Anda di halaman 1dari 12

Nama : Firman Dwi Prasetyo

NIM : 1401046
Kelas : T.Perminyakan Reg. A 2014

Mean, Modus dan Median


Dalam kehidupan sehari - hari kita pasti berhubungan dengan suatu data,
dengan data seperti statistik atau diagram kita bisa mengetahui suatu informasi hanya
dengan melihatnya. Data-data tersebut sering kali berkaitan dengan Mean, Modus dan
Median. Untuk lebih jelasnya tentang Mean, Modus dan Median berikut
penjelasannya :
Mean, Modus dan Median Data Tunggal
A. Mean
Mean adalah rata - rata, atau lebih jelasnya mean adalah rata - rata nilai yang
dapat kita peroleh dari suatu informasi. Mean data tunggal memiliki rumus berikut :

keterangan:
x bar adalah nilai rata-rata hitung (mean)
x merupakan nilai data
n merupakan banyaknya data

f merupakan frekuensi dari data

Contoh Mean dengan data tunggal :


Nilai mata pelajaran Sejarah dari 6 orang siswa SMA Anti Korupsi Jakarta adalah 80,
75, 82, 65, 90, 73. Maka, mean untuk data tunggal tersebut adalah:
(80 + 75 + 82 + 65 + 90 + 73)/6 = 465/6 = 77,5. Jadi nilai rata-rata dari ke-6 siswa
tersebut sebesar 77,5
B. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul. Jika terdapat dua data yang
memilki nilai sekaligus jumlah sering munculnya sama maka modusnya kedua data
tersebut.
Contoh Modus dengan data tunggal : 2, 4, 6, 7, 7, 8, 9, 10
Pada data di atas, terlihat sekali bahwa 7 merupakan nilai modus. Sebab angka 7
keluar 2 kali, dibandingkan data lainnya yang hanya keluar 1 kali.
C. Median
Median merupakan nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan dari
yang terkecil. Maka dari itu, saat Anda disuruh menjawab soal median, jangan lupa
untuk mengurutkan datanya terlebih dulu. Setelah diurutkan, ada dua ketentuan yang
digunakan untuk memudahkan dalam mengetahui nilai median dari sebuah data.
Median dibagi menjadi dua jenis:
Pertama, data berjumlah ganjil
Ketika jumlah data ganjil, maka nilai median bisa dipastikan adalah angka yang
terletak di tengah. Misalnya, jumlah data 13, maka median merupakan data ke-7
setelah data diurutkan.

Kedua, data berjumlah genap


Jika data berjumlah genap, maka nilai median diambil dari nilai rata-rata antara 2
angka yang berada di tengah setelah diurutkan. Misalnya, data berjumlah 12. Maka
urutkan data tersebut dan jumlahkan data keenam dan ketujuh kemudian dibagi
dengan angka 2.
Contoh Median dengan data tunggal : 2, 4, 6, 7, 7, 8, 9, 10
Dari data diatas maka mediannya adalah 7. Didapatkan dari 7 + 7 dibagi 2. Atau 14
dibagi 2 yang hasilnya adalah 7.
Median memiliki dua rumus yaitu untuk median genap dan median ganjil.

Contoh Soal Mean, Modus dan Median data tunggal :


Diketahui data sebagai berikut, hitunglah Mean, Modus dan Mediannya..

Jawab :

Mean, Modus dan Median Data Kelompok


A. Mean
Untuk menentukan mean pada data kelompok, carilah terlebih dahulu nilai
tengah dan nilai hasil kali nilai tengah dengan frekuensi.
Rumus Mean Untuk Data yang Disajikan Dalam Distribusi Frekuensi sebagai berikut:

Dengan :
fixi = frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian
xi = data ke-i
f i x i adalah jumlah hasil dari nilai tengah di kali dengan frekuensi.
f i adalah jumlah frekuensi.

Contoh Mean dengan data berkelompok :

B. Modus
Untuk mencari modus kita dapat menentukan kelas pada tabel dengan
memilih frekuensi yang paling banyak. Berikut rumus data kelompok.

Dengan :
Mo = Modus
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus)
i = Interval kelas
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya

Contoh soal Modus dengan data kelompok :


Tentukan modus dari

Jawab :
Frekuensi paling banyak adalah 9 pada interval 31 35.
Jadi kelas modus pada interval 31 35.
Tb = 30,5
p=5
d1 = 9 8 = 1
d2 = 9 6 = 3

C. Median
Median merupakan nilai data tengah, median dalam data kelompok memiliki
rumus yang sama dengan mencari Q ( Kuartil ), yaitu :

Dengan :
Qj = Kuartil ke-j
j = 1, 2, 3
i = Interval kelas
Lj = Tepi bawah kelas Qj
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Qj
f = Frekuensi kelas Qj
n = Banyak data

Contoh soal Mean, Modus dan Median data kelompok :


Diketahui data sebagai berikut, hitunglah Mean, Median dan Modusnya.

Nilai

Frekuensi

0-9

10-19

20-29

30-39

40-49

50-59

14

60-69

70-79

80-89

90-99

Total

Untuk mencari Mean, yang kita perlukan yaitu mencari nilai tengah dan jumlah hasil
dari nilai tengah di kali dengan frekuensi. Berikut tabel setelah dicari :
Nilai

Nilai Tengah

Frekuensi

Frekuensi

F1X1

Tepi Kelas

Kumulatif
0-9

0+9 / 2 = 4.5

0 x 4.5 = 0

-0.5 9.5

10-19

10+19 / 2 = 14.5

0+2 = 2

2 x 14.5 = 29

9.5 19.5

20-29

20+29 / 2 = 24.5

2+2 = 4

2 x 24.5 = 49

19.5 29.5

30-39

30+39 / 2 = 34.5

5+4 = 9

5 x 34.5 = 172.5

29.5 39.5

40-49

40+49 / 2 = 44.5

9+8 = 17

8 x 44.5 = 356

39.5 49.5

50-59

50+59 / 2 = 54.5

14

17+14 = 31

14 x 54.5 = 763

49.5 59.5

60-69

60+69 / 2 = 64.5

31+9 = 40

9 x 64.5 = 580.5

59.5 69.5

70-79

70+79 / 2 = 74.5

40+6 = 46

6 x 74.5 = 447

69.5 79.5

80-89

80+89 / 2 = 84.5

46+3 = 49

3 x 84.5 = 253.5

79.5 89.5

90-99

90+99 / 2 = 94.5

49+1 = 50

1 x 94.5 = 94.5

89.5 99.5

2745

P = 10

Total

Jawab :

50

PENGUKURAN KECENDERUNGAN PEMUSATAN DATA (CENTRAL


TENDENCY MEASUREMENT)
Penggunaan Mean, Median dan Mode
A. Mean
Mean / Rata-rata Hitung digunakan apabila :
1) Jenis datanya adalah numerik interval atau rasio.
Jika datanya numerik ordinal, gunakan median.
Jika datanya kategorik, gunakan modus.
2) Sebaran datanya simetrik
Jika sebaran datanya tidak simetrik, gunakan Tri Rata-rata (tidak terdapat di
SPSS), Rata-rata Tengah (tidak terdapat di SPSS) atau Median/Modus.
3) Tidak ada data pencilan (outlier) maupun pencilan jauh (outliest)
Jika ada pencilan, periksa terlebih dahulu apakah pengukuran sudah
dilakukan dengan benar atau tidak. Jika terjadi kekeliruan pengukuran, maka
data dapat dibuang/diganti dengan data baru.

Jika pengukuran sudah dilakukan dengan benar, maka data tidak boleh
dihilangkan dan untuk menghilangkan pencilan, dapat ditambah jumlah
sampel.
Jika pencilan atas tak lebih dari 5% dan pencilan bawah juga tak lebih dari
5%, gunakan Rata-rata Terpotong 5%. Jika pencilan atas/bawah lebih dari 5%
namun tak lebih dari 25%, gunakan Rata-rata Tengah (tidak terdapat di
SPSS).
Jika pencilan atas/bawah ada yang melebih 25%, gunakan Median Estimator.
4) Untuk inferensi, sebaran data harus berdistribusi normal.
Jika sebaran tidak berdistribusi normal, lakukan transformasi. Jika
transformasi dilakukan berulang dan sebaran tetap tidak normal, maka
gunakan Median/Modus untuk kepentingan inferensi.
Catatan: Jika Arithmatic Mean memenuhi syarat untuk digunakan, maka keseluruhan
ukuran pemusatan data, ukuran posisi, dan ukuran dispersi juga dapat digunakan.

B. Median
Median digunakan apabila :
1) Arithmatic Mean tak memenuhi syarat pada data berjenis interval/rasio
seperti:
a) Sebaran data yang tidak simetrik
b) Untuk inferensi jika sebaran data tidak normal dengan selang
kepercayaan:
2) Digunakan pada data numerik ordinal.

Catatan: Jika Arithmatic Mean tak memenuhi syarat untuk digunakan sehingga hanya
digunakan Median, maka Variansi dan Simpangan Baku juga tak layak untuk
digunakan. Dalam hal ini digunakan Interquartile Range dan Semi Interquartile
Range(tidak terdapat di SPSS) untuk ukuran variasinya.

C. Modus
Modus digunakan apabila:
1) Arithmatic Mean tak memenuhi syarat pada data berjenis interval/rasio
seperti:
a) Sebaran data yang tidak simetrik
b) Untuk inferensi jika sebaran data tidak normal begitu pula Median.
2) Digunakan pada data kategorik.
Catatan: Jika Arithmatic Mean dan Median tak memenuhi syarat untuk digunakan
sehingga hanya digunakan Modus, maka Variansi, Simpangan Baku dan Interquartile
Range sertaSemi Interquartile Range juga tak layak untuk digunakan.Dalam hal ini
digunakan Relative Frequency of Modal Value or Class (tidak terdapat di SPSS) dan
yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai