Anda di halaman 1dari 62

PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN HASIL BELAJAR

BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAHASA INGGRIS
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2015
KATA PENGANTAR

Penilaian adalah bagian dari kurikulum. Penilaian merupakan alat evaluasi yang berfungsi
untuk memberikan potret/gambaran mengenai pemahaman dan kemajuan belajar serta hasil
belajar peserta didik dalam kaitannya dengan ketercapaian Standar Nasional. Penilaian dalam
kurikulum 2013 mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan
secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi untuk
setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.
Implementasi Kurikulum 2013 berimplikasi pada model penilaian kelas dalam hal pencapaian
kompetensi peserta didik yang harus dilakukan oleh pendidik. Penilaian oleh pendidik, baik yang
formatif maupun sumatif, harus menggunakan metode proses pembelajaran maupun instrumen
penilaian hasil belajar yang bervariasi dengan tujuan agar dapat mengakomodir semua potensi
peserta didik. Metode pembelajaran dan instrumen penilaian tersebut tentunya harus mengacu
pada kompetensi dasarnya, materi serta indikator pembelajarannya. Untuk keperluan tersebut,
diperlukan langkah-langkah perencanaan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan pengembangan instrumen penilaian hasil belajar yang tepat.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Penilaian Pendidikan – Badan Penelitian dan
Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berinisiatif untuk menyusun buku
pedoman teknis penilaian hasil belajar untuk tingkat SMP/MTs untuk beberapa mata pelajaran
yang mengacu pada Kurikulum 2013. Buku pedoman teknis ini merupakan suplemen dari buku
pedoman penilaian hasil belajar oleh pendidik yang sudah disesuaikan dan dikembangkan
dengan beberapa kebijakan terbaru tentang penilaian oleh pendidik.
Buku pedoman teknis ini berisi contoh-contoh penilaian kelas yang memfokuskan
pembahasannya pada fungsi penilaian sumatif berdasarkan Kurikulum 2013 untuk beberapa
bidang studi. Contoh-contoh penilaiannya dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar (KD)
yang terintegrasi, yaitu antara kompetensi dasar dalam KI yang berbeda atau kompetensi dasar
untuk setiap KI.
Dengan adanya buku pedoman teknis penilaian hasil belajar oleh pendidik per mata
pelajaran, diharapkan dapat membantu pendidik dalam merancang dan mengembangkan
berbagai bentuk instrumen penilaian sumatif, mengolah datanya serta melaporkan dan
memanfaatkan hasilnya.

Jakarta, Januari 2016


Kepala Pusat,

Prof. Ir Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................................. 3
C. Ruang Lingkup Buku Panduan.............................................................................................. 3
BAB II. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN......................................................................... 5
A. Langkah Pengembangan Instrumen .................................................................................... 5
B. Penyusunan Kisi-kisi Penilaian ............................................................................................. 6
C. Penyusunan Instrumen Penilaian ........................................................................................ 7
1. Penilaian Aspek Sikap.......................................................................................................... 7
2. Penilaian Aspek Pengetahuan........................................................................................... 15
3. Penilaian Aspek Keterampilan .......................................................................................... 26
BAB III. PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK 39
A. Pengolahan Hasil Penilaian oleh Pendidik ......................................................................... 39
1. Pengolahan Penilaian Pencapaian Sikap .................................................................... 39
2. Pengolahan Penilaian Pencapaian Pengetahuan ....................................................... 46
3. Pengolahan Penilaian Pencapaian Keterampilan ....................................................... 50
B. Pemanfaatan Hasil Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik ................................................. 53
1. Program Pembelajaran Remedial............................................................................... 53
2. Program Pengayaan.................................................................................................... 57
BAB IV. PENUTUP .......................................................................................................................... 59

ii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana proses pembelajaran yang dilakukan berhasil atau tidak. Beragam konsep dan
metode penilaian sejauh ini telah dilakukan. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan,
maka konsep dan proses penilaian juga berkembang. Konsep dasar penilaian yang diajukan dan
terdapat dalam Kurikulum saat ini diarahkan untuk menunjang dan memperkuat pencapaian
kompetensi (penilain konstruktif) yang dibutuhkan oleh peserta didik di abad ke-21 yaitu
menekankan pada penilaian kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan hidup peserta
didik.

Berdasarkan analisis kemampuan yang dibutuhkan oleh peserta didik, maka penilaian
didesain terutama untuk mendukung proses pembelajaran kreatif. Oleh karena itu, ketika
menggunakan penilaian berbentuk tes atau tugas tertentu, maka pendidik hendaknya memberi
ruang kreativitas jawaban yang beragam untuk melatih daya kritis dan kreativitas anak
didik.Tugas yang diberikan pendidik hendaknya tidak didesain tertutup dalam arti hanya punya
satu jawaban yang benar, bahkan diharapkan pendidik dapat mentolerir jawaban yang dianggap
tidak biasa.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan, penilaian pencapaian kompetensi pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/atau lembaga
mandiri. Pencapaian kompetensi peserta didik dilakukan oleh pendidik di dalam kelas melalui
penilaian kelas. Adapun tujuannya adalah untuk memantau proses dan kemajuan pembelajaran
melalui penilaian pra-diagnostik dan penilaian formatif serta untuk mengetahui perkembangan
pencapaian kompetensi standar oleh peserta didik melalui penilaian sumatif. Jadi penilaian
pencapaian kompetensi oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses belajar, kemajuan, dan
perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik (assessment as learning) sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Selain itu,
penilaian juga dapat ditujukan untuk memberikan umpan balik kepada pendidik (assessment for
learning) agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran.

Penilaian pra-diagnostik dilakukan pada tahap awal proses pembelajaran untuk mengetahui
seberapa jauh pengetahuan peserta didik terhadap tema atau topik yang akan diajarkan.
Selanjutnya, fungsi formatif dari suatu penilaian dilakukan selama berlangsungnya proses
pembelajaran menggunakan berbagai metode pembelajaran aktif, partisipatif dan kolaboratif.

1
Pendidik berperan memberikan direct constructive feedback setelah melalui tahapan zone of
proximal development (ZPD) dan peserta didik berperan untuk memberikan refleksi terhadap
aktivitas pembelajaran yang sudah dilakukan. Kesemuanya itu berfungsi untuk mencapai
target/tujuan pembelajaran. Fungsi formatif suatu penilaian tidak bertujuan untuk memberikan
skor atau grade, tetapi lebih kearah kualitatif atau deskripsi. Pada konteks ini pendidik membuat
catatan-catatan mengenai perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik
selama proses pembelajaran dalam bentuk jurnal, anekdot ataupun portofolio proses.

Sedangkan fungsi penilaian sumatif yang dilakukan pada periode waktu tertentu, merupakan
suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi
peserta didik, pengolahan data, dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi
peserta didik. Penilaian sumatif tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara, seperti tes
tertulis (paper and pencil test) dan tes lisan, penilaian unjuk kerja (performance assessment),
penilaian projek, penilaian produk, penilaian sikap dan penilaian melalui kumpulan hasil
kerja/karya peserta didik (portfolio hasil).

Penilaian pencapaian kompetensi baik formal maupun informal harus diadakan dalam
suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang
dipahami dan mampu dikerjakannya. Pencapaian kompetensi seorang peserta didik dalam
periode waktu tertentu dibandingkan dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut
sebelumnya dan tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan
demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh pendidik tetapi dibantu untuk mencapai
kompetensi atau indikator yang diharapkan.

Data hasil penilaian yang diperoleh pendidik selama pembelajaran berlangsung dijaring dan
dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau indikator
yang akan dinilai. Melalui proses tersebut, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik
dalam mencapai sejumlah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam
kurikulum. Dengan demikian, setelah peserta didik menempuh proses pembelajaran selama
kurun waktu tertentu dapat, memengaruhi sikap, meningkatkan pengetahuannya. dan
keterampilan yang telah dipelajarinya di dalam kelas maupun di luar kelas.

Diberlakukannya Kurikulum 2013 diharapkan adanya perbaikan dalam proses penilaian yang
meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian perlu dilakukan secara
terintegrasi dan berimbang, sehingga peserta didik diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajarinya, serta memengaruhi sikapnya di dalam

2
kelas maupun di luar kelas setelah peserta didik menempuh proses pembelajaran selama kurun
waktu tertentu.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman teknis penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk mata
pelajaran Bahasa Inggris adalah untuk membantu para pendidik untuk merancang dan
mengembangkan berbagai instrumen penilaian yang harus dilakukan untuk mengukur
ketercapaian kompetensi dasar pada setiap kompetensi inti berdasarkan kurikulum 2013. Buku
pedoman teknis ini hanya memfokuskan pembahasan pada penilaian kelas fungsi sumatifnya
saja.

C. Ruang Lingkup Buku Panduan


Ruang lingkup penilaian pada jenjang SMP mengacu Permendikbud no 54 tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) meliputi hal-hal berikut:

DOMAIN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Sikap memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural
dalam pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
Pengetahuan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata
Keterampilan memiliki kemampuan piker dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sejenis

Sejalan dengan penekanan arah penilaian tersebut di atas.penilaian dikembangkan dan


dilakukan mengacu pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang menjadi dasar pendidik
dalam melaksanakan proses penilaian. Kompetensi Inti (KI) dirancang dalam empat kelompok
yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan/spiritual (KI-1); sikap sosial (KI-2),
pengetahuan (KI-3), dan penerapan pengetahuan/keterampilan (KI-4). Keempat kolempok
tersebut menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap proses
pembelajaran dan penilaiannya sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

Teknik penilaian masing-masing aspek juga berbeda-beda, untuk mengetahui ketercapaian


peserta didik dalam setiap Kompetensi Dasar pada setiap Kompetensi Inti, pendidik perlu
menjabarkan kompetensi-komptensi dasar tersebut menjadi indikator-indikator pencapaian.

3
Penilaian untuk setiap Kompetensi Inti dilakukan secara seimbang dan terintegrasi. Penilaian
aspek pengetahuan dilakukan dengan tertulis, tes lisan, dan penugasan.Penilaian aspek
keterampilan dilakukan dengan tes praktik, produk, proyek, dan portofolio.Penilaian aspek sikap
dilakukan terintegrasi dengan proses pembelajaran misalnya pada saat tes praktik dan
berlangsung dalam suasana kondusif, tenang, dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid,
objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan kriteria, dan akuntabel.

4
BAB II. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

A. Langkah Pengembangan Instrumen


Penilaian adalah suatu proses pengumpulan, analisis, dan refleksi yang dilakukan secara
terus menerus terhadap buki-bukti proses dan hasil pembelajaran dalam rangka memperbaiki
pembelajaran peserta didik. Tujuan penilaian adalah untuk melaporkan pencapaian peserta didik
dan memperbaiki pembelajaran. Sedangkan hasil penilaian bertujuan untuk melaporkan kepada
pihak-pihak terkait (stakeholder).
Agar tujuan penilaian tercapai, pendidik harus menggunakan berbagai metoda dan teknik
penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman belajar yang dilalui
peserta didik, baik dalam menilai aspek sikap, aspek pengetahuan, maupun aspek keterampilan.
Dalam pengembangan istrumen penilaian pendidik perlu memperhatikan hal-hal sesuai dengan
karakteristik pembelajaran, baik pada mata pelajaran yang bersifat terpadu (seperti pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial) pada jenjang Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Pertama) maupun mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Langkah pengembangan instrumen penilaian terpadu
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran di SMP langkah-langkah pengembangan
instrumen penilaian perlu memperhatikan hal-hal berikut.

