CPA adalah sebuah pendekatan manajemen biaya yang mengidentifikasi biaya dan
manfaat dari pelayanan kepada pelanggan tertentu atau tipe pelanggan untuk
meningkatkan profit perusahaan secarakeseluruhan. Sangat jarang sistem akuntansi
manajemen yang dapat memberikan informasi mengenai angka profitabilitas
pelanggan. Namun sekarang mulai tumbuh kesadaran bahwa customer account
profitability (CAP) memberikan arahan penting bagi manajemen di masa yang akan
datang. Customer profitability analysis (analisis profitabilitas pelanggan) sangat
penting dilakukan oleh suatu perusahaan. Dalam mengahadapi persaingan,
peningkatan pelayanan terhadap pelanggan merupakan suatu hal yang penting
dilakukan, tetapi peningkatan pelayanan ini seringkali meningkatkan aktivitas dan
biaya tanpa diikuti oleh peningkatan pendapat, yang tentu akan mengurangi laba yang
akan diperoleh.
Analisis profitabilitas pelanggan (CPA) telah menjadi salah satu aspek perencanaan
strategis yang penting untuk manajer. Konsisten dengan nilai tambah tujuan akuntansi
manajemen, CPA membantu manajer:
Profitabilitas tidak hanya tergantung pada biaya unit produk/jasa, tetapi juga
tergantung pada “back end” yaitu sector hilir perusahaan( pemasaran, distribusi, dan
customer service)
Salah satu tantangan dalam analisis profitabilitas pelanggan ini adalah bagaimana
menganggarkan dan menelusuri profitabilitas pelanggan dalam waktu yang lama.
Hal lain yang perlu menjadi pertimbangan dalam melakukan CPA adalah adanya
perbedaan kontribusi pendapatan terhadap laba dan adanya perbedaan tingkat
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.
Ada beberapa fitur utama dari analisis profitabilitas pelanggan yang dapat
membedakannya dari analisis lain, yaitu:
1) Entire value chain. CAP memangkas semua biaya dari semua bagian yang potensial
dalam rantai nilai.
2) Multiple transaction. Analisis ini lebih berfokus pada banyak transaksi pelanggan
daripada single transaksi.
3) Multiple product. Analisis ini lebih fokus pada pembelian produk yang beragam
oleh satu pelanggan daripada satu produk dibeli oleh banyak pelanggan.
4) Customer spesific costs. Analsis ini menghubungkan biaya dengan pelanggan tetapi
tidak dihubungkan secara spesifik untuk produk, pelayanan, departmen, atau area
geografis.
5) Aggregate or narrow focus. Analisis ini dapat dilaksanakan pada tingkat yang lebih
tinggi. Fitur ini membutuhkan banyak perubahan dalam sistem akuntasi manajemen.
Untuk melakukan CPA, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh
manajeman, yaitu:
1) Bagaimana cara mengembangkan pendapatan pelanggan dan jumlah biaya
pelanggan yang dapat diandalkan
2) Bagaimana cara mengetahui biaya sector hilir pelanggan di masa yang akan datang
3) Bagaimana cara menggabungkan beberapa periode dalam analisis
4) Bagaimana cara mengenali perbedaan customer cost driver
Terlepas dari tantangan di atas, masalah yang paling umum ditemukan
manajemen dalam melakukan CPA adalah masalah sistem. Masalah sistem ini
meliputi software, cara mengatur dan mempertahankan informasi, serta masalah
keandalan dan pemeliharaan sistem yang digunakan. Menurut beberapa manajer,
masalah ini memakan waktu penyelesaian yang lebih lama dibandingkan analisis
akuntansi manajemen lainnya. Hal ini karena adanya kebutuhan untuk mengakumulasi
pertukaran informasi antar fungsi bisnis dan antar wilayah geografis bisnis tersebut.
Agar CPA yang dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan lancar dan dapat
diandalkan, maka perusahaan harus menyelesaikan kendala-kendala yang timbul dari
setiap tantangan di atas dengan tepat.