Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ILMU KALAM

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur tentang “Hubungan ilmu Kalam dengan ilmu
filsafat dan Tasawuf”

/Dosen pengampun : Tomy Saladin Aziz, M.Ag

Disusun Oleh :

Eris khopopah ( 1908203003)

Lilih sipanindi p ( 1908203013)

Puput Kartika ( 1908203016)

KELOMPOK 3

Perbankan Syariah A

Semester I

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSITUT AGAMA ISLAM SYEKH NURJATI CIREBON

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

 Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

   Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.  Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Cirebon, 20 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................2

A. Pengertian ilmu kalam, Filsafat dan thasawuf ..............................................................3


B. Persamaan ilmu kalam, filsafat dan thasawuf................................................................4
C. Perbedaan ilmu kalam, filsafat dan thasawuf..................................................................6
D. Kesinambungan atau relevansi ilmu kalam, filsafat dan thasawuf ................................7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................10

A. Kesimpulan ..................................................................................................................10
B. Saran .............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Kalam lahir setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Diawali dengan
permasalahan pengangkatan khalifah yang selanjutnya setelah Rasulullah, hingga
membahas soal jabr (takdir) yang nantinya di namai dengan
kaumJabariyyah dan ikhtiyar (free will) yang nantinya di namai dengan sebutan kaum
Qadariyyah. Akhirnya terpecahlah beberapa aliran yang membahas antara kedua itu
dengan dalilnya masing-masing.
Seiring berjalannya waktu semakin banyaklah sekte-sekte Islam yang
mencoba menerangkan tentang Sifat Tuhan dan apapun yang berehubungan dengan
ketuhanan. Namun sekte-sekte ini mempunyai metodologi yang berbeda, ada yang
menggunakan Filsafat secara mendominasi ada pula yang tidak memberikan
kewenangan berfikir dalam mendalami ilmu kalam ini.
Kajian agama erat hubungannya dengan kajian filosofis, lantaran agama juga
menyangkut fundamental value dan ethnic values, untuk tidak semata mata bersifat
teologis. Hal demikian dapat dimaklumi, lantaran pendekatan legal-formal  dan lebih-
lebih lagi pendekatan fiqh jauh lebih dominan dari pada pendekatan yang lainnya.
Baik ilmu kalam,filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama, yaitu
kebenaran. Ilmu kalam, dengan metodenya berusaha mencari kebenaran tentang
Tuhan dan yang berkaitan dengan-Nya. Perbedaannya terletak pada aspek
metodeloginya. Ilmu kalam, ilmu yang menggunakan logika. Pada dasarnya ilmu ini
menggunakan metode dialektika ( dialog keagamaan ). Sementara itu, filsafat adalah
sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional. Dan metode yang
digunakan adalah rasional. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang menekankan rasa dari pada
rasio. Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau
ilham, atau inspirasi yang datang dari Tuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi tentang Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
2. Dimanakah titik persamaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
3. Dimanakah titik perbedaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?

1
2

4. Bagaimana Relevansi atau hubungan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi tentang Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
2. Dapat mengetahui letak kesamaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
3. Dapat mengetahui letak perbedaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
4. Dapat mengetahui kesinambungan atau relevansi antara Ilmu kalam, Filsafat dan
Tasawuf.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu Kalam Filsafat dan Tasawuf


1. Ilmu Kalam
Secara etimologi Kalam berarti “kata-kata”. Kata-kata disini di maksudkan
adalah kata-kata (firman) Allah. Jadi ilmu kalam adalah ilmu yang
mempermasalahkan kalam Allah, tetapi ada juga sekelompok orang yang mengatakan
maksud kalam disini adalah kata-kata manusia, alasannya karena dulu sering terjadi
ajang bersilat lidah untuk mempertahankan persepsi masing-masing, mereka
disebutmutakalimin yaitu orang-orang yang ahli berbicara mengenai ketuhanan yang
berlandaskan kepada kalam Allah. Ilmu Kalam membahas iman dan akidah dari
berbagai aspek dan memaparkan alasan-alasan yang memperkuat pembahasan
tersebut. Ilmu kalam ini merupakan studi tentang doktrin (akidah) dan iman Islam.
Secara sederhana Murtadha Muthahhari mendefinisikan bahwa ilmu kalam adalah
sebuah ilmu yang mengkaji doktrin-doktrin dasar atau akidah-akidah pokok Islam.
Ilmu kalam mengidentifikasi akidah-akidah pokok dan berupaya membuktikan
keabsahannya dan menjawab keraguan terhadap akidah-akidah pokok tersebut. karena
sebagian besar perdebatan tentang akidah-akidah Islam berkisar
seputar huduts (kemakhlukan, keterciptaan, temporalitas) atau qidam (keabadian)
firman atau kalam Allah, maka disiplin yang membahas akidah utama agama Islam
pun mendapat sebutan “ilmu kalam” (secara harfiah, ilmu firman).
2. Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata
yakni philos  dan shopia, philosmempunyai makna “mencintai”
danshopia mempunyai makna ”kebijaksanaan atau kebenaran”. Secara singkat filsafat
adalah mencintai kebijaksanaan (love of wisdom) dalam kebenaran suatu ilmu.
Filsafat berusaha untuk menafsirkan hidup itu sendiri yang menjadi sebab
pokok bagi partikel-partikel itu beserta fungsi-fungsinya. Cakupan filsafat Islam tidak
jauh berbeda dari objek filsafat ini. Hanya dalam proses pencarian itu Filsafat Islam
telah diwarnai oleh nilai-nilai yang Islami. Kebebasan pola pikirannya pun
digantungkan nilai etis yakni sebuah ketergantungan yang didasarkan pada kebenaran

3
4

ajaran ialah Islam. Tujuan mempelajari filsafat Islam ialah mencintai kebenaran dan
kebijaksanaan. Sedangkan manfaat mempelajarinya ialah:
a. Dapat menolong dan menididik, menbangun diri sendiri untuk berfikir lebih
mendalam dan menyadari bahwa Ia mahluk Tuhan.
b. Dapat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan.
3. Tasawuf
Samsul Munir menuliskan dalam bukunya bahwa tasawuf  berasal dari
kata shuf  (shad, wawu dan fha) dan di dhomah shadnya, yang mempunyai arti ”kain
bulu domba yang kasar”, alasannya adalah karena dulu orang-orang sufi
selalu menjauhkan diri untuk memakai kain sutra, karena waktu itu kain domba
merupakan simbol kesederhanaan.
Tasawuf juga berasal dari kataShafa (shad, fha, alif dan hamzah) yang berarti
suci, jernih dan bersih, maksudnya mereka mensucikan diri di hadapan Allah SWT
melalui latihan kerohania yang amat dalam yaitu melatih dirinya untuk menjauhi
segala sikap dan sifat yang kotor sehingga tercapai kesucian dan kebersihan pada
hatinya.
Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang
Muslim berada sedekat mungkin dengan Allah. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih
menekankan rasa daripada rasio. Ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif, yakni sangat
berkaitan dengan pengalaman seseorang. Para sufi mengembangkan suatu cara
bagaimana bisa mendekatkan diri kepada Tuhan. Tujuan yang hendak dicapainya
adalah kebahagiaan, yakni dengan persatuannya dengan Kekasih. Kesengsaraan yang
memilukan bagi mereka bukanlah masuk Neraka, tetapi apabila Tuhan telah menjauhi
dan tidak mau bicara dengan mereka.  Objek kajian tasawuf adalah Tuhan (Al-Haq),
yakni upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya.

B. Persamaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf


Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek
kajian ilmu kalam adalah ketuhanan  dan  segala sesuatu yang berkaitan dengannya, 
objek kajian  filsafat  adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia,
dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah tuhan, yakni
5

upaya-upaya pendekatan terhadapnya.Jadi, dilihat dari aspek objeknya ketiga ilmu itu
membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.
Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama
yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran
tentang Tuhan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula,
berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia (yang belum
atau tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuaan karena berada di luar atau di atas
jangkauanya), atau tentang Tuhan. Sementara itu, tasawuf juga dengan metodenya
yang tipikai berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan
spritual menuju Tuhan.
Pada intinya bahwa ilmu kalam, filsafat maupun tasawuf memliki kesamaan
dalam segi bojek kajiannya, yaitu tentang Tuhan dan segala yang berkaitan dengan-
Nya. Namun dalam kajian objek tersebut hanya dibedakan dalam penamaannya saja.
Ilmu kalam dalam objek kajiannya dikenal dengan sebutan kajian tentang Tuhan,
sedangkan dalam filsafat di kenal dengan sebutan kajian tentang Wujud dan dalam
ilmu tasawuf (irfan) dikenal dengan sebutan kajian tentang Al-Haq. Akan tetapi pada
dasarnya ketiga ilmu tersebut mengkaji kajian tentang Tuhan dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan-Nya.

C. Perbedaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf

1.   Ilmu Kalam
Setelah membahas tentang persamaan dari ketiga ilmu tersebut, yaitu terdapat
persamaan dalam objek kajiannya, maka akan ditemukan juga titik perbedaannya.
Perbedaan di antara ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya.
Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika di samping argumentasi-
argumentasi naqliah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama, yang
sangat tampak nilai-nilai apologinya. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan metode
dialektika (jadaliah) dikenal juga dengan istilah dialog keagamaan. Sebagian ilmuwan
bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek
dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan
pendekatan rasional. Meskipun ilmu kalam merupakan sebuah disiplin ilmu yang
6

rasional dan logis, namun kalau dilihat adari asas-asas yang dipakai dalam
argumentasinyaterdiri dari dua bagian, yaitu; Aqli dan Naqli. 
Bagian Aqli ini terbangun dengan dasar pemikiran yang rasional murni, itupun
kalau ada relevansinya dengan Naqli. Karena naqli tersebut adalah untuk menjelaskan
dan menegaskan pertimbangan rasional supaya memperkuat argumen-argumennya.
2. Ilmu Filsafat
Sementara itu, filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh
kebenaran rasional. Metode yang digunakannya pun adalah metode rasional.
FilsafatFilsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi
secara radikal (mengakar)dan integral(menyeluruh)serta universal (mengalam); tidak
merasa terikatat  oleh apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama
logika.  Peranan filsafat sebagaimana dikatakan Socrates adalah berpegang teguh pada
ilmu pengetahuan melalui usaha menjelaskan konsep-konsep the gaining of
conceptual clarity.Murthadha muthahari berkata bahwa metode filsafat hanya
bertumpu pada silogisme (qiyas), argumentasi rasional (istidal ‘aqli)dan demonstrasi
rasional (burhan ‘aqli).

3. Ilmu Tasawuf
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari pada rasio.
Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif atau sangat berbeda. `Sebagai
sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf  bersifat subjektif,
yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah sebabnya, bahasa
tasawuf sering tampak aneh bila dilihat dari aspek rasio. Hal ini karena pengalaman
rasa sulit dibahasan. Pengalaman rasa lebih muda dirasakan langsung oleh orang yang
ingin memperoleh kebenaranya dan mudah digambarkan dengan bahasa lambang,
sehingga sangat interpretable dapat (di interpretasikan bermacam-macam).
Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau 
ilham, atau inspirasi yang datang dari tuhan. Kebenaran yang dihasilkan ilmu tasawuf
dikenal dengan istilah kebenaran hudhuri, yaitu suatu kebenaran yang objeknya
datang dari dalam diri subjek sendiri. Itulah sebabnya dalam sains dikenal istilah
objeknya  tidak objektif.
7

D. Hubungan antara Ilmu kalam, Filsafat dan Tasawuf


Setelah abad ke-6 Hijriah terjadi percampuran antara filsafat dengan ilmu
kalam, sehingga ilmu kalam menelan filsafat secara mentah-mentah dan dituangkan
dalam berbagai bukti dengan mana Ilmu Tauhid. Yaitu pembahasan problema ilmu
kalam dengan menekankan penggunanaan semantic (logika) Aristoteles sebagai
metode, sama dengan metode yang ditempuh para filosof. Kendatipun Ilmu Kalam
tetap menjadikan nash-nash agama sebagai sumber pokok, tetapi dalam kenyataannya
penggunaan dalil naqli juga tampak pada perbincangan mutakalimin. Atas dasar itulah
sejumlah pakar memasukkan Ilmu Kalam dalam lingkup Filsafat Islam.
Jadi Filsafat Islam bertujuan untuk menyelaraskan antara firman dan akal,
ilmu pengetahuan dengan keyakinan, agama dengan filsafat serta menunjukkan bahwa
akal dan firman tidak bertentangan satu sama lain. Walaupun orientasinya bersifat
religius, namun isu-isu penting dalam filsafat tidak diabaikan, seperti waktu, ruang,
materi, kehidupan dan masalah-masalah kontemporer.
Menurut Hasyimah Nasution Filsafat Islam dan ilmu kalam sangat kuat
pengaruhnya satu sama lain. Kalam mencuatkan masalah-masalah baru bagi filsafat,
dan filsafat membantu memperluas area, bidang, atau jangkauan kalam, dalam
pengertian bahwa pembahasan tentang banyak masalah filsafat jadi dianggap penting
dalam kalam. Filsafat Islam mengandalkan akal dalam mengkaji objeknya-Allah,
Alam dan Manusia-tanpa terikat dengan pendapat yang ada (pemikiran-pemikiran
yang sama sifatnya, hanya berfungsi sebatas masukan dan relative). Nash-nash agama
hanya sebagai bukti untuk membenarkan hasil temuan akal. Sebaliknya, ilmu kalam
mengambil dalil akidah sebagaimana tertera dalam wahyu, yang mutlak kebenarannya
untuk menguji objeknya – Allah dan sifat-sifatnya, serta hubungan dengan Allah
dengan Alam dan Manusia sebagaimana tertuang dalam kitab suci – menjadikan
filsafat sebagai alat untuk  membenarkan nash agama. Seperti keberadaan Allah,
Filsafat Islam mengawali pembuktiannya dengan argumentasi akal, barulah
pembenarannya diberikan oleh wahyu, sementara ilmu kalam mencari wahyu yang
berbicara tentang keberadaan Allah, baru kemudian didukung oleh argumentasi akal.
Walaupun objek dan metode kedua ilmu ini berbeda, tapi saling melengkapi dalam
memahami Islam dan pembentukan akidah Muslim.
Jadi Filsafat Islam bertujuan untuk menyelaraskan antara firman dan akal,
ilmu pengetahuan dengan keyakinan, agama dengan filsafat serta menunjukkan bahwa
akal dan firman tidak bertentangan satu sama lain. Walaupun orientasinya bersifat
8

religius, namun isu-isu penting dalam filsafat tidak diabaikan, seperti waktu, ruang,
materi, kehidupan dan masalah-masalah kontemporer.
Menurut Hasyimah Nasution Filsafat Islam dan ilmu kalam sangat kuat
pengaruhnya satu sama lain. Kalam mencuatkan masalah-masalah baru bagi filsafat,
dan filsafat membantu memperluas area, bidang, atau jangkauan kalam, dalam
pengertian bahwa pembahasan tentang banyak masalah filsafat jadi dianggap penting
dalam kalam. Filsafat Islam mengandalkan akal dalam mengkaji objeknya-Allah,
Alam dan Manusia-tanpa terikat dengan pendapat yang ada (pemikiran-pemikiran
yang sama sifatnya, hanya berfungsi sebatas masukan dan relative). Nash-nash agama
hanya sebagai bukti untuk membenarkan hasil temuan akal. Sebaliknya, ilmu kalam
mengambil dalil akidah sebagaimana tertera dalam wahyu, yang mutlak kebenarannya
untuk menguji objeknya – Allah dan sifat-sifatnya, serta hubungan dengan Allah
dengan Alam dan Manusia sebagaimana tertuang dalam kitab suci – menjadikan
filsafat sebagai alat untuk  membenarkan nash agama. Seperti keberadaan Allah,
Filsafat Islam mengawali pembuktiannya dengan argumentasi akal, barulah
pembenarannya diberikan oleh wahyu, sementara ilmu kalam mencari wahyu yang
berbicara tentang keberadaan Allah, baru kemudian didukung oleh argumentasi akal.
Walaupun objek dan metode kedua ilmu ini berbeda, tapi saling melengkapi dalam
memahami Islam dan pembentukan akidah Muslim.
Sedangkan Tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara dan jalan untuk
semakin mendekatkan diri kepada Allah terbagi ke dalam dua bagian, yakni Tasawuf
Amali/Akhlaqi dan Tasawuf  Falsafi (Ibn Arabi dan Al-Hallaj). Dari pengelompokkan
ini tergambar adanya unsur-unsur filsafat dalam ajaran tasawuf, seperti logika dalam
penjelasan maqomat (al-fana-al-baqa, ittihad, hulul, wahdat al-wujud).
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Secara etimologi Kalam berarti “kata-kata”. Kata-kata disini di maksudkan
adalah kata-kata (firman) Allah. Jadi ilmu kalam adalah ilmu yang
mempermasalahkan kalam Allah, Filsafat berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari
dua kata yakni philos dan shopia, philos mempunyai makna “mencintai” dan shopia
mempunyai makna ”kebijaksanaan atau kebenaran” Samsul Munir menuliskan dalam
bukunya bahwa tasawuf  berasal dari kata shuf (shad, wawu dan fha) dan di dhomah
shadnya, yang mempunyai arti ”kain bulu domba yang kasar”, alasannya adalah
karena dulu orang-orang sufi selalu menjauhkan diri untuk memakai kain sutra,
karena waktu itu kain domba merupakan simbol kesederhanaan.
Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama
yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran
tentang Tuhan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula,
berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia (yang belum
atau tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuaan karena berada di luar atau di atas
jangkauanya), atau tentang Tuhan. Sementara itu, tasawuf juga dengan metodenya
yang tipikai berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan
spritual menuju Tuhan.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Tasawuf. Jakarta: Amzah.

Hasyim Syah Nasution. 2005. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Murtadha, Muthahari. 2003. Pengantar ilmu-ilmu Islam. Jakarta: Zahra Pustaka.

Yazdi, Muhammad Taqi Misbah. 2003.  Buku Daras Filsafat Islam, (Terj. Musa Kazim &
Saleh Bagir). Bandung:Mizan.

Putra, Andi Eka. 2012. Tasawuf, Ilmu Kalam dan Filsafat Islam (Suatu tinjauan sejarah
tentang hubungan ketinganya).Al-AdYaN. Vol. VII, No. 2. Juli-Desember 2012.

11

Anda mungkin juga menyukai