1) Mengkaji karakteristik Kompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaran serumpun yang
dipadukan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu mengacu pada Fisika, Biologi, Kimia. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) terpadu mengacu pada Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi.
2) Mengkaji unit-unit tema dalam silabus IPA/ IPS terpadu yang memadukan berbagai mata
pelajaran sebagai stimulus pada instrumen penilaian.
3) Membuat peta indikator esensial dari setiap KD pada suatu unit tema
4) Menentukan teknik dan bentuk instrumen yang sesuai dengan indikator.
5) Menyusun daftar perilaku yang akan diobservasi, produk/ kinerja, kompetensi pengetahuan
yang bisa mewadahi beberapa indikator esensial
6) Menyusun rambu jawaban/ rubrik penilaian
7) Menentukan frekuensi dan jadwal pelaksanaan penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan
pada setiap semester
Langkah pengembangan instrumen penilaian tiap mata pelajaran
1) Mengkaji karakteristik Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran dan membuat
pemetaan dari kompetensi dasar tersebut.
2) Membuat indikator esensial dari setiap KD pada materi tertentu

5
3) Menentukan teknik dan bentuk instrumen yang sesuai dengan indikator
4) Menyusun daftar perilaku yang akan diobservasi, produk/ kinerja, tes tertulis yang bisa
mewadahi beberapa indikator esensial tsb
5) Menyusun rambu jawaban/ rubrik penilaian
6) Menentukan frekuensi dan jadwal pelaksanaan penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan
pada setiap semester

B. Penyusunan Kisi-kisi Penilaian


Sebelum menyusun soal, hendaknya pendidik menyusun kisi-kisi yang berfungsi sebagai
pedoman dalam menulis soal-soal yang akan disusun. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan tes,
misalnya, kisi-kisi untuk tes seleksi tentunya berbeda dengan kisi-kisi untuk tes prestasi belajar.

Kisi-kisi tes prestasi belajar harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: (1) mewakili isi
kurikulum/kemampuan yang akan diujikan; (2) komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah
dipahami (komponen identitas dan komponen matrik); dan (3) dapat dibuat soalnya sesuai
dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.

Dalam penulisan soal tes prestasi belajar, misalnya ulangan harian, tes formatif, sumatif, dan
ujian sekolah lainnya, para penulis soal perlu memiliki pengetahuan tentang proses penjabaran
kompetensi dasar menjadi indikator soal. Pengetahuan ini perlu dikuasai karena melalui indikator
soal penulis soal dapat menentukan kemampuan yang hendak diukur. Indikator soal dibuat untuk
melihat ketercapaian kompetensi dasar yang dituntut dalam kurikulum. Berikut adalah diagram
yang menggambarkan proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator.

KOMPETENSI MATERI INDIKATOR SOAL

Keterangan diagram:
Kompetensi Dasar : Kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari
materi pelajaran tertentu. Kompetensi dasar ini diambil dari kurikulum.
Materi : Bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik berdasar-kan kompetensi dasar yang
akan diukur. Penentuan materi (bahan ajar) yang akan diambil disesuaikan dengan
indikator yang akan disusun.
Indikator Soal : Berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk untuk membuat soal.
Soal : Disusun berdasarkan indikator yang dibuat.

6
Contoh Kisi-kisi:

BENTUK
KOMPETENSI DASAR KELAS MATERI INDIKATOR
SOAL
3.1 Menerapkan struktur VIII/1 Ungkapan Disajikan teks PG
teks dan unsur meminta percakapan ungkapan
kebahasaan untuk perhatian, meminta perhatian,
melaksanakan fungsi mengecek mengecek
sosial dari ungkapan pemahaman, pemahaman,
meminta perhatian, menghargai menghargai kinerja
mengecek kinerja yang yang baik, dan
pemahaman, baik, dan meminta dan
menghargai kinerja meminta dan mengungkapkan
yang baik, dan mengungkapkan pendapat, siswa
meminta dan pendapat, serta dapat menentukan
mengungkapkan responnya, tujuan ungkapan
pendapat, serta sesuai dengan tertentu yangterdapat
responnya, sesuai konteks dalam teks.
dengan konteks penggunaannya.
penggunaannya.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kesesuaian antara indikator yang disusun
dan kompetensi dasar, disarankan untuk melihat kembali kompetensi dasar dan materi yang ada
dalam kisi-kisi.

C. Penyusunan Instrumen Penilaian


Konsep penilaian yang diajukan dalam Kurikulum 2013 adalah penilaian yang konstruktif
atau menunjang pengembangan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Walaupun pada dasarnya apapun bentuk kurikulumnya, agar tujuan penilaian pencapaian
kompertensi dalam kurikulum tercapai, pendidik harus menggunakan berbagai model dan teknik
penilaian yang beragam sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman
belajar peserta didik. Oleh sebab itu, pendidik hendaknya memiliki pengetahuan dan
keterampilan tentang berbagai metode dan teknik penilaian, sehingga dapat memilih dan
melaksanakan penilaian dengan tepat metode dan teknik yang dianggap paling sesuai dengan
tujuan dan proses pembelajaran, serta pengalaman belajar yang telah ditetapkan.

1. Penilaian Aspek Sikap


Sikap menurut konsep psikologi didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang untuk
bertindak secara suka atau tidak suka terhadap sesuatu objek. Sikap juga merupakan ekspresi
dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.

7
Dalam perspektif pendidikan, pendidikan sikap merupakan proses holistik yang diarahkan
pada berkembangnya sikap dan karakter peserta didik yang dilandasi nilai-nilai dasar yang
diperlukan dalam hidupnya sebagai seorang individu, warga negara, dan warga masyarakat
global. Sementara sikap dalam konteks pendidikan karakter tidak hanya dibatasi pada pengertian
kecenderungan individu baik yang berupa aspek kognitif, afektif maupun konatif, melainkan lebih
dimaknai dalam konteks internalisasi nilai, serta pembiasaan dan pembudayaan nilai sebagai
landasan untuk bertindak dan berperilaku secara baik dan benar. Penilaian sikap sebagai salah
satu bentuk penilaian kelas yang ditujukan untuk pendidik dalam melakukan pembinaan perilaku
peserta didik.

Kurikulum 2013 membagi aspek sikap menjadi dua yaitu (1) sikap spiritual yaitu sikap yang
terkait dengan pembentukan perilaku peserta didik sebagai orang yang beriman dan bertakwa,
dan (2) sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia,
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Adapun sasaran penilaian hasil belajar pada aspek
sikap dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Sasaran penilaian hasil belajar pada aspek sikap spiritual dan sikap sosial
Tingkatan Sikap Deskripsi
Menerima nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan perhatian terhadap nilai
tersebut
Menanggapi nilai Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas dalam membicarakan
nilai tersebut
Menghargai nilai Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai tersebut; dan komitmen
terhadap nilai tersebut
Menghayati nilai Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem nilai dirinya
Mengamalkan Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya dalam berpikir,
nilai berkata, berkomunikasi, dan bertindak (karakter)

Penilaian Sikap Dalam Pembelajaran


Penilaian sikap sosial dan spiritual lebih tepat dinilai dengan pendekatan evaluative
judgment pendidik terhadap perilaku peserta didik melalui:

1) holistic format: judgment terhadap perilaku peserta didik secara menyeluruh dengan deskripsi
yang eksplisit dari perilaku ideal (sangat baik) sampai perilaku kurang ideal (kurang baik) yang
mencakup semua aspek sikap yang dinilai.
2) analytic format: judgment terhadap perilaku peserta didik secara rinci untuk aspek sikap yang
dinilai dengan indikator perilaku yang eksplisit yang menggambarkan perilaku ideal (sangat
baik) sampai perilaku kurang ideal (kurang baik).

8
Deskripsi perilaku untuk holistic format (penilaian secara menyeluruh) dan indikator perilaku
untuk analytic format (penilaian yang dibuat berdasarkan aspek-aspek tertentu) dirumuskan
secara bersama antara pendidik dan sekolah dengan mengacu kepada nilai yang ingin
dikembangkan disesuaikan dengan tahapan perkembangan moral peserta didik.

Teknik Penilaian Sikap


Penilaian sikap oleh pendidik mata pelajaran, pendidik bimbingan konseling (BK), dan wali
kelas dilakukan melalui observasi yang dicatat dalam jurnal berupa catatan anekdot (anecdotal
record) dan catatan kejadian tertentu (incidental record).

Dalam pelaksanaan penilaian sikap, diasumsikan setiap peserta didik memiliki perilaku yang
baik, sehingga “jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik” maka sikap peserta
didik tersebut dianggap “baik”, sesuai dengan indikator yang diharapkan. Sedangkan “perilaku
sangat baik atau kurang baik” yang dijumpai di kelas selama proses pembelajaran dicatat dalam
jurnal pendidik mata pelajaran. Catatan pendidik mata pelajaran tersebut juga menjadi catatan
bagi pendidik BK dan wali kelas. Penilaian diri dan penilaian antarteman dapat pula dilakukan
pendidik sebagai penunjang dan hasilnya digunakan untuk bahan konfirmasi dalam rangka
pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik.

Adapun rangkuman hasil penilaian sikap oleh pendidik mata pelajaran dan pendidik BK
selama satu semester dikumpulkan kepada wali kelas, yang kemudian menggabungkan dan
merangkum dalam bentuk deskripsi yang akan diisikan ke dalam rapor setiap peserta didik di
kelasnya.

Contoh Instrumen
Berikut akan diuraikan contoh-contoh instrumen yang dapat digunakan pendidik dalam
menilai sikap peserta didik.

INDIKATOR ASPEK SIKAP SECARA UMUM

Butir Nilai Sikap Contoh Indikator secara khusus Contoh Indikator secara umum
Sikap Sosial
1. Jujur  Tidak menyontek dalam  Tidak mengambil/menyalin
adalah perilaku ujian/ulangan bahasa inggris karya orang lain tanpa
dapat dipercaya  Tidak mencontek pekerjaan menyebutkan sumbernya.
dalam perkataan, teman  Mengungkapkan
 Menyampaikan ide/pendapat/informasi apa
tindakan, dan
pendapat/informasi dalam adanya
pekerjaan. percakapan apa adanya  Membuat laporan/cerita
 Mengakui kesalahan yang berdasarkan data atau
dilakukan informasi apa adanya

9
Butir Nilai Sikap Contoh Indikator secara khusus Contoh Indikator secara umum
 Membela teman yang benar  Menyampaikan informasi/cerita
 Menyerahkan barang yang sesuai dengan fakta yang ada.
ditemukan kepada yang berhak
 Mengakui setiap kesalahan
yang diperbuat
 Mengakui kekurangan yang diri
2. Disiplin  Tidak terlambat mengikuti  Datang ke sekolah dan pulang
adalah tindakan pelajaran dari sekolah tepat waktu
yang menunjukkan  Menyelesaikan dan  Patuh pada tata tertib atau
perilaku tertib dan menyerahkan tugas tepat aturan sekolah
patuh pada berbagai waktu  Mengerjakan setiap tugas yang
 Mengerjakan tugas seperti yang diberikan
ketentuan dan
diminta guru  Mengumpulkan tugas tepat
peraturan.
 Menyiapkan alat-alat yang waktu
dibutuhkan dalam mengikuti  Mengikuti kaidah berbahasa
pelajaran yang baik dan benar
 Memakai seragam lengkap
 Menggunakan bahasa Inggris
pada situasi yang tepat
3. Tanggung Jawab  Mendengarkan penjelasan guru  Melaksanakan setiap pekerjaan
adalah sikap dan dengan sungguh sungguh yang menjadi tanggung
perilaku seseorang  Bertanya hal-hal yang tidak jawabnya.
untuk melaksanakan dimengerti  Melaksanakan tugas individu
tugas dan kewajiban  Mengerjakan semua tugas dari dengan baik
guru dengan sebaik-baiknya  Menerima resiko dari setiap
yang seharusnya
 Membawa peralatn belajar tindakan yang dilakukan
dilakukan terhadap
yang dibutuhan  Tidak menyalahkan/menuduh
diri sendiri,  Mencatat hal hal yang orang lain tanpa bukti yang
masyarakat, dijelaskan guru akurat
lingkungan (alam,  Berkonsentrasi dengan apa  Mengembalikan barang yang
sosial dan budaya), yang dilakukan dipinjam
negara, dan Tuhan  Menjawab pertanyaan guru  Membayar semua barang yang
Yang Maha Esa dengan sebaik-baiknya dibeli
 Mencari data atau hal hal yang  Mengakui dan meminta maaf
diperlukan dalam pelajaran dari atas kesalahan yang dilakukan
sumber lain  Menepati janji
 Mengembangkan pengetahuan
yang diperolehnya
 Berlatih mengucapkan kata-
kata dalam bahasa inggris
 Mengajak teman menyelesaik
tugas denagn baik

10
Butir Nilai Sikap Contoh Indikator secara khusus Contoh Indikator secara umum
4. Peduli  Bersalaman dan mencium  Membantu teman berlatih
adalah sikap dan tangan guru mengucapkan kata-kata yang
tindakan yang selalu  Mengucapkan salam dan sulit
berupaya mencegah senyum  Mengajak teman berbahasa
dan memperbaiki  Mau mengantri Inggris
penyimpangan dan  Menghapus papan tulis tanpa  Member tahu kosakata yang
kerusakan (manusia, disuruh sulit
alam, dan tatanan)  Membantu menyiapkan alat  Tidak melakukan aktivitas yang
di sekitar dirinya (kable, in focus, proyektor) mengganggu dan merugikan
tanpa disuruh orang lain
 Membantu membawakan buku  Melakukan aktivitas sosial
buku guru untuk membantu orang-orang
 Mengisi tinta spidol yang membutuhkan
 Mengambil sampah  Memelihara lingkungan sekolah
 Memperingatkan temannya  Membuang sampah pada
untuk tidak membuang sampah tempatnya
sembarang  Mematikan kran air yang
 Memperingatkan temannya mengucurkan air
untuk memperhatikan guru  Mematikan lampu yang tidak
 Menyiapkan jurnal belajar digunakan
dengan cepat  Tidak merusak tanaman di
 Membantu temannya yang lingkungan sekolah
mengalami kesulitan
memahami pelajaran
 Memeringatkan temannya yang
suka mengganggu teman lain
 Membela teman yang teraniaya
 Menjenguk teman yang sakit
 Menyampaikan ke
guru/mengantar ke UKS bila
ada teman yang sakit dikelas
 Merokok
5. Toleransi  Tidak mengejek teman yang  Tidak mengejek teman yang
adalah sikap dan bodoh berbeda pendapat
tindakan yang  Mengajak bergaul semua teman  Menerima kesepakatan
menghargai tanpa membedakan meskipun berbeda dengan
keberagaman latar  Tidak membedakan teman pendapatnya
berdasarkan ras, agama atau  tidak menertawakan teman bila
belakang,
suku salah mengucapkan kata-kata
pandangan, dan dalam bahasa inggris
 Mau berteman dengan siapa
keyakinan saja  Dapat menerima kekurangan
orang lain

11
Butir Nilai Sikap Contoh Indikator secara khusus Contoh Indikator secara umum
 Menghargai teman yang sedang  Dapat memaafkan kesalahan
menjalankan ajaran agamnya orang lain
 Tidak merasa diri, suku, ras nya  Mampu dan mau bekerja sama
yang paling baik dengan siapa pun yang memiliki
 Tidak menjelek jelekan suku, keberagaman latar belakang,
agama lain pandangan, dan keyakinan
 Menunggu teman yang lambat  Tidak memaksakan pendapat
menyelesaikan tugas atau keyakinan pada orang lain
 Memberi kesempatan teman  Menerima perbedaan dengan
lain yang ingin menyampaikan orang lain dalam hal sikap,
pendapatnya perilaku, tradisi, suku, bahasa,
 Tidak mengejek teman yang dan agama.
berbuat kesalahan
 Tidak mengejek teman yang
slah menjawab
6. Gotong Royong[  Ikut kegiatan kerja bakti  Terlibat aktif dalam bekerja
adalah bekerja kebersihan kelas bakti membersihkan kelas atau
bersama-sama  Ikut kerja kelompok sekolah
dengan orang lain  Bersama-sama menjaga  Bersedia melakukan tugas
untuk mencapai kebersihan kelas sesuai kesepakatan bersama
 Bersama-sama menjaga alat-  Bersedia membantu orang lain
tujuan bersama
alat yang digunakan dalam tanpa mengharap imbalan
dengan saling
pelajaran  Aktif dalam kerja kelompok
berbagi tugas dan  Mencari informasi bersama-  Memusatkan perhatian pada
tolong-menolong sama tujuan kelompok
secara ikhlas.  Bekerja sama mencari data  Tidak mendahulukan
yang dibutuhkan kepentingan pribadi
 Mencari jalan untuk mengatasi
perbedaan pendapat/pikiran
antara diri sendiri dengan orang
lain
7. Santun atau Sopan  Tidak berbicara dengan suara  Menghormati orang yang lebih
adalah sikap baik tinggi tua.
dalam pergaulan  Berbicara denagn menjaga  Tidak berkata-kata kotor, kasar,
baik dalam berbicara kontak mata dan tidak menyakitkan.
maupun bertingkah  Mendengarkan orang lain  Tidak meludah di sembarang
berbicara tempat.
laku. Norma
 Tidak menyela pembicaraan  Tidak menyela pembicaraan
kesantunan bersifat
 Membiarkan oarng yang lebih orang lain pada waktu yang
relatif, artinya yang tua melakukan sesuatu lebih tidak tepat
dianggap dahulu
baik/santun pada

12
Butir Nilai Sikap Contoh Indikator secara khusus Contoh Indikator secara umum
tempat dan waktu  Menegur denag sopan bila  Mengucapkan terima kasih
tertentu bisa bertemu di jalan kepada orang yang
berbeda pada  Mengucapkan salam dengan membantunya
tempat dan waktu senyum  Bersikap 3S (salam, senyum,
 Tidak berkata-kata kasar sapa)
yang lain.
 Memberi kesempatan orang  Meminta ijin ketika akan
lain mengungkapkan memasuki ruangan orang lain
pendapatnya atau menggunakan barang milik
 Tidak mencela teman ynag orang lain
berbuat kesalahan  Memperlakukan orang lain
 Tidak berteriak membuat sebagaimana memperlakukan
kegaduhan dirinya sendiri.
 Tidak menjelek-jelekan
temannya
8. Percaya Diri  Mau maju di depan kelas  Berpendapat atau melakukan
adalah kondisi  Menyampaikan perasaan tanpa tindakan tanpa ragu-ragu.
mental atau ragu-ragu  Mampu membuat keputusan
psikologis seseorang  Berbicara dengan tenang dan dengan cepat
yang memberi jelas  Berani presentasi di depan kelas
 Yakin apa yang disampaikan  Berani berpendapat, bertanya,
keyakinan kuat
benar atau menjawab pertanyaan di
untuk berbuat atau
hadapan guru dan teman-
bertindak temannya

1. Lembar Observasi (terbuka/tertutup)

FORMAT LEMBAR OBSERVASI

Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
Tahun Pelajaran :

NO Tanggal Nama Siswa Catatan Pribadi Jenis Sikap Aspek Sikap Tindak lanjut
1
2
3

13
CONTOH KEGIATAN OBSERVASI

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris


Kelas : IX- A
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2015/2016

NO Tanggal Nama Siswa Kelas Catatan Pribadi Jenis Sikap Aspek sikap Tindak lanjut
1 10 -11- Andika VIII-3 Tidak mengerjakan PR Negative Tanggung Teguran
2015 Jawab
2 15-11- Fitria VIII-2 Menghapus papan tulis Positif Peduli Pujian
2015 tanpa disuruh
3 20-11- Maharani VII-4 Melatih teman dalam Positif Kerjasama Pujian
2015 kelompoknya
mengucapkan kalimat
dalam bahasa Inggris
4 21-11- Bayu VIII-4 Berteriak membuat Negatif santun teguran
2015 kegaduhan dan
menggangu temannya
yang sedang melatih
berbicara
5 22-11- Bayu VIII-4 Membawakankan Positif peduli pujian
2015 peralatan guru
6 23-11- Bayu VIII-4 Merokok di toilet Negatif peduli Peringatan (
2015 membuat
pernyataan
tidak merokok
lagi)
7 25-11- Bayu VIII-4 Tidak mengumpulakan negatif Tanggung teguran
2015 tugas menuliskan ceriat jawab
kembali

14
2. Penilaian Jurnal
Rangkuman Jurnal

NO NAMA KELAS RANGKUMAN DISKRIPSI


1 Andika VIII-3 1 sikap negative tanggung
jawab
2 Bayu VIII-4 3 sikap Negatif (santun,
peduli, tanggung jawab)
1 sikap positif (peduli)

2. Penilaian Aspek Pengetahuan


Penilaian pencapaian aspek pengetahuan merupakan penilaian yang dilakukan pendidik
untuk mengukur kemampuan peserta didik sesuai dengan kompetensi-kompetensi dasar
sebagaimana tertuang dalam kurikulum yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural, serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Penilaian pengetahuan, selain
untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar (mastery learning),
juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik
dalam proses pembelajaran (diagnostic). Untuk itu, pemberian umpan balik (feedback) kepada
peserta didik maupun bagi pendidik merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian
dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Catatan pendidik pada setiap
penilaian yang dilakukan sangat berharga bagi perbaikan proses belajar peserta didik.

Cakupan Penilaian Pengetahuan


Di dalam standar kompetensi lulusan (SKL) penilaian hasil belajar mencakup kemampuan
berpikir (proses) dan kemampuan pengetahuan. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada ranah
pengetahuan oleh Pendidik pada kemampuan berpikir (proses) adalah sebagai berikut.

Kemampuan Berpikir Deskripsi


Mengingat Mengemukakan kembali apa yang sudah dipelajari dari
pendidik, buku, sumber lainnya sebagaimana aslinya,
tanpa melakukan perubahan
Memahami Sudah ada proses pengolahan dari bentuk aslinya tetapi
arti dari kata, istilah, tulisan, grafik, tabel, gambar, foto
tidak berubah.
Menerapkan Menggunakan informasi, konsep, prosedur, prinsip,
hukum, teori yang sudah dipelajari untuk sesuatu yang
baru/belum dipelajari
Menganalisis Menggunakan keterampilan yang telah dipelajarinya
terhadap suatu informasi yang belum diketahuinya dalam
mengelompokkan informasi, menentukan keterhubungan

15
Kemampuan Berpikir Deskripsi
antara satu kelompok/ informasi dengan kelompok/
informasi lainnya, antara fakta dengan konsep, antara
argumentasi dengan kesimpulan, benang merah pemikiran
antara satu karya dengan karya lainnya
Mengevaluasi Menentukan nilai suatu benda atau informasi berdasarkan
suatu kriteria
Mencipta Membuat sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada
sehingga hasil tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan
berbeda dari komponen yang digunakan untuk
membentuknya

Sasaran penilaian hasil belajar pada aspek pengetahuan

Dimensi Pengetahuan Deskripsi


Faktual Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda,
angka tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus
dengan suatu mata pelajaran.
Konseptual Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, keterkaitan
antara satu kategori dengan lainnya, hukum kausalita,
definisi, teori
Prosedur Pengetahuan tentang Prosedur dan proses khusus dari
suatu mata pelajaran seperti algoritma, teknik, metoda,
dan kriteria untuk menentukan ketepatan penggunaan
suatu prosedur.

Penyusunan Instrumen
Bentuk penilaian yang dapat digunakan pendidik dalam menilai aspek pengetahuan peserta
didik adalah dengan menggunakan Penilaian Tertulis dan lisan. Penilaian tertulis dilakukan
dengan tes tertulis (paper and pencil test), sedangkan penilaian lisan dilakukan secara lisan. Tes
tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk
tulisan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu harus merespon dalam bentuk jawaban,
tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar
dan sejenisnya. Soal untuk penilaian tertulis dapat berbentuk: Pilihan Ganda, Benar-Salah,
Menjodohkan, Isian, Jawaban Singkat, dan Uraian.

16
Contoh Kisi-kisi
Kompetensi Dasar Kls/Sem Materi Indikator Bentuk Soal
3.1 Menerapkan VIII/1 3.2 ungkapan 3.3 Disajikan teks Pilihan ganda
struktur teks meminta percakapan ungkapan
dan unsur perhatian, meminta perhatian,
kebahasaan mengecek mengecek
untuk pemahaman, pemahaman,
melaksanakan menghargai menghargai kinerja
fungsi sosial kinerja yang yang baik, dan
dari ungkapan baik, dan meminta dan
meminta meminta dan mengungkapkan
perhatian, mengungkap pendapat, siswa
mengecek kan dapat menentukan
pemahaman, pendapat, tujuan ungkapan
menghargai serta tertentu
kinerja yang responnya, yangterdapat dalam
baik, dan sesuai teks.
meminta dan dengan
mengungkapka konteks
n pendapat, penggunaan
serta nya.
responnya,
sesuai dengan
konteks
penggunaannya
.

3.4 Menerapkan VIII/1 teks undangan Disajikan teks undangan isian


struktur teks dan pribadi dan yang belum lengkap, siswa
unsur ucapan selamat dapat menentukan
kebahasaan kata/ungkapan yang tepat
untuk untuk melengkapinya.
melaksanakan
fungsi sosial dari
teks undangan
pribadi dan
ucapan selamat
(greeting card),
sesuai dengan
konteks
penggunaannya.

17
Kompetensi Dasar Kls/Sem Materi Indikator Bentuk Soal
3.11 Menerapkan VIII/2 Disajikan teks undangan Jawaban
struktur teks yang belum lengkap, siswa singkat
dan unsur dapat memilih
kebahasaan kata/ungkapan yang tepat
untuk untuk melengkapinya.
melaksanakan
fungsi sosial
menyatakan dan
menanyakan
tindakan/kejadi
an yang
dilakukan/terjad
i di waktu
lampau, sesuai
dengan konteks
penggunaannya.

3.12 Menerapkan VIII/2 Disajikan teks recount , Benar salah


struktur teks siswa dapat menentukan
dan unsur kesimpulan yang tepat
kebahasaan dari teks tersebut.
untuk
melaksanakan
fungsi sosial
teks recount
dengan
menyatakan dan
menanyakan
tentang
kegiatan,
kejadian, dan
peristiwa,
pendek dan
sederhana,
sesuai dengan
konteks
penggunaannya

18
Kompetensi Dasar Kls/Sem Materi Indikator Bentuk Soal
3.13Menerapkan IX/2 sosial teks factual Disajikan gambar siklus Uraian
report dengan hidup , siswa dapat
struktur teks dan
menyatakan dan menjodohkan pernyataan
unsur kebahasaan menanyakan yang belum lengkap tepat
untuk melaksanakan tentang teks dengan kalimat yang tepat
fungsi sosial teks ilmiah faktual
factual report tentang orang,
dengan menyatakan binatang, benda,
gejala dan
dan menanyakan
peristiwa alam
tentang teks ilmiah dan sosial
faktual tentang
orang, binatang,
benda, gejala dan
peristiwa alam dan
sosial, pendek dan
sederhana, sesuai
dengan konteks
pembelajaran di
pelajaran lain di
Kelas IX.

3.1 Menerapkan IX/1 teks prosedur Disajikan gambar menjodohka


struktur teks dan dengan serangkain kegiatan dalam n
unsur menyatakan dan teks prosedur, siswa dapat
kebahasaan menanyakan menjodohkan gambar
untuk tentang resep denagn instruksi yang
melaksanakan dan manual, tepat
fungsi sosial teks pendek
prosedur dengan
menyatakan dan
menanyakan
tentang resep
dan manual,
pendek dan
sederhana,
sesuai dengan
konteks
penggunaannya.

19
Bentuk-bentuk Soal
1) Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan
jawaban (option). Pokok soal memuat masalah atau materi atau kemampuan yang akan diukur
atau ditanyakan kepada peserta didik (tes). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan
pengecoh (distractor) yang berhubungan dengan materi yang diukur atau ditanyakan.

Kaidah Penulisan
Dalam menyusun soal bentuk pilihan ganda terdapat kaidah penulisan yang harus
diperhatikan yaitu segi materi, konstruksi, dan bahasa sebagai berikut:

Materi
(1) Soal harus sesuai dengan indikator.
(2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
(3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar
Konstruksi
(4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
(5) Pokok soal dilengkapi dengan stimulus dalam bentuk ilustrasi/ kasus/peristiwa/
gambar/tabel/diagram.
(6) Pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
(7) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
(8) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda
(9) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
(10) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di atas salah” atau
“Semua pilihan jawaban di atas benar”.
(11) Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu harus disusun berdasarkan urutan besar
kecilnya nilai angka tersebut.
(12) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan
berfungsi.
(13) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Bahasa
(14) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
(15) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.

20
(16) Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang sama yang bukan merupakan satu
kesatuan.
Contoh Soal
Debby : What is our today’ menu?
Lila : Corn soup and Opor. For desert we have pudding. What do you think?
Debby : Well I think you’d better change Opor with ayam goreng. I think it is more suitable.
Lila : Yes, You are right.

1. In the dialogue above Lila is …


a. asking Debby’s opinion
b. expressing her like
c. giving her opinion
d. making an appointment

2) Benar-Salah
Bentuk soal ini menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinan jawaban. Bentuk
kemungkinan jawaban yang sering digunakan adalah “Benar dan Salah” atau “Ya dan Tidak.
Peserta tes diminta untuk memilih jawaban benar atau salah untuk pernyataan yang disajikan.

Kaidah penulisan soal


(1) Hindarkan penggunaan kata: terpenting, selalu, tidak pernah, hanya, sebagian besar dan kata-
kata lain sejenisnya.
(2) Jumlah rumusan butir soal yang jawabannya benar dan salah hendaknya seimbang.
(3) Susunan pernyataan benar dan salah secara random, tidak sistematis mengikuti pola tertentu.
(4) Hindari pengambilan kalimat langsung dari buku teks

Contoh Soal
I attended a live event recently. The event was a pop concert featuring ten different singers
and bands. Some of the money from the ticket sales was given to charity, for people with
physical and mental abilities.
At the beginning of the show, the sound wasn’t good. Later, the quality improved a lot.
The lighting was very impressive. The crowd was very young; the average age was probably
about 15.
Most of the performers played popular songs. There were some delays between
performances. The Black Eye Peas were the main band; they played last. I thought Lady gaga
was the best performers. Her singing and dancing were excellent, and the audience responded
very well.
To sum up, the show was fantastic. And I was lucky to have a chance to watch it. And most
of all I did a good deed helping people with physical and mental abilities.

21
State whether the statements is TRUE or FALSE
1. The concert is running well in the beginning (T/F)
2. Most of the spectators of the concert are teenagers (T/F)
3. The writer is disappointed with the performance of the singers and bands (T/F)
4. The writer’s main purpose of watching the concert is to amuse himself. (T/F)

3) Menjodohkan
Soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok pertama ditulis pada
lajur sebelah kiri, biasanya merupakan pernyataan soal atau pernyataan stimulus. Kelompok
kedua ditulis pada lajur sebelah kanan, biasanya merupakan pernyataan jawaban atau
pernyataan respon. Peserta tes diminta untuk menjodohkan atau memilih pasangan yang tepat
bagi pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kiri di antara pernyataan yang ditulis pada lajur
sebelah kanan.

Kaidah penulisan soal


(1) Tulislah seluruh pernyataan dalan lajur kiri maupun kanan dengan materi sejenis
(2) Tuliskan pernyataan jawaban lebih banyak dari pernyataan soal.
(3) Susunlah jawaban yang berbentuk angka secara berurutan dari besar ke kecil atau sebaliknya.
(4) Tuliskan petunjuk mengerjakan tes yang jelas dan mudah dipahami.

Contoh Soal

1. Place the lid on the container. Tighten it completely.


2. Pour the blending ingredients in the glass
3. Place container on the blender base, Be sure the container is fully seated

22
4. Push the selected speed button and Hold the container while blending.
5. Pour water into the container and Add ingredients to be processed in the container

4) Isian/Jawaban Singkat
Soal isian adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat, berupa
kata, frase, angka atau simbol.

Kaidah Penulisan Soal


(1) Soal harus sesuai dengan indikator
(2) Menggunakan bahasa yang baik dan kalimat singkat dan jelas.
(3) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti.
(4) Tidak merupakan kalimat yang dikutip langsung dari buku.
(5) Tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban.
(6) Jawaban yang dituntut soal hanya satu untuk setiap butir soal.

Contoh Soal 1
Complete the folloing invitation card with suitable words and expression
Invitation card
Dear ____
_____________________________________________________.
The party is to _________________________________________

Date : ______________
Time : ______________
Venue : ______________
Dress Code: _______________

Regrets only ____ 08534678 56. In ______

We are looking for your joining to our party. Don’t miss it let’s gather and share the old
memories

_______(ex class 9-1 leader of SMP N 1)

Contoh Soal 2
Read the dialogue and answer the questions

Dedi: Hari is absent today. What happened with him?

23
Meta : I heard that he fell over and broke his legs on the way to school. An ambulance took him
to hospital.
Dedi : That’s too bad. Let’s see him in the hospital after school.

1. Where did Hari fall over?


2. When did it happen?
3. Did he badly hurt?

5) Soal Uraian
Soal uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan
mengorganisasikan gagasan/hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan/
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis

Kaidah penulisan soal uraian yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

(1) Soal harus sesuai dengan indikator.


(2) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas
(3) Isi materi sesuai dengan petunjuk pengukuran.
(4) Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas.
(5) Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai: seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan,
tafsirkan, buktikan, hitunglah.
(6) Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
(7) Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya ditulis dengan pendekatan benar 1 dan
salah 0
(8) Hal yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya harus
disajikan dengan jelas dan terbaca, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda
dan juga harus bermakna.
(9) Rumusan butir soal menggunakan bahasa sederhana dan komunikatif, sehingga mudah
dipahami oleh peserta didik.
(10) Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik
atau kelompok tertentu.
(11) Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda
atau salah pengertian.
(12) Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
(13) Rumusan soal sudah mempertimbangkan bias segi bahasa dan budaya.
(14) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah
lain atau nasional.

24
Contoh Soal

With your own words, describe the life cycle of the butterfly

6) Tes Lisan
Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut respon dari peserta didik dalam bentuk
bahasa lisan. Dalam tes ini, peserta didik akan menyampaikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan pendidik dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Tes lisan
biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan percakapan antara pendidik dengan peserta
didik. Tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes yang soal dan jawabannya menggunakan
bahasa lisan.

Kaidah tes lisan :


(1) Sebelum tes lisan dilaksanakan, testee sudah melakukan inventarisasi berbagai jenis soal yang
akan diajukan kepada testee dalam tes lisan tersebut, sehingga tes lisan dapat diharapkan
memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun konstruksinya.
(2) Setiap butir soal yang telah ditetapkan untuk diajukan dalam tes lisan itu, juga harus disiapkan
sekaligus pedoman atau ancar – ancar jawaban betulnya.
(3) Skor atau nilai hasil tes lisan sudah dapat ditentukan disaat masing – masing testee selesai di
tes
(4) Tes hasil belajar yang dilaksanakan secara lisan hendaknya jangan sampai menyimpang atau
berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi.
(5) Sebaiknya dalam melakukan tes lisan pendidik berfungsi sebagai penggali informasi, bukan
hakim yang mengadili, dan bukan pula pendidik yang sedang mengajar di kelas, sehingga
tidak salah menempatkan diri.

25
7) Penugasan
Penugasan atau pemberian tugas adalah cara dalam proses pembelajaran dengan cara
memberi tugas kepada peserta didik. Tugas-tugas tersebut dapat berupa mengikhtisarkan
karangan (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan), membuat kliping, mengumpulkan
gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan. Pelaksanaannya dapat diberikan secara
individual maupun kelompok.

Dalam proses pembelajaran, peserta didik hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan
yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas
dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lain. Penggunaan metode
pemberian tugas bertujuan antara lain: menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif,
mendorong perilaku kreatif, membiasakan berpikir komprehensif, dan memupuk kemandirian
dalam proses pembelajaran

3. Penilaian Aspek Keterampilan


Aspek keterampilan dapat dinilai melalui penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan pengetahuan bagaimana melakukan
sesuatu dan/atau keterampilan tertentu. Penilaian kinerja dapat dilakukan melalui tes praktik,
penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.Lembar penilaian berupa daftar cek
atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

Cakupan Penilaian Keterampilan


Standar Kompetensi kelulusan untuk ranah keterampilan menyatakan bahwa peserta didik
harus memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan
konkret sesuai yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis.

26
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada keterampilan abstrak

Kemampuan Belajar Deskripsi


Mengamati Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca
suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang
dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task)
yang digunakan untuk mengamati
Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan
peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural,
dan hipotetik)
Mengumpulkan Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan,
informasi/mencoba kelengkapan informasi, validitas informasi yang
dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
Menalar/meng-asosiasi Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan
kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua
fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan
mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori,
mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan
antar berbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat;
mengembang-kan interpretasi, struktur baru, argumentasi,
dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/
konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat
yang berbeda dari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasikan Menyajikan hasil kajian dalam bentuk tulisan, grafis, media
elektronik, multi media dan lain-lain.

Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada keterampilan kongkret.

Keterampilan konkret Deskripsi


Persepsi Menunjukan perhatian untuk melakukan suatu gerakan
Kesiapan Menunjukan kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu
gerakan
Meniru Meniru gerakan secara terbimbing
Membiasakan gerakan Melakukan gerakan mekanistik
Mahir Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi

27
Keterampilan konkret Deskripsi
Menjadi gerakan alami/ Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri atas dasar
adaptasi gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya
Menjadi tindakan orisinal Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar ditiru oleh orang
lain dan menjadi ciri khasnya

Penyusunan Instrumen Penilaian Keterampilan


Penilaian keterampilan atau kinerja merupakan penilaian yang menuntut peserta tes untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks
sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Penilaian ini dilakukan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang mengharuskan peserta didik menunjukkan kinerjanya. Cara penilaian ini
dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan
kemampuan peserta didik yang sebenarnya.Penilaian kemampuan kinerja dapat dilakukan
dengan cara yang paling sederhana yaitu menggunakan daftar cek (checklist) dan skala rentang
(rating scale)

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan penilaian kinerja:

(1) Identifikasi langkah-langkah kinerja yang diharapkan sesuai dengan tuntutan kompetensi.
(2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
(3) Upayakan kemampuan yang dinilai tidak terlalu banyak agar dapat diamati.
(4) Kemampuan yang dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang diamati

Dalam penerapannya di lapangan beberapa penilaian dapat dikategorikan ke dalam


penilaian kinerja yaitu penilaian praktek (tes praktek), penilaian produk, dan penilaian proyek.

1) Penilaian Praktik
Penilaian praktik (performance assessment) adalah penilaian yang meminta peserta didik
untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam
konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Karakteristik dasarnya adalah peserta diminta
untuk mendemontrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat
dalam suatu aktivitas (perbuatan). Dalam hal ini perbuatan/penampilan lebih penting daripada
produknya serta lebih banyak menggunakan unsur motorik peserta didik.

Dalam kegiatan praktik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu suatu bahan praktik
harus dapat digeneralisasikan pada tugas-tugas lain yang sering dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari, mengukur lebih dari satu kemampuan, materi praktik relevan dengan materi

28
pelajaran hingga dapat dilaksanakan, dapat diskor dengan akurat dan reliabel, dan penilaiannya
harus adil untuk semua peserta tes,

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat soal praktik:

(1) Identifikasi semua langkah penting yang diperlukan.


(2) Tuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting.
(3) Usahakan kriteria kemampuan yg diukur tidak terlalu banyak.
(4) Definisikan kriteria kemampuan yang akan diukur.
(5) Urutkan kriteria kemampuan yang diukur.
(6) Periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang sudah dibuat
sebelumnya.

2) Penilaian Produk
Penilaian produk atau hasil kerja (product assessment) adalah penilaian terhadap
keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk
tersebut. Hasil kerja yang dimaksud disini adalah produk kerja peserta didik dengan
menggunakan motoriknya seperti aransemen musik, koreografi, melukis, menyulam, menyusun
karangan termasuk hasil kerja (produk). Dalam penilaian ini yang lebih diutamakan adalah produk
atau hasil akhir dari peserta didik.

Tahapan yang perlu dilakukan dalam penilaian produk:

(1) Tahap persiapan meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam merencana-
kan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
(2) Tahap pembuatan (produk) meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi, menggunakan bahan, alat dan teknik.
(3) Tahap penilaian meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk
sesuai dengan yang diharapkan.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan hasil kerja adalah kualitas bahan yang digunakan,
relevansi, dan mewakili kompetensi yang diukur, kualitas hasil kerja akhir, jumlah dan objektivitas
hasil kerja. Sedang intrumen yang dapat digunakan pendidik dalam penilaian hasil kerja peserta
didik dapat berupa anecdotal record (catatan yang dibuat pendidik selama melakukan
pengamatan pada waktu proses tahapan produksi); checklist atau lembar observasi (catatan yang
berisi sejumlah keterampilan akan diukur, kemudian menilai apakah selama menyelesaikan tugas
peserta didik sudah menunjukkan keterampilan yang diharapkan.

29
3) Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode
tertentu. Langkah-langkah dalam mengerjakan soal proyek ini adalah peserta didik harus
mengumpulkan data, mengorganisasikan, mengevaluasi, dan menyajikan data dalam bentuk
tulisan laporan. Dalam perencanaan penilaian proyek perlu diperhatikan kemampuan
pengelolaan seperti penentuan topik yang tepat, relevansi atau kesesuaian pengetahuan/
keterampilan pembelajaran, dan keaslian yaitu dukungan peserta didik pada topik yang akan
diproyekkan, artinya bahwa topik yang diajukan adalah asli di sekolah itu serta dapat dilakukan
peserta didik.

Dalam pelaksanaan penilaian proyek harus fokus pada proses dan produk. Untuk itu dalam
perencanaan penilaian perlu diperhatikan apakah suatu proyek sesuai dengan pengetahuan/
keterampilan dan tujuan pembelajaran dengan aktifitas proyek yang direncanakan. Kemudian
perlu dilakukan pembuatan spesifikasi proses suatu proyek: pemilihan topik, diagram investigasi,
tahapan proses, dan pemantauan. Selain itu dalam pelaksanaan proyek pendidik harus dapat
melakukan pencatatan dan penilaian untuk perbaikan proyek peserta didik, serta perkiraan
perkembangan tugas dan keberhasilan tugas.

4) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio (portfolio assessment) adalah suatu kumpulan/hasil kerja peserta didik
dari waktu ke waktu yang dapat memberikan informasi hasil belajar peserta didik dan
perkembangan pengetahuan peserta didik. Tujuan portofolio adalah untuk menghargai
perkembangan yang dialami peserta didik, mendokumentasikan proses pembelajaran, memberi
perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik, meningkatkan efektifitas proses
pengajaran, bertukar informasi dengan orang tua dan pendidik lain, membina/mempercepat
pertumbuhan konsep diri, meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri, dan membantu
peserta didik dalam merumuskan tujuan.

Portofolio dibagi ke dalam tiga kelompok. Pertama, portofolio kerja: usaha dilakukan peserta
didik sendiri/bersama kelompok, dan menyediakan data cara peserta didik mengorganisasikan
dan mengelola kerja serta prestasi belajar peserta didik.Kedua, portofolio dokumentasi berupa
koleksi hasil kerja peserta didik terpilih dalam masa tertentu, dan ketiga, portofolio penampilan
berupa koleksi hasil kerja peserta didik terbaik untuk menunjukkan penampilan dan digunakan
untuk penilaian/sertifikasi.

Prinsip penggunaan portofolio adalah adanya saling mempercayai antara pendidik dan
peserta didik pada hasil, pencapaian tugas portofolio merupakan kerahasiaan bersama antara
pendidik dan peserta didik, hasil tugas merupakan milik bersama antara pendidik dan peserta

30
didik, dalam pelaksanaan tugas ada kepuasan antara peserta didik dengan pendidik, serta adanya
kesesuaian kompetensi yang diinginkan dengan pencapaian tugas dari peserta didik.

Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam penggunaan portofolio yaitu:

(1) Memastikan peserta didik memiliki berkas portofolio


(2) Menentukan bentuk/hasil pekerjaan
(3) Mengumpulkan/menyimpan dokumen/hasil pekerjaan
(4) Menentukan kriteria penilaian penilaian yang digunakan
(5) Mengharuskan peserta didik menilai pekerjaannya secara kontinu
(6) Menentukan/menyelenggarakan pertemuan portofolio
(7) Melibatkan orang tua dalam proses penilaian portofolio

31
CONTOH KISI KISI TES KETRAMPILAN

Kompetensi Dasar Kls/Sem Materi Indikator Jenis Test Bentuk Tes Contoh Instrument
4.1Menyusun teks VIII/1 mengucapkan dan Diberikan situasi Tes praktek Role Play A. Tell your friend to
merespon yang menghendaki complete the form.
lisan sederhana
ungkapan peserta didik Check his/her
untuk mengucapkan meminta melakukan understanding of
dan merespon perhatian, percakapan your instruction
ungkapan meminta mengecek mengucapkan dan B. Your friend will ask
perhatian, pemahaman, dan merespon you to do
mengecek menghargai ungkapan meminta something. Give
kinerja yang baik, perhatian, response
pemahaman, dan
mengecek
menghargai kinerja pemahaman, dan
yang baik, dengan menghargai kinerja
memperhatikan yang baik,
fungsi sosial,
struktur teks, dan
unsur kebahasaan
yang benar dan
sesuai konteks.

32
4.12Menyusun teks VIII/2 Teks deskriptif Disajikan gambar, Tes tertulis Karangan
deskriptif lisan dan siswa dapat
tulis, pendek dan menuliskan
sederhana, tentang deskripsi sederhana
orang, binatang, dan gambar tersebut
benda, dengan
memperhatikan
fungsi sosial, Look a the picture, write a
struktur teks, dan short description of the
unsur kebahasaan picture!
yang benar dan
sesuai konteks

33
34
35
36
37
38
BAB III. PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN HASIL
BELAJAR OLEH PENDIDIK

A. Pengolahan Hasil Penilaian oleh Pendidik


Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian hasil belajar
peserta didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan
pelaporan hasil penilaian peserta didik pada aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan. Agar pelaporan hasil penilaian peserta didik objektif, akuntabel, dan informatif,
pendidik harus terlebih dahulu melakukan pengolahan hasil penilaian hasil belajar secara benar
dan efektif. Pengolahan hasil penilaian peserta didik merupakan kegiatan merekapitulasi,
menganalisis, dan melaporkan hasil penilaian pencapaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik kepada pelaku pendidikan terkait dalam kurun waktu tertentu. Hasil penilaian
pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat atau deskripsi. Sedangkan
hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik disampaikan dalam
bentuk angka dan/atau deskripsi.

1. Pengolahan Penilaian Pencapaian Sikap


Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan metode observasi perilaku dengan
menggunakan instrumen lembar observasi atau jurnal. Penilaian diri dan penilaian antar teman
dapat juga digunakan untuk melihat sikap peserta didik, tetapi capaian hasil penilaian sikap
terutama diperoleh dari hasil observasi perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Hasil
dari penilaian diri dan penilaian antar teman digunakan sebagai alat evaluasi diri tentang sikap
dan kemampuan peserta didik untuk memperbaiki proses pembelajaran atau dapat juga
digunakan sebagai data konfirmasi perilaku peserta didik. Sedangkan jurnal/catatan guru selain
juga untuk memperkuat catatan perilaku peserta didik juga dapat digunakan untuk mengisi
saran-saran pada buku rapor. Pengolahan hasil penilaian sikap dapat dilakukan minimal 2 (dua)
kali dalam satu semester, yaitu pada pertengahan dan akhir semester. Pada pertengahan
semester atau akhir semester, guru kelas dan wali kelas berkewajiban melaporkan hasil penilaian
sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial secara deskriptif berdasarkan catatan-catatan hasil
observasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran selama proses pembelajaran di dalam
maupun di luar kelas. Laporan penilaian sikap dibuat dalam bentuk deskripsi berdasarkan rapat
dewan guru.

39
Pengolahan hasil observasi untuk membuat deskripsi sikap dilakukan dengan pendekatan
evaluative judgment guru terhadap perilaku peserta didik berdasarkan catatan catatan hasil
observasi dan jurnal. Pengolahan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:

(a) Holistik
Judgment terhadap perilaku siswa secara menyeluruh dengan deskripsi yang eksplisit dari
perilaku ideal (sangat baik) sampai perilaku kurang ideal (kurang baik) yang mencakup semua
aspek sikap yang dinilai.

(b) Analitik
Judgment terhadap perilaku siswa secara rinci untuk aspek sikap yang dinilai dengan
indikator perilaku yang eksplisit yang menggambarkan perilaku ideal (sangat baik) sampai
perilaku kurang ideal (kurang baik).

Jadi dalam pengolahan sikap/perilaku peserta didik, sejak dari awal pembelajaran guru
kelas/wali kelas/ sekolah harus sudah mengembangkan indikator-indikator perilaku yang
menggambarkan nilai-nilai perilaku yang ideal sampai perilaku kurang ideal yang akan
dikembangkan di sekolah. Indikator-indikator inilah yang menjadi acuan untuk mendeskripsikan
perilaku peserta didik. Deskripsi perilaku secara Holistik atau indikator perilaku untuk analitik,
bentuk formatnya dapat dirumuskan secara bersama antara guru dan sekolah dengan mengacu
kepada nilai (values) yang ingin dikembangkan yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan
moral peserta didik. Rumusan yang dijabarkan tersebut merupakan rubric untuk melakukan
penilaian.

Contoh Format Holistik

Nilai Deskripsi Perilaku Catatan

Sangat Baik (A)

Baik (B)

Agak Baik (C)

Kurang baik (D)

40
*Catatan : Nilai dalam format ini tidak baku, bisa disesuaikan dengan kondisi sekolah Kategori C
dan D dapat diubah menjadi PB perlu bimbingan

Contoh Format Analitik

Aspek Indikator Perilaku Nilai Catatan


(4 level)

Kejujuran Sangat Baik (A)


Baik (B)
Agak Baik (C)
Kurang Baik (D)

Disiplin

Tanggung jawab

Kesantunan

*Catatan : Nilai dalam format ini tidak baku, bisa disesuaikan dengan kondisi sekolah Kategori C
dan D dapat diubah menjadi PB perlu bimbingan

Berikut ini contoh hasil observasi terbuka yang dilakukan guru untuk sikap spiritual dan sosal.

Tabel 4.1: Catatan hasil observasi terbuka untuk sikap spiritual


Nama
No Waktu Peserta Catatan Perilaku Butir Sikap
didik
1. 21/07/15 Ahmad  Tidak mengikuti sholat Jumat
yang diselenggarakan di Ketaqwaan
sekolah.
Ramdani  Mengganggu teman yang Ketaqwaan
sedang berdoa sebelum
makan siang di kantin.
2. 22/09/15 Burhan  Mengajak temannya untuk Ketaqwaan
berdoa sebelum pertandingan

41
Nama
No Waktu Peserta Catatan Perilaku Butir Sikap
didik
sepakbola di lapangan
olahraga sekolah.
Andi  Mengingatkan temannya
untuk melaksanakan sholat Toleransi
Dzuhur di sekolah. beragama
3. 18/11/15 Dona  Ikut membantu temannya
untuk mempersiapkan Toleransi
perayaan keagamaan yang beragama
berbeda dengan agamanya di
sekolah.
4. 13/12/15 Rudi  Menjadi anggota panitia
perayaan keagamaan di Ketaqwaan
sekolah.
5. 23/12/15 Ani  Mengajak temannya untuk
berdoa sebelum praktik Ketaqwaan
memasak di ruang
keterampilan.
*Format observasi tidak baku dan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan guru

Tabel 4.2: Catatan hasil observasi terbuka untuk sikap sosial


Nama Butir Sikap
No Tanggal Peserta Catatan Perilaku
didik
Dona Menyelesaikan tugas lebih cepat dari Tanggung
1 21/07/15 waktu yang ditentukan jawab

Mengerjakan tugas menulis dengan Jujur


2
6/08/15 Badrun melihat pekerjaan temannya
Yamin - Mengomunikasikan hasil tanpa ragu percaya diri
dan bangga dengan karyanya
3 22/09/15 Dodi - Menjawab pertanyaan dengan tepat
dan tegas

Agus - tidak mendengarkan teman lain yang Peduli


4 9/10/15 mengemukakan pendapatnya dalam
diskusi

42
Amri Mau merespon presentasi/ ungkapan Santun
5 pendapat teman dengan bahasa yang
18/11/15 tidak menyakiti/ menyinggung
Sita -Menulis dengan ide yang orisinal Kreatif
Diah -Mengomentari presentasi teman dari
6 -berbagai sudut pandang
13/12/15 Dini -Memberikan berbagai solusi dari
masalah yang disajikan
*Format observasi tidak baku dan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan guru

Langkah-langkah pengolahan hasil observasi untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan


sikap selama pertengahan semester dan atau satu semester adalah sebagai berikut:

 Wali kelas mengumpulkan catatan-catatan sikap yang dibuat guru mata pelajaran dan
guru BK.
 Wali kelas mengelompokkan (menandai) catatan-catatan sikap yang dibuat guru mata
pelajaran dan guru BK ke dalam indikator-indikator sikap spiritual dan sikap sosial yang
sudah ditetapkan.

Wali kelas membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan
indikator-indikator sikap spiritual dan sosial yang teramati dan dibandingkan dengan acuan
indikator-perilaku yang dibuat sekolah (Rubrik). Hasil penilaian diri, penilaian antar teman, dan
catatan guru dapat digunakan untuk memperkuat hasil observasi.

Hasil penilaian pencapaian sikap spiritual dan sikap sosial direkap oleh pendidik dan
disampaikan dalam bentuk deskripsi. Berikut disajikan langkah-langkah untuk membuat deskripsi
pencapaian sikap selama satu semester.

a. Pendidik mengelompokkan atau menandai catatan-catatan sikap peserta didik yang


memperlihatkan perilaku sangat baik (SB) dan atau perilaku perlu bimbingan (PB) yang
dituliskan dalam jurnal baik sikap spiritual maupun sikap sosial.
b. Pendidik membuat rekapitulasi sikap dalam jangka waktu satu semester.
c. Pendidik membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan
catatan-catatan jurnal untuk setiap siswa.
d. Wali kelas atau pendidik kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari pendidik lain
dan warga sekolah (pendidik ekstrakurikuler, petugas kebersihan dan penjaga sekolah).
Kemudian, dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial, wali kelas
atau pendidik kelas menyimpulkan rumusan deskripsi pencapaian sikap spiritual dan
sosial setiap peserta didik.

43
Berikut adalah rambu-rambu rumusan deskripsi pencapaian sikap selama satu semester:

a. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa
yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu
peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ...
b. Deskripsi sikap mencatat perkembangan sikap peserta didik yang sangat baik dan atau
perlu bimbingan dalam jurnal.
c. Apabila peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap peserta didik tersebut
diasumsikan baik.
d. Dengan ketentuan bahwa sikap dikembangkan selama satu semester, deskripsi nilai sikap
peserta didik berdasarkan sikap peserta didik pada masa akhir semester. Oleh karena itu,
sebelum deskripsi sikap akhir semester dirumuskan, pendidik harus memeriksa jurnal
secara keseluruhan hingga akhir semester untuk melihat apakah telah ada catatan yang
menunjukkan bahwa sikap peserta didik tersebut telah menjadi sangat baik, baik, mulai
berkembang, atau perlu bimbingan.
e. Apabila peserta didik memiliki catatan sikap perlu bimbingan dalam jurnal dan peserta
didik tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan positif, deskripsi sikap peserta
didik tersebut dirapatkan dalam forum dewan pendidik pada akhir semester.

Berikut ini disajikan contoh rekap jurnal pencapaian kompetensi sikap spiritual dan deskripsi
dalam rapor.

Tabel Contoh Rekap Jurnal Pecapaian Kompetensi Sikap Spiritual


No Nama Ketaatan Berperilaku Berdoa Toleransi Deskripsi
Beribadah Syukur Beragama dalam Rapor
SB PB SB PB SB PB SB PB
1 Doni √ √ √ √ Doni sangat
baik dalam
ketaatan
beribadah,
berperilaku
syukur, berdoa,
dan toleransi
bergama
2 Ningsih √ √ √ √ Dengan
bimbingan dan
pendampingan
yang lebih,
Ningsih akan
mampu

44
meningkatkan
sikap dalam
ketaatan
beribadah,
berperilaku
syukur, berdoa,
dan toleransi
bergama
3 Rosi Rosi
memperlihatkan
sikap yang baik
dalam ketaatan
beribadah,
berperilaku
syukur, berdoa,
dan toleransi
bergama1)
4 Hadi √ √ Hadi sangat
baik dalam
ketaatan
beridah dan
dengan
bimbingan dan
pendampingan
yang lebih,
Diana akan
mampu
meningkatkan
sikap toleransi
beragama
1) Karena tidak ada catatan dalam jurnal, Hadi dapat diasumsikan berperilaku baik sehingga bisa
(pilihan) dicatat dalam deskripsi rapor berperilaku baik.

45
Berdasarkan rekap pencapaian sikap spiritual pada tabel di atas, maka contoh deskripsi
pencapaian sikap spiritula dalam rapor sebagai berikut :

Nama Peserta Didik : Doni Kelas : I-A


NISN/NIS : 30401540/1415001 Semester : I (Satu)
Nama Sekolah : SMP Bagimu Negeri Tahun Pelajaran : 2015 / 2016
Alamat Sekolah : Jl. Ahmad Yani Jakarta

Deskripsi
1. Sikap Spiritual Doni sangat baik dalam ketaatan beridah dan dengan
bimbingan dan pendampingan yang lebih, Diana akan
mampu meningkatkan sikap toleransi beragama

2. Sikap Sosial ………

2. Pengolahan Penilaian Pencapaian Pengetahuan


Hasil penilaian pencapaian pengetahuan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka,
predikat, dan/atau deskripsi. Nilai pencapaian pengetahuan diolah secara kuantitatif dengan
menggunakan angka dengan skala 0 -100, predikat dan/atau deskripsi capaian kemampuan
peserta didik. Predikat yaitu pengkategorian standar capaian siswa dalam bentuk abjad (A =
sangat baik, B = Baik, C = cukup, D = kurang). Pengkategorian standar ini ditetapkan sekolah yang
merupakan gambaran capaian standar sekolah. Deskripsi tersebut berupa kalimat positif terkait
capaian kemampuan peserta didik dalam setiap muatan/mata pelajaran yang mengacu pada
setiap KD pada muatan/mata mata pelajaran. Nilai pengetahuan diperoleh dari nilai ulangan
harian (NUH), nilai ulangan tengah semester (NUTS), dan nilai ulangan akhir semester (NUAS)
yang dilakukan dengan beberapa teknik penilaian.

46
Penilaian pengetahuan yang dilakukan dalam satu semester dapat digambarkan dalam
skema berikut:

KD- KD- KD- KD- KD- KD- KD- KD- KD-


3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.6 3.7 3.8

UH- UH- UH- UH-


1 2 4 5
UH- UTS UH- UAS
3 6

Gambar Contoh Ulangan dalam Satu Semester

Nilai ulangan harian (NUH)


Nilai ulangan harian merupakan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil penilaian ulangan
harian melalui tes tertulis dan/atau penugasan untuk setiap KD. Dalam perhitungan nilai rata-
rata DAPAT diberikan pembobotan untuk nilai tes tertulis dan penugasan MISALNYA 60% untuk
bobot tes tertulis dan 40% untuk penugasan. Pembobotan ini ditentukan sepenuhnya oleh
pendidik berkoordinasi dengan satuan pendidikan.

Ulangan harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD yang gemuk (cakupan materi
yang luas) sehingga ulangan harian tidak perlu menunggu selesainya pembelajaran KD tersebut.
Materi dalam suatu ulangan harian untuk KD gemuk mencakup sebagian dari keseluruhan materi
yang dicakup oleh KD tersebut. Bagi KD dengan cakupan materi sedikit, ulangan harian dapat
dilakukan setelah pembelajaran lebih dari satu KD.

Tabel Contoh Pengolahan Nilai Ulangan Harian

Mata Pelajaran : ...


Kelas/Semester : ...
UH-1 UH-2 UH-3 UH UH UH-6 Rata-
No. Nama -4 -5 Rata
KD
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.6 3.7 3.8
1 Ani 75 60 80 68 66 80 79 67 90 73,88
2 Budi 71 78 67 69 91 76 66 87 75 75,55
3 Dst

47
1. Nilai UTS (NUTS) merupakan nilai yang diperoleh dari ulangan tengah semester yang
terdiri atas beberapa kompetensi dasar.
2. Nilai UAS (NUAS) merupakan nilai yang diperoleh dari ulangan akhir semester yang
mencakup semua kompetensi dasar dalam satu semester.
3. Nilai Akhir (NA) merupakan hasil pengolahan dari NUH, NUTS, NUAS dengan
memperhitungkan bobot masing-masing yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.

Selanjutnya NUH digabung dengan NUTS dan NUAS untuk memperoleh nilai akhir seperti
pada tabel berikut.

Tabel Contoh Pengolahan Nilai Akhir


NA
Nama NUH NUTS NUAS NA
Pembulatan
Ani 73,89 90 80 79,45 79
Budi 75,56 75 80 76,53 77
...

Pada contoh di atas, NUTS dan NUAS dimasukkan ke dalam tabel pengolahan nilai akhir
semester secara gelondongan, tanpa memilah-milah nilai per KD berdasarkan nilai NUTS dan
NUAS. Pendidik dapat memilah-milah nilai per KD hasil UTS dan UAS sebelum memasukkan ke
dalam tabel pengolahan nilau akhir semester. Pemilahan nilai per KD tersebut untuk mengetahui
KD mana saja yang siswa sudah dan belum belum mencapai ketuntasan belajar untuk keperluan
pemberian pembelajaran remedial dan pendeskripsian capaian pengetahuan dalam rapor.

Jika pendidik memutuskan untuk melakukan pembobotan NUH: NUTS: NUAS, misalnya
dengan pembobotan NUH : NUTS : NUAS = 2 : 1 : 1, penghitungan nilai akhir (NA) Ani adalah:

(2  73,89)  (1  90 )  (1  80 )
NA  = 79,45
4

Nilai Akhir Ani sebesar 79,45 selanjutnya dibulatkan menjadi 79.

Selain nilai dalam bentuk angka, nilai juga dapat diberikan dalam bentuk predikat dan
deskripsi capaian pengetahuan untuk setiap mata pelajaran.

48
Nilai predikat peserta didik diperoleh dengan menentukan nilai tersebut kedalam rentang
predikat yang ditetapkan sekolah.

Contoh skala nilai untuk penetapan predikat:

Skala Predikat
86 – 100 Sangat baik (A)
70 – 85 Baik (B)
56 – 69 Cukup (C)
≤ 55 Kurang (D)

Jadi berdasarkan contoh di atas, Predikat Ani adalah B

Deskripsi capaian pengetahuan dilakukan dengan mengikuti rambu-rambu berikut:

1) Deskripsi pengetahuan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan


kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi
masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ....
2) Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai oleh siswa
dan yang penguasaannya belum optimal.
3) Deskripsi capaian pengetahuan didasarkan pada bukti-bukti pekerjaan siswa yang
didokumentasikan dalam portofolio pengetahuan. Apabila KD tertentu tidak memiliki
pekerjaan yang dimasukkan ke dalam portofolio, deskripsi KD tersebut didasarkan pada skor
angka yang dicapai.

Contoh pengolahan nilai pengetahuan pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas VII semester I.
Hasil Penilaian ke
No Nama KD Rata2
1 2 3 4 ...
1 Ani 3.1 75 68 70 71
3.2 60 66 70 65
3.3 86 80 90 80 84
3.4 80 95 88
3.5 88 80 84
Nilai RAPOR 78

Keterangan:

1) Penetapan batas ketuntasan oleh satuan pendidikan = 70

49
2) KD 3.1 dilakukan tagihan penilaian sebanyak 3 kali, maka nilai pengetahuan pada KD 3.1
75  68  70
  71
3
71  65  84  89  83
3) Nilai akhir rapor   78
5
4) Predikat berdasarkan tabel skala di atas adalah B
5) Deskripsi berisi beberapa kompetensi yang sangat baik dikuasai oleh siswa dan
kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Pada nilai diatas yang kuasai siswa adalah KD
3.4 dan yang perlu diitngkatkan pada KD 3.2.

Contoh deskripsi diatas:

Memiliki kemampuan cukup baik tenang pemahaman fungsi social, struktur,


dan unsur kebahasaan pada teks interaksi transaksional yang melibatkan
tindakan dan memberi informasi terkait nama dan jumlah binatang, benda
dan bangunan publik, namun perlu peningkatan pemahaman yang terkait
jati diri, pendek dan sederhana .

3. Pengolahan Penilaian Pencapaian Keterampilan


Hasil penilaian pencapaian keterampilan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka
dan/atau deskripsi. Nilai pencapaian keterampilan diolah secara kuantitatif dengan
menggunakan angka dengan skala 0 -100, predikat, dan/atau deskripsi capaian kemampuan
peserta didik. Predikat seperti halnya pada nilai pengetahuan, diberikan dalam bentuk abjad (A
= sangat baik, B = Baik, C = Cukup, D = kurang) untuk mengkategorikan capaian siswa. Penetapan
kategori ini ditetapkan satuan pendidikan. Deskripsi tersebut berupa kalimat positif terkait
capaian kemampuan peserta didik dalam setiap muatan/mata pelajaran yang mengacu pada
setiap KD pada muatan/mata mata pelajaran. Nilai keterampilan diperoleh dari nilai ulangan
harian (NUH), nilai ulangan tengah semester (NUTS), dan nilai ulangan akhir semester (NUAS)
yang dilakukan dengan beberapa teknik penilaian.

50
Penilaian keterampilan dalam satu semester dapat digambarkan dengan skema berikut:

KD KD KD KD KD KD
4-1 4-2 4-3 4-4 4-5 4-6

Pro-2 Pro-3
Kin-1 Por-1
Pro-1
Kin-2 Kin-3 Por-2 Por-2

Gambar Contoh Penilaian Keterampilan


Keterangan: Kin = Kinerja; Pro = Proyek ; Por = Portofolio

Penilaian dalam satu semester yang dilakukan sebagaimana disajikan pada Gambar di atas
dapat menghasilkan skor seperti dituangkan dalam Tabel berikut.

Tabel 3.6 Contoh Pengolahan Nilai Keterampilan


Skor
Kinerja Kinerja Portofol
KD Proyek Akhir
(Proses) (Produk) io
KD*
4.1 92 92
4.2 66 75 75
4.3 87 87
4.4 70 87 78,50
4.5 80 80
4.6 85 85
Nilai Akhir Semester 82,916
Pembulatan 83

Catatan:

1. Penilaian KD 4.2 dilakukan 2 (dua) kali dengan teknik dan tugas yang sama. Oleh karena
itu skor akhir adalah skor optimum. Penilaian untuk KD 4.4 dilakukan 2 (dua) kali tetapi
dengan teknik yang berbeda. Oleh karenanya skor akhir adalah rata-rata dari skor yang
diperoleh melalui teknik yang berbeda tersebut.

51
2. KD 4.3 dan KD 4.4 dinilai melalui penilaian proyek. Nilai yang diperoleh untuk kedua KD
tersebut sama (dalam contoh di atas 87).
3. Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata-rata skor akhir keseluruhan KD
keterampilan yang dibulatkan ke bilangan bulat terdekat.

Seperti nilai pengetahuan, nilai keterampilan dapat diberikan dalam bentuk angka, predikat,
dan deskripsi. Berikut adalah rambu-rambu rumusan deskripsi capaian keterampilan.

a. Deskripsi keterampilan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan


kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi
masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ....
b. Deskripsi berisi beberapa keterampilan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai oleh
siswa dan yang penguasaannya belum optimal.
c. Deskripsi capaian keterampilan didasarkan pada bukti-bukti karya siswa yang
didokumentasikan dalam portofolio keterampilan. Apabila KD tertentu tidak memiliki
karya yang dimasukkan ke dalam portofolio, deskripsi KD tersebut didasarkan pada skor
angka yang dicapai. Portofolio tidak dinilai (lagi) dalam bentuk angka.

Contoh pengolahan nilai kompetensi keterampilan.

Berikut cara pengolahan nilai keterampilan mata pelajaran Seni Tari kelas X yang dilakukan
melalui praktik pada KD 4.1 sebanyak 1 kali dan KD 4.2 sebanyak 2 kali, KD 4.4 melalui produk
sekali, dan Proyek 1 kali, kemudian untuk KD 4.3 dan 4.4 melalui proyek secara bersamaan.

Skor
KD Praktik Produk Proyek Portofolio
Akhir
4.1 87 87
4.2 66 75 75
4.3 92 92
4.4 75 82 78,50
Rerata 83,125

Keterangan:

 Pada KD 4.1, 4.2, dan 4.3 Skor Akhir diperoleh berdasarkan nilai optimum, sedangkan
untuk 4.4 diperoleh berdasarkan rata-rata karena menggunakan teknik yang berbeda.
 Nilai akhir semester didapat dengan cara merata-ratakan skor akhir pada setiap KD.

52
92  75  87  78,50
 Nilai keterampilan NA   83,125  83 (pembulatan).
4
 Apabila kategori capaian sama seperti pada nilai pengetahuan, maka capaian yang
diperoleh peserta didik termasuk kategori B (baik)
 Nilai akhir keterampilan dilengkapai deskripsi kompetensi singkat yang menonjol
berdasarakan histori pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester.
 Deskripsi nilai keterampilan diatas adalah:

Memiliki keterampilan meragakan ragam gerak tari sesuai dengan iringan

B. Pemanfaatan Hasil Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik

Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan siswa,
selain itu hasil penilaian dapat juga memberi gambaran tingkat keberhasilan pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu. Berdasarkan hasil penilaian, kita dapat menentukan langkah atau
upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar oleh pendidik,
Satuan Pendidikan, Orang Tua, Siswa, maupun Pemerintah.

Berdasarkan berbagai jenis penilaian yang dilakukan pendidik, hasil penilaian yang dilakukan
harus diinformasikan langsung kepada peserta didik sehingga dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan peserta didik, pendidik, dan satuan pendidikan selama proses pembelajaran
berlangsung (melalui ulangan/pengamtan harian) maupun setelah beberapa kali program
pembelajaran (UTS), atau setelah selesai program pembelajaran selama satu semester (UAS).

Hasil analisis penilaian pengetahuan dan keterampilan berupa informasi tentang peserta
didik yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan peserta didik yang belum
mencapai KKM. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM perlu ditindaklanjuti dengan
remedial, sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan pengayaan.

1. Program Pembelajaran Remedial


Program remedial atau perbaikan adalah program pembelajaran yang diperuntukkan bagi
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar atau tingkat minimal pencapaian
kompetensi. Pembelajaran Remedial adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang belum mencapai kompetensi minimal dalam satu KD/subtema tertentu.
Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam
pembelajaran remedial pendidik akan membantu peserta didik untuk memahami kesulitan

53
belajar yang dihadapi, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki cara belajar dan sikap belajar
yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran remedial bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan
latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan
sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran remedial, media
pembelajaran harus betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam
memahami KD yang dirasa sulit. Alat evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran remedial pun
perlu disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

Pelaksanaan Pembelajaran Remedial


Pelaksanaan Pembelajaran Remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan yang
dapat dilakukan dengan cara:

a. Pemberian bimbingan secara perorangan. Hal ini dilakukan bila ada beberapa anak yang
mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara
individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami
oleh peserta didik.
b. Pemberian bimbingan secara kelompok, dilakukan apabila dalam pembelajaran klasikal
ada beberapa peserta didik mengalami kesulitan yang sama. Bimbingan dapat diberikan
secara kelompok.
c. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran
ulang dilakukan apabila semua anak mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan
dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan
tes/pertanyaan.
d. Bimbingan dapat diberikan melalui tugas-tugas latihan secara khusus dengan
memanfaatkan tutor sebaya baik secara individu maupun kelompok. Apabila tingkat
kesulitan yang dialami oleh peserta didik memerlukan bimbingan khusus, maka
bimbingan harus dilakukan oleh pendidik secara individual maupun kelompok.

Prinsip-prinsip Pembelajaran Remedial


a. Adaptif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai
dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing.

b. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya melibatkan keaktifan pendidik untuk secara intensif
berinteraksi dengan peserta didik dan selalu memberikan monitoring dan pengawasan agar
mengetahui kemajuan belajar peserta didik.

54
c. Multi metode dan penilaian
Pembelajaran remedial perlu menggunakan berbagai metode pembelajaran dan metode
penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

d. Pemberian umpan balik sesegera mungkin


Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan
belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin agar dapat menghindari kekeliruan belajar
yang berlarut-larut.

e. Berkesinambungan
Pembelajaran remedial dilakukan secara berkesinambungan dan harus selalu tersedia
programnya agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan
keperluannya masing-masing.

Langkah-langkah pembelajaran remedial


Langkah pembelajaran remedial sebagai berikut.

1. Identifikasi permasalahan pembelajaran, yang dilakukan berdasarkan hasil analisis


ulangan harian, tugas. Permasalahan pembelajaran dapat dikategorikan menjadi
permasalahan pada keunikan peserta didik, materi ajar, dan strategi pembelajaran.
2. Menyusun Perencanaan berdasarkan permasalahan (keunikan peserta didik, materi
pembelajaran, dan strategi pembelajaran).
3. Melaksanakan program remedial, yang dilakukan secara individual, kelompok, dan
klasikal dengan menggunakan multi metode dan multi media.
4. Melaksanakan penilaian program remedial untuk mengetahui keberhasilan peserta didik.

55
Langkah pembelajaran remedial disajikan pada Gambar berikut.

Identifikasi Permasalahan Pembelajaran

Permasalah pada Permasalahan Permasalahan pada


keunikan peserta pada materi ajar Strategi
didik pembelajaran
( KD )

Menyusun
Perencanaan

Segera Saat Proses Pelaksanaan Program Dilakukan diluar Jam


Pembelajaran Remedial Belajar Efektif

Menyesuaikan Menyiapkan Menyesuaikan


dengan Keunikan Alternatif Contoh- Strategi
Peserta Didik Contoh Terkait Pembelajaran
Materi Ajar

Penilaian Otentik

Hal-hal Penting dalam Pelaksanaan Remedial


a. Pendidik memberikan pembelajaran pada KD yang belum dikuasai oleh peserta didik
melalui upaya tertentu. Setelah perbaikan pembelajaran dilakukan, pendidik melakukan
penilaian untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal. Apabila telah mencapai kriteria ketuntasan, peserta didik dapat melanjutkan
pembelajaran pada KD/subtema/tema berikutnya.
b. Hasil penilaian melalui ulangan harian, penugasan dapat digunakan oleh pendidik untuk
merencanakan perbaikan (remedial) dan pengayaan (enrichment). Penilaian yang
dimaksud tidak terpaku pada hasil tes (ulangan harian) pada KD tertentu.
c. Pembelajaran remedial dilaksanakan sampai peserta didik menguasai KD yang
ditentukan.
d. Teknik pembelajaran remedial bisa diberikan secara individual, berkelompok, atau
klasikal. Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran remedial yaitu; pembelajaran individual, pemberian tugas, diskusi,
tanyajawab, kerja kelompok, dan tutor sebaya.

56
e. Aktivitas pendidik dalam pembelajaran remedial, antara lain; memberikan tambahan
penjelasan atau contoh, menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan
sebelumnya, mengkaji ulang pembelajaran yang lalu, menggunakan berbagai jenis media.
Setelah peserta didik mendapatkan perbaikan pembelajaran dilakukan penilaian, untuk
mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai KD yang ditetapkan.
f. Pendidik melakukan identifikasi terhadap kesulitan peserta didik, kemudian membuat
perencanaan pembelajaran remedial meliputi penentuan materi ajar, penetapan
metode, pemilihan media, dan penilaian.

2. Program Pengayaan
Program pengayaan adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang telah
melampaui ketuntasan belajar yang fokus pada pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang
dipelajari.

Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:

a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan
tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan
tema/sub tema yang dipelajari pada jam-jam pelajaran sekolah;
b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan.

Jenis-Jenis Pembelajaran Pengayaan


a. Kegiatan eksploratori yang masih terkait dengan KD/subtema/tema yang sedang
dilaksanakan yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian yang dimaksud
antara lain peristiwa sejarah, buku.
b. Keterampilan yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman
dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
c. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan
belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan
pembelajaran pemecahan masalah, penemuan, proyek, dan penelitian ilmiah.

Pemecahan masalah ditandai dengan:

1) Identifikasi permasalahan yang akan dikerjakan;


2) Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;
3) Penggunaan berbagai sumber;
4) Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;
5) Analisis data;
6) Penyimpulan hasil investigasi.

57
Langkah-langkah dalam Pembelajaran Pengayaan
Langkah-langkah dalam pembelajaran pengayaan sebagai berikut.

a. Identifikasi,
Melalui observasi proses pembelajaran, peserta didik sudah terindikasi memiliki kemampuan
yang lebih dari teman lainnya (bisa ditandai dengan penguasaan materi yang cepat dan
membutuhkan waktu yang lebih singkat, sehingga peserta didik seringkali memiliki waktu sisa
yang lebih banyak, karena dapat menyelesaikan tugas atau menguasai materi dengan cepat).

b. Perencanaan
Berdasarkan hasil identifikasi, pendidik dapat merencanakan program pembelajaran pengayaan,
misalnya belajar mandiri dan/atau kelompok, memecahkan masalah, menjadi tutor sebaya.

c. Pelaksanaan.
Berdasarkan perencanaan, pendidik memberikan pengayaan bagi peserta didik yang memiliki
kemampuan yang lebih dari teman lainnya.

58
BAB IV. PENUTUP

Kurikulum 2013 untuk tingkat SMP sudah diimplementasikan sejak bulan juli 2013 pada
beberapa sekolah, pada tahun 2014 diimplementasikan pada seluruh sekolah, dan pada tahun
2015 karena timbulnya permasalahan dalam implementasinya, sebagian besar sekolah kembali
ke kurikulum 2013 dan sebagian lagi, terutama sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum
2013 sejak tahun 2013 tetap melanjutkan kurikulum 2013. Dengan diberlakukannya kurikulum
2013 dan kurikulum 2004 di sekolah sekolah pada dasarnya tidak perlu mempengaruhi proses
pembelajaran dan penilaian yang harus dilakukan oleh pendidik. Pendidik tetap perlu
mengembangkan penilaian yang mengukur capaian siswa yang mencakup aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
kreativitas tinggi peserta didik serta memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya sesuai dengan
standar kompetensi yang perlu dicapai peserta didik.

Kurikulum 2013 merupakan hasil evaluasi terhadap KTSP dan menjadi penguat dalam
peningkatan kompetensi yang seimbang antara sikap (attitude), keterampilan (skill/psikomotor),
dan pengetahuan (knowledge). Pada kurikulum 2013 proses pembelajaran berbasis pada
kompetensi dengan didukung oleh 4 pilar aktifitas pembelajaran yaitu produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif. Di dalam dokumen kurikulum 2013 terdapat deskripsi Kompetensi Dasar, Kompetensi
Inti dan Struktur Kurikulum. Kompetensi Dasar dikembangkan dari Kompetensi Inti yang
mengikat berbagai Kompetensi Dasar ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang harus dicapai peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus dimiliki peserta didik melalui pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran peserta didik aktif, sedangkan Kompetensi Dasar merupakan kompetensi minimal
yang harus dicapai oleh peserta didik untuk materi dan jenjang tertentu.

Perubahan proses pembelajaran dan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013


menuntut pendidik untuk mengukur ketiga ranah kompetensi yaitu kompetensi sikap spiritual
dan sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara seimbang dan
terintegratif. Oleh sebab itu pendidik perlu merancang dan mengembangkan berbagai jenis
penilaian untuk mengukur ketiga ranah tersebut untuk mengukur ketercapaian setiap
kompetensi dasar.

Buku pedoman teknis penilaian ini berisi contoh-contoh instrumen untuk berbagai bentuk
penilaian dan gambaran tentang pengolahan dan pemanfaatan hasil penilaian. Mudah-mudahan
buku pedoman teknis penilaian ini dapat memberi gambaran tentang instrumen penilaian yang
dapat dikembangkan lebih jauh oleh pendidik di sekolah.

59

Anda mungkin juga menyukai