Anda di halaman 1dari 10

SEKOLAH ISLAM TERPADU

DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Integrated Islamic Schools In The National Education System

Suyatno

Prodi PGSD Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta


JL. Ki Ageng Pemanahan (UAD Kampus 5) No. 19, Sorosutan Yogyakarta
Email: Broery_jis@yahoo.co.id

Naskah diterima tanggal 3 Maret 2015. Naskah direvisi tanggal 9 April 2015. Naskah disetujui tanggal 22 Mei 2015

Abstrak

Sekolah Islam Terpadu muncul sebagai respon atas ketidakpuasan para aktivis gerakan Islam terhadap
sistem pendidikan nasional di Indonesia. Sistem pendidikan nasional dianggap melanggengkan dualisme
dalam pengelolaan pendidikan antara pendidikan agama dan umum. Oleh karena itu, dibutuhkan
sebuah model lembaga pendidikan alternatif yang mampu menghapus adanya praktek pendidikan
yang dikotomis. Dalam perkembangannya, terjadi paradoks mengenai perkembangan Sekolah Islam
Terpadu ketika mereka justru harus menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional. Penelitian ini
bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah posisi Sekolah Islam Terpadu dalam peta sistem
pendidikan nasional Indonesia? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan model studi
kasus. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi terlibat, wawancara mendalam, dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis induktif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Sekolah Islam Terpadu merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Indikasinya
adalah adopsi kurikulum dari kementerian pendidikan dan kebudayaan, penyesuaian sistem ujian, dan
program sertifikasi oleh guru-guru Sekolah Islam Terpadu. Kesediaan mereka untuk menjadi bagian dari
sistem pendidikan nasional merupakan salah satu upaya para aktivis gerakan Islam untuk melakukan
islamisasi lembaga pendidikan formal di Indonesia.

Kata kunci: sekolah Islam terpadu, islamisasi, sistem pendidikan nasional.

Abstract

Integrated Islamic schools emerged as a response to dissatisfaction of Islamic movement activists against the
national education system in Indonesia. National education system is considered to perpetuate the dualism
in the education management between religion and public education. Therefore, a model of alternative
education institution is badly needed which is capable of eliminating the dichotomous education practices.
During its development, paradox regarding to the development of integrated Islamic school occurred when
those actually have to be the part of the national education system. This study aims to answer the question of
‘how is the position of integrated Islamic schools in the National Education map? This study is a qualitative
case study model. The techniques of data collection were participant observation, in-depth interviews, and
documentation. The data were analyzed by using inductive-qualitative analysis. The results showed that
the integrated Islamic schools are the integral part of the national education system. The indications are
the adoption of the curriculum of the ministry of education and culture, the adjustment of the examination
system, and the certification programs obtained by teachers of integrated Islamic school. Their willingness
to be part of the national education system is one of the attempts of the Islamic movement activists to carry
out Islamization of the formal education institutions in Indonesia.

Keywords: integrated Islamic schools, islamization, national education system

Sekolah Islam Terpadu Dalam Peta Sistem Pendidikan Nasional - Suyatno | 1


PENDAHULUAN sistem tersebut harus ditinggalkan dan ditata ulang

S
secara tuntas. Kedua sistem harus dipadukan secara
ekolah Islam Terpadu merupakan pendatang integral. Sistem yang ditimbulkannya harus diisi
baru dalam lanskap pengembangan model dengan semangat Islam dan, meminjam istilah
lembaga pendidikan di Indonesia. Meskipun al-Faruqy, berfungsi sebagai sebuah bagian yang
baru berdiri pertama kali pada akhir abad ke-20 integral dari program ideologisnya (Al-Faruqy,
(Kadir, 2011), sekolah ini telah berkembang ke 1984). Problem klasik tentang dikotomi maupun
seluruh wilayah Indonesia. Lembaga pendidikan dualisme ilmu agama dan ilmu umum harus
yang bermula dari Bimbingan Belajar Nurul Fikri segera dicarikan solusinya baik pada tingkatan
ini, kini telah berkembang menjadi sebuah model filosofis paradigmatik maupun sampai pada teknis
lembaga pendidikan prestisius dari tingkat TK departemental. Upaya pengembangan pendidikan
hingga SMA (Usamah Hisyam, 2011). Dalam waktu harus menuju pada integritas antara ilmu agama
yang relatif singkat, jumlah sekolah Islam terpadu dan ilmu umum sehingga tidak melahirkan jurang
telah mencapai 10.000 sekolah di seluruh wilayah pemisah antara keduanya, sebab dalam pandangan
Islam, ilmu pengetahuan adalah satu yaitu yang
Indonesia (Suyatno, 2013a).
bersumber dari Allah swt (Sanaky, 2003: 100).
Kemunculan sekolah ini dilatarbelakangi
Islam tidak pernah membedakan antara ilmu-ilmu
oleh adanya ketidakpuasan sebagian besar aktor
agama dan ilmu umum atau tidak berpandangan
gerakan Islam di Indonesia terhadap perkembangan
adanya dikotomi dalam ilmu pengetahuan. Ilmu
sistem pendidikan nasional (Suyatno, 2013b).
pengetahuan berasal dari satu sumber yaitu Allah
Adanya dikotomi ilmu antara ilmu agama dan
swt.
umum di sekolah telah menyebabkan lembaga
Oleh karena itu, menurut para pendiri
pendidikan di Indonesia tidak mampu menciptakan
Sekolah Islam Terpadu, dibutuhkan sebuah lembaga
lulusan yang berkepribadian utuh. Dikotomi ilmu
pendidikan alternatif yang dapat menjembatani
akhirnya melembaga dalam bentuk dualisme sistem
dualisme dalam sistem pendidikan nasional. Tidak
pendidikan nasional (Azra, 1998). Di satu sisi,
hanya penguasaan sains dan teknologi semata, atau
ada sekolah-sekolah agama yang berada di bawah
sebaliknya, hanya penguasaan ilmu agama ansich,
Kementerian Agama, mulai dari RA, MI, MTs, MA,
siswa perlu dibekali sains dan teknologi dan ilmu
hingga Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI). Di
agama secara utuh dengan pendekatan epistemologi
sisi lain, ada sekolah-sekolah umum yang berada di
yang integratif sehingga dapat menghasilkan siswa
bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dengan kepribadian utuh pula.
mulai dari TK, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan
Dalam perkembangannya, ada paradoks
Tinggi Umum (PTU) (Sutrisno, 2011).
mengenai perkembangan Sekolah Islam Terpadu. Di
Dua model lembaga pendidikan ini diangggap
satu sisi, latar belakang berdirinya lembaga ini adalah
oleh para pendiri Sekolah Islam Terpadu tidak
adanya ketidakpuasan terhadap sistem pendidikan
mampu menjawab tantangan dan kebutuhan
nasional. Namun dalam perkembangannya, sekolah
zaman. Lembaga pendidikan umum hanya
ini tetap menjadi bagian dari sistem pendidikan
membekali siswa tentang ilmu-ilmu umum yang
nasional. Ada beberapa indikasi yang menunjukkan
jauh dari nilai-nilai tauhid. Hasilnya, meskipun para
bahwa Sekolah Islam Terpadu sebenarnya
siswa memiliki kemampuan penguasaan sains dan
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional.
teknologi, mereka tidak memiliki basic pendidikan
Indikasi tampak dalam penggunaan nama “sekolah”,
moral yang kokoh sehingga dapat terjerumus ke
penerimaan mereka secara total terhadap kurikulum
dalam penyakit budaya modern, semisal; free seks,
nasional, sistem penilaian yang dilakukan, dan
penggunaan narkoba, kenakalan remaja, dan lain-
program sertifikasi guru (Suyatno, 2013). Oleh
lain. Sebaliknya, lembaga pendidikan Islam hanya
karena itu, perkembangan sekolah ini tampaknya
membekali siswa tentang ilmu-ilmu agama ansich,
telah bergeser dari tujuan awalnya.
sehingga mereka tidak mampu menguasai sains dan
Artikel ini berusaha menjawab pertanyaan
teknologi. Meskipun memiliki pondasi moral yang
bagaimanakah posisi Sekolah Islam Terpadu dalam
kuat, mereka tidak dapat eksis di tengah-tengah
peta sistem pendidikan nasional. Apakah para
perkembangan zaman modern (Hasan, 2011).
pendiri Sekolah Islam Terpadu tetap berpegang
Menurut para aktor gerakan Sekolah Islam
teguh pada niat awal bahwa sistem pendidikan
Terpadu, kondisi pendidikan yang dualistik tersebut
nasional perlu dirombak karena tidak dapat
sudah tidak selayaknya dipertahankan. Kedua

2 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 21 Nomor 1 Juni 2015


menghasilkan siswa yang berkepribadian utuh. (kesimpulan) yang diperoleh pada analisis tahap
Ataukah telah terjadi pergeseran mengenai posisi pertama selanjutnya dikembangkan pada analisis
Sekolah Islam Terpadu sehingga mereka menjadi tahap kedua, yaitu analysis after data collection.
bagian dari sistem pendidikan nasional. Jika mereka Pada tahap ini, semua data dianalisis secara induktif
berpegang teguh pada pendapat pertama, mengapa dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif,
mereka saat ini justru banyak menerima kebijakan yaitu dengan menguraikan berbagai fenomena
dari pemerintah? Dan jika telah terjadi pergeseran pengelolaan dan aktivitas sekolah Islam terpadu
dari tujuan semula, bagaimanakah dengan secara verbal.
perjuangan ideologis para pendirinya?
PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Sejak era reformasi tahun 1998, Pemerintah
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif Indonesia telah melakukan reformasi pendidikan.
yang memiliki beberapa karakteristik yaitu; Reformasi pendidikan diawali dengan melakukan
pertama, berlangsung dalam latar ilmiah (Nasution, amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945,
1998: 9-12); kedua, peneliti adalah instrumen atau terutama pasal 31 yang mengamanatkan bahwa
alat pengumpul data yang utama; ketiga, analisis (1) setiap warga negara berhak mendapatkan
datanya dilakukan secara induktif (Moleong, 1989: pendidikan, (2) pemerintah mengusahakan dan
3). Menurut Yin, fokus penelitian lebih berusaha menyelenggarakan sistem pendidikan nasional, (3)
menjawab pertanyaan tentang “bagaimana” setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan
(Robert K. Yin, 1996: 18). Secara filosofis, sesuai dasar dan pemerintah wajib membiayainya, (4)
dengan karakter data, teknik pengumpulan dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
analisis penelitian ini mengacu pada pendekatan sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan
kualitative-naturalistic (Muhadjir, 2002: 17-18). iman, takwa, dan akhlak mulia, dan (5) Negara
Penelitian kualitatif lebih menekankan kepada memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
makna (Sugiyono, 2006: 21-22). kurangnya 20% dari APBN dan APBD (UUD 1945
Sumber data penelitian ini berasal dari data pasal 31 ayat 1-5).
lapangan maupun data pustaka. Data lapangan Pasal 31 UUD 1945 yang merupakan hasil
diambil dari sepuluh Sekolah Islam Terpadu amandemen MPR tahun 2002 itu memberikan
di wilayah Yogyakarta, dari tingkat TK hingga amanat kepada pemerintah sebagai pemegang
SMA. Penelitian lapangan dilakukan sepanjang kebijakan di negara ini. Untuk melaksanakan
pertengahan tahun 2013 hingga pertengahan amanat tersebut disusun UU RI No. 20 tahun 2003
tahun 2014. Data pustaka berupa artikel, makalah, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
dan buku-buku baik yang ditulis maupun yang Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
diseminarkan oleh para pendiri Sekolah Islam Nasional Pendidikan (SNP) (Sutrisno, 2011: 159).
Terpadu di berbagai forum ilmiah. Sebagaimana tertuang dalam pasal 31 dari UUD
Teknik pengumpulan data yang digunakan 1945 tersebut dinyatakan bahwa tujuan pendidikan
meliputi; (1) observasi terlibat, (2) wawancara nasional adalah untuk meningkatkan iman, takwa,
mendalam, dan (3) dokumentasi. Untuk menjamin dan akhlak mulia. Dengan demikian, semua
akurasi data yang diperoleh dan kesesuainnya praktek pendidikan di semua lembaga pendidikan
dengan masalah penelitian maka dilakukan telaah; di Indonesia, baik pesantren, madrasah, maupun
(1) keaslian dokumen, (2) kebenaran isi dokumen, sekolah seharusnya mengacu kepada rumusan
dan (3) relevansi isi dokumen dengan permasalahan tujuan pendidikan yang terdapat dalam UUD 1945
yang dikaji dalam penelitian. tersebut.
Analisis data dibagi ke dalam dua tahap; Ada tiga model lembaga pendidikan yang
(1) analysis in the field, dan (2) analysis after data berkembang di Indonesia yaitu sekolah (umum),
collection (Bogdan & Biklen, 1982: 148). Hasil madrasah (agama), dan pesantren. Sekolah umum
yang diperoleh pada tahap pertama berupa catatan dan madrasah merupakan lembaga pendidikan
lapangan (fieldnote) atau fieldwork (Lincoln & yang secara formal berada di bawah naungan
Guba, 1985: 202). Hasil analisis pada tahap ini sistem pendidikan nasional. Sekolah umum berada
berupa kesimpulan sementara yang diperoleh di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan
dari hasil observasi dan kajian dokumen dengan Kebudayaan. Madrasah berada di bawah naungan
menggunakan model analisis induktif. Data Kementerian Agama. Sedangkan pesantren

Sekolah Islam Terpadu Dalam Peta Sistem Pendidikan Nasional - Suyatno | 3


merupakan lembaga pendidikan independen yang Sekolah Islam Terpadu menawarkan satu
tidak berada di bawah naungan kedua kementerian model pendidikan yang terintegrasi antara
tersebut. Jumlah pesantren telah mencapai 47.000 di pendidikan agama dan pendidikan umum
seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan terakhir, (Wawancara dengan MZ, pengurus JSIT
sebagian pesantren diberi pengakuan setara oleh Wilayah Yogyakarta).
pemerintah dengan dua lembaga pendidikan Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
tersebut sehingga alumni pesantren memiliki para pendiri Sekolah Islam Terpadu mendambakan
ijazah yang dapat digunakan untuk melanjutkan ke sebuah praktek pendidikan sebagaimana yang
jenjang lebih tinggi baik di sekolah umum maupun telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad beserta
madrasah. para Sahabat dulu. Mereka menilai bahwa praktek
Tiga model lembaga pendidikan di atas, pendidikan yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad
menurut para pendiri Sekolah Islam Terpadu, telah dan para Sahabat dulu telah menghasilkan manusia-
gagal mewujudkan cita-cita pendidikan nasional. manusia hebat yang memiliki kedalaman akhlak dan
Ketiga lembaga pendidikan itu tidak mampu ilmu sekaligus. Kondisi seperti itu terus berlanjut ke
mencetak generasi yang beriman dan bertakwa masa-masa tabi’in. Salah seorang pendiri Sekolah
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, Islam Terpadu mengungkapkan:
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
Pada saat itu, dunia Islam mampu melahirkan
warga negara yang demokratis serta bertanggung tokoh-tokoh ilmuwan kaliber dunia dan
jawab. Sekolah umum hanya melahirkan alumni bersama dengan perkembangan ilmu
yang menguasai sains dan teknologi namun jauh dari tersebut berkembang dan maju peradaban
nilai-nilai tauhid. Pesantren hanya dapat mencetak Islam. Kondisi tersebut sangat berbeda
alumni-alumni yang hanya sebatas menguasai ilmu- dengan kondisi saat ini. Saat ini, kondisi
ilmu agama yang dianggap tidak cukup untuk eksis pendidikan Islam seperti tidak berdaya
dalam kehidupan modern. Sedangkan madrasah dalam menghadapi kemajuan sains dan
yang awalnya ingin menjembatani keduanya, hingga teknologi yang datang dari Barat. Hal ini
kini masih belum mampu memberi keyakinan didukung sebagian umat Islam yang masih
kepada masyarakat. menganggap sebelah mata terhadap ilmu-
Di tengah-tengah kegelisahan itu, sebagian ilmu umum karena mempelajarinya masih
para aktivis Muslim Indonesia bekerja sama untuk dianggap sebatas fardhu kifayah. Dalam
mendirikan model lembaga pendidikan alternatif kondisi ini, dikotomi masih sangat kuat dan
yang mampu mengintegrasikan antara penguasaan pelaksanaan pendidikan Islam hanya mampu
menyesuaikan diri dengan pendidikan Barat
sains dan teknologi dan basic pendidikan
yang sekuler (Masruri, 2011:7).
agama yang kuat. Para aktor gerakan Sekolah
Islam Terpadu mengungkapkan bahwa saat ini Sebenarnya telah banyak para cendekiawan
kondisi pendidikan nasional di Indonesia sedang Muslim yang menawarkan berbagai cara untuk
mengalami keterpurukan. Padahal pada masa-masa mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
sebelumnya, baik pada masa Nabi beserta Sahabat Fazlur Rahman, seorang cendekiawan Muslim asal
dan zaman kekholifahan Bani Umayyah maupun Pakistan, menawarkan salah satu pendekatannya
Bani Abbasiyah, pendidikan Islam mengalami dengan cara menerima pendidikan sekuler
puncak kejayaan. Salah seorang pengurus Jaringan modern sebagaimana yang berkembang di Barat
Sekolah Islam Terpadu mengungkapkan: dan mencoba untuk mengislamkannya, yakni
mengisinya dengan konsep-konsep kunci tertentu
Jika mengingat sejarah munculnya Sekolah
Islam Terpadu pada tahun 1990an, dari Islam. Pendekatan yang ditawarkan ini,
sebenarnya sekolah ini muncul sebagai rasa menurutnya memiliki dua tujuan, yaitu: pertama,
kekecewaan para aktivis terhadap kondisi upaya membentuk watak pelajar dan mahasiswa
pendidikan di Indonesia saat itu. Para aktivis dengan nilai Islam dalam kehidupan individu dan
menganggap bahwa pendidikan di Indonesia masyarakat; kedua, para ahli yang berpendidikan
belum cukup mewakili praktek pendidikan modern untuk menamai bidang kajian masing-
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. masing dengan nilai Islam pada perangkat-
Praktek pendidikan di Indonesia cenderung perangkat yang lebih tinggi menggunakan
memisahkan antara ilmu agama dan ilmu perspektif Islam untuk mengubah kandungan
umum sehingga membuat anak didik maupun orientasi kajian-kajian mereka (Rahman,
mengalami split personality. Oleh karena itu

4 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 21 Nomor 1 Juni 2015


1985: 160). Senada dengan Rahman, al-Faruqy Meskipun di dasari oleh pertimbangan
menyatakan bahwa sistem pendidikan Islam harus pragmatis, penggunaan nama “sekolah” terbukti
dipadukan dengan sistem sekuler. Perpaduan kedua telah membangun citra Sekolah Islam Terpadu
sistem pendidikan tersebut diharapkan akan lebih sebagai lembaga pendidikan yang responsif
banyak dapat dilakukan daripada sekedar memakai terhadap perkembangan zaman modern di
cara-cara sistem Islam dan cara-cara otonomi sistem kalangan masyarakat yang tidak memiliki basic
sekuler (Al-Faruqy, 1984: 25). Dengan demikian, keagamaan yang kuat. Sebagaimana jamak
ilmu-ilmu agama Islam akan selalu bersinggungan diketahui, sekolah merupakan lembaga pendidikan
dengan realitas kehidupan sehari-hari dan ilmu- modern warisan penjajah Belanda. Dibandingkan
ilmu umum modern dapat dibawa dan dimasukkan dengan lembaga pendidikan yang telah berkembang
ke dalam kerangka sistem Islam (Nakosteen, 1996: sebelumnya, sekolah memiliki keunggulan dari segi
212-218) (Muqowim, 2012: 113-282). pengembangan sains dan teknologi.
Meskipun lahir sebagai kritik terhadap Sedangkan kata “terpadu” merupakan konsep
kelemahan sistem pendidikan nasional, dalam yang digunakan untuk membangun citra sekolah
perkembangannya, Sekolah Islam Terpadu ternyata islam terpadu bahwa di samping pengembangan
justru menjadi bagian dari sistem pendidikan sains dan teknologi, mereka juga mengembangkan
nasional. Setidaknya ada empat indikator yang pendidikan agama yang excellent. Kata “terpadu”
dapat digunakan untuk melihat bahwa Sekolah sendiri merupakan simbol adanya kesatupaduan
Islam Terpadu merupakan bagian (subsistem) antara pengembangan sains dan teknologi
dari sistem pendidikan nasional di Indonesia, dengan ilmu-ilmu keislaman. Salah seorang guru
yaitu; 1) penggunaan nama sekolah; 2) adopsi mengungkapkan:
kurikulum nasional; 3) penyesuaian sistem ujian, Terpadu adalah simbol utama sekolah kami.
dan 4) sertifikasi guru oleh guru-guru sekolah Terpadu di sini berarti adanya pemaduan
Islam terpadu. Keempat indikator ini dibahas secara antara ilmu umum dan agama. Di sekolah
memadai dalam paragraf-paragraf berikut ini. kami sebenarnya tidak ada penamaan antara
mata pelajaran umum dan mata pelajaran
Penggunaan Nama “Sekolah” agama. Semua mata pelajaran adalah agama
Penggunaan nama “sekolah” pada Sekolah karena tujuan akhirnya agar anak bertauhid
Islam Terpadu menunjukkan bahwa lembaga (Wawancara, T-Guru Sekolah Islam Terpadu
pendidikan ini secara kelembagaan lebih dekat Wilayah Yogyakarta).
kepada ciri sekolah umum, bukan madrasah Bahkan bukan hanya sebagai ilmu, islam
maupun pesantren. Penggunaan istilah “sekolah” dijadikan sebagai worldview bagi pengembangan
telah diakui oleh para pendiri Sekolah Islam Terpadu karakter peserta didik. Harapannya, peserta didik
bahwa mau tidak mau mereka secara administratif tidak hanya menguasai ilmu-ilmu keislaman,
berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan melainkan ajaran islam menjadi pondasi dalam
dan Kebudayaan. Di sisi lain, penggunaan nama kehidupan sehari-hari.
“sekolah” didasarkan atas pertimbangan pragmatis
bahwa selama ini sekolah lebih diminati oleh para Adopsi Kurikulum Nasional
peserta didik dari berbagai kalangan di Indonesia Sekolah Islam Terpadu secara total mengadopsi
daripada madrasah maupun pesantren. Hal ini kurikulum dari Kementerian Pendidikan dan
terungkap dari wawancara penulis dengan salah Kebudayaan. Semua mata pelajaran yang ada
seorang kepala Sekolah Islam Terpadu: dalam kurikulum Kementerian Pendidikan dan
Penggunaan nama sekolah sebenarnya Kebudayaan sepenuhnya “diterima” dan diajarkan
lebih kepada pertimbangan pragmatis saja dalam kurikulum Sekolah Islam Terpadu. Lima
karena selama ini masyarakat lebih senang rumpun mata pelajaran yang ada dalam Undang-
menyekolahkan anaknya ke sekolah daripada undang Sistem Pendidikan Nasional yang terdiri
ke madrasah. Namun agar tidak sama dari rumpun mata pelajaran Agama dan Akhlak
dengan sekolah pada umumnya maka kami Mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Ilmu
menmbah dengan kata terpadu. Terpadu Pengetahuan dan Teknologi, Estetika, serta Jasmani,
sendiri merupakan simbol kami dalam upaya Olah Raga, dan Kesehatan merupakan bagian
untuk mengintegrasikan antara ilmu umum integral dari struktur kurikulum Sekolah Islam
dan agama (Wawancara, SW-salah seorang Terpadu. Bahkan diakui oleh para pendiri Sekolah
kepala SDIT di Yogyakarta). Islam Terpadu, lima rumpun mata pelajaran tersebut

Sekolah Islam Terpadu Dalam Peta Sistem Pendidikan Nasional - Suyatno | 5


merupakan bagian dari ajaran Islam. Kelima makna agama hanya sejauh yang berkaitan dengan
rumpun mata pelajaran tersebut tidak bertentangan aspek teologi Islam seperti yang diajarkan baik di
dengan ajaran Islam. Selain itu, mempelajari sains pesantren, madrasah, maupun pendidikan agama
dan teknologi merupakan bagian pengabdian Islam di sekolah umum (Saridjo, 1996:21).
seorang hamba kepada Allah swt. Sekolah Islam Tujuan pendidikan nasional, bagi mereka,
Terpadu hanya menambah beberapa mata pelajaran tidak mungkin tercapai melainkan dengan
dalam struktur kurikulumnya, yang dinamakan kembali kepada paradigma pendidikan Islam,
dengan program ke-Islam Terpadu-an (ke-IT-an) yakni pendidikan yang telah dicontohkan oleh
(Dokumentasi struktur kurikulum SDIT, Bab IV, Nabi Muhammad saw. dan para salaf al-sālih.
278-279). Oleh karena itu, diintegrasikannya antara Pendidikan harus dijauhkan dari sistem sekuler
kurikulum pendidikan agama dan umum ditambah sebagaimana yang berjalan saat ini. Pendidikan
dengan program ke-IT-annya merupakan upaya harus dikembalikan kepada ruh dan spirit ajaran
untuk melakukan islamisasi kurikulum pendidikan. Islam (Masruri, 2011).
Kurikulum Sekolah Islam Terpadu juga Hal ini juga dipengaruhi oleh paradigma
membawa dampak islamisasi kegiatan pembelajaran bahwa Islam adalah agama yang kāffah dan
di kelas. Kurikulum Sekolah Islam Terpadu merupakan sistem kehidupan yang menyeluruh
melakukan islamisasi proses pembelajaran dengan yang di dalamnya memuat sistem ekonomi, politik,
tujuan untuk membentuk kesadaran dan pola sosial, dan pendidikan. Agama harus wujud
berpikir secara integral dalam perspektif Islam. dalam semua aspek kehidupan sehingga tidak
Wujud islamisasi kegiatan pembelajaran di kelas dibenarkan adanya penyempitan terhadap makna
adalah adanya pembelajaran yang terintegrasi agama bahwa agama hanya dimaknai sebagai aspek
antara berbagai mata pelajaran. Semua guru dituntut teologis normatif sebagaimana yang diajarkan oleh
untuk menyajikan semua materi pembelajaran pesantren, madrasah, ataupun Pendidikan Agama
sebagai bagian dari proses pendidikan melalui Islam di sekolah umum.
pendekatan integral. Bahkan indikator-indikator Meskipun madrasah juga menggabungkan
yang digunakan untuk mengukur tercapainya kurikulum umum dengan kurikulum agama,
sebuah kompetensi tidak hanya dilihat dari dengan tegas dinyatakan bahwa porsi kurikulum
penguasaan terhadap indikator-indikator dari mata madrasah adalah 70% mata pelajaran umum dan
pelajaran saja, namun juga dilihat dari komitmen 30% mata pelajaran agama. Hal ini juga sesuai
keislamannya. dengan filosofi berdirinya madrasah di negeri
Islamisasi kurikulum dipengaruhi oleh ini yaitu untuk menjembatani kesenjangan yang
pandangan bahwa Islam tidak mengenal adanya demikian lebar antara pesantren sebagai pendidikan
pemisahan antara ilmu umum dan ilmu agama. tradisional dan sekolah umum sebagai lembaga
Tindakan membedakan serta mengkotak- pendidikan modern. Diakui bahwa kurikulum
kotakkan pendidikan umum di satu pihak dan madrasah merupakan upaya integrasi antara
pendidikan agama di pihak lain merupakan mata pelajaran agama dan dengan mata pelajaran
penyebab utama dari kerancuan dan kesenjangan umum. Namun, integrasi di madrasah, menurut
pendidikan di Indonesia dengan segala akibat yang para pendiri Sekolah Islam Terpadu, hanya sebatas
ditimbulkannya. Dampak dari sistem pendidikan pada kurikulum formal saja dan tidak tidak pernah
yang dualistis adalah adanya penyempitan terhadap menyentuh ranah epistemologi keilmuan.
Tabel 1. Mata Pelajaran Sekolah Islam Terpadu
No MATA PELAJARAN KLS 1-2 KLS 3 KLS 4-6
1 Pendidikan Agama/Praktik Ibadah 4 4
2 Kewarganegaraan 2 2
3 Bahasa Indonesia dan Sastra 5 5
4 Matematika 6 6
5 Sains 3 4
6 Pengetahuan Sosial 3 3
Tematik 28 jam
7 Bahasa Inggris 2 2
8 Pendidikan Jasmani/Kesehatan 2 2
9 Keterampilan dan kesenian 2 2
10 Kepanduan 2 2
11 Bahasa Arab 2 2
12 Tilawah/Tahsin Al-Qur’an 10 6 6
Jumlah 38 39 47
Sumber: Struktur Kurikulum JSIT Wilayah Yogyakarta.

6 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 21 Nomor 1 Juni 2015


Kurikulum Sekolah Islam Terpadu merupakan dan orang tua. Sekolah Islam Terpadu melakukan
integrasi yang dilakukan pada level epistemologis integrasi keikutsertaan antar berbagai pihak untuk
sehingga betul-betul dapat menghilangkan sekat bersama-sama melakukan perubahan dalam bidang
dikotomi antara kedua rumpun keilmuan. Sekolah pendidikan.
Islam Terpadu bukan sekedar apa yang disebut Bahasa Arab dan Bahasa Inggris juga
Steenbrink sebagai “penghargaan umat Islam menjadi komponen penting dalam pengembangan
terhadap pengetahuan umum” (Stenbrink, 1986: kurikulum di sekolah islam terpadu. Dua bahasa ini
222), bukan pula “sekolah umum yang diperbanyak dikembangkan scara seimbang untuk membekali
pelajaran agamanya” sebagaimana anggapan anak agar dapat hidup di era global. Khusus Bahasa
mayarakat Islam terhadap pendidikan madrasah. Arab dikembangan dalam rangka untuk membekali
Sekolah Islam Terpadu merupakan perwajahan anak didik agar dapat memahami Alquran dan
baru dari model pendidikan yang kompleks dan juga teks-teks keislaman yang lain. Bahasa inggris
melebihi batas-batas integrasi formal. dikembangkan dengan alasan bahwa peradaba dunia
Islamisasi kurikulum yang dilakukan saat ini dikuasai oleh bangsa Barat yang notabene
sekolah Islam terpadu juga memberikan corak menggunakan bahasa inggris. Salah seorang guru
baru dalam perkembangan islamisasi masyarakat SDIT menuturkan:
Indonesia yang oleh sebagian pakar disebut dengan Kita semua tahu bahwa al-quran sebagai kitab
santrinisasi. Proses santrinisasi melalui Sekolah suci orang islam diturunkan dalam bahasa
Islam Terpadu berlangsung melalui berbagai model. arab. Oleh karena itu, bahasa arab menjadi
Para siswa di Sekolah-Sekolah Islam Terpadu pada bahasa wajib di sekolah islam terpadu.
umumnya telah mengalami proses reislamisasi Meskipun di SDIT baru sebatas pengenalan,
(Nakamura, 1976) (Benda, 1958:9). Dalam arti, tapi ini penting sebagai bentuk pembiasaan
peserta didik mendapat didikan ajaran dan praktik- bagi anak sekaligus menanamkan rasa cinta
praktik Islam secara intens dan terarah. Kegiatan- bahasa arab kepada anak didik (Wawancara,
kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan dalam K-Guru SDIT di Wilayah Yogyakarta).
kerangka penanaman nilai-nilai keagamaan, secara Penguasaan bahasa arab diharapkan para
langsung atau tidak langsung telah mempengaruhi siswa memiliki bekal yang cukup untuk mempelajari
kedalaman wawasan keislaman anak didik. kitab suci al-quran. Meskipun pembelajaran bahasa
Selain itu, para siswa di Sekolah Islam Terpadu arab di SDIT baru pengenalan, hal ini dianggap
membawa pulang ke rumah masing-masing dan penting agar siswa dapat mengenal, membiasakan,
menyampaikan pengetahuan keislaman itu kepada dan memiliki rasa cinta terhadap bahasa yang
anggota keluarganya. Dalam banyak kasus, orang dipakai al-quran diturunkan.
tua kadang merasa malu bila mendapat pelajaran Berbeda dengan bahasa arab, bahasa inggris
dari anaknya. Akibatnya, orang mencari tahu juga menjadi bagian dalam kurikulum Sekolah
tentang Islam baik melalui buku-buku, CD, kaset Islam Terpadu dengan alasan agar anak didik
atau mengundang guru privat ke rumah (Azra, memiliki wawasan yang luas dan mampu mengikuti
2012). perkembangan informasi. Salah seorang guru SDIT
Dorongan yang datang dari anak (atau mengungkapkan:
anggota keluarga) untuk mempelajari Islam
Bahasa inggris juga penting bagi anak didik.
seringkali lebih menyentuh dari pada dorongan
Sekarang kan peradaban dikuasasi oleh
dari luar, sehingga dalam keluarga terjadi proses orang Barat yang bahasa pengantarnya pakai
saling mengingatkan antara anak dan orang tua bahasa inggris. Jadi mau gak mau anak juga
untuk menjalani kehidupan yang islami. Hal dikenalkan dengan bahasa inggris. Kalau tidak
demikian juga menimbulkan dampak berbeda dari mereka akan kuper dan tidak percaya diri.
keberadaan Sekolah Islam Terpadu. Kehadiran Selain itu dengan bahasa inggris mereka juga
Sekolah Islam Terpadu ternyata tidak hanya mudah memperoleh informasi (Wawancara
melakukan islamisasi di lembaga pendidikan formal Aca-Guru SDIT Wilayah Yogyakarta).
di kelas, namun juga berdampak langsung terhadap Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa
perkembangan keislaman di masyarakat umum. Hal realitas di lapangan belum sesuai konsep yang
ini merupakan konsekuensi logis dari pengelolaan dicita-citakan. Integrasi antara ilmu agama dan
Sekolah Islam Terpadu yang memang melibatkan ilmu umum di sekolah Islam terpadu baru sebatas
pihak-pihak di luar sekolah yakni masyarakat

Sekolah Islam Terpadu Dalam Peta Sistem Pendidikan Nasional - Suyatno | 7


menempelkan ayat-ayat al-Quran yang tampak Program Sertifikasi Bagi Guru Sekolah Islam
relevan dengan tema keilmuan tertentu atau sebatas Terpadu
mengganti konteks cerita dengan cerita-cerita yang Keberadaan dan profesi guru di Sekolah Islam
berbau Islam (Hasil observasi pembelajaran di Terpadu juga menjadikan lembaga pendidikan ini
kelas, November 2014). Meminjam konsep yang semakin kuat ketergantungannya dengan Sistem
dipopulerkan oleh Bastaman (1997), integrasi di Pendidikan Nasional. Meskipun guru di Sekolah
Sekolah Islam Terpadu baru masuk pada tahap Islam Terpadu memiliki kriteria yang berbeda
similarisasi dan paralelisasi. dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain,
misalnya; diseleksi oleh JSIT, diwajibkan memiliki
Penyesuian Sistem Evaluasi Sekolah hafalan dari beberapa juz al-Quran, memakai
Sekolah Islam Terpadu melaksanakan kerudung besar bagi guru perempuan. Keberadaan
sistem penilaian sebagaimana yang dilaksanakan guru di sekolah ini tidak dapat lepas sepenuhnya
oleh lembaga pendidikan yang berada di bawah dari kebijakan pendidikan nasional. Sebagaimana
naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan para guru di sekolah-sekolah lain, para guru di
maupun Kementerian Agama. Salah seorang guru Sekolah Islam Terpadu juga mengikuti program
mengungkapkan: sertifikasi guru yang dilakukan oleh pemerintah.
Kita memang harus menyesuaikan dengan Hal ini merupakan konsekuensi dari Sekolah
sistem ujian sekolah karena kita memang Islam Terpadu sebagai sekolah swasta yang tidak
belum memiliki setiap jenjang sekolah sepenuhnya mampu memberi gaji guru dari kantong
sehingga sebagian besar siswa setelah lulus pribadi sekolah. Berdasarkan wawancara peneliti
melanjutkan di sekolah umum sehingga dengan seorang guru diperoleh data sebagai berikut:
mereka butuh ijazah yang dapat diterima
oleh sekolah tersebut (Wawancara, MZ, Guru Alhamdulillah saya telah diajukan sertifikasi
SDIT Wilayah Yogyakarta). guru. Teman-teman yang senior sudah lebih
duluan. Itu hak saya sebagai seorang guru
Sistem penilaian terdiri dari ulangan harian, di Indonesia. Karena kami akui sekolah
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, sendiri memang belum bisa memberikan
dan ulangan kenaikan kelas; sedangkan ujian gaji yang mencukupi karena sumber dana
meliputi ujian nasional dan ujian sekolah. Sistem sekolah swasta kebanyakan hanya dari
penilaian tersebut dilaksanakan sebagai konsekuensi siswa (Wawancara, Ts, guru SDIT Wilayah
logis dari adopsi kurikulum yang dilakukan oleh Yogyakarta).
Sekolah Islam Terpadu. Selain itu, fakta bahwa tidak Program sertifikasi guru yang diatur dalam
semua alumni Sekolah Islam Terpadu melanjutkan undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan
di sekolah yang sama pada jenjang berikutnya dosen merupakan salah satu upaya yang dilakukan
mengharuskan sekolah ini melaksanakan sistem oleh pemerintah Indonesia untuk memperbaiki
penilaian yang diakui oleh lembaga-lembaga kualitas tenaga pendidik. Salah satu poin penting
pendidikan lain. program ini adalah program peningkatan kualifikasi
Namun demikian, Sekolah Islam Terpadu dan kompetensi guru. Namun di samping itu,
sangat menekankan penilaian aspek afektif dan guru-guru yang telah dinyatakan lulus sertifikasi
psikomotorik, selain penilaian kognitf melalui mendapatkan tunjangan kesejahteraan sebesar satu
ulangan harian, ujian tengah semester, maupun kali gaji per bulan. Karena itu, program sertifikasi
ujian akhir sekolah. Penilaian sikap dilakukan guru menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi
melalui pengamatan guru setiap hari. Kedekatan masyarakat luas terhadap profesi guru. Tidak
hubungan antara guru dan siswa di sekolah sangat salah jika sekarang para alumni sekolah menengah
memudahkan bagi guru untuk memberikan di Indonesia berbondong-bondong mendaftar
penilaian secara autentik dan objektif. Penilaian di fakultas keguruan. Demikian halnya dengan
ketrampilan diutamakan dengan praktek. sekolah Islam terpadu, meskipun mereka pada
Untuk menopang penilaian siswa secara awalnya banyak mengkritik sistem pendidikan
komprehensif, sekolah juga menerapkan adanya nasional, banyak guru sekolah Islam terpadu juga
buku penghubung. Buku penghubung ini dipakai ikut program sertifikasi.
sebagai sarana komunika antara guru dengan orang
tua siswa agar perkembangan siswa di sekolah juga
terpantau oleh guru.

8 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 21 Nomor 1 Juni 2015


PENUTUP masuk dalam satu habitat yang sama dengan lembaga
Berdasarkan analisis data yang ditemukan pendidikan yang menjadi sasaran kritiknya.
di lapangan, penelitian ini menyimpulkan bahwa
Sekolah Islam Terpadu merupakan bagian integral UCAPAN TERIMA KASIH
dari sistem pendidikan nasional di Indonesia. Penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh
Hal ini tampak pada penggunamaan nama informan pada Sekolah Islam Terpadu di wilayah
sekolah, kesediaan sekolah Islam terpadu untuk Yogyakarta dari tingkat TK hingga SMA yang telah
menerima sepenuhnya kurikulum yang berasal membatu peneliti ketika penelitian ini dilakukan
dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan kepada semua pihak atas bantuan sehingga
pelaksanaan ujian yang menyesuaikan dengan penelitian ini terlaksana. Dan kepada redaksi jurnal
ujian yang diselenggarakan oleh pemerintah, dan Al-Qalam atas terbitnya tulisan ini terima kasih
program sertifikasi oleh guru-guru di sekolah Islam penulis ucapkan.
terpadu.
Melihat empat indikator di atas, jelas bahwa DAFTAR PUSTAKA
meskipun munculnya sekolah Islam terpadu Al-Faruqy, Ismail Raji. 1984. Islamisasi Pengetahuan.
merupakan respon atas ketidakpuasan terhadap terj. Anas Mahyudin. Bandung: Pustaka-
praktek pendidikan di Indonesia, hingga saat ini, Perpustakaan Salman Institute Teknologi.
Sekolah Islam Terpadu tetap menjadi bagian integral Azra, Azyumardi. 1998. Pendidikan Islam, Tradisi
dari sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, dan Modernisasi Menuju Millennium Baru,
keberadaan Sekolah Islam Terpadu lebih tepat jika Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
dikatakan sebagai upaya untuk melakukan islamisasi Bastaman, Hanna Djumhana. 1997. Integrasi
terhadap lembaga pendidikan formal di Indonesia. Psikologi dengan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Islamisasi dilakukan terhadap semua komponen Pelajar.
pendidikan, baik tujuan pendidikan, kurikulum, Benda, Harry J. 1958. The Cresent and The Rising
strategi, sumber belajar, hingga guru yang dianggap Sun: Indonesian Islam Under The Japanese
sebagai ujung tombak dalam pendidikan. Occupation 1942-1945. The Hague and
Pekerjaan rumah bagi para aktor gerakan Bandung: Van Hoeve.
Sekolah Islam Terpadu adalah bagaimana mereka Bogdan R.C. & Biklen, S.K., 1982. Qualitative
mampu membuat diferensiasi dengan ketiga
Research For Education: An Introduction
lembaga pendidikan yang telah ada sebelumnya,
To Theory and Methods. Boston: Allyn and
baik pesantren, madrasah, maupun sekolah umum.
Bacon, Inc.
Jika dalam perkembangan sekolah ke depan tidak
mampu memberi jawaban atas ketidakpuasan Buku Struktur Kurikulum Sekolah Dasar Islam
sebagian kalangan terhadap sistem pendidikan di Terpadu, Bab IV.
Indonesia, bukankah berarti bahwa Sekolah Islam Hasan, Noorhaidi. 2011. “Islamizing Formal
Terpadu telah gagal mewujudkan cita-cita awal. Education: Integrated Islamic School and
Pesantren, madrasah, dan sekolah umum yang New Trend in Formal Education Institution
menjadi model lembaga pendidikan di Indonesia in Indonesia”. Artikel. S. Rajartanam School of
dianggap belum mampu mewujudkan tujuan International Studies Singapore.
pendidikan yang diidealkan oleh umat Islam. Hisyam, Usamah. 2011. Sepanjang Jalan Dakwah
Bahkan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Tifatul Sembiring. Jakarta: PT Dharmapena
nasional pun masih jauh dari harapan. Sebagaimana Citra Media.
dinyatakan dalam Undang-undang No. 20 tahun Lincoln & E. G. Guba. 1985. Naturalistic Inquiry.
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan California: Sage Publications Inc.
pendidikan nasional adalah membentuk manusia Masruri, Eri. “Membangun Paradigma Baru
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Pendidikan Islam Terpadu” sebuah alternatif,
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, Makalah, disampaikan dalam diskusi
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang pendirian Jaringan Sekolah Islam Terpadu
demokratis serta bertanggung jawab. Namun (JSIT) Yogyakarta.
demikian, Sekolah Islam Terpadu ternyata tidak Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian
mampu menjawab kritikannya sendiri. Alih-alih Kualitatif, Cet. XXII, Bandung: Remaja
untuk melakukan perbaikan terhadap sistem Rosdakarya.
pendidikan nasional, Sekolah Islam Terpadu justru

Sekolah Islam Terpadu Dalam Peta Sistem Pendidikan Nasional - Suyatno | 9


Muhadjir, Noeng. 2002. Metodologi Penelitian Indonesia, Yogyakarta: Safiria Insania Press.
Kualitatif (ed. IV). Yogyakarta: Andi Offset. Saridjo, Marwan. 1996. Bunga Rampai Pendidikan
Muqowim. 2012. Genealogi Intelektual Saintis Muslim Agama Islam. Jakarta: CV. Amisso.
Sebuah Kajian tentang Pola Pengembangan Standar Penilaian diatur dalam Peraturan Menteri
Sains dalam Islam pada Periode ‘Abbasiyyah. Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Jakarta: Kementerian Agama RI. Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar
Nakamura, Mitsuo. 1976. “The Cresent Arises Penilaian Pendidikan.
Over The Banyan Tree: A Study of The Steenbrink, Karel A. 1986. Pesantren, Madrasah,
Muhammadiyah Movement in A Central Sekolah. Jakarta: LP3ES The Columbia
Javanese Town”. Disertasi. Cornell University: Encyclopedia (1963) NY & London:
_______________. 1993. The Emergence of Colombia University Press.
Islamizing Middle Class and the Dialectics of Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan:
Political Islam in the New Order of Indonesia: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D.
Preludes to Informations of the ICMI. A paper Bandung: Alfabeta.
presented at Honolulu’s seminar on “Islam Sutrisno. 2011. Pembaharuan dan Pengembangan
and the Sosial Construction of Identities: Pendidikan Islam. Yogyakarta: Fadhilatama.
Comparative Perspective on Southeast Asian Suyatno. 2013a. “Sekolah Islam Terpadu: Filsafat,
Muslim. Ideologi, dan Tren Baru Pendidikan Islam Di
Nakosteen, Mehdi. 1996. Kontribusi Islam atas Indonesia”, Jurnal Pendidikan Islam, Volume
Dunia Intelektual Barat Deskripsi Analisis II, Nomor 2.
Abad Keemasan Islam. terj. Joko S. Kahhar _______. 2013b. “Sekolah Islam Terpadu (Genealogi,
dan Supriyanto Abdullah. Surabaya: Risalah Ideologi, dan Sistem Pendidikan)”. Disertasi.
Gusti. Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Nasution, S. 1998. Metode Penelitian Naturalistik Yogyakarta.
Kualitatif. Bandung: Tarsito. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Rahman, Fazlur. 1985. Islam dan Modernitas tahun 1945 Pasal 31, ayat 1-5.
tentang Transformasi Intelektual. terj. Ahsin Yin, Robert K. 1996. Case Study Research, Design
Mohammad. Bandung: Pustaka. And Methods. Terj. M. Jaudzi Mudzakir.
Sanaky, Hujair A.H. 2003. Paradigma Pendidikan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Islam: Membangun Masyarakat Madani

10 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 21 Nomor 1 Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai