Disusun Oleh:
Kelompok 2
Dosen Pengajar :
Catur Puspawati ST., MKM.
Endang Uji Wahyuni SKM., MKM.
Tingkat 3 STR B
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
2020
Sedangkan untuk data yang berbentuk kelompok rata-rata atau mean capat dicari
menggunakan rumus :
Keterangan:
Fi = Frekuensi Kelas
Xi = Nilai tengah kelas
Sebenarnya data kelompok berasal dari data tunggal yang banyak frekuensinya. Namun,
apabila disajikan dalam bentuk tunggal maka akan membingungkan bagi yang menulis dan
membaca. Maka dibuatlah data dalam bentuk kelompok.
Dalam kasus ini sudah berbentuk data kelompok untuk contoh data kelompok mean,
median, maupun modus.
Data Kelompok
Data nilai statistika 32 mahasiswa
Kelas interval F X i F i . X i
5 2 - 5 8 2 5 5 1 1 0
5 9 - 6 5 2 6 2 1 2 4
6 6 - 7 2 1 1 6 9 7 5 9
7 3 - 7 9 9 7 6 6 8 4
8 0 - 8 6 6 8 3 4 9 8
8 7 - 9 3 2 9 0 1 8 0
J u m l a h 3 2 2 3 5 5
B. Median
Median merupakan data yang berada
paling tengah. Untuk mencari median
dari sekumpulan data dapat dicari dengan cara mengurutkan terlebih data tersebut dari yang
terkecil sampai terbesar atau sebaliknya.
Contoh:
Apabila data dalam bentuk tunggal, seperti :
6, 7, 8, 9, 6 ,7, 8, 9, 7, 8, 6,
Maka untuk mencari median terlebih dahulu data diurutkan dari yang terkecil ke terbesar
atau sebaliknya.
Misalkan dalam kasus ini kita urutkan dari yang terkecil ke terbesar
6, 6, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 9
Maka median dari data tersebut yaitu 7. Karena 7 merupakan bilangan yang paling
tengah diantara bilangan yang lainnya.
Sedangkan untuk data berkelompok dapat dicari dengan cara berikut:
Dimana:
Me = Median
b = Batas bawah kelas median (kelas bawah-0,5)
n = Banyak data/jumlah sampel
p = Panjang kelas interval
F = Jumlah semua frekuensi sebelum frekuensi
kelas median
f = Frekuensi kelas median
Contoh:
K e l a s i n t e r v a l F i
5 2 - 5 8 2
5 9 - 6 5 2
6 6 - 7 2 1 1
7 3 - 7 9 9
8 0 - 8 6 6
8 7 - 9 3 2
J u m l a h 3 2
Data nilai statistika 32 mahasiswa
Adapun untuk mencari nilai dari median terlebih dahulu mencari kelas median tersebut.
Kelas median = ½ n = 32/2 = 16
Jadi kelas median terletak pada interval ke-4
2. Median sebagai nilai tengah mudah dipahami dan perhitungannya relatif lebih mudah
dibandingkan dengan mean.
3. Median dapat digunakan untuk menghitung data dalam bentuk distribusi frekuensi dengan
kelas terbuka vang tidak dapat dilakukan dengan perhitungan mean.
4. Median dapat digunakan untuk menghitung nilai tengah data kualitatif. Misalnya,
intensitas jawaban tentang pendapat masyarakat terhadap pro- gram penggunaan oralit
pada penderita diare, seperti sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak
setuju, maka mediannya sama dengan (5+ 1)/2=3 berarti kurang setuju.
Di samping beberapa keuntungan yang telah disebutkan di atas, median sebagai nilai
tengah juga mempunyai beberapa kerugian atau kelemahan sebagai berikut.
1) Perhitungan median relatif lebih rumit dibandingkan dengan mean, misalnya untuk
mengetahui nilai di mana medi ada harus disusun lebih dahulu terutama bila datanya
cukup banyak.
2) Median tidak memperhitungkan setiap nilai hasil pengamatan seperti berada maka data
yang mean.
3) Nilai median gabungan dua kelompok tidak sama dengan jumlah nilai kelompok satu
ditambah nilai kelompok dua.
Dari hasil perhitungan, posisi median terletak pada posisi kea Sesuai dengan kadar Hb 10
mg%.
Bila data yang diperoleh merupakan bilangan genap, misalnya 6 orang, yang Frekuensi
maka posisi median terletak pada posisi ke-3 dan ke-4.
Posisi median 1 2 3 4 5 6
Kadar Hb (mg%) 8 9 10 11 12 13
Median terletak antara posisi ke-3 dan ke-4 sehingga nilai median sy dengan
(10 + 11)/2 = 11,5 g%
Keterangan:
Me = median
Me’ = nilai sebelum median tercapai
I = interval kelas
Me” = posisi median = ½ n
fkum = frekuensi kumulatif kurang dari tepi bawah kelas sebelum median
f = frekuensi kelas dimana median berada
Contoh
Misalkan, Berat Badan 10 orang wanita hamil yang datang ke Rumah Sakit A pada bulan
September 1997 adalah sebagai berikut.
Jumlah pengamatan dari median = ½ n = 5
Median terletak pada posisi ke-1 dan ke-2
Nilai sebelum median tercapai = 45,5
Interval kelas =5
Frekuensi kumulatif kelas sebelum median = 4
Frekuensi kelas di mana median berada = 2
Me = 45,5 + 5(5-4)/2
= 45,5 + 2,5 = 48
C. Modus
Modus merupakan data yang sering muncul atau data yang paling banyak muncul.
Contoh:
Apabila data dalam bentuk tunggal, seperti :
6, 7, 8, 9, 6 ,7, 8, 9, 7, 6, 6,
Dari data di atas terlihat bahwa
Angka 6 sebanyak 4x
Angka 7 sebanyak 3x
Angka 8 sebanyak 2x
Angka 9 sebanyak 2x
Sehingga modus dari kasus tersebut yaitu angka 6, karena 6 muncul sebanyak 4x, lebih
banyak dari data yang lainnya.
Sedangkan untuk data berkelompok dapat dicari dengan cara berikut
Dimana:
Mo = Modus
b = Batas bawah kelas modus (kelas bawah-0,5)
cari frekuensi terbanyak
p = Panjang kelas interval
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya
Contoh:
Data nilai statistika 32 mahasiswa
K e l a s I n t e r v a l F i
5 2 - 5 8 2
5 9 - 6 5 2
6 6 - 7 2 1 1
7
D. Kuartil3 - 7 9 9
8 0 - 8 6 6
8 7 - 9 3 2
K
J uu ma rl t
a i h 3 l a d a 2l a h
berkelompok menjadi empat bagian yang sama besar. Istilah kuartil dalam kehidupan kita
sehari-hari lebih dikenal dengan istilah kuartal. Dalam dunia statistik, yang dimaksud dengan
kuartil ialah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam
empat bagian yang sama besar, yaitu masing masing sebesar ¼ N. Jadi disini akan kita
jumpai tiga buah kuartil, yaitu kuartil pertama (Q1), kuartil kedua (Q2), dan kuartil ketiga
(Q3). Ketiga kuartil inilah yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data yang kita
selidiki menjadi empat bagian yang sama besar, masing-masing sebesar ¼ N, seperti terlihat
dibawah ini. Jalan pikiran serta metode yang digunakan adalah sebagaimana yang telah kita
lakukan pada saat kita menghitung median. Hanya saja, kalau median membagi seluruh
distribusi data menjadi dua bagian yang sama besar, maka kuartil membagiseluruh distribusi
data menjadi empat bagian yang sama besar.
Cara menentukan kuartil dibagi menjadi 2 tipe, antara lain sebagai berikut:
Jawaban:
= 4 + ¾ (4-4) = 4
= 7 + ½ (7-7) = 7
= 8 + ¼ (9-8)
Keterangan:
Q = Kuartil
L = Titik bawah
N = Banyak data
i = Kuartil 1, 2, 3
I = Panjang kelas
Interval F
87-108 2
109-130 6
131-152 10
153-174 4
175-196 3
25
Jawaban:
Q1 (kuartil 1)
N = 25
1/4N = ¼ x 25 = 6.25
Cf = 2
F = 6
I = 22
= 124.08
Jawaban:
Q3 (kuartil 3)
N = 25
Cf = 2 + 6 + 10 = 18
F = 4
I = 22
= 152.5 + 16.5 : 4
E.
2. Persentil Data
Kelompok
Rumus Persentil Data
Kelompok
Keterangan:
D = Presentil
L = Titik
bawah
N = Banyak
data
I = Persentil 1, 2, 3 … 100
Cf = Frekuensi komulatif – sebelum kelas
Fd = Frekuensi kelas presentil
I = Panjang kelas
F. Pengertian Desil
Desil adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data
yang kita selidiki ke dalam 10 bagian yang sama besar, yang masing-masing sebesar 1/10 N.
kita jumpai sebanyak 9 buah titik desil, dimana kesembilan buah titik desil itu membagi
seluruh distribusi frekuensi ke dalam 10 bagian yang sama besar.
Kegunaan desil adalah untuk menggolongkan-golongkan suatu distribusi data ke dalam
sepuluh bagian yang sama besar, kemudian menempatkan subjek-subjek penelitian ke dalam
sepuluh golongan tersebut.
Cara menentukan desil dibagi menjadi 2 tipe, antara lain sebagai berikut:
1. Desil Data Tunggal
Rumus Desil Data Tunggal
Jawaban:
Data di urutkan: 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 9, 10
Letak desil ke- 2 diurutan data ke- 2(10+1)/10 = 22/10 = 2,2
Keterangan:
D = Desil
L = Titik bawah
N = Banyak data
I = Desil 1, 2, 3 … 10
Cf = Frekuensi komulatif – sebelum kelas
Fd = Frekuensi kelas desil
I = Panjang kelas
Jawaban:
Ds 7 (desil 7)
N = 25
7/10N = 7/10 x 25 = 17.5
L = 131 – 0.5 = 130.5
Cf =2+6=8
Fd = 10
I = 22
Ds 7 = L + ((7/10N – Cf) x I) : fd
= 130.5 + ((17.5 – 8) x 22) : 10
= 130.5 + (9.5 x 22) : 10
= 130.5 + 209 : 10
= 130.5 + 20.9
= 151.4
DAFTAR PUSTAKA