Anda di halaman 1dari 12

Tugas kelompok 11 (Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam)

PEMIKIRAN EKONOMI IBNU KHALDUN (732-808 H)

Dosen Pengampu : Bpk. M. Anisul Fata, ME

Disusun Oleh :

Diana Apriliyani (1908203003)

Komala Sari (1908203012)

Dian Lestari (1908203024)

Jurusan Perbankan Syariah


PS A/3
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon

Jl. Perjuangan, Sunyaragi, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45131
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
penyusun bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sejarah Pemikiran Islam.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Bapak Moh. Mabruri Faozan, MA selaku
dosen mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dan semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalh ini masih juah dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Cirebon, 5 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah dan Karya Ibnu Khaldun
2.2 Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun
2.2.1 Mekanisme Pasar
2.2.2 Penetapan Harga
2.2.3 Keuntungan
2.2.4 Division Of Labor dan Perdagangan Internasional
2.2.5 Keuangan Public
2.2.6 Standar Kekayaan Negara
2.2.7 Neraca Pebayaran Positif
2.2.8 Konsep Uang
2.2.9 Kesejahteraan Masyarakat
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Hidup dan Karya Ibnu Khaldun


Ibnu khaldun hidup antara abad ke-14 dan 15 M (1332-1406) bertepatan abad ke-8
dan 9 H. Mesir pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Bani Mamluk. Kota Bagdad jatuh
ke tangan bangsa Tartar (654- 923 H). Dampaknya sangan negatif bagi perkembangan bahasa
sastra bagi kebudayaan Arab. Di saat yang bersamaan, berbagai kerajaan muslim di Andalusia
mulai runtuh. Satu persatu kota-kota kerajaan Islam jatuh ke tangan kaum Kristen.
Nasab Ibnu Khaldun digolongkan kepada Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Hasan
Ibnu Jabir Ibnu Muhammad Ibnu Ibrahim Abdurrahman Ibnu Khalid. Namun ia dikenal
dengan nama Ibnu Khaldun. Nama aslinya adalah Abdurrahman Ibnu Khaldun Al Maghribi
Al Hadrami Al Maliki. Digolongkan kepada Al Maghribi, karena dia dilahirkan dan
dibesarkan di Maghrib di kotaTunisi, dijuluki Al Hadrami karena keturunannya berasal dari
Hadramaut Yaman, dan dikatakan Al Maliki karena ia menganut madzhab Imam Malik. Gelar
Abu Zaid diperoleh dari nama anaknya yang tertua Zaid. Panggilan wali Ad Din diperolehnya
setelah ia menjadi hakim di Mesir.
Kakek IbnuKhaldun, khalid Ibnu Usman dan keluarganya menetap di kota Carmone
selama beberapa waktu sebelum hijrah ke kota Sevilla. Keluarga Khaldun Jberhasil menjabat
beberapa jabatan penting didalam ilmu pengetahuan dan politik di kota ini, antara lain Kuraib
Ibnu Khaldun yang terkenal dalam bidang ilmu pengetahuan. Ringkasnya, kedudukan Banu
Khaldun di Sevilla sangat terhormat.
Pada awal abad ke-13 M, kerajaan Muwahiddin di Andalus hancur. Sebagian besar
kota-kota dan pelabuhannya jatuh ke tangan raja Castilia termasuk kota Sevilla (1248 M).
Bani (keluarga) terpaksa hijrah ke Afrika Utara mengikuti jejak Banu Hafs Mengangkat jejak
Abu Bakar Muhammad, yaitu kakek kedua Ibnu Khaldun untuk mengatur urusan Negara
mereka di Tunisia, dan mengangkat kakek pertama beliau Muhammad Ibnu Abu Bakas untuk
mengurus urusan Hijabah (Kantor urusan Keistanaan/Kenegaraan) di Bogie (Bejaya).
Ibnu Khaldun dilahirkan di Tunisia pada Bulan Ramadhan 732 H/ 1332 M, ditengah-
tengah keluarga ilmuan dan terhormat yang berhasil menghimpun antara jabatan ilmiah dan
pemerintahan. Dari lingkungan seperti ini Ibnu Khaldun memperoleh dua orientasi yang kuat;
pertama, cinta belajar dan ilmu pengetahuan; kedua, cinta jabatan dan pangkat.
Ayahnya bernama Abu Abdullah Muhammad juga berkecimpung dalam bidang
politik, kemudian mengundurkan diri dari bidang politik dan menekuni ilmu pengetahuan dan
kesufian. Beliau ahli dalam bidang bahasa dan sastra Arab. Meninggal dunia pada tahun
749H/1348 akibat wabah pes yang melanda Afrika Utara dengan meninggalkan lima orang
anak termasuk Abdurrahman Ibnu Khaldun yang pada waktu itu berusia 18 tahun.
Ibnu Khaldun mengawali pendidikannya dengan membacadan menghafal Al Qur’an
kemudian baru menimba berbagai ilmu dari guru-guru terkenal sesuai dengan bidang masing-
masing. Tunisia pada waktu itu merupakan pusat ulama dan sastrawan besar kota-kota di
Timur dan Barat, dilanda wabah pes yang dahsat pada tahun 749 H, sehingga Ibnu Khaldun
Kehilangan kedua orang tuanya dan beberapa orang gurunya, ia tidak dapat melanjutkan
studinya dan akhirnya hijrah ke Magrib.
Wafatnya kedua orang tua Ibnu Khaldun saat ia masih remaja merupakan salah satu
faktor yang dapat mengurangi keterikatannya terhadap keluarga dan tempat kediamannya
serta membuka kesempatan baginya untuk berkelana dan terjun ke dunia politik di berbagai
plosok Magrib (Maroko).
Menurut Dr Ali Abdul Wahid Wafi, salah satu yang ahli tentang Ibnu Khaldun, ada
dua faktor yang menyebabkan Ibnu Khaldun tidak dapat melanjutkan studinya: pertama,
wabah pes yang melanda sebagian besar dunia Islam mulai dari Samarkand sampai ke
magrib. Kedua, hijrahnya sebagian besar ulama dan sastrawan yang selamat dari wabah pes
dari dari Tunisia ke maroko pada tahun 750 M/1349 Hbersama-sama dengan Sulta Abu Al
Hasan, penguasa Daulah Bani Marin. Ibnu Khaldun menganggap peristiwa wabah pes ini
sebagai wabah besar dalam hidup ini yang menyebabkan ia kehilangan kedua orang tuanya
dan sebagian guru-gurunya10.
Ibnu Khaldun terkenal sebagai ilmuan besar adalah karena karyanya ”Muqaddimah”.
Rasanya memang aneh ia terkenal justru karena muqaddimahnya bukan karena karyanya yang
pokok (al Ibar), namun pengantar Al ‘Ibarnyalah yang telah membuat namanya diagung-
agungkan dalam sejarah intelektualisme. Karya monumentalnya itu telah membuat para
sarjana baik di barat atau di Timur begitu mengaguminya. Sampai-sampai Windelband dalam
filsafat sejarahnya menyebutnya sebagai “tokoh ajaib yang sama sekali lepas, baik dari masa
lampau atau masa yang akan datang”.

2.2 Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun


2.2.1 Mekanisme Pasar
Ibnu Khaldun, membagi barang-barang menjadi dua katagori, yaitu barang pokok dan
barang mewah. Menurutnya jika suatu kota berkembang dan jumlah penduduknya semakin
banyak, maka harga barang-barang pokok akan semakin menurun sementara harga barang
mewah akan naik. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penawaran barang pangan dan
barang pokok lainnya sebab barang ini sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap orang,
sehingga pengadaannya akan diprioritaskan. Sementara itu, harga barang mewah akan naik
sejalan dengan meningkatnya gaya hidup yang mengakibatkan peningkatan permintaan
barang mewah ini.
Di sini, Ibnu Khaldun sebenarnya menjelaskan pengaruh permintaan dan penawaran
terhadap tingkat harga. Secara lebih rinci ia menjelaskan pengaruh persaingan antara para
konsumen dan meningkatnya biaya-biaya akibat perpajakan dan pungutan-pungutan lain
terhadap tingkat harga.
Pengaruh tinggi rendahnya tingkat keuntungan terhadap perilaku pasar, khususnya
produsen, juga mendapat perhatian dari Ibnu Khaldun. Menurutnya tingkat keuntungan yang
wajar akan mendorong tumbuhnya perdagangan, sementara tingkat keuntungan yang terlalu
rendah akan membuat lesu perdagangan. Para pedagang dan produsen lainnya akan
kehilangan motivasi bertransaksi. Sebaliknya jika tingkat keuntungan terlalu tinggi
perdagangan juga akan melemah sebab akan menurunkan tingkat permintaan konsumen. Ibnu
Khladun sangat menghargai harga yang terjadi dalam pasar bebas, namun ia tidak
mengajukan saran-saran kebijakan pemerintah untuk mengelola harga. Ia lebih banyak
memfokuskan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi harga.
Beberapa faktor menurut Ibnu Khaldun yang dijadikan indikator dalam kegiatan
suatu perekonomian di suatu pasar adalah : a) Kekuatan Permintaan dan Penawaran; b) Tinggi
rendahnya suatu pajak (bea cukai); c) Biaya Produksi; d Perilaku penimbuan (Monopoli)
Secara umum dapat disampaikan bahwa kemunculan pesan moral Islam dan
pencerahan teori pasar, dapat dikaitkan sebagai bagian dari reaksi penolakan atas sistem
sosialisme dan sekularisme. Meskipun tidak secara keseluruhan dari kedua sistem itu
bertentangan dengan Islam. Namun Islam hendak menempatkan segala sesuatu sesuai pada
porsinya, tidak ada yang dirugikan, dan dapat mencerminkan sebagai bagian dari the holistic
live kehidupan duniawi dan ukhrowi manusia. Oleh sebab itu, sangat utama bagi umat Islam
untuk secara kumulatif mencurahkan semua dukungannya kepada ide keberdayaan, kemajuan
dan kecerahan peradaban bisnis dan perdagangan. Islam secara ketat memacu umatnya untuk
bergiat dalam aktivitas keuangan dan usaha-usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan
social.
Berdagang adalah aktivitas yang paling umum dilakukan di pasar. Untuk itu teks-teks
Al Qur’an selain memberikan stimulasi imperative untuk berdagang, di lain pihak juga
mencerahkan aktivitas tersebut dengan sejumlah rambu atau aturan main yang bisa diterapkan
di pasar dalam upaya menegakkan kepentingan semua pihak, baik individu maupun kelompok
Konsep Islam menegaskan bahwa pasar harus berdiri di atas prinsip
persaingan bebas (perfect competition). Namun demikian bukan berarti kebebasan
tersebut berlaku mutlak, akan tetapi kebebasan yang dibungkus oleh frame syari’ah. Dalam
Islam, Transaksi terjadi secara sukarela (antaradim minkum/mutual goodwill, Sebagaimana
disebutkn dalam Qur’an surat An Nisa’ ayat 29.

2.2.2 Penetapan Harga


Penetapan harga adalah apabila penguasa atau wakilnya atau siapa saja yang
memimpin umat Islam memerintahkan pelaku pasar untuk tidak menjual barangnya
kecuali dengan harga tertentu, maka dilarang untuk menambah atau menguranginya
untuk kemaslahatan. Teori Harga Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimah-nya
menulis satu bab yang secara khusus membahas mengenai mekanisme harga, bab
tersebut berjudul ‘harga-harga di kota’. Dalam bab tersebut menurut Ibnu Khaldun,
bila suatu kota berkembang dan populasinya pun bertambah banyak maka rakyatnya
akan semakin makmur, kemudian hal tersebut akan menyebabkan
terjadinya16’Telaah Kritis Pemikiran Ekonomi Islam Terhadap Mekanisme
Pasar Dalam Konteks Ekonomi Islam Kekinian’ kenaikan permintaan
(demand) terhadap barang-barang, dan akibatnya harga menjadi naik. Franz
Rosenthal yang menerjemahkan buku Muqaddimah karya Ibnu Khaldun menjadi The
Muqaddimah: Artinya: Sesungguhnya apabila sebuah kota telah makmur dan
berkembang serta penuh dengan kemewahan, maka di situ akan timbul permintaan
(demand) yang besar terhadap barang-barang. Tiap orang membeli barang-barang
mewah itu menurut kesanggupannya. Maka barangbarang menjadi kurang. Jumlah
pembeli meningkat, sementara persediaan menjadi sedikit. Sedangkan orang kaya
berani membayar dengan harga tinggi untuk barang itu, sebab kebutuhan mereka
makin besar. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya harga sebagaimana anda lihat.
Seperti telah ditulis dalam kalimat diatas menurut Ibnu Khaldun dalam menentukan
harga di pasar atas sebuah produksi, faktor yang sangat berpengaruh adalah
permintaan dan penawaran. Menurutnya apabila sebuah kota berkembang dengan
pesat, mengalami kemajuan dan penduduknya padat, maka persedian bahan makanan
pokok melimpah. Hal ini dapat diartikan bahwa penawaran yang meningkat
mengakibatkan harga bahan/barang pokok tersebut murah. Ketika sebuah kota yang
sangat maju dan memiliki banyak penduduk, harga bahan makanan dan barang-
barang yang diperlukan menjadi rendah/murah... Ibnu Khaldun menekankan bahwa
kenaikan penawaran atau penurunan permintaan menyebabkan kenaikan harga,
demikian pula sebaliknya kenaikan permintaan atau penurunan penawaran akan
menyebabkan penurunan harga.27 Analisa supply and demand Ibnu Khaldun tersebut
di dalam ilmu ekonomi modern, diteorikan sebagai terjadinya peningkatan disposable
income (kelebihan pendapatan) dari penduduk kota. Naiknya hal tersebut dapat
menyebabkan naiknya marginal propersity to consume (kecenderungan marginal
untuk mengkonsumsi) dari setiap penduduk kota terhadap barang mewah. Hal ini
menciptakan kebutuhan baru atau peningkatan permintaan terhadap barang- barang
mewah. Akibatnya harga barang-barang mewah akan meningkat dengan sendirinya.
Adanya kecenderungan tersebut dikarenakan oleh terjadinya disposable income
penduduk kota seiring dengan berkembangnya kota itu.17 Inilah teori supply and
demand-nya Ibnu Khaldun. Menurutnya penawaran bahan pokok di kota besar jauh
lebih besar dari pada penawaran bahan pokok di kota kecil/desa. Sehingga hal
tersebut mengakibatkan harga bahan pokok di kota menjadi lebih murah dikarenakan
tingginya penawaran akan barang tersebut, dan hal sebaliknya terjadi di kota
kecil/desa sehingga harga barang menjadi lebih mahal. Ketahuilah bahwa
sesungguhnya semua pasar menyediakan kebutuhan manusia, di antaranya kebutuhan
(primer), yaitu makanan pokok seperti gandum dan segala jenis makanan pokok
lainnya seperti sayur buncis, bawang merah, bawang putih dan sejenisnya. Ada pula
kebutuhan yang bersifat (sekunder) dan (tertier) yang merupakan kebutuhan
pelengkap seperti bumbu makanan, buah-buahan, pakaian, perabot rumah tangga,
kendaraan, dan seluruh produk hasil industri. Apabila sebuah kota berkembang maju
dan penduduknya padat (banyak), maka murahlah harga barang kebutuhan (primer)
seperti makanan pokok dan menjadi mahal hargaharga barang kebutuhan pelengkap,
Apabila penduduk suatu daerah sedikit (seperti desa) dan lemah peradabannya, maka
terhadi sebaliknya.(terjadi harga mahal). Analisa Ibnu Khaldun tentang harga tersebut
yang dirumuskan menggunakan hukum supply and demand adalah merupakan suatu
rumusan yang luar biasa di zamannya, karena hal tersebut terjadi jauh sebelum para
ekonom konvensional seperti Adam Smith, David Ricardo dkk. merumuskan teori
tersebut. Dari kalimat pertama Ibnu Khaldun di atas dijelaskan bahwa pasar adalah
tempat yang menyediakan kebutuhan manusia, baik itu kebutuhan primer, sekunder
maupun tertier. 30 Ibnu Khaldun juga menjelaskan akibat dari adanya pungutan dan
pajak terhadap meningkatnya biaya produksi barang. Bea masuk dan bea lainnya
yang dikenakan pada (makanan) di pasar dan di gerbang kota atas nama penguasa,
dan pemungut retribusi pajak keuntungan dari transaksi bisnis tersebut yang
diperuntukkan bagi kepentingan mereka sendiri, masuk ke dalam harga bahan
makanan. Harga di kota-kota, dengan demikian, lebih tinggi dari harga di padang
gurun, karena bea masuk dan bea dan pungutan lainnya sedikit atau tidak ada di
antara (Badui), sedangkan sebaliknya terjadi di kota-kota, terutama di kemudian
(tahun) dari dinasti. Dari penjelasan di atas dijelaskan bahwa akibat dari adanya
pungutan dan pajak atas bea masuk barang ke kota mengakibatkan harga barang di
kota menjadi lebih mahal daripada di desa. Dari situlah dijelaskan oleh Ibnu Khaldun
pengaruh pajak terhadap harga-harga. Harga damai begitu istilah menyebutkan,
sangat dibutuhkan oleh pedagang dan konsumen. Karena bila harga turun terlalu
drastis maka pedagang akan dirugikan dan mendorong mereka keluar dari pasar,
sedangkan ketika harga naik keterlaluan maka konsumen yang akan mengalami
kerugian dan kesusahan. Harga damai sangat dibtuhkan oleh kedua pihak, karena ia
tidak saja memungkinkan pedagang memperoleh cukup keuntungan yang ditolerir
pasar tetapi juga membantu menciptakan kegairahan pasar dengan meningkatnya
penjualan untuk memperoleh keuntungan. Akan tetapi, terkadang harga yang rendah
juga dibutuhkan, karena seperti kita tahu kaum miskin menjadi mayoritas dalam
populasi sehingga hal itu dapat memberikan kelapangan bagi mereka. 33 Dengan
demikian, tingkat harga yang stabil dengan biaya hidup yang relative rendah menjadi
pilihan masyarakat dengan sudut pandang pertumbuhan dan keadilan. Kenaikan
penawaran atau penurunan permintaan menyebabkan kenaikan harga, demikian pula
sebaliknya. Ia percaya bahwa akibat dari rendahnya harga pasar akan merugikan
perajin dan pedagang, sehingga mereka keluar dari pasar, sedangkan akibat drai
tingginya harga akan menyusahkan konsumen, terutama kaum miskin yang menjadi
mayoritas dalam sebuah populasi. Karena iti Ibnu Khaldun berpendapat ahwa harga
rendah untuk kebutuhan pokok harus diusahakan tanpa merugikan produsen. Dengan
kata lain, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tingkat harga yang stabil daan biaya
hidup yang relatif rendah adalah pilihan yang terbaik dengan tetap mengusahakan
pertumbuhan dan keadlan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi penawaran menurut Ibnu Khaldun adalah
banyaknyaa permintaan tingkat keuntungan relatif (tingkat harga), tingkat usaha
manusia (produktivitas), besarnya tenaga buruh termasuk ilmu pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki, keamanan dan ketenangan, serta kemampuan teknik dan
perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan faktor yang
mempengaruhi permintaan adalah pendapatan, jumlah penduduk, kebiasaan dan adat
istiadat masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran masyarakat secara umum.

2.2.3 KEUNTUNGAN
Keuntungan menurut Ibnu Khaldun adalah nilai yang timbul dari kerja
manusia yang di peroleh dari usaha untuk mencapai barang-barang dan perhatian
untuk memilikinya. Oleh karena itu, kerja manusia merupakan elemen penting dalam
proses produksi.
Nilai suatu produk sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya.
Demikian pula, kekayaan bangsa tidak ditentukan oleh jumlah uang yang dimiliki
bangsa tersebut, tetapi ditentukan oleh produksi barang dan jasanya dan di tentukan
pula oleh neraca pembayaran yang sehat. Neraca pembayaran yang sehat merupakan
konsekuensi alamiah dari tingkat produksi yang tinggi.
Ibnu Khaldun mengemukakan bahwa niali sesuatu itu terletak pada kerja
manusia yang di curahkan kepada nya, dan segala yang terpenting dalam kerja
tersebut adalah pencuraha tenaga untuk memproduksi sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Sebagaimana yang dikatakan khalifah Ali bahwa nilai setiap
orang terletak pada keahlian yang dimilikinya.
Dalam konsep keuntungan Ibnu Khaldun, nilai kerja menemoati point sentral
dalam teori produksiia mengharuskan dalam setiap penentuan biaya produksi, biaya
tenaga kerha harus dimasukkan Ke dalamnya karena adanya usaha dan kerja, laba dan
keuntungan akan diperoleh, bila tidak ada kerja maka tidak akan ada produksi.

2.2.4 DIVISION OF LABOR dan PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Ibnu Khaldun berpendapat bahwa apabila pembagian pekerjaan kepada
masyarakat berdasarkan kepada spesialisasi dan keahlian masyarakat tersebut, maka
menurutnya akan menghasilkan output yang lebih besar. Konsep ini berdampak
terhadap adanya peningkatan hasil dari suatu produksi. Dan sebagaimana teori
Division of labor nya Adam Smith (1729 – 1790), bahwa pembagian kerja akan
mendorong spesialisasi, dimana orang akan memilih pekerjaan yang terbaik sesuai
dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing pekerja. Hal ini
akan meningkatkan produktivitas dari tenaga kerja, dan pada akhirnya akan dapat
meningkatkan hasil produksi secara total.
Ibnu Khaldun menganjurkan sebuah organisasi sosial dari produksi dalam
bentuk suatu spesialisasi kerja. Produktivitas yang tinggi hanya akan didapatkan dari
spesialisasi kerja, dan memungkinkan terjadinya suatu surplus dan perdagangan
antara para produsen. Lalu apa hubungan division of labor dengan perdagangan
internasional.
Teori division of labor merupakan embrio dari teori perdagangan
internasional. Hal itu didasari analisisnya tentang pertukaran atau perdagangan
diantara negara-negara miskin dan negara kaya yang menimbulkan kecenderungan
suatu negara untuk mengimpor atau mengekspor dari negara lain. Alur berpikirnya
terlihat bahwa Division of labor akan menghasilkan produksi maksimum sehingga
negara tidak hanya mencapai swasembada terhadap suatu kebutuhan barang, tetapi
juga mempunyai kelebihan supply. Hal ini memungkinkan negara untuk mengekspor
barang ke luar negeri. Maka terjadilah perdagangan internasional. Hal lainnya adalah
karena dengan adanya division of labor negara juga akan lebih efisien dalam proses
produksi. Dengan rendahnya biaya produksi maka harga produk tersebut akan
kompetitif ketika masuk ke pasar luar negeri.
Teori tentang division of labor ini menunjukan konsistensi pemikiran Ibnu
Khaldun tentang bagaimana menciptakan kesejahteraan negara. Untuk menjadi
sejahtera negara harus menggenjot sisi produksi domestik. Hal ini ditujukan agar
negara swasembada dan dapat mengekspor ke luar negeri. Ekspor akan meningkatkan
devisa negara sehingga neraca pembayaran negara akan positif. Dengan begitu
kekayaan negara akan meningkat dan kemakmuran rakyat akan terciptakan. Salah
satu yang harus dilakukan sebagai upaya maksimalisasi dan efisiensi produksi adalah
dengan melakukan division of labor.

2.2.5 KEUANGAN PUBLIK


Pemerintah tidak dapat menciptakan uang. Uang yang dibelanjakan oleh
pemerintah berasal dari penduduk melalui pajak. Pajak sebagai sumber pemasukan
negara harus dikelola dengan baik sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal
dan nantinya bisa digunakan untuk memperbaiki kesejahteraan sosial rakyat. Karena
itulah menurut Ibnu Khaldun keberadaan departemen perpajakan sangat penting bagi
kekuasaan raja. Departemen ini berkaitan dengan operasional perpajakan dan
memelihara hak-hak negara.
Ibn Khaldun menganjurkan keadilan dalam perpajakan. Pajak yang adil
sangat berpengaruh terhadap kemakmuran suatu negara. Kemakmuran cenderung
bersirkulasi antara rakyat dan pemerintah, dari pemerintah ke rakyat, dan dari rakyat
ke pemerintah, sehingga pemerintah tidak dapat menjauhkan belanja negara dari
rakyat karena akan mengakibatkan rakyat menjauh dari pemerintah.
Uang yang dibelanjakan oleh pemerintah berasal dari penduduk melalui
pajak. Pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya hanya dengan meningkatkan
pendapatan dari sektor pajak. Akan tetapi tekanan iskal yang terlalu tinggi akan
melemahkan semangat orang dalam bekerja. Akibatnya kemudian, timbul siklus
iskal. Pemerintah memungut pajak yang kecil dan penduduk memiliki laba yang
besar. Pada gilirannya, mereka semangat untuk bekerja, namun kebutuhan pemerintah
serta tekanan fiskal naik.
Penetapan pajak yang berprinsip pada keadilan merupakan suatu keharusan.
Ibn Khaldun menegaskan bahwa penetapan dan pembebasan pajak harus sesuai
dengan syariah, seperti sedekah, pajak tanah, kharaj, jizyah, dan lain-lain. Semua itu
memiliki batas yang tetap dan tidak bisa dilebihkan.
Ia menggambarkan bagaimana pengaruh pajak terhadap insentif dan
produktivitas. Ia menyimpulkan bahwa faktor terpenting untuk prospek usaha adalah
dengan meringankan beban pajak bagi pengusaha untuk menggairahkan kegiatan
bisnis, dengan menjamin keuntungan yang lebih besar setelah pajak. Ibn Khaldun
juga menganalisa efek dari pengeluaran belanja pemerintah dalam perekonomian
bahwa penurunan dalam penghasilan pajak disebabkan juga oleh penurunan belanja
pemerintah. Alasannya karena negara adalah pasar yang paling besar, dasar semua
perdagangan, substansi dari pemasukan dan pengeluaran.
Jika pemerintah menimbun penerimaan pajak, atau jika mereka tidak bisa
membelanjakan sebagaimana mestinya, jumlah uang yang tersedia yang sampai ke
pegawai-pegawai pemerintah (upah) akan menurun. Hal ini tentu berlanjut hingga ke
berbagai lapisan masyarakat (multiplier effect), sehingga total belanja mereka akan
menurun. Untuk itulah Ibn Khaldun menekankan peranan investasi.

2.2.6 STANDAR KEKAYAAN NEGARA


Menurut Ibn Khaldun kakayaan sebuah negara tidak ditentukan oleh
banyaknya uang di negara tersebut, tetapi kekayaan negara ditentukan oleh tingkat
produksi domestik dan neraca pembayaran yang positif dari negara tersebut.
Dengan demikian, negara yang makmur adalah negara yang mampu
memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan, sehingga kelebihan hasil produksi
tersebut diekspor, dan pada akhirnya akan menambah kemakmuran di negara
tersebut. Berikut merupakan konsep ekonomi menurut Ibn Khaldun sebagai indikator
dari kekayaan suatu negara :
a. Tingkat Produk Domestik Bruto
Bila suatu negara mencetak uang dengan sebanyak-banyaknya, itu bukan
merupakan releksi dari pesatnya pertumbuhan sektor produksi (baik barang
maupun jasa). Maka uang yang melimpah itu tidak ada artinya, yang membuat
jumlah uang lebih banyak dibanding jumlah ketersediaan barang dan jasa. Sektor
produksilah yang menjadi moto pembangunan, menyerap tenaga kerja,
meningkatkan pendapatan pekerja, dan menimbulkan permintaan atas faktor
produksi lainnya.

2.2.7 NERACA PEMBAYARAN POSITIF


Ibn khaldun menegaskan bahwa neraca pembayaran yang positif akan meningkatkan
kekayaan negara tersebut. Neraca pembayaran yang positif menggambarkan dua hal :
a) Tingkat produksi yang tinggi
Jika tingkat produksi suatu negara tinggi melebihi dari jumlah permintaan domestik
negara tersebut, atau supply lebih besar dibanding demand. Maka memungkinkan negara
tersebut melakukan kegiatan ekspor.
b) Tingkat efisiensi yang tinggi
Bila tingkat eisiensi suatu negara lebih tinggi dibanding negara lain, maka dengan tingkat
efisiensi yang lebih tinggi maka komoditi suatu negara mampu masuk ke negara lain
dengan harga yang lebih kompetitif.
Untuk bisa bersaing di pasar luar negeri, negara harus mengupayakan eisiensi dalam
proses produksi, dengan begitu harga barang yang diekspor tersebut akan mampu bersaing
dipasar luar negeri. Eisiensi dapat dilakukan salah satunya dengan melihat keunggulan negara
terhadap negara lain dalam hal produksi. Dalam teori modern disebut comparative advantage.
Negara harus menganalisa dimana keunggulan mereka. Misalnya negara dengan tanah subur
mempunyai keunggulan dalam hal pertanian sehingga tidak perlu memaksakan diri
memproduksi pesawat terbang atau kereta api. Dengan begitu negara akan lebih efisien dalam
hal produksi dan produksi negara akan menciptakan neraca pembayaran positif.

2.2.8 KONSEP UANG


Ibn Khaldun mengemukakan bahwa emas dan perak selain berfungsi sebagai
uang juga digunakan sebagai medium pertukaran dan alat pengukur nilai sesuatu.
Uang itu tidak harus mengandung emas dan perak, hanya saja emas dan perak
dijadikan standar nilai uang, sementara pemerintah menetapkan harganya secara
konsisten. Oleh karena itu Ibn Khaldun menyarankan agar harga emas dan perak itu
konstan meskipun harga-harga lain berluktuasi.
Berdasarkan pendapat Ibn Khaldun di atas, sebenarnya standar mata uang
yang ia sarankan masih merupakan standar emas hanya saja standar emas dengan
sistem the gold bullion standard, yaitu ketika logam emas bukan merupakan alat
tukar namun otoritas moneter menjadikan logam tersebut sebagai parameter dalam
menentukan nilai tukar uang yang beredar. Koin emas tidak lagi secara langsung
dipakai sebagai mata uang. Dalam sistem ini, diperlukan suatu kesetaraan antara uang
kertas yang beredar dengan jumlah emas yang disimpan sebagai back up. Setiap
orang bebas memperjualbelikan emas, tetapi pemerintah menetapkan harga emas.
Di sini terlihat ketajaman analisis Ibn Khaldun tentang standar mata uang
dengan memprediksi tentang perkembangan perekonomian. Dilihat perkembangan
perekonomian zaman sekarang hal ini terbukti bahwa untuk penetapan mata uang
harus berpijak pada standar dari mata uang yang ditetapkan oleh pemerintah.

2.2.9 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


Kesejahteraan dan pembangunan, menurut Ibn Khaldun bergantung pada
aktivitas ekonomi, jumlah dan pembagian tenaga kerja, luasnya pasar, tunjangan dan
fasilitas yang disediakan negara, serta peralatan. Pada gilirannya tergantung pada
tabungan atau surplus yang dihasilkan setelah memenuhi kebutuhan masyarakat.
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan, maka negara akan semakin besar.
Pendapatan yang besar akan memberikan kontribusi tingkat tabungan yang lebih
tinggi dan investasi yang lebih besar untuk peralatan dan dengan demikian akan ada
kontribusi yang lebih besar di dalam pembangunan dan kesejahteraan.

Ketika tingkat pendapatan dan kesejahteraan tinggi, hal ini akan memberikan
kontribusi terhadap kenaikan penadapatan pajak sehingga memungkinkan pemerintah
mengeluarkan anggaran yang lebih untuk kesejahteraan rakyat. Alat untuk mencapai
kesejahteraan dan pembangunan yang paling utama menurut Ibn Khaldun adalah
masyarakat, pemerintah, dan keadilan. Di masyarakat, solidaritas diperlukan untuk
meningkatkan kerja sama, sehingga akan meningkatkan produktivitas, solidaritas
akan menguat jika ada keadilan. Dalam kesempatan lain, Ibn Khaldun juga
mengungkapkan bahwa faktor ekonomi, kebersihan, moral dan sosial mempengaruhi
jumlah populasi masyarakat, dan populasi yang besar akan menciptakan
kesejahteraan.
BAB III
3.1 Kesimpulan
Ibnu Khaldun di lahirkan di Tunisia pada awal Ramadhan tahun 732 H, atau tepatnya pada 27
Mei 1333. Rumah tempat kelahirannya masih utuh hingga sekarang yang terletak di jalan
Turbah Bay. Dalam beberapa tahun terakhir ini rumah tersebut menjadi pusat sekolah Idarah
‘Ulya, yang pada pintu masuknya terpampang sebuah batu manner berukirkan nama dan
tanggal kelahiran Ibnu Khaldun.
Bani Khalduniyah di Andalusia memainkan peran yang cukup menonjol, baik dalam bidang
ilmu pengetahuan maupun politik. Setelah menetap di Carmona, kemudian mereka pindah ke
Sevilla, dikarenakan situasi politik di Andalusia yang mengalami kekacauan, baik karena
perpecahan di kalangan Muslim maupun karena serangan pihak Kristen di Utara, maka Banu
Khaldun pindah lagi ke Afiika Utara. Al- Hasan Ibn Jabir adalah nenek moyang Ibnu
Khaldun yang mula-mula datang ke Afiika Utara, di mana Ceuta merupakan kota pertama
kali yang mereka pijak, sebelum pindah ke Tunis pada tahun 1223. (Toto Suharto, 2003:33

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/irfan91maulana/analisis-konsep-perdagangan-
internasional-ibnu-khaldun-dan-agenda-ekonomi-donald-
trump_5851d4514b7a61dc30dff314

https://scholar.google.co.id/scholar?
q=related:N2loF7rMCGoJ:scholar.google.com/&scioq=pemikiran+ekonomi+ibnu+khal
dun&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3DN2loF7rMCGoJ

https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemikiran+ekonomi+ibnu+khaldun&oq=#d=gs_qabs&u=
%23p%3DqBnSy25pTxQJ

https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemikiran+ekonomi+ibnu+khaldun&oq=#d=gs_qabs&u=
%23p%3Du7umSBlkUUEJ

https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemikiran+ekonomi+ibnu+khaldun&oq=#d=gs_qabs&u=
%23p%3D_9Xsn6Fy5o0J

Anda mungkin juga menyukai