan ubi, talas, kentang,
dan singkong mengandung 20-30% pati. Proses pemasakan pati di
samping menyebabkan pembentukan gel juga akan melunakkan dan
memecah sel, sehingga memudahkan pencernaannya. Dalam proses

19
pencernaan semua bentuk pati dihidrolisis menjadi glukosa. Pada tahap
pertengahan akan dihasilkan dekstrin dan maltosa. Dekstrin, merupakan
produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui hidrolisis
parsial pati. Glikogen, dinamakan juga pati hewan karena merupakan
bentuk simpanan karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang
terutama terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga bagian dari
glikogen disimpan di dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen
dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot
tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai
sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh. Semua polisakarida
merupakan produk kodensasi dari heksosa atau monosakarida lainnya.
Polisakarida mempunyai berat molekul tinggi dan sebagian besar tidak
larut dalam air. Saat hidrolisis dengan asam atau enzim, polisakarida
terpecah menjadi berbagai produk antara (intermediate)dan akhirnya
menjadi monosakarida unsur pokoknya. Secara kuantitatif, polisakarida
merupakan nutrien terpenting dari asal tanaman. Starch atau tepung
mempunyai formula umum C6H10O5. Material cadangan sebagian besar
tanaman terdiri dari starch, yang ditemukan dalam umbi, akar, dan biji-
bijian. Starch merupakan bahan pakan yang paling murah dan terutama
menyediakan nutrisi manusia sebagai sumber energi. Saat hidrolisis
dengan asam atau enzim, starch diubah menjadi dekstrin, maltosa, dan
akhirnya glukosa. Setiap molekul starch menghasilkan sekitar 22
hingga 28 molekul glukosa. Selulosa merupakan senyawa yang paling
melimpah pada tanaman dan merupakan komponen struktural utamaa
dari dinding sel tanaman. Selulosa pada dasarnya tidak larut dan sangat
resisten atau tahan terhadap degradasi enzimatik. Selulosa dapat
dihidrolisis menjadi glukosa dengan menggunakan asam kuat.
Hemiselulosa tersusun atas campuran unit-unit heksosa dan pentosa,
dan saat hidrolisis menghasilkan glukosa dan pentosa, biasanya xilosa.
Hemiselulosa merupakan komponen pokok dari dinding sel tanaman.
Hemiselulosa kurang resisten terhadap degradasi kimiawi dibandingkan

20
dengan selulosa. Hemiselulosa juga dapat dihidrolisis dengan
menggunakan perlakuan asam yang relatif ringan. Pektin terutama
ditemukan pada rongga diantara dinding sel tanaman dan juga
memasuki dinding sel itu sendiri. Pektin dapat diekstrasi dengan air
panas dan dingin dan akan membentuk suatu gel. Tidak ada enzim
mamalia mampu menghidrolisis pektin dan kecernaannya benar-benar
bergantung pada aktivitas mikrobial. Gum tanaman terbentuk disuatu
tempat yang terluka atau melalui torehan atau irisan sehingga cairan
kental menjadi keras saat mengering. Gum digunakan secara komersial
sebagai egen pengental atau stabiliser emulsi. Gum merupakan rantai
karbon bercabang dan sangat kompleks yang mengandung asam D-
glukoronat dan D-galakturonat, juga gula-gulaan sederhana lainnya
seperti arabinosa dan samosa. Gum arabic merupakan gum komersial
yang telah diketahui dengan baik.
b. Polisakarida nonpati/serat. Serat mendapat perhatian karena peranannya
dalam mencegah berbagai penyakit.
2.2 Struktur Karbohidrat

Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana
karbohidrat didefiisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon
yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana
bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton
(disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian di atas berarti
diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H, dan O. Adapun rumus umum
dari karbohidrat adalah:

Cn(H2O)n atau CnH2nOn

2.2.1 Monosakarida
Monosakarida sering disebut gula sederhana (simple sugars)
adalah karbohidrat yang tidak dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih
sederhana lagi. Monosakarida tidak berwarna merupakan kristal padat, yang

21
mudah larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut non polar. Kebanyakan
monosakarida mempunyai rasa manis, dengan rumus emperis (CH2O) n,
dimana n = 3, atau jumlah yang lebih besar lainnya.

Berdasarkan banyaknya atom karbon (C) di dalam molekulnya,


monosakarida dapat dibedakan menjadi triosa (3 atom C), tetrosa (4 atom C),
pentosa (5 atom C), heksosa (6 atom C), dan heptosa (7 atom C).
Berdasarkan gugus karbonil fungsionalnya, maka monosakarida dibedakan
menjadi aldosa, jika mengandung gugus aldehida dan ketosa, jika
mengandung gugus keton. Contoh:

Nama Generik Aldosa Ketosa


Triosa (C3H6O3) Gliserosa Dihidroksiaseton
Tetrosa (C4H8O4) Eritrosa Eritrulosa
Pentosa (C5H10O5) Ribosa Ribulosa
Heksosa (C6H12O6) Glukosa Fruktosa
Nama generik untuk ketosa adalah dengan menambahkan kata ul di depan
akhiran osa, seperti triulosa, tetrulosa, prntulosa, dan heksulosa.

Masing-masing senyawa monosakarida ada dalam dua kelompok


yaitu: aldotriosa dan ketotriosa, aldotetrosa dan ketotetrosa, aldopentosa dan
ketopentosa dan sebagainya. Golongan heksosa yang mencakup aldoheksosa,
yaitu D-glukosa dan ketoheksosa yaitu, D-fruktosa adalah monosakarida yang
paling banyak dijumpai di alam. Golongan aldopentosa, yaitu D-ribosa dan
2-deoksi-D-ribosa, adalah komponen asam nukleat.

22
a. Sterioisomer Monosakarida
Senyawa-senyawa yang mempunyai rumus bangun sama tetapi
berbeda dalam konfigurasi keruangan, dikenal sebagai sterioisomer.
Adanya atom-atom karbon tidak setangkup atau atom karbon asimetris
(atom karbon yang terikat pada 4 atom atau gugus yang berbeda) pada
molekul monosakarida, memungkinkan pembentukan isomer optik,
sehingga dapat membentuk 2 senyawa yang merupakan bayangan cermin
dari yang lain. Contohnya D-gliseraldehida dan L-gliseraldehida, D-
glukosa dan L-glukosa. Dua senyawa yang merupakan pasangan bayangan
cermin disebut enansiomer dan mempunyai sifat yang hampir sama.
Misalnya: pentosa, gula lima atom karbon memiliki tiga atom karbon
asimetris di dalam molekulnya, memiliki isomer sebanyak 2 3 = 8 yakni D
– Arabinosa, D – Ribosa, D – Xilosa, D – Lykosa dan empat lainnya
dalam bentuk L.
Gula dengan konfigurasi D, disebut gula D, sedangkan gula dengan
konfigurasi L disebut gula L. Suatu gula konfigurasi D, kalau gugus OH
yang terikat pada atom C yang berdekatan dengan atom C alkohol primer
terletak disebelah kanan, dan berkonfigurasi L, kalau gugus OH ini,
terletak disebelah kiri.

23
Jumlah isomer yang mungkin terdapat pada monosakarida,
tergantung pada jumlah atom C yang tak setangkup atau asimetris (n),
yaitu: 2n. Glukosa memiliki 4 atom C asimetris, memiliki 2 4 = 16 isomer,
yaitu 8 bentuk D dan 8 bentuk L. Ke 16 isomer tersebut yaitu: D-glukosa,
D-monosa, D-alosa, D-altrosa, D-glukosa, D-idosa, D-galaktosa, D-tolosa,
dan 8 lagi masing-masing dalam bentuk L.
Adanya atom-atom karbon yang asimetris menyebabkan aktivitas
optik pada senyawa monosakarida, yaitu memutar bidang polarisasi
cahaya ke kanan (dekstrorotasi) (+) atau ke kiri (levorotasi) (-). Zat
semacam ini disebut disebut mempunyai keaktifan optik. Suatu senyawa
dapat diberi tanda D (-), D (+), L (-), L (+) yang menunjukkan hubungan
struktural dengan D atau L campuran isomer (+) dan isomer (-) dalam
jumlah yang sama, tidak menunjukkan keaktifan optik, karena pemutaran
ke kanan dikombinasi oleh pemutaran ke kiri, campuran semacam ini
disebut dengan campuran rasemis, sebab kemungkinan pembentukan
masing-masing isomer optik adalah sama. Semua monosakarida
mempunyai aktifitas optik, tetapi tidak semua senyawa yang mempunyai
atom C asimetris beraktifitas optik. Suatu molekul bisa saja mempunyai
aktifitas optik walaupun tidak mempunyai atom C asimetris.
Dua monosakarida yang berbeda pada konfigurasi satu atom C
disebut epimer, misalnya D-galaktosa dan D-glukosa merupakan satu

24
pasang epimer yang berbeda pada atom C-4. Demikian pula D-manosa dan
D-glukosa, yang berbeda pada atom C-2. Perubahan suatu monosakarida
menjadi epiemrnya disebut epimerisasi.

b. Struktur Monosakarida
Rumus bangun monosakarida (aldosa dan ketosa) menurut Fischer,
merupakan rantai lurus. Beberapa reaksi dan sifat-sifat karbohidrat tidak
dapat diterangkan dengan rumus bangun ini, misalnya adanya dua isomer
dari D-glukosa. Haworth (1925) mengajukan suatu rumus bangun yang
berbentuk cincin dengan ikatan hemiasetal antara gugus aldehida pada
posisi C-1 dan gugus hidroksil (alkohol) dari C-4 atau C-5 (dalam
Wibawa, Putu Putra, 2017).

25
Pembentukan hemiasetal atau hemiketal menciptakan suatu atom
karbon asimetris tambahan (C-1) dalam molekul, menjadi lima, dan
dengan demikian terdapat dua buah isomer, yaitu α dan β dari struktur
cincin. Dua isomer D-glukosa adalah α-D-glukosa, dengan gugus OH pada
C-1 berturut-turut di sebelah kanan dan kiri dari rantai C. Pusat asimetris
yang baru disebut karbon anomerik, dan isomer α dan β disebut anomer.

Bentuk α dan β dari D-glukosa dapat saling dikonversikan, bila dilarutkan


dalam air, sehingga reaksi optiknya berubah sampai mencapai nilai
tertentu. Fenomena spontan ini disebut mutarotasi, yang disebabkan oleh
perubahan bentuk α menjadi β atau sebaliknya.
c. Formula Proyeksi Haworth
Jika D-glukosa dikristalkan dari air, dihasilkan bentuk yang disebut
α-D-glukosa yang mempunyai rotasi spesifik ±112,2º. Jika D-glukosa
dikristalkan dari piridin dihasilkan β-D-glukosa dengan rotasi spesifik
±187º, kedua bentuk memiliki komposisi kimia yang sama. Dari berbagai
pertimbangan kimia, telah disimpulkan bahwa isomer α dan β dari D-
glukosa bukan merupakan struktur rantai lurus, tetapi dua senyawa
berbentuk cincin beranggotakan 6 atom C. Gula berbentuk lingkaran
demikian disebut piranosa, karena senyawa ini menyerupai senyawa
cincin dengan 6 anggota yang disebut piran. Nama sistematik bagi kedua
bentuk cincin D-glukosa adalah α-D-glukopiranosa dan β-D-
glukopiranosa.

26
Ikatan hemiketal internal antara gugus keton dari C-2 dan gugus
hidroksil dari C-5 dalam D-fruktosa, menimbulkan pembentukan suatu
cincin beranggotakan lima, mirip dengan furan. Jenis struktur cincin ini
disebut furanosa dari suatu gula.
Dua isomer dari D-fruktosa yaitu α-D-fruktofuranosa dan β-D-
fruktofuranosa. Menurut Haworth, rumus bangun piranosa dan furanosa
ditulis sebagai segi enam atau segi lima yang letaknya tegak lurus dengan
bidang gambar.

27
Bagian yang digambarkan lebih tebal, letaknya lebih dekat dengan
pembaca. Gugus OH dan H terletak di atas dan di bawah bidang cincin.
Gugus pada rumus Fischer ditulis di sebelah kiri, pada rumus bangun
Haworth terletak di atas bidang cincin, sedangkan yang pada rumus
bangun Fischer ditulis di sebelah kanan, pada Haworth terletak di bawah
bidang cincin.

Formula Haworth beberapa monosakarida yang lain

28
d. Beberapa Monosakarida Lainnya
1. Gula Deoksi
Gula deoksi adalah monosakarida yang lebih sedikit
mengandung atom O daripada atom C. Misalnya deoksiribosa pada
asam nukleat yang berbentuk furanosa (2-deoksi-D-ribofuranosa).

Dua gula deoksi lainnya terdapat di dalam sebagai komponen


dinding sel yaitu L-ramnosa dan L-fukosa.

29
2. Gula amina
Kalau gugus OH suatu monosakarida diganti oleh gugus NH2,
terbentuk gula amina. Gula amina banyak dijumpai sebagai komponen
utama polisakarida struktural, misalnya D-glukosamin (2-amina-β-D-
glukopiranosa) yang terdapat pada polisakarida kitin pada insekta dan
krustasea dan juga di dalam musin dari saliva, sedangkan D-
galaktosamin (2-amina-β-D-galaktopiranosa) merupakan komponen
utama tulang rawan.

3. Asam Gula
Salah satu asam gula yang sangat penting adalah asam askorbat
atau vitamin C yang memiliki struktur lakton dari asam heksonat.
Asam gula yang banyak terdapat dalam buah-buahan ini, mempunyai
struktur enediol pada atom ke-2 dan ke-3, dan sifatnya sangat tidak
stabil atau mudah teroksidasi membentuk asam dehidroaskorbat.

30
4. Gula Alkohol
Gugus aldehida atau keton dari monosakarida dapat direduksi
secara kimia atau enzimatis menjadi gula alkohol. Misalnya, D-
sorbitol yang berasal dari D-glukosa, dan D-manitol yang berasal dari
D-manosa. Kedua senyawa tersebut mudah larut dalam air dan
rasanya manis.

Gula alkohol lainnya adalah gliserol yang banyak dijumpai


sebagai komponen lipida dan inositol yang banyak terdapat sebagai
bagian dari lipida majemuk yaitu fosfatidilinositol.

31
e. Sifat-sifat Monosakarida
1. Reaksi Dengan Basa dan Asam
Bila glukosa dilarutkan dalam basa encer/basa lemah Ba(OH) 2
atau Ca(OH)2 setelah beberapa jam akan dihasilkan campuran yang
terdiri dari fruktosa, manosa, dan sebagian glukosa semula. Hal ini
terjadi karena enolisasi glukosa. Perubahan aldosa menjadi ketosa ini
disebut transformasi Bruyn-Alberda Van Ekenstein. Transformasi ini
tidak terjadi dalam larutan basa pekat karena dalam larutan ini,
monosakarida mudah teroksidasi, terdegrasi, dan terpolimerisasi.
Dalam asam encer, monosakarida sangat stabil tetapi jika
aldoheksosa diapanaskan dalam asam kuat, maka akan mengalami
dehidrasi membentuk hidroksimetil furfural.

Dalam kondisi yang sama pentosa akan mengalami dehidrasi menjadi


bentuk furfural.

32
2. Gula Pereduksi
Adanya sifat pereduksi dari gula disebabkan oleh adanya gugus
aldehida atau gugus keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-
ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan basa.
Dalam mereduksi bennedict yang terbuat dari campuran CuSO4.
NaOH dan Na-sitrat, gula tersebut akan mereduksi Cu 2+ yang berupa
Cu(OH)2 menjadi Cu+ sebagai CuOH, selanjutnya menjadi Cu2O yang
tidak larut, berwarna kuning atau merah bata/coklat.

3. Oksidasi
Oksidasi secara kimia terhadap aldosa pada umumnya
menghasilkan asam aldonat (misalnya, asam glukonat dari glukosa).
Oksidator kuat seperti NHO3, akan mengoksidasi gugus aldehida dan
gugus alkohol primer menjadi asam aldarat suatu asam dikarboksilat
(misalnya asam glukarat dari glukosa). Dalam beberapa hal asam
aldonat membentuk suatu ester, atau lakton.
Asam monokarboksilat yang terjadi jika hanya gugus alkohol
primer saja yang teroksidasi disebut asam uronat, misal asam
glukoronat.

33
4. Pembentuk Glikosida
Salah satu sifat monosakarida yang sangat penting ialah
kemampuan untuk mambentuk glikosida dan asetal. Apabila larutan
D-glukosa diberi metanol dan HCl maka akan segera terbentuk dua
senyawa, yaitu α dan β-metil-D-glukosida. Dua bentuk yang
diastomer ini labil dalam asam tetapi stabil dalam basa.

34
Jika gugus hidroksil pada sebuah molekul gula bereaksi dengan
hidroksil hemiasetal hemiketal molekul gula yang lain, terbentuklah
glikosida yang disebut disakarida. Ikatan antara kedua molekul itu
dinamakan ikatan glikosida. Polisakaarida terdiri dari sejumlah besar
unit monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida.
5. Pembentuk Ester
Semua monosakarida dapat terasetilasi oleh asam asetat
anhidrida yang berlebihan membentuk O-asetil-α-D-glukosa. Gugus
asetil yang berikatan secara ester ini bisa dihidrolisis oleh asam atau
basa. Sifat ini sering juga digunakan untuk penentuan struktur
karbohidrat.
Senyawa ester yang penting dalam metabolisme adalah ester
fosfat. Senyawa ini terjadi karena berlangsungnya reaksi antara
karbohidrat dengan adenosin trifosfat (ATP) yang dikatalis oleh enzim
yang sesuai.

6. Ozason
Monosakarida dapat bereaksi dengan larutan fenilhidrazin dalam
suasana asam dalam suhu 100ºC, membentuk ozason. Glukosa,
fruktosa, dan galaktosa membentuk ozason yang sama, karena C3-C6
ketiga gula ini sama, tetapi galaktosa membentuk ozason yang lain
karena galaktosa berbeda pada bagian molekul yang tidak berubah
pada pembentukan ozason.

35
Tes ozason penting untuk identifikasi gula karena ozason
berbagai karbohidrat mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang
berbeda. Pada pembentukan ozason hanya C karbonil (gugus aldehida
atau keton) dan atom C yang bersebelahan letaknya turut bereaksi.

2.2.2 Oligosakarida
Oligasakarida umumnya didefinisikan sebagai suatu molekul
karbohidrat yang mengandung dua sampai sepuluh unit molekul
monosakarida. Oligosakarida yang paling umum adalah disakarida
(Cn(H2O)n-1), yang tersusun dari dua satuan molekul monosakarida, yang
digabungkan oleh ikatan glikosida. Disakarida yang penting, yang banyak
terdapat di alam adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.
Maltosa adalah disakarida yang paling sederhana, mengandung dua
molekul D-glukosa yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida antara atom
C-1 (karbon anomer) dari molekul glukosa yang pertama dan atom C-4 dari
glukosa yang kedua. Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida
di antara kedua molekul D-glukosa adalah bentuk α dan ikatan ini
dilambangkan sebagai α (1–›4). Kedua molekul glukosa pada multosa berada
dalam bentuk piranosa. Maltosa adalah gula pereduksi, karena gula ini
memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi.
Molekul glukosa kedua dari maltosa dapat berbentuk α dan β. Maltosa
dihidrolisis menjadi dua molekul D-glikosa oleh enzim yang bersifat spesifik

36
bagi ikatan α (1–›4 ). Selubiosa adalah disakarida yang juga mengandung dua
residu D-glukosida tetapi senyawa ini dihubungkan dalam ikatan β ( 1–›4 ).

Sukrosa (gula tebu) merupakan disakarida yang disusun oleh


glukosa dan fruktosa karena ikatan glikosida terbentuk dari gugus hidroksil
anomerik, dari kedua satuan monosakarida, maka sukrosa bukanlah gula
pereduksi dan tidak mengalami mutarotasi. Sukrosa dapat dihidrolisis baik
secara enzimatik dan secara kimia untuk menghasilkan suatu campuran
keseimbangan dari glukosa dan fruktosa yang lebih manis untuk berat yang
sama dari pada sukrosa. Campuran ini disebut gula invert karena hidrolisis
disertai dengan pembalikan putaran optik dari searah jarum jam (dektrorotasi)
menjadi berlawanan arah jarum jam (levorotasi). Madu merupakan bentuk
yang terdapat di alam yang terdiri dari sebagian besar gula invert.

37
Laktosa atau gula susu hanya terdapat dalam susu. Laktosa bila
dihidrolisis akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa berikatan melalui
ikatan α (1–›4) glikosida laktosa mempunyai atom karbon hemiasetal
sehingga termasuk gula pereduksi.

2.2.3 Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang dijumpai di alam dalam
jumlah yang paling besar. Polisakarida dapat berfungsi sebagai bentuk energi
simpanan dan sebagai fungsi struktur di dalam dinding sel dan jaringan
pengikat. Hidrolisis sempurna terhadap polisakarida oleh asam atau enzim
spesifik, menghasilkan monosakarida atau turunannya. Polisakarida dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Homopolisakarida, yang hanya mengandung satu unit jenis
monosakarida. Polisakarida yang pada hidrolisis menghasilkan heksosa
disebut heksosan, contohnya glikogen, pati, dan selulosa. Polisakarida

38
yang menghasilkan pentosa disebut pentosan, contohnya gummi
arabikum.
2. Hetropolisakarida, yang mengandung dua atau lebih jenis monosakarida
yang berbeda misalnya asam hialuronat pada jaringan pengikat, yang
mengandung N-asetil glukosamin dan asam glukoronat.
a. Pati (C6H10O5)n
Polisakarida ini merupakan cadangan makanan dalam tumbuh-
tumbuhan, terutama terdapat dalam jumlah banyak pada golongan
umbi-umbian, seperti kentang dan pada biji-bijian seperti jagung.
Tetapi kemampuan membentuk pati dijumpai hampir pada semua sel
tanaman. Pati terdiri dari dua bagian yaitu amilosa (15–29%) yang
merupakan rantai panjang tidak bercabang yang terdiri dari molekul
α-D-glukopiranosa yang bersambungan dengan ikatan α (1–›4) dan
amilopektin (80–85%) yang merupakan rantai bercabang sebanyak
24–30 melekul α-D-glukopiranosa yang bersambungan dengan ikatan
α (1–›4) dengan titik percabangan dengan ikatan α (1–›6).

39
Hidrolisis pati akan terjadi pada pemanasan dengan asam encer,
dimana berturut-turut akan terbentuk amilodekstrin yang memberi
warna biru dengan iodium, eritrodekstrin yang memberi warna merah
dengan iodium serta berturut-turut akhrodekstrin, maltosa dan glukosa
yang tidak memberi warna dengan iodium.
b. Glikogen
Glikogen merupakan sumber polisakarida utama pada hewan
seperti pati pada sel tanaman. Glikogen merupakan polisakarida
bercabang dari D-glukosa dengan ikatan α (1–›4), tetapi memiliki
percabangan yang lebih banyak dengan struktur yang lebih kompak
dibandingkan dengan amilopektin. Ikatan pada percabangan adalah α
(1–›6). Glikogen terutama banyak terdapat dalam hati. Glikogen tidak
mereduksi larutan Benedict dan dengan iodium memberi warna
merah.
c. Selulosa
Selulosa adalah unsur utama pembentuk kerangka tumbuh-
tumbuhan. Ia tidak memberi warna pada iodium dan tidak larut dalm
pelarut biasa. Selulosa terdiri atas β-D-Glukopiranosa yang
dihubungkan oleh ikatan β (1–›4) untuk membentuk rantai panjang
dan lurus yang diperkuat oleh ikatan hidrogen. Karena selulosa
merupakan homopolisakarida linear tidak bercabang, terdiri dari
10.000 atau lebih unit D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1–›4
glikosida, senyawa ini akan kelihatan sama dengan amilosa dan rantai
utama glikogen. Tetapi terdapat perbedaan yang amat penting yaitu
pada selulosa, ikatan 1–›4 berada dalam konfigurasi β, sedangkan
pada amilosa, amilopektin dan glikogen, ikatan 1–›4 nya berbentuk α.

40
Selulosa tidak dapat dicerna oleh kebanyakan binatang menyusui,
termasuk manusia, karena tidak adanya hidrolase yang menyerang
ikatan β. Binatang ruminansia dan herbivora lain memiliki
mikroorganisme dalam ususnya yang dapat menyerang ikatan (β-
linkage), membuat selulosa terpakai sebagai sumber kalori utama.
Enzim yang dapat menghidrolisis selulosa disebut selulase. Rayap
mudah mencerna selulosa, karena saluran ususnya memiliki suatu
organisme parasit. Trichonympha yang mengeluarkan selulase yang
menyebabkan rayap mampu mencerna kayu. Jamur dan bakteri
pembusuk pada kayu juga memproduksi selulase.
d. Asam hialuronat
Asam hialuronat merupakan heteropolisakarida yang merupakan
unsur penting dari jaringan penghubung pada hewan. Struktur satuan
pengulang dari asam hialuronat adalah asam D-glukoronat dan N-
asetil-D-glukosamin secara berganti-ganti. Hialuronidase, suatu
enzim yang dikeluarkan oleh beberapa bakteri patogen (penyebab
penyakit) dapat menghidrolisis ikatan glikosida dan asam hialuronat,
membuat jaringan menjadi lebih rapuh terhadap serangga bakteri.

41
e. Khitin
Khitin serupa dengan selulosa, kecuali kenyataan bahwa ia
mukopolisakarida yaitu heterosakarida yang mengandung gula-gula
amino. Khitin adalah polisakarida struktural yang penting pada
inverteberata. Ia dijumpai misalnya pada rangka krustasea dan rangka
luar insekta. Khitin mengandung unit-unit N-asetil-D-glukosamin
yang digabungkan oleh ikatan β (1–›4) glikosida.

f. Khondroitin
Merupakan polisakarida utama pada proteoglikan tulang rawan
mengandung unit asam D-glukoronat dan N-asetil-D-galaktosamin
secara berganti-ganti. Polisakarida asam yang penting lainnya adalah
heparin yang dihasilkan oleh jenis sel tertentu, terutama banyak
terdapat pada dinding pembuluh darah arteri. Heparin mengandung
unit berulang dari enam residu gula, masing-masing terdiri dari suatu
sekuens berganti dari senyawa turunan sulfat N-asetil–D-glukosamin
dan D-iduronat. Heparin adalah penghambat ampuh terhadap

42
penggumpalan darah dan membantu mencegah pembentukan
gumpalan di dalam aliran darah.

g. Inulin
Inulin adalah pati yang ditemukan pada ubi dan dahlia, artichokes
dan bunga dandelions. Inulin dapat dihidrolisis menjadi fruktosa dan
karena itu inulin adalah fruktosan. Tidak memberi warna bila
ditambahkan iodium dalam larutan inulin. Inulin dipakai pada
penyelidikan fisiologis untuk menetapkan laju filtrasi glomerulurs
(glomerular filtration rate).
2.3 Fungsi dan Manfaat Karbohidrat
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
1. Sumber energi. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Karbohidrat
di dalam tubuh sebagian berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera, dan sebagian lagi disimpan sebagai glikogen dalam
hati dan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan
sebagai cadangan energi dalam jaringan lemak. Sistem saraf sentral dan otak
sama sekali tergantung pada glukosa untuk keperluan energinya.
2. Pemberi rasa manis pada makanan. Karbohidrat memberi rasa manis pada
makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Gula tidak mempunyai
rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis.
3. Penghemat protein. Protein akan digunakan sebagai sumber energi, jika
kebutuhan karbohidrat tidak terpenuhi, dan akhirnya fungsi protein sebagai
zat pembangun akan terkalahkan.

43
4. Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi
lemak yang tidak sempurna.
5. Membantu pengeluaran feses. Karbohidrat membantu pengeluaran feses
dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses.
Selulosa dan serat makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan
hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar
sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan. Serat
makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit
divertikulosis, kanker usus besar, penyakit diabetes melitus, dan jantung
koroner yang berkaitan dengan kadar kolestrol.
Karbohidrat terdiri atas serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Serat
kasar sulit dicerna oleh ikan namun tetap diperlukan, yaitu untuk meningkatkan
gerak peristaltik usus. Pemberian serat kasar dalam pakan perlu diperhatikan.
Pemberian serat kasar dalam jumlah berlebihan menyebabkan gangguan pada
proses pencurian pakan di dalam usus halus.
Unsur utama yang membentuk karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan
oksigen. Dibandingkan dengan lemak dan protein, karbohidrat lebih mudah larut
di dalam air, terutama golongan karbohidrat sederhana. Senyawa organik yang
terdiri dari serat kasar dan bahan bebas tanpa nitrogen. Enzim tertentu bisa
memecah disakarida atau polisakarida menjadi monosakarida yang mudah
diserap. Beberapa enzim tertentu dihasilkan oleh bakteri dalam usus ikan.
Beberapa ikan memiliki organ khusus pada alat pencernaannya.
Fungsi karbohidrat dalam pakan berfungsi sebagai sumber energi yang
murah dan juga sebagai perekat. Dalam formulasi pakan karbohidrat termasuk
kelompok yang sering disebut NFE (Nitrogen Free Extract) atau dalam bahasa
Indonesia BETN (Bahan Extract Tanpa Nitrogen). Kemampuan ikan untuk
memanfaatkan karbohidrat sangat tergantung pada jenis ikan. Pada ikan karnivora
kadar karbohidrat lebih dari 12% dalam pakannya akan menyebabkan
penimbunan glikogen dalam hatinya yang dapat menyebabkan kematian. Tetapi
ikan pemakan segala (omnivora) dapat hidup baik dengan kadar karbohidratnya
lebih dari 50%.

44
2.4 Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme adalah proses katabolisme yang menyangkut perombakan


molekul yang besar menjadi molekul yang sederhana, sedangkan proses
anabolisme atau biosentesa, menyangkut pembentukan molekul yang lebih besar
yang berasal dari molekul yang sederhana. Semua proses metabolisme adalah
bersifat intermediate, yaitu perubahan satu zat menjadi yang lain biasanya
menyangkut tahap-tahap yang zat-zat kimianya sudah jelas dan dapat dikenali
atau intermediate adalah pereaksi dan zat hasil. Sifat intermediate dari
metabolisme memungkinkannya bagi beberapa zat sederhana bekerja sebagai
pelopor untuk semua kebutuhan kimia suatu sel. Proses katabolisme akan tertera
dalam roses glekolersi, lingkaran asam karbohidrat dan hexose monofosfat (HMP)
untuk memeperoleh energi, dengan bantuan enzim dan koenzim yang berkerja
sehingga proses katabolisme dapat berjalan dengan semestinya, sedangkan proses
anabolisme meliputi pembentukan suatu zat karbohidrat dari molekul/senyawa
yang sederhana menjadi molekul yang lebih besar (Glikogenesis), misalnya
pembentukan glikogen dari molekul-molekul glukosa yang diikuti dengan proses
glikogenolisis, yaitu perubahan glikogen dengan glukosa.

Kebutuhan energi untuk metabolisme pada ikan harus dipenuhi terlebih


dahulu, tetapi apabila berlebih maka kelebihannya akan digunakan untuk
pertumbuhan. Hal ini berarti bahwa apabila energi yang dapat dimetabolisme
jumlahnya terbatas maka energi tersebut hanya akan digunakan untuk
pertumbuhan (Harver dan Hardy 2002). Ikan membutuhkan energi secara terus-
menerus untuk maintenance tanpa melihat apakah ikan tersebut mengkonsumsi
makanan atau tidak. Pada ikan yang dipuaskan energi untuk maintenace ini
diperoleh darim hasil katabolisme cadangan tubuh. Energi untuk pemeliharaan
sebagianbesar digunakan untuk metabolisme (dalam Putra, Achmad N., 2015)

2.4.1 Pencernaan Karbohidrat

Pencernaan karbohidrat dimulai dari mulut. Bolus makanan yang


berasal dari makanan yang dikunyah akan bercampur dengan ludah yang

45
mengandung enzim amilase. Enzim amilase ini menghidrolisis pati atau
amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih sederhna yaitu dekstrin. Enzim
amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral.
Makanan yang dikunyah di mulut tinggal di situ hanya sebentar, sehingga
pemecahan amilum oleh amilase hanya sedikit saja. Bolus kemudian ditelan
ke dalam lambung. Amilase ludah yang ikut masuk ke lambung dicernakan
oleh asam klorida dan enzim pencerna protein yang terdapat di lambung,
sehingga pencernaan karbohidrat di dalam lambung terhenti.

Makanan yang hanya terdiri dari karbohidrat saja akan tinggal di


lambung sebentar atau kurang dari dua jam, dan segera diteruskan ke usus
halus. Pada usus halus, enzim amilase yang dikeluarkan oleh pankreas,
mencernakan amilum menjadi dekstrin dan maltosa. Penyelesaian pencernaan
karbohidrat dilakukaan oleh enzim-enzim disakaridase yang dikeluarkan oleh
sel-sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis
disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di mikrovili dan monosakarida yang
dihasilkan adalah maltase memecah maltosa menjadi dua mol glukosa,
sukrase memecah sakarosa menjadi satu mol glukosa dan satu mol fruktosa,
laktase memecah laktosa menjadi satu mol glukosa dan satu mol galaktosa.

Glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diserap oleh dinding usus,


masuk ke cairan limpa, kemudian ke pembuluh darah kapiler dan dialirkan
melaluivena portae ke hati. Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati
nonkarbohidrat atau serat makanan ini seperti selulosa, galaktan, dan
pentosan, dan sebagian pati yang tidak dicerna masuk ke usus besar. Di usus
besar jenis karbohidrat ini dipecah sebagian oleh mikroba yang terdapat di
usus, melalui proses fermentasi dan menghasilkan energi untuk keperluan
mikroba tersebut dan bahan sisa seperti air dan karbondioksida. Fermentasi
yang meningkat di usus besar menghasilkan banyak gas karbondioksida yang
kemudian dikeluarkan sebagai flatus (kentut). Sisa karbohidrat yang masih
ada, dibuang menjadi tinja.

46
2.4.2 Penyimpanan Glukosa

Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah untuk menyediakan


glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian akan diubah menjadi energi.
Kelebihan glukosa akan disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Salah satu
fungsi hati adalah menyimpan dan mengeluarkan glukosa sesuai kebutuhan
tubuh. Bila persediaan glukosa darah menurun, hati akan mengubah sebagian
dari glikogen menjadi glukosa dan mengeluarkannya ke aliran darah. Glukosa
ini akan dibawa oleh darah ke seluruh bagian tubuh yang memerlukan seperti
otak, sistem saraf, jantung, dan organ tubuh lain. Sel-sel otot dan sel-sel lain
di samping manggunakan glukosa juga menggunakan lemak sebagai sumber
energi. Sel-sel otot juga menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen.
Glikogen ini hanya digunakan sebagai energi untuk keperluan otot saja dan
tidak dapat dikembalikan sebagai glukosa ke dalam aliran darah.

Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh juga dapat diubah menjadi


lemak. Perubahan ini terjadi di dalam hati. Lemak ini kemudian dibawa ke
sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas.

2.4.3 Penggunaan Glukosa Untuk Energi

Bila glukosa memasuki sel, enzim-enzim akan memecahnya menjadi


bagian-bagian kecil yang pada akhirnya akan menghasilkan energi,
karbondioksida dan air. Bagian-bagian kecil ini dapat pula disusun kembali
menjadi lemak. Tubuh manusia selalu membutuhkan glukosa untuk keperluan
energi, sehingga kita harus mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat
setiap harinya, karena persediaan glikogen hanya bertahan untuk keperluan
beberapa jam.

2.5 Implementasi Karbohidrat Ke Bidang Perikanan Terutama Budidaya


Implementasi karbohidarat ke bidang perikanan terutama budidaya, yaitu
pakan. Kecepatan pertumbuhan ikan tergantung pada beberapa faktor diantaranya
yakni jumlah makanan yang diberikan, ruang, suhu, dalamnya air, dan faktor-
faktor lainnya. Makanan yang dimanfaatkan ikan sebagian besar digunakan oleh

47
ikan untuk memelihara tubuh dan menggantikan sel yang rusak. Setelah itu,
digunakan juga untuk pertumbuhan ikan. Makanan ikan minimal harus
mengandung protein, karbohidrat, dan lemak. Pemberian makanan tambahan
dapat meningkatkan produksi ikan yang dipelihara sampai tiga kali lipat
dibanding dengan ikan yang hanya memanfaatkan makanan alami (Asmawi,
1983) (dalam Sulaiman dkk, 2013).
Menurut Mudjiman (2001), makanan buatan merupakan makanan yang
dibuat dengan bentuk khusus sesuai keinginan dan diramu dari berbagai macam
bahan. Lebih lanjut ditambahkan bahwa, ada beberapa keuntungan dari pemberian
pakan buatan yakni pembudidaya dapat meningkatkan produksi melalui padat
penebaran tinggi dengan waktu pemeliharaan yang pendek, pembudidaya dapat
memanfaatkan limbah industri pertanian yang tidak terpakai untuk dijadikan
pakan (dalam Sulaiman dkk 2013).
Apabila pakan ikan kekurangan karbohidrat atau bahkan tidak ada, maka
seluruh energi yang dikeluarkan ikan harus dipenuhi melalui penyerapan protein.
Dengan demikian, penggunaan protein dalam penggunaan protein untuk
menghasilkan energi serta proses metabolik lainnya menjadi kurang efisien.
Penggunaan protein yang kurang efisien akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan ikan. Penghematan protein melalui peran karbohidrat ini disebut
protein sparing effect dari karbohidrat, dimana karbohidrat dapat menghemat
protein. Pemberian 0,23 g karbohidrat dalam 100 g pakan dapat menghemat
protein sebesar 0,05 gram.
Kemampuan spesies ikan karnivora dalam menghidrolisis atau mencerna
karbohidrat kompleks adalah terbatas dikarenakan lemahnya aktivitas enzim
amilotik dalam saluran pencernaan ikan. Oleh karena itu, selulose atau crude fibre
dalam pakan tidak mempunyai nilai energi yang dapat dimanfaatkan oleh ikan.
Fenomena tersebut berpengaruh terhadap jumlah total energi metabolik yang
dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa selulose pakan dalam jumlah yang berlebihan mempunyai
pengaruh yang menurunkan pertumbuhan serta efisiensi pakan. Namun demikian,
ikan dengan kebiasaan makan (feeding habit) yang berbeda akan berbeda pula

48
tingkat kemampuannya dalam memanfaatkan berbagai jenis karbohidrat sebagai
sumber energi. Selain faktor internal bio-fisiologis ikan, faktor eksternal kimiawi
pakan juga menentukan tingkat kecernaan energi pakan sebagaimana dijelaskan
pada topik ′Pengertian Karbohidrat′ di atas. Berbagai macam penelitian
mengindikasikan bahwa:
1. Tingkat kecernaan starch spesies ikan seperti trout menurun sejalan dengan
peningkatan proporsi starch dalam pakan.
2. Percobaan pemberian pakan dalam jangka waktu yang lama pada spesies ikan
karnivora (yaitu jenis salmonid) menunjukkan bahwa tingkat karbohidrat
pakan yang tinggi menekan pertumbuhan, meningkatkan kadar glikogen liver,
dan akhirnya menyebabkan kematian.
3. Sebaliknya, spesies ikan herbivora atau omnivora perairan tropis
(warmwater) seperti carp (C. carpio), channel catfish (I. punctatus), tilapia
(O. niloticus), dan ell (A. japonica) lebih toleran terhadap tingkat karbohidrat
pakan yang tinggi. Dalam hal ini, karbohidrat pakan dapat digunakan dengan
lebih efektif sebagai sumber energi dan kelebihannya disimpan dalam bentuk
lipid tubuh.
4. Ikan perairan panas (warmwater fish) mampu mencerna karbohidrat dalam
pakan secara lebih baik daripada ikan perairan dingin (coldwater fish)
ataupun ikan laut (marine fish). Kemampuan untuk menggunakan karbohidrat
sebagai sumber energi bervariasi dianatara spesies ikan.
5. Penggunaan karbohidrat pakan juga telah ditemukan bervariasi menurut
tingkat kompleksitas atau susunan kimiawi dari sumber karbohidrat yang
digunakan. Dalam hal ini, polisakarida dan disakarida yang dapat dicerna
mungkin saja mempunyai pengaruh yang lebih menguntungkan daripada
monosakarida terhadap pertumbuhan. Selain itu, karakteristik fisik sumber
karbohidrat, misalnya starch yang dimasak atau dijadikan gelatin,
mempunyai tingkat kecernaan yang lebih tinggi dan pengaruh yang lebih
menguntungkan terhadap pertumbuhan daripada starch mentah.
Ikan mencerna gula-gulaan sederhana secara efisien. Jika gula-gulaan
tersebut menjadi lebih tinggi kadarnya dan lebih kompleks susunan kimiawinya,

49
maka kecernaannya menurun secara cepat. Beberapa bentuk karbohidrat yang
dapat dicerna hendaknya dimasukkan ke dalam pakan ikan. Karbohidrat
meningkatkan pertumbuhan dan menyediakan prekursor untuk beberapa asam
amino serta asam nukleat. Juga, karbohidrat merupakan sumber energi pakan yang
paling tidak mahal. Pada ikan perairan panas, tepung biji-bijian menyediakan
sumber karbohidrat yang tidak mahal, namun pada ikan perairan dingin
penggunaannya terbatas. Tingkat karbohidrat yang dapat dicerna pada pakan ikan
trout pada umumnya lebih rendah daripada pakan lele (catfish). Dalam nutrisi,
karbohidrat menggantikan sebagian protein, karena itu lebih sedikit protein akan
digunakan untuk energi. Meskipun demikian, protein dan lemak menyediakan
lebih banyak energi dalam pakan ikan.
Kemampuan ikan atau udang dalam mengadopsi karbohidrat pakan yang
tinggi bergantung pada resultante kemampuannya dalam mengkorversi/mengubah
kelebihan energi (yaitu glukosa) menjadi lemak atau berbagai asam amino non-
esensial. Sebagian besar spesies ikan yang dibudidayakan mempunyai saluran
gastro-intestinal relatif pendek yang tidak mendukung perkembangan flora bakteri
secara ekstensif (tidak sebagaimana pada hewan ruminansia). Oleh karena itu,
aktivitas enzim selulase intestinal ikan dari bakteri yang menetap di lokasi
tersebut menjadi lemah atau bahkan tidak ada.

50
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau zat-


zat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa tersebut.
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat
didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang
mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Fungsi karbohidrat dalam pakan
berfungsi sebagai sumber energi yang murah dan juga sebagai perekat. Kebutuhan
energi untuk metabolisme pada ikan harus dipenuhi terlebih dahulu, tetapi apabila
berlebih maka kelebihannya akan digunakan untuk pertumbuhan. Implementasi
karbohidarat ke bidang perikanan terutama budidaya, yaitu pakan. Kecepatan
pertumbuhan ikan tergantung pada beberapa faktor diantaranya yakni jumlah
makanan yang diberikan, ruang, suhu, dalamnya air, dan faktor-faktor lainnya.
Makanan yang dimanfaatkan ikan sebagian besar digunakan oleh ikan untuk
memelihara tubuh dan menggantikan sel yang rusak. Setelah itu, digunakan juga
untuk pertumbuhan ikan. Makanan ikan minimal harus mengandung protein,
karbohidrat, dan lemak. Pemberian makanan tambahan dapat meningkatkan
produksi ikan yang dipelihara sampai tiga kali lipat dibanding dengan ikan yang
hanya memanfaatkan makanan alami (Asmawi, 1983) (dalam Sulaiman dkk,
2013).
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan berdasarkan pembahasan
karbohidrat di atas adalah dalam pembuatan pakan ikan, penggunaan karbohidrat
sebagai bahan baku pakan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, jenis pakan,
dan jenis ikan yang akan diberi pakan suapaya kualitas pakan dan manfaat pakan
yang dibuat akan optimal. Standar pemenuhan nilai energi untuk pertumbuhan
ikan juga haruslah seimbang baik itu dari segi protein, lemak karbohidrat, vitamin,

51
dan mineral. Agar tidak ada berkesinambungan negatif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan ikan.

52

Anda mungkin juga menyukai