Anda di halaman 1dari 13

UKURAN TENDENSI SENTRAL(RATAAN

HITUNG,GEOMETRIK DAN HARMONIK)

FITRIANA NUR DWIYANTIK


(2002110005)
MAYA PUJI LESTARI RAHAYU
(2002110013)
 A.Rataan Hitung (Mean)

Mean atau Rata-rata adalah pengukuran tendensi sentral yang paling sering digunakan. Hal ini berkaitan
dengan nilai mean atau rata-rata yang relatif dianggap lebih mudah ditemukan dengan melakukan fungsi
pembagian pada hasil penjumlahan nilai-nilai (score) yang ada pada data terhadap jumlah total frekuensi
kemunculan nilai pada data tersebut. Penghitungan rata-rata dilakukan dengan menjumlahkan seluruh nilai
data suatu kelompok sampel, kemudian dibagi dengan jumlah sampel tersebut. Jadi jika suatu kelompok
sampel acak dengan jumlah sampel nnn, maka bisa dihitung rata-rata dari sampel tersebut dengan rumus
sebagai berikut

( + +… + ) .Jika dinotasikan dengan sigma,maka rumus diatas mejadi :

Keterangan : = rata-rata hitung =nilai sampel ke-I n = jumlah sampel


Misalkan kita ingin mengetahui rata-rata tinggi badan siswa di suatu kelas. Kita bisa mengambil
sampel misalnya sebanyak 10 siswa dan kemudian diukur tinggi badannya. Dari hasil pengukuran
diperoleh data tinggi badan kesepuluh siswa tersebut dalam ukuran sentimeter (cm) sebagai
berikut.
172,167,180,170,169,160,175,165,173,170 172, 167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170
Jawab :
172,167,180,170,169,160,175,165,173,170 Dari data di atas dapat dihitung rata-rata dengan
menggunakan rumus rata-rata:  

( 172 + 167 + 180 + 170 + 169 + 160 + 175 + 165 + 173 + 170 )
(1701)
170,1
Contoh Soal
 
Hitunglah rata-rata dari data 6, 6, 4, 6, 2, 5, 5, 6, 7, 6, 86,6,4,6,2,5,5,6,7,6,8!

Jawab:

Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa jumlah data adalah 11 (n = 11)(n=11). Dengan menggunakan rumus
kita dapat menghitung rata-ratanya

(6+6+4+6+2+5+5+6+7+6+8)
(61)
5,55
Rata-rata dari data tersebut adalah 5,55.
B.Rataan Geometrik ( Rata-rata Ukur)
Rata-rata ukur (geometrik) adalah rata-rata yang diperoleh dengan mengalikan semua data dalam
suatu kelompok sampel, kemudian diakarpangkatkan dengan banyaknya data sampel tersebut.
Karena mengikuti proses akar pangkat, maka apabila terdapat unsur data yang bernilai negatif maka
rata-rata ukur tidak bisa dilakukan. Berikut ini adalah rumus-rumus untuk menghitung rata-rata
geometrik untuk data tunggal dan data berkelompok.
1.Rumus Rata-rata Ukur pada Data Tunggal
Ada dua cara untuk menghitung rata-rata ukur yaitu dengan Cara Biasa dan Dengan Logaritma.
Pada prinsipnya penghitungan kedua metode tersebut adalah sama. Perbedaannya adalah pada

 G
tingkat kesulitan pada proses penghitungannya.
a. Cara biasa

Penghitungan menggunakan Cara Biasa akan sulit dilakukan jika data yang digunakan
banyak dan nilainya besar. Hal ini karena hasil perkalian pada saat penghitungan akan
menjadi sangat besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi hitungan yang terlalu besar
maka digunakanlah logaritma (Cara Kedua).
●   LOGARITMA
b.CARA

Log (G) )
Keterangan dari notasi kedua rumus di atas adalah G adalah rata-rata ukur (geometrik), n adalah
banyaknya sampel, ∑ adalah penjumlahan dan ∏ adalah perkaian. Kegunaan ∏ hampir sama
dengan ∑ (bedanya adalah ∑ digunakan untuk penjumlahan, sedangkan ∏ digunakan untuk
perkalian serta xi adalah nilai data ke-i.
2.Rumus Rata-rata Ukur pada Data Berkelompok
Rumus rata-rata ukur untuk data berkelompok adalah :
Log (G)
Dimana xi adalah titik tengah,k adalah banyaknya kelas dan fi data kelas ke-i.
Misalkan G adalah rata-rata geometrik, adalah rata-rata aritmatik dan H adalah rata-rata harmonik,
maka nilai dari ketiga jenis rata-rata tersebut dalam suau kelompok data adalah
H≤G≤
Diketahui data suku bunga tabungan beberapa bank   adalah sebagai berikut :
6,75 ; 5,75 ; 6,50 ; 6,25 ; 6,25 ; 6,10 ; 5,70 ; 5,90 ; 6,25 ; 5,60
Berapakah rata-rata ukur (geometrik) suku bunga bank-bank tersebut?
Jawab:
Rata-rata ukur (geometrik) bisa dihitung dg menggunakan rumus cara pertama/rumus cara kedua.
a. Cara Pertama
G

6,095
b.Cara kedua
Log (G)

0,7849769756
Sehingga G
6,095
C.Rataan Harmonik
Rata-rata harmonik (harmonic average) adalah rata-rata yang dihitung dengan cara
mengubah semua data menjadi pecahan, dimana nilai data dijadikan sebagai
penyebut dan pembilangnya adalah satu, kemudian semua pecahan tersebut
dijumlahkan dan selanjutnya dijadikan sebagai pembagi jumlah data. Secara
matematis rata-rata harmonik dirumuskan  sebagai berikut :
H
Dimana H adalah rata-rata harmonic ,n adalah banyaknya data,xi adalah nilai data
ke-i.
Hitunglah rata-rata harmonik untuk
data berikut :
4, 5, 4, 40, 3, 5, 6, 5
Jawab :
Diketahui n = 8 , maka
 
H

4,92
Median
Median Median adalah Titik yang membagi suatu distribusi frekuensi atas dua bagian yang sama, yang
masing-masing terdiri atas 50% kasus dari seluruh distribusi (Median = P50).
Data tidak terkelompok
Di dalam data tidak berkelompok, yang nilai-nilainya sudah diurutkan berdasarkan besarannya, Median
adalah nilai (score) ke-(N + 1)/2 dalam sederetan nilai yang berurutan.
CONTOH:
 
Nilai median dari data: 7, 7, 8, 9, 10, 11, 12 = 9
Nilai median dari data: 7, 7, 8, 9, 10, 11 = 8,5
Data berkelompok
Untuk data yang berkelompok, pengukuran Median dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

]i
Me = Median
Bbny = Batasbawah nyata dari kelas yang mengandung modus
fkb = Frekuensi kumulatif dibawah frekuensi kumulatif yang mengandung Me
f = Frekuensi dari kelas yang mengandung Me
i = Lebar interval kelas yang mengandung Me
CONTOH:
Dari data berikut ini, carilah nilai mediannya:

]i
] 10

 
= 77,3
Modes (Modus)  
Modus adalah poin (titik nilai) pada skala pengukuran dengan frekuensi terbanyak pada suatu
distribusi. Modus menunjukkan titik dalam suatu penyebaran yang paling padat/tinggi
konsentrasinya. Ada beberapa teknik pengukuran Modus, di antaranya:
Data berkelompok
Pada sekumpulan data yang berkelompok, Modus adalah titik tengah kelas interval yang
mempunyai frekuensi terbesar atau terbanyak, pengukuran modus dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus:
]I

Mo = Modus
Bbny = Batas bawah nyata dari kelas yang mengandung modus.
sb = Selisih frekuensi kelas yang mengandung M0 dengan frekuensi kelas dibawahnya.
sa = Selisih frekuensi kelas yang mengandung M0 dengan frekuensi kelas diatasnya.
i = Lebar interval.
CONTOH:
Dari data berkelompok berikut ini:
Tentukan Modus sebenarnya:
1. kelas yang mengandung M0 adalah 20 – 24 yang mempunyai f tertinggi yaitu 18).
2. Bbny = 19,5.
3. sa = 18 – 8 = 10 Nilai F
4. i = 5
35-39 2
5. sb = 18 – 12 = 6
6. = 21,375 30-34 8
25-29 8
Data tidak berkelompok
Pada data yang tidak berkelompok, pengukuran Modus sebenarnya (true mode) 20-24 18
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Mo = 3 Median – 2 Mean
15-19 12
10-14 2
50

Anda mungkin juga menyukai