Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

METODE GRAVITY & GEOMAGNET

MODUL 05 – PEMISAHAN ANOMALI REGIONAL DAN

RESIDUAL

Disusun Oleh:

Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana


(140710170037)

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2019
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

I. Aktivitas Praktikum
Pada tanggal 15 Oktober 2019 dilakukan praktikum metode gaya berat pada praktikum ini yang
dibahas adalah pemisahan anomaly pada data yang telah diolah yaitu Complete Bouguer Anomaly
(CBA). Hasil dari pemisahan CBA adalah Anomali Residual yaitu anomaly yang lebih dangkal
dan kasar dan juga anomaly Regional yang merupakan anomaly yang dalam serta lebih halus Pada
kegiatan ini menggunakan software Oasis Montaj dan juga Excel untuk melakukan pengolahan
data hasil slice. Setelah di dapat peta anomaly regional dan residual dilakukan overlay pada peta
geologi agar dapat dilakukan pencocokan informasi gravity terhadap informasi geologi pada
daerah sekitar pengukuran.

II. Langkah-langkah Pengolahan


II.1Input data.
Tahapan pertama adalah melakukan input data nilai CBA. Nilai CBA digunakan sebagai
dasar untuk mendapatkan nilai anomali regional dan anomali residual. Langkahnya sebagai
berikut:
Data → Import → Excel Spreedsheet → Single Sheet → Create New Database → Masukaan
nama file pada new data base name → OK → Import Excel Spreedsheet → klik browse
untuk memilih data pada Microsoft Excel (pada praktikum ini menggunakan file GRAVITY
ALL LINE.xls) → pilih selection menjadi selected sheet and columns → OK → Import
Database → atur database table menjadi CBA256 kolom yang digunakan adalah Stasiuun,
CBA, ketinggian, x dan y → OK. Setelah ini akan muncul data sesuai dengan gambar 2.
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 1. Input data


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 2. Tabel Data CBA

II.2Menampilkan Peta CBA.


Tahapan ini bertujuan untuk menampilkan peta CBA (Complete Bouguer Anomaly).
Tahapannya sebagai berikut:
Grid → Gridding → Minimum Curvature → Dialog Control → Minimum Curvature
Gridding → Masukkan channel to dengan nama CBA dan Name of new grid file sesuai
dengan kebutuhan → Grid cell size ubah menjadi 10 → OK. Setelah itu akan muncul peta
CBA (Complete Bouguer Anomaly) seperti pada gambar 3.
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 3 Gridding data CBA

Gambar 4 Peta CBA


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

II.3Slice
Tahapan ini berguna untuk melakukan pemotongan pada peta untuk mencari sebaran nilai
Selanjutnya membuat database baru yang akan diisi nilai CBA dari proses slicing. Tahapan
ini untuk membuat database baru yang akan diisi nilai dari CBA hasil slice dari lintasan.
Proses ini dilakukan sesuai dengan jumlah slice. Berikut tahapannya:

Gambar 5 New Database

Gambar 6 Grid profile


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 7 pembuatan data base line baru

Gambar 8 Proses Slicing


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 9 Data Hasil Slicing

II.4Pengolahan Data
Setelah mendapatkan nilai CBA dari tahapan slicing, pindahkan data tersebut pada excel dan
lakukan pengolahan untuk mendapatkan nilai FFT (Fast Fourier Transform), amplitude, dt
(jumlah data), frekuensi, bilangan gelombang (k), lnA. Berikut tahapan pengolahannya:

Salin Data yang ada pada table slice ke Excel dengan format seperti gambar
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 10 Tabel Data CBA pada Excel

Melakukan Analisis Fourier pada data CBA

Gambar 11 Fourier Analysis

Mencari Nilai A dari hasil analisis Fourier


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 12 Kolom Nilai A

Mencari nilai F dengan rumus seperti pada gambar


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 13 kolom nilai f

Mencari nilai k Seperti pada gambar

Gambar 14 kolom nilai k


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037
Mencari nilai dari ln A untuk di plot bersama nilai k pada grafik

Gambar 15 kolom nilai A

Melakukan Plot nilai ln A terhadap nilai K dan menentukan data yang merupakan Residual
dan mana yang regional dalam kasus ini warna Oranye merupakan data regional dan abu abu
adalah data anomaly residual dan ditentukan garis trend serta persamaannya

Gambar 16 Grafik Pembagian Anomaly Regional dan Anomaly Residual


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Dilakukan 10 kali slicing dan didapat 10 persamaan regional serta residual dimana bentuk
persamaannya ialah y = ax + b nilai a ini merupakan nilai dari regional serta residual yang akan
diolah secara bertahap sebagai berikut sehingga hasil akhirnya adalah nilai n rata rata

Gambar 17 tabel pengolahan persamaan grafik Slice

II.5Pembuatan Peta Anomali Regional Dan Residual


Dilakukan pembuatan peta anomaly Regional serta residual dari hasil slice data pada peta
CBA sebelumnya. Klik GX → load menu pada kotak dialog pilih magmap.omn.

Gambar 18 load menu


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 19 Magmap.omn

Setelah muncul toolbar MAGMAP → step by step Filtering → prepare grid → start

Gambar 20 prepare grid

Gambar 21 FFT grid preprocessing


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037
Step by step filtering → forward fft → Step by step filtering → Define Filters lalu isi desain
filter magmap nya dengan Gaussian Regional/Residual Filter → ok. Lalu pada kotak dialog
Gaussian Regional/Residual Filter1 isilah nilai panjang gelombang cutoff nya. Lalu pilih
lowpass untuk Regionalnya → ok. Kemudian lanjut ke langkah selanjutnya yaitu apply
Filters

Gambar 22 Forward FFT


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 23 Define Filter

Gambar 24 MAGMAP FILTER DESIGN


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 25 Gaussian Regional/Residual Filter

Gambar 26 Apply Filters

Gambar 27 FFT2FLT
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 28 Perta Anomali Regional

Pilih grid → Expressions → Substract grids. Pada kotak dialog yang muncul isi input peta CBA lalu
Peta Regionalnya lalu isi nama peta ouputnya yaitu peta residual. Didapatlah peta residual.
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 29 Expression

Gambar 30 Substract Grids


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 31 Peta Residual

II.6Interpretasi
Dari data yang didapat dilakukan interpretasi terhadap kedua peta kontur anomaly tersebut.
Dimana keduanya memberikan informasi berbeda.
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

III. Hasil dan Analisa


III.1 Grafik Analisis Spektral
III.1.1 Grafik 1

Spectral Analysis
10

6
f(x) = − 189.06 x + 7.63 Regional
4 Linear (Regional)
Residual
2 Linear (Residual)

0
0 0.05 f(x)0.1
= − 18.76
0.15x + 1.13
0.2 0.25 0.3 0.35
-2

-4

III.1.2 Grafik 2

Spectral Analysis
10

6 Regional
Linear (Regional)
4 f(x) = − 117.29 x + 5.58 Residual
Linear (Residual)
2

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
-2 f(x) = − 5.46 x − 1.16

-4

III.1.3 Grafik 3
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Spectral Analysis
10

6 Regional
f(x) = − 138.53 x + 6.83 Linear (Regional)
4
Residual
Linear (Residual)
2

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
f(x) = − 3.87 x − 0.67
-2

-4

III.1.4 Grafik 4

Spectral Analysis
10

8
f(x) = − 787.92 x + 15.73
6 Regional
Linear (Regional)
4
Residual
Linear (Residual)
2

0 f(x) = − 45.37 x + 1.78


0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
-2

-4

III.1.5 Grafik 5
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Spectral Analysis
10

6 Regional
f(x) = − 170.05 x + 6.69 Linear (Regional)
4
Residual
Linear (Residual)
2

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
-2 f(x) = − 4.97 x − 1.08

-4

III.1.6 Grafik 6

Spectral Analysis
10

f(x) = − 347.01 x + 10.39 Regional


6
Linear (Regional)
Residual
4
Linear (Residual)

0 f(x) = − 12.24 x + 1.08


0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

-2

III.1.7 Grafik 7
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Spectral Analysis
9
8 f(x) = − 747.18 x + 15.34
7
6 Regional
5 Linear (Regional)
Residual
4
Linear (Residual)
3
2
1 f(x) = − 37.14 x + 2.48
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
-1

III.1.8 Grafik 8

Spectral Analysis
10

8
f(x) = − 707.58 x + 14.96
6 Regional
Linear (Regional)
4
Residual
Linear (Residual)
2

0 f(x) = − 48.68 x + 2.15


0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
-2

-4

III.1.9 Grafik 9
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Spectral Analysis
10

6 Regional
f(x) = − 143.91 x + 6.27 Linear (Regional)
4
Residual
Linear (Residual)
2

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
-2
f(x) = − 0.75 x − 1.71
-4

III.1.10 Grafik 10

Spectral Analysis
10

6
Regional
4 Linear (Regional)
f(x) = − 109.13 x + 5.25
Residual
2
Linear (Residual)
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
-2
f(x) = 0.97 x − 2.1
-4

-6

III.2 Peta Regional


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Gambar 32 Peta Regional


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037
III.3 Peta Residual

Gambar 33 Peta Residual


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

III.4 Overlay Peta Regional dan Residual dengan Peta Geologi Pangandaran

Gambar 34 Peta overlay Anomali Regional dan Gologi

Gambar 35 Peta Overlay anomali residual dan Geologi


Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

III.5 Analisa
Pada kegiatan pemisahaan pada data anomaly CBA digunakan metode Spectral Analysis
dimana metode ini berguna untuk mengestimasi lebar jendela serta kedalaman anomaly gaya
berat uang juga digunakan untuk membandingkan respon spectrum dari berbagai metode
filtering. Metode ini menggunakan metode transformasi Fourier pada lintasan lintasan yang
dipilih. Lintasan ini di dipilih melalui slicing lintasan pada peta kontur CBA. Transformasi
Fourier mengubah suatu sinyal menjadi penjumlahan beberapa sinyal sinusoidal dengan
berbagai frekuensi [14]. Analisis spektrum hasil transformasi Fourier dari masing-masing
data slicing anomali gayaberat digambarkan berupa diagram scatter antara bilangan
gelombang (k) dan amplitudo (A). Nilai k cutoff merupakan perpotongan fungsi linier
regional dan residual yang digunakan untuk menentukan lebar jendela filter di dalam proses
pemisahan nilai anomali gayaberat. Hubungan antara amplitudo A dan bilangan gelombang k
adalah hubungan linier dengan gradien yang berbeda yang ditunjukkan persamaan garis lurus
pada daerah spektrum regional (titiktitik warna biru), residual (titik-titik warna cokelat) serta
noise (titik-titik warna abu-abu) (Gambar 5). Terdapat perpotongan garis pada batas daerah
anomali regional-residual dan residual-noise yang akan menghasilkan bilangan gelombang
cutoff (k cutoff). Terdapat 10 slicing dimana 5 dari Barat ke Timur dan 5 lagi membentang
dari Selatan ke Utara.Yang kemudian diolah seperti pada prosedur kerja kemudian dihasilkan
grafik spectral analysis yang akan dilakukan pemisahan data Residual serta Regional.
Secara umum geologi daerah pengamatan tersusun atas Kalkanerit dan batu gamping
berselingan dengan napal dan terdapat strike di bagian barat daya daerah pengukuran yang
berarah yang berarah ke Tenggara. Pada peta anomaly didapat nilai anomaly dengan rentang
106,3 – 109,3 mGal. Pada Peta Anomaly Regional di Barat Laut memiliki pola anomaly yang
cenderung rendah (hijau – biru) sedangkan bagian barat daya merupakan daerah dengan pola
persebaran nilai anomaly yang cenderung tinggi memanjang dari selatan ke Timur Laut. Pada
peta Anomali regional dapat diketahuin persebaran nilai anomaly pada lapisan bawah
permukaan yang dalam yang dapat dihubungkan dengan jenis batuan penyusun di bawah
permukaan yang mana batuan ini memiliki densitas yang berbeda beda. Pada peta Anomali
residual dapat dilihat persebaran nilai anomalinya. Anomaly ini merupakan anomaly pada
daerah yang dangkal di bawah permukaan dapat mendeteksi struktur patahan, namun pada
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037
peta ini tidak ditemukan struktur khusus dan distribusi nilai densitas yang dapat dilhat pada
peta tampak tersebar secara merata.

IV. Tugas Akhir


V. Kesimpulan
V.1Pemisahan Anomali Gravity Regional dan Residual telah dilakukan menggunakan metode
analisa spectral. Metode ini dilakukan dengan pemisahan antara data Regional serta Residual
melalui analisa grafik ln A terhadap K. Setelah itu didapat nilai N sebagai parameter dalam
pembuatan peta anomaly ressdual dan regional.
V.2Spectral Analysis dilakukan dengan slicing pada peta CBA lalu data yang di dapat akan
diolah menjadi grafik yang akan disortir menjadi data residual dan regional.
VI. Lampiran data

Daftar Pustaka
 Gunawan, Wawan. 2002. Eksplorasi Gaya Berat dan Magnetik. ITB : Bandung
 Telford et al. 1990. Applied Geophysics. Second edition. Cambridge univ : Cambridge
 Torge, W. !989. Gravimetry. DeGriber. 465pp
Jaka Kanu Abimanyu Ananda Wibisana 140710170037

Anda mungkin juga menyukai