Anda di halaman 1dari 3

SURAT EDARAN

NOMOR 169 TAHUN 2020


TENTANG
PENYESUAIAN SISTEM KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DAN
PEGAWAI PEMERINTAH NON PEGAWAI NEGERI (PPNPN) DALAM UPAYA
PENCEGAHAN PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)
DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

A. Latar Belakang

Menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 34 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Surat
Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara
Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Instansi
Pemerintah dan sehubungan dengan perkembangan situasi penyebaran COVID-
19 dan setelah dilakukan evaluasi, maka perlu diterbitkan Surat Edaran tentang
Penyesuaian Sistem Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pgawai Pemerintah
Non Pegawai Negeri (PPNPN) Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-
19 di Lingkungan Badan Pusat Statistik (BPS).

B. Maksud dan Tujuan

1. Memberikan perlindungan atas kesehatan dan keselamatan bagi PNS dan


PPNPN di lingkungan BPS terhadap kemungkinan terjadinya penyebaran
COVID-19.

2. Tindaklanjut atas Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 34 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Surat
Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 19 Tahun 2020 tentang Peyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara
Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Instansi
Pemerintah.

3. Memberikan panduan pelaksanaan tugas kedinasan dengan bekerja di


rumah/tempat tinggalnya (Work From Home/WFH) bagi Pejabat Pimpinan
Tinggi Madya, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator,
Pejabat Pengawas, Pelaksana, pengelola kepegawaian, dan PPNPN di
lingkungan BPS dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

C. Ruang Lingkup

Surat Edaran ini memuat panduan pelaksanaan tugas kedinasan dengan bekerja
di rumah/tempat tinggalnya (Work From Home/WFH) bagi Pejabat Pimpinan
Tinggi Madya, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, Pejabat
Pengawas, Pelaksana, pengelola kepegawaian, dan PPNPN di lingkungan BPS
dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

D. Dasar

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 2020;
-2-

3. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 34 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Surat Edaran
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19
Tahun 2020 tentang Peyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara Dalam
Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Instansi
Pemerintah;
4. Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
PK.02.01/B.VI/839/2020 tanggal 5 Maret 2020 perihal Himbauan Tentang
Upaya Pencegahan Penularan COVID-19 di Tempat Kerja;
5. Evaluasi Pimpinan BPS terhadap perkembangan situasi penyebaran COVID-
19.

E. Ketentuan

1. Terhitung Mulai Tanggal 1 – 21 April 2020 setiap unit kerja di lingkungan BPS
agar meminimalkan semua kegiatan perkantoran sementara waktu berikut
fasilitas operasional dan memaksimalkan PNS untuk bekerja melalui
mekanisme WFH bagi seluruh PNS baik di BPS (Pusat), Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Statistik, Politeknik Statistika STIS, BPS Provinsi, dan BPS
Kabupaten/Kota.

2. BPS RI:
a. Dalam kondisi tertentu PNS sebagaimana pada angka 1 yang melakukan
WFH dapat diminta untuk masuk kerja di kantor sesuai dengan penugasan
dari atasannya masing-masing sesuai kebutuhan organisasi;
b. Khusus bagi PPNPN diatur lebih lanjut oleh Kepala Biro Umum/Kepala
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Statistik/Direktur Politeknik Statistika
STIS.

3. BPS Provinsi/Kabupaten/Kota:
a. Ketentuan sebagaimana pada angka 1 dengan mempertimbangkan
penetapan status darurat bencana pada Pemerintah Daerah setempat;
b. Dalam kondisi tertentu PNS sebagaimana pada angka 1 yang melakukan
WFH dapat diminta untuk masuk kerja di kantor sesuai dengan penugasan
dari atasannya masing-masing sesuai kebutuhan organisasi;
c. Khusus bagi PPNPN diatur lebih lanjut oleh Kepala BPS Provinsi/Kepala
BPS Kabupaten/Kota.

4. PNS yang sedang melaksanakan tugas kedinasan melalui WFH:


a. Melaksanakan WFH sesuai jam kerja sebagaimana diatur dalam
Peraturan Kepala BPS Nomor 51 Tahun 2017 tentang Teknis
Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan
Pusat Statistik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala
Badan Pusat Statistik Nomor 47 Tahun 2018 tidak berlaku toleransi
keterlambatan selama 8 (delapan) kali dalam sebulan untuk di wilayah
DKI;
b. Harus berada pada tempat tinggal masing-masing, kecuali dalam keadaan
mendesak seperti misalnya untuk memenuhi kebutuhan terkait pangan,
kesehatan, ataupun keselamatan dan harus melaporkan kepada atasan
langsungnya;
c. Sistem presensi, pembuatan rencana kerja, laporan pekerjaan, dan lain-
lain dilakukan menggunakan aplikasi kaizala yang diatur lebih lanjut oleh
Kepala Biro Kepegawaian bersama Direktorat Sistem Informasi Statistik.
-3-

5. Apabila dalam kondisi sangat mendesak, PNS dapat mengajukan cuti dengan
syarat/ketentuan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
dan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 24 Tahun 2017.

6. PNS yang melaksanakan tugas kedinasan melalui WFH tetap diberikan


tunjangan kerja dengan berpedoman pada Peraturan Kepala BPS Nomor 51
Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan
Pusat Statistik Nomor 47 Tahun 2018.

F. Penutup

1. Ketentuan dalam Surat Edaran ini berlaku mulai tanggal 1 April 2020 dan akan
dievaluasi sesuai dengan pengumuman resmi dari pemerintah.

2. Dengan ditetapkannya Surat Edaran ini, maka terhitung mulai tanggal 1 April
2020 Surat Edaran Nomor 135 Tahun 2020, Surat Edaran Nomor 153 Tahun
2020, dan Surat Edaran Nomor 157 Tahun 2020 dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku lagi.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Maret 2020
a.n. KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

Anda mungkin juga menyukai