Anda di halaman 1dari 18

STATISTIK KESEHATAN

“Menjelaskan Konsep Nilai-Nilai Pusat (Central Tendency)”

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Christian Kawatasi S. P. (P23133117072)

Ghufran Haning Putra (P23133117075)

Heny Sulistiyowati (P23133117052)

Syifa Fitriani (P23133117066)

Virda Aurelin (P23133117068)

Dosen Pengajar :
Catur Puspawati ST., MKM.
Endang Uji Wahyuni SKM., MKM.

Tingkat 3 STR B
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
2020

NILAI-NILAI PUSAT (CENTRAL TENDENCY)


A. Mean (Rata-Rata)
Mean merupakan rata-rata dari sekumpulan data. Rata-rata atau mean dapat dicari
dengan menjumlahkan seluruh data dan membaginya dengan banyaknya data tersebut.
Contoh:
 Data Tunggal
Apabila data dalam bentuk tunggal, seperti :
6, 7, 8, 9, 6 ,7, 8, 9, 7, 8,
Maka rata-rata (mean) dapat dicari dengan cara :
6 + 7 + 8 + 9 + 6 + 7 + 8 + 9 +7 + 8
= 75/10
= 7,5
Itulah cara mencari rata-rata untuk data tunggal

Sedangkan untuk data yang berbentuk kelompok rata-rata atau mean capat dicari
menggunakan rumus :

Keterangan:
Fi = Frekuensi Kelas
Xi = Nilai tengah kelas

Sebenarnya data kelompok berasal dari data tunggal yang banyak frekuensinya. Namun,
apabila disajikan dalam bentuk tunggal maka akan membingungkan bagi yang menulis dan
membaca. Maka dibuatlah data dalam bentuk kelompok.
Dalam kasus ini sudah berbentuk data kelompok untuk contoh data kelompok mean,
median, maupun modus.

 Data Kelompok
Data nilai statistika 32 mahasiswa
Kelas interval F X i F i . X i
5 2 - 5 8 2 5 5 1 1 0
5 9 - 6 5 2 6 2 1 2 4
6 6 - 7 2 1 1 6 9 7 5 9
7 3 - 7 9 9 7 6 6 8 4
8 0 - 8 6 6 8 3 4 9 8
8 7 - 9 3 2 9 0 1 8 0
J u m l a h 3 2 2 3 5 5

B. Median
Median merupakan data yang berada
paling tengah. Untuk mencari median
dari sekumpulan data dapat dicari dengan cara mengurutkan terlebih data tersebut dari yang
terkecil sampai terbesar atau sebaliknya.
Contoh:
Apabila data dalam bentuk tunggal, seperti :
6, 7, 8, 9, 6 ,7, 8, 9, 7, 8, 6,
Maka untuk mencari median terlebih dahulu data diurutkan dari yang terkecil ke terbesar
atau sebaliknya.

Misalkan dalam kasus ini kita urutkan dari yang terkecil ke terbesar
6, 6, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 9
Maka median dari data tersebut yaitu 7. Karena 7 merupakan bilangan yang paling
tengah diantara bilangan yang lainnya.
Sedangkan untuk data berkelompok dapat dicari dengan cara berikut:

Dimana:
Me = Median
b = Batas bawah kelas median (kelas bawah-0,5)
n = Banyak data/jumlah sampel
p = Panjang kelas interval
F = Jumlah semua frekuensi sebelum frekuensi
kelas median
f = Frekuensi kelas median

Contoh:

K e l a s i n t e r v a l F i
5 2 - 5 8 2
5 9 - 6 5 2
6 6 - 7 2 1 1
7 3 - 7 9 9
8 0 - 8 6 6
8 7 - 9 3 2
J u m l a h 3 2
Data nilai statistika 32 mahasiswa

Adapun untuk mencari nilai dari median terlebih dahulu mencari kelas median tersebut.
Kelas median = ½ n = 32/2 = 16
Jadi kelas median terletak pada interval ke-4

Setelah mendapatkan kelas median selanjutnya dapat mencarinya dengan menggunakan


rumus di atas.
Keuntungan dan kerugian median:
1. Median mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan mean, terutama bila
data yang kita peroleh tidak simetris karena median paling stabil jika dibandingkan
dengan mean. Oleh karena itu, dikatakan bahwa median merupakan nilai tengah yang
paling sedikit dipengaruhi oleh nilai ekstrem dibandingkan dengan mean.

2. Median sebagai nilai tengah mudah dipahami dan perhitungannya relatif lebih mudah
dibandingkan dengan mean.

3. Median dapat digunakan untuk menghitung data dalam bentuk distribusi frekuensi dengan
kelas terbuka vang tidak dapat dilakukan dengan perhitungan mean.

4. Median dapat digunakan untuk menghitung nilai tengah data kualitatif. Misalnya,
intensitas jawaban tentang pendapat masyarakat terhadap pro- gram penggunaan oralit
pada penderita diare, seperti sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak
setuju, maka mediannya sama dengan (5+ 1)/2=3 berarti kurang setuju.

Di samping beberapa keuntungan yang telah disebutkan di atas, median sebagai nilai
tengah juga mempunyai beberapa kerugian atau kelemahan sebagai berikut.
1) Perhitungan median relatif lebih rumit dibandingkan dengan mean, misalnya untuk
mengetahui nilai di mana medi ada harus disusun lebih dahulu terutama bila datanya
cukup banyak.
2) Median tidak memperhitungkan setiap nilai hasil pengamatan seperti berada maka data
yang mean.
3) Nilai median gabungan dua kelompok tidak sama dengan jumlah nilai kelompok satu
ditambah nilai kelompok dua.

Penghitungan median data yang tidak dikelompokkan


Untuk menghitung nilai median, mula-mula data disusun secara berurutan dari yang kecil
ke yang besar atau sebaliknya, kemudian tentukan posisi median dengan menggunakan rumus
7.10 bila jumlah pengamatan ganjil, tetapi bila jumlah pengamatan genap maka akan
diperoleh dua median dan hitunglah rata-rata dari dua posisi median tersebut.
Terakhir, cocokkan posisi median dengan nilai data yang telah disusun dan kita akan
memperoleh nilai median.
Contoh
Misalkan kita akan mengukur Hb 5 orang wanita hamil yang datang ke bagian kebidanan
di Rumah Sakit A dan kita akan menentukan nilai mediannya.
Posisi median terletak pada (5 +1) /2=3
Kadar Hb yang diperoleh disusun secara teratur: 8,9, 10, 11, 12
Agar lebih jelas maka data di atas dapat kita susun sebagai berikut.
Posisi median 1 2 3 4 5
Kadar Hb (mg%) 8 9 10 11 12

Dari hasil perhitungan, posisi median terletak pada posisi kea Sesuai dengan kadar Hb 10
mg%.
Bila data yang diperoleh merupakan bilangan genap, misalnya 6 orang, yang Frekuensi
maka posisi median terletak pada posisi ke-3 dan ke-4.
Posisi median 1 2 3 4 5 6
Kadar Hb (mg%) 8 9 10 11 12 13
Median terletak antara posisi ke-3 dan ke-4 sehingga nilai median sy dengan
(10 + 11)/2 = 11,5 g%

Penghitungan median pada distribusi frekuensi yang dikelompokkan


Kita sering memperoleh data yang telah disusun menjadi distribusi fre vang
dikelompokkan tanpa mengetahui hasil pengamatannya, tetapi t ingin mengetahui median
dari hasil tersebut.
Penghitungan median pada data distribusi frekuensi yang telah du lompokkan dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Tentukan nilai sebelum median tercapai.
2. Tentukan posisi median (Me") = Vn.
3. Tentukan frekuensi kumulatif nilai sebelum median tercapai.
4. Tentukan interval kelas.
5. Tentukan frekuansi kelas di mana median berada.
6. Hitunglah nilai median menggunakan rumus.
Rumus:
Me = Me’+I (Me”- f kum)/ f

Keterangan:
Me = median
Me’ = nilai sebelum median tercapai
I = interval kelas
Me” = posisi median = ½ n
fkum = frekuensi kumulatif kurang dari tepi bawah kelas sebelum median
f = frekuensi kelas dimana median berada

Contoh
Misalkan, Berat Badan 10 orang wanita hamil yang datang ke Rumah Sakit A pada bulan
September 1997 adalah sebagai berikut.
Jumlah pengamatan dari median = ½ n = 5
Median terletak pada posisi ke-1 dan ke-2
Nilai sebelum median tercapai = 45,5
Interval kelas =5
Frekuensi kumulatif kelas sebelum median = 4
Frekuensi kelas di mana median berada = 2
Me = 45,5 + 5(5-4)/2
= 45,5 + 2,5 = 48

C. Modus
Modus merupakan data yang sering muncul atau data yang paling banyak muncul.
Contoh:
Apabila data dalam bentuk tunggal, seperti :
6, 7, 8, 9, 6 ,7, 8, 9, 7, 6, 6,
Dari data di atas terlihat bahwa
Angka 6 sebanyak 4x
Angka 7 sebanyak 3x
Angka 8 sebanyak 2x
Angka 9 sebanyak 2x

Sehingga modus dari kasus tersebut yaitu angka 6, karena 6 muncul sebanyak 4x, lebih
banyak dari data yang lainnya.
Sedangkan untuk data berkelompok dapat dicari dengan cara berikut

Dimana:
Mo = Modus
b = Batas bawah kelas modus (kelas bawah-0,5)
cari frekuensi terbanyak
p = Panjang kelas interval
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya

Contoh:
Data nilai statistika 32 mahasiswa

K e l a s I n t e r v a l F i
5 2 - 5 8 2
5 9 - 6 5 2
6 6 - 7 2 1 1
7
D. Kuartil3 - 7 9 9
8 0 - 8 6 6
8 7 - 9 3 2
K
J uu ma rl t
a i h 3 l a d a 2l a h
berkelompok menjadi empat bagian yang sama besar. Istilah kuartil dalam kehidupan kita
sehari-hari lebih dikenal dengan istilah kuartal. Dalam dunia statistik, yang dimaksud dengan
kuartil ialah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam
empat bagian yang sama besar, yaitu masing masing sebesar ¼ N. Jadi disini akan kita
jumpai tiga buah kuartil, yaitu kuartil pertama (Q1), kuartil kedua (Q2), dan kuartil ketiga
(Q3). Ketiga kuartil inilah yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data yang kita
selidiki menjadi empat bagian yang sama besar, masing-masing sebesar ¼ N, seperti terlihat
dibawah ini. Jalan pikiran serta metode yang digunakan adalah sebagaimana yang telah kita
lakukan pada saat kita menghitung median. Hanya saja, kalau median membagi seluruh
distribusi data menjadi dua bagian yang sama besar, maka kuartil membagiseluruh distribusi
data menjadi empat bagian yang sama besar.

Cara menentukan kuartil dibagi menjadi 2 tipe, antara lain sebagai berikut:

1. Kuartil Data Tunggal

Rumus Kuartil Data Tunggal

Contoh Soal Kuartil Data Tunggal

Tentukan Q1, Q2 dan Q3 dari data: 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 9, 10, 8, 3, 7, 12

Jawaban:

Data yang telah di urutkan: 3, 3, 4, 4, 4, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12

Letak Q1 adalah 1 (14+1)/4 = 15/4 = 3 ¾

Q1 =X3 + ¾ (X4 – X3)

     = 4 + ¾ (4-4) = 4

Letak Q2 adalah 2 (14+1)/4 = 15/2 = 7 ½

Q2 =X7 + ½  (X7 – X6)

      = 7 + ½ (7-7) = 7

Letak Q3 adalah 3 (14+1)/4 = 45/4 = 11 ¼

Q3 =X11 + ¼  (X12 – X11) = 8 + ¼ (9-8)

      = 8 + ¼ (9-8)

     = 8 ¼ atau 8,25


2. Kuartil Data Kelompok

Rumus Kuartil Data Kelompok

Keterangan:

Q = Kuartil

L = Titik bawah

N = Banyak data

i = Kuartil 1, 2, 3

Cf = Frekuensi komulatif – sebelum kelas

f = Frekuensi kelas kuartil

I = Panjang kelas

Contoh Soal Kuartil Data Kelompok

Tentukan kuartil 1 dan 3 dari data table berikut:

Interval F

87-108 2

109-130 6

131-152 10

153-174 4
175-196 3

25

Jawaban:

Q1 (kuartil 1)

N    = 25

1/4N    = ¼ x 25 = 6.25

L     = 109 – 0.5 = 108.5

Cf   = 2

F     = 6

I      = 22

Q1  = L + ((1/4N – Cf) x I) : f

            = 108.5 + ((6.25 – 2) x 22) : 6

            = 108.5 + (4.25 x 22) : 6

            = 108.5 + 93.5 : 6

            = 108.5 + 15.58

            = 124.08

Jawaban:

Q3 (kuartil 3)

N    = 25

3/4N    = 3/4 x 25 = 18.75


L     = 153 – 0.5 = 152.5

Cf   = 2 + 6 + 10 = 18

F     = 4

I      = 22

Q3  = L + ((3/4N – Cf) x I) : f

            = 152.5 + ((18.75 – 18) x 22) : 4

            = 152.5 + (0.75 x 22) : 4

= 152.5 + 16.5 : 4

= 152.5 + 4.125 = 156.625

E.

Pengertian Persentil (Ps)


Presentil adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari
data yang kita selidiki ke dalam 100 bagian yang sama besar, karena itu presentil sering
disebut ukuran perseratusan.
Persentil yang biasa dilambangkan P, adalah titik atau nilai yang membagi suatu
distribusi data menjadi seratus bagian yang sama besar. Karena itu persentil sering disebut
ukuran perseratusan.
Titik yang membagi distribusi data ke dalam seratus bagian yang sama besar itu ialah
titik-titik: P1, P2, P3, P4, P5, P6, … dan seterusnya, sampai dengan P99.
Kita dapati sebanyak 99 titik persentil yang membagi seluruh distribusi data ke dalam
seratus bagian yang sama besar, masing-masing sebesar 1/ 100N atau 1%.
Cara menentukan presentil dibagi menjadi 2 tipe, antara lain sebagai berikut:
1. Persentil Data Tunggal
Rumus Persentil Data Tunggal

Contoh Soal Persentil Data Tunggal


Tentukan letak P20 serta nilainya dari data berikut ini: 35, 40, 70, 80, 91, 50, 61, 25,
95.
Jawaban:
Data diurutkan dari data terkecil hingga terbesar ; 15, 35, 40, 50, 61, 70, 80, 91, Letak
persentil 20 (P20) adalah + _____ =2. Jadi persentil ke 20 terletak pada data ke-2,
yaitu 35.

2. Persentil Data
Kelompok
Rumus Persentil Data
Kelompok

Keterangan:
D = Presentil
L = Titik
bawah
N = Banyak
data
I = Persentil 1, 2, 3 … 100
Cf = Frekuensi komulatif – sebelum kelas
Fd = Frekuensi kelas presentil
I = Panjang kelas

Contoh Soal Persentil Data Kelompok


Tentukan presentil 94 dari data table berikut:
Jawaban:
Ps 94
N = 25
94/100N = 94/100 x 25 = 23.5
L = 175 – 0.5 = 174.5
Cf = 2 + 6 + 8 + 10 + 4 = 22
Fps =3
I = 22
Ps94 = L + ((94/100N – Cf) x I) : fd
= 174.5 + ((23.5 – 22) x 22) : 3
= 174.5 + (1.5 x 22) : 3
= 174.5 + 33 : 3
= 174.5 + 11
= 185.5

Kegunaan persentil dalam dunia pendidikan adalah:


Persentil dapat digunakan untuk menentukan kedudukan seorang anak didik, yaitu: pada
persentil keberapakah anak didik itu memperoleh kedudukan ditengah-tengah kelompoknya.
Persentil juga dapat digunakan sebagai alat untuk menetapkan nilai batas lulus pada tes atau
seleksi.

F. Pengertian Desil
Desil adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data
yang kita selidiki ke dalam 10 bagian yang sama besar, yang masing-masing sebesar 1/10 N.
kita jumpai sebanyak 9 buah titik desil, dimana kesembilan buah titik desil itu membagi
seluruh distribusi frekuensi ke dalam 10 bagian yang sama besar.
Kegunaan desil adalah untuk menggolongkan-golongkan suatu distribusi data ke dalam
sepuluh bagian yang sama besar, kemudian menempatkan subjek-subjek penelitian ke dalam
sepuluh golongan tersebut.
Cara menentukan desil dibagi menjadi 2 tipe, antara lain sebagai berikut:
1. Desil Data Tunggal
Rumus Desil Data Tunggal

Contoh Soal Desil Data Tunggal


Diketahui data: 9,10, 11, 6, 8, 7, 7, 8, 9, 10, 11. Tentukanlah:
Desil ke -2
Desil ke- 4

Jawaban:
Data di urutkan: 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 9, 10
Letak desil ke- 2 diurutan data ke- 2(10+1)/10 = 22/10 = 2,2

D2 terletak pada urutan ke- 2,2 sehingga


D2 = X2 + 0,2 (X3-X2)
D2 =
5 +
0,2 (5-
5)
=5+0
=5

Letak desil ke- 2 diurutan data ke- 4(10+1)/10 = 44/10 = 4,4


D4 terletak pada urutan ke- 4,4 sehingga
D4 = X4 + 0,4 (X5-X4)
D4 = 6 + 0,4 (7-6)
= 6 + 0,4
= 6,4

2. Desil Data Kelompok


Rumus Desil Data Kelompok

Keterangan:
D = Desil
L = Titik bawah
N = Banyak data
I = Desil 1, 2, 3 … 10
Cf = Frekuensi komulatif – sebelum kelas
Fd = Frekuensi kelas desil
I = Panjang kelas

Contoh Soal Desil Data Kelompok


Tentukan Desil 7 dari data table berikut:

Jawaban:
Ds 7 (desil 7)
N = 25
7/10N = 7/10 x 25 = 17.5
L = 131 – 0.5 = 130.5
Cf =2+6=8
Fd = 10
I = 22
Ds 7 = L + ((7/10N – Cf) x I) : fd
= 130.5 + ((17.5 – 8) x 22) : 10
= 130.5 + (9.5 x 22) : 10
= 130.5 + 209 : 10
= 130.5 + 20.9
= 151.4
DAFTAR PUSTAKA

Buku Biostatistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat, Dr. Eko


Budiarto,SKM
https://www.dosenpendidikan.co.id/rumus-kuartil-desil-persentil
http://www.statistikaonline.com/2017/01/ukuran-pemusatan-data.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai