Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun dan Al-Maqrizi

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Dosen Pengampu : H, Irpan Jamil, MA

Oleh:
1. Bagas Andreansyah
2. Ginanjar Perbawana
3. Moh Husni Faridz

Kelas IV-E

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
CIANJUR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kami yang
telah memberi rahmat dan taufiq-Nya. Al-hamdulilah kami telah membuat makalah
yang berjudul Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun dan Al-Maqrizi, dengan adanya
makalah ini semoga bermanfaat bagi pembaca dan tak lebih lagi bagi penulis.
Shalawat serta salam yang tak lupa telah kita limpahkan kepada nabi Muhammad Saw,
karena beliaulah kita bisa dapat petunjuk menuju jalan kebenaran dan keselamatan
didunia ini yakni dengan mengamalkan ajaran addinul islam. Dengan inilah semoga
kita dapat ‘inayah dan syafa’at kelak pada hari akhir.
Dengan selesainya pembuatan makalah ini kami sebagai penulis merasa banyak
kekurangan dan kesalah karena kami masih dalam tahap pembalajaran, oleh karena itu
sebagai pembimbing dan penguji mohon di maklumi.

Cianjur, 2 juni 2021

penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................
B.Rumusan Masalah................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

A.Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun....................................................................


B.Pemikiran Ekonomi Al-Maqrizi.........................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

Kesimpulan...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ibnu Kholdun dan al Maqrizi merupakan salah satu dari sekian banyak pemikir
ekonomi islam yang telah menyumbangkan banyak teori untuk perekonomian. Namun masih
belum banyak yang mengetahui tentang pemikiran-pemikirannya. Padahal jauh sebelum
adam Smith ataupun David Ricardo mengeluarkan pemikirannya, Ibnu Kholdun telah
melahirkannya terlebih dahulu. Untuk itu kami dari kelompok enam berusaha semampunya
untuk mengungkapkan pemikiran-pemikiran Ibnu kholdun dan Al Maqrizi mengenai
perekonomian.
Sejarah membuktikan bahwa Ilmuwan muslim pada era klasik telah banyak menulis
dan mengkaji ekonomi Islam tidak saja secara normatif, tetapi juga secara empiris dan ilmiah
dengan metodologi yang sistimatis, Seperti pemikiran Al-Maqrizi dan Ibnu Khaldun.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi dan pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun?


2. Bagaimana biografi dan pemikiran ekonomi Al-Maqrizi?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pemikiran Ekonomi Ibnu Kholdun

1.      Biografi

Ibnu Kholdun memiliki nama lengkap Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin Ibn
Kholdun, lahir di Tunisia pada awal Ramadhan tahun 732 H atau 27 Mei 1332 M.
Keluarganya memiliki darah keturunan Hadramaut dan bersambung nasabnya hingga
salah satu sahabat Nabi yang terkenal yaitu Wail bin Hujr. Salah satu cucu Wail,
Kholid bin Utsman pernah ikut ke Andalusia (Spanyol) bersama tentara Yaman yang
bergabung dalam pasukan ekspedisi, namun sesampainya di spanyol nama Kholid
berubah menjadi Kholdun.
Karena itulah keturunan setelahnya dipanggil dengan nama Kholdun. Masa
kelahiran Ibnu Kholdun merupakan penghujung zaman pertengahan dan permulaan
Renaissance di Eropa. Ia hidup ketika dunia Islam berada pada masa kemunduran dan
disintegerasi yang ditandai dengan kejatuhan kekhalifahan Abbasiyah ke tangan
pasukan Moghul pimpinan Timur lenk. Ia dan keluarganya pindah ke Tunisia karena
memang Tunisa menjadi tujuan hijrah oleh para ulama Andalusia pada saat itu.
Ayahanda Ibnu Kholdun adalah ahli ilmu dan pecinta sastra. Dan ayahnya sendiri yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan Ibnu Kholdun dan memberinya kesempatan
untuk belajar pada ulama-ulama besar dan sastrawan. Sehingga Ibnu Kholdun ahli
dalam banyak ilmu seperti astronomi, matematika, ilmu-ilmu alam, nahwu sharaf,
balaghah dan juga sastra.
Ketika berusia 17 tahun, penyakit kusta mewabah di Tunisa yang menyebabkan
orang tua dan para guru besar Ibnu Kholdun meninggal dunia. Karena wabah tersebut
banyak ulama dan sastrawan mengungsi ke Maroko Barat untuk menyelamatkan diri.
Hal ini menyebabkan kesempatan belajar Ibnu