Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama CV. Anoa Network, untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA
Dan,
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Bhima Amartha Makmur, untuk
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Pihak Pertama dan Pihak Kedua bersama-sama dalam Perjanjian ini disebut sebagai Para Pihak.
Berdasarkan hal tersebut, Para Pihak selanjutnya sepakat untuk tunduk dan terikat pada
Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
Obyek dan Ruang Lingkup Layanan
(1) Objek dalam Perjanjian ini adalah pelaksanaan pekerjaan di lahan milik Pihak Kedua
yang terletak di Desa Marombo, Kec. Langgikima, Kab. Konawe Utara, Sulawesi
Tenggara.
(2) Ruang lingkup jasa pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan yang
tercantum dalam Surat RAB Instalasi Internet Satelit PT. Bhima Amartha Makmur yang
telah disetujui dan disepakati oleh Para Pihak, keseluruhannya menjadi lampiran dan
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini (terlampir), antara lain:
a. Menyiapkan seluruh bahan material, peralatan, dan tenaga kerja yang
dibutuhkan;
b. Mengirimkan dan menyediakan seluruh peralatan dan alat-alat yang dibutuhkan
untuk dapat melakukan pekerjaan di lahan milik Pihak Kedua; dan
c. Menyelesaikan pekerjaan jasa instalasi internet satelit VSAT sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan yang tercantum dalam Surat RAB Internet
Satelit PT. Bhima Amartha Makmur yang telah disetujui dan disepakati oleh
Para Pihak.
Pasal 2
Biaya Jasa, Komponen, dan Pembayaran
(1) Atas pelaksanaan pekerjaan jasa instalasi internet satelit VSAT yang akan
dilaksanakan oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua akan membayarkan kepada Pihak Pertama
biaya jasa instalasi internet satelit VSAT sebagai berikut:
(2) Biaya jasa instalasi internet satelit VSAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan
dibayarkan secara bertahap dengan tata cara sebagai berikut:
a. Pembayaran pertama sebagai Uang Muka (Down Payment) sebesar 80 % (delapan
puluh persen) dari nilai harga pekerjaan) atau sejumlah Rp. 10.348.000,-
(sepuluh juta tiga ratus empat puluh delapan ribu rupiah), dibayarkan pada
saat perjanjian ini ditandatangani oleh Para Pihak;
b. Pembayaran kedua sebesar 20% (dua puluh persen) dari total nilai harga
pekerjaan atau sejumlah Rp. 2.587.000,- (dua juta lima ratus delapan puluh
tujuh ribu rupiah) yang dibayarkan setelah pekerjaan Pihak Pertama
terselesaikan dan telah dilakukan pemasangan dan percobaan pada Internet
Satelit VSAT yang telah terpasang di lahan milik Pihak Kedua.
(3) Pembayaran atas biaya jasa sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) pasal
ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Transfer melalui rekening Bank BRI
Cabang : Kendari
(4) Atas pembayaran tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, Pihak Pertama wajib
memberikan bukti pembayaran/ kwitansi kepada Pihak Kedua paling lambat 3 (tiga)
hari sejak pembayaran dilakukan oleh Pihak Kedua dan telah dikonfirmasi kepada Pihak
Pertama.
(5) Biaya Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sudah termasuk seluruh biaya yang
diperlukan untuk mengirimkan barang dan/ atau peralatan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Apabila Pihak Pertama dalam melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan ini membutuhkan jasa tenaga kerja tambahan, maka segala beban biaya dan
tanggungjawab yang timbul ditanggung oleh Pihak Pertama sepenuhnya.
Pasal 3
Pajak
(1) Biaya jasa sebagaimana tersebut pada pasal 2 ayat (1) belum termasuk pajak
(2) Para Pihak sepakat segala beban pajak yang timbul atas pelaksanaan perjanjian ini
wajib dipenuhi oleh masing-masing pihak sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang
berlaku.
Pasal 4
Jangka Waktu Pelaksanaan
(1) Pihak Pertama wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam jangka waktu 7 (tujuh)
hari kalender sejak Pihak Pertama telah tiba di Lokasi lahan milik Pihak Kedua
(2) Jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
diperpanjang sesuai kesepakatan Para Pihak.
(3) Apabila karena sebab/ alasan apapun Pihak Pertama merasa pekerjaan tidak dapat
diselesaikan sesuai batas waktu tersebut pada ayat (1) pasal ini, sehingga
membutuhkan perpanjangan waktu, maka Pihak Pertama wajib memberitahukan dan meminta
persetujuan kepada Pihak Kedua paling lambat 3 (tiga) hari sebelum batas waktu
tersebut berakhir. Pemberitahuan yang dilakukan oleh Pihak Pertama wajib
mencantumkan target waktu penyelesaian yang baru.
(4) Dalam hal Pihak Kedua bersedia memberikan persetujuan perpanjangan waktu
penyelesaian, Pihak Pertama oleh karena sebab/ alasan apapun juga tidak
diperkenankan meminta tambahan pembayaran biaya jasa kepada Pihak Kedua. Apabila
terdapat tambahan biaya yang timbul atas perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan,
maka sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Pertama.
Pasal 5
Kewajiban
Pasal 6
Hak Masing-masing Pihak
Pasal 7
Force Majeure
(1) Apabila terjadi force majeure, yaitu keadaan di luar kekuasaan Para Pihak yang
secara langsung mengakibatkan salah satu pihak atau Para Pihak tidak dapat
melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini, namun tidak terbatas pada
kejadian berupa: gempa bumi, angin topan, banjir, kebakaran, tanah longsor,
pemogokan umum, demonstrasi massa, penjarahan, huru-hara, pemberontakan, perang dan
gangguan industri lainnya, maka Para Pihak akan merundingkan kembali syarat dan
ketentuan di dalam Perjanjian ini dan mencari jalan penyelesaian terbaik untuk
mengatasi akibat-akibat yang mungkin timbul dari force majeure tersebut.
(2) Apabila terjadi force majeure maka pihak yang terkena dampak wajib memberitahukan
secara lisan dan/atau tertulis kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 7 (tujuh)
Hari terhitung sejak terjadinya force majeure.
(3) Keterlambatan pelaksanaan kewajiban dalam Perjanjian ini oleh salah satu pihak yang
diakibatkan oleh karena terjadinya force majeure tidak dapat dikenai sanksi dan/
atau ganti rugi, sepanjang pihak yang terkena dampak force majeure telah melakukan
pemberitahuan sebagaimana tersebut dalam ayat (2) pasal ini dan telah pula
pemberitahuan tersebut diterima oleh pihak lainnya dalam perjanjian ini.
(4) Apabila terjadi force majeure maka jangka waktu pelaksanaan perjanjian ini dapat
ditangguhkan dan/ atau diperpanjang berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
(5) Segala perubahan syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini yang disepakati oleh
Para Pihak karena adanya force majeure dinyatakan secara tertulis dan merupakan
bagian Addendum dari Perjanjian ini.
Pasal 8
Pengakhiran Perjanjian
Pasal 9
Penyelesaian Perselisihan
(1) Apabila timbul perselisihan antara kedua belah pihak akibat dari perjanjian ini
maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara musyawarah
untuk mufakat.
(2) Apabila dalam musyawarah perselisihan tersebut tidak dapat terselesaikan maka kedua
belah pihak untuk membawa perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri di Makassar
dimana segala biaya yang dikeluarkan menjadi beban kedua belah pihak.
Pasal 10
Addendum
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang
dianggap perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam Addendum Perjanjian
yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini dan/atau perjanjian tersendiri.
Pasal 11
Ketentuan Lain-Lain
(1) Perjanjian ini berlaku dan mengikat terhitung sejak ditandatangani oleh Para Pihak
(2) Judul pasal per pasal dalam Perjanjian ini tidak dimaksudkan sebagai penafsiran
mengenai isi pasal tersebut dan hanya berfungsi sebagai referensi.
(3) Dalam hal terdapat ketentuan dalam Perjanjian ini yang menunjuk pada satu atau lebih
pasal yang salah, maka ketentuan tersebut harus dibaca dan diartikan dengan menunjuk
pasal yang benar.
(4) Perjanjian ini memuat keseluruhan kesepakatan Para Pihak, tidak ada kesepakatan
atau janji yang mungkin dinyatakan oleh Para Pihak sebelum ataupun sesudah
Perjanjian ini ditandatangani namun tidak dinyatakan secara tertulis dalam
Perjanjian ini yang berlaku mengikat bagi Para Pihak.
(5) Para Pihak dengan ini mengakui dengan sebenarnya dan memahami secara keseluruhan
isi Perjanjian ini sebelum menandatanganinya dan masing-masing Pihak telah
mendapatkan asli Perjanjian ini.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap yang masing-masing mempunyai
kedudukan dan kekuatan hukum yang sama untuk kedua belah pihak.
*segala persetujuan dalam perjanjian ini menggunakan tanda tangan digital yang keabsahannya di atur dalam Undang-Undang
Nomor 82 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 6-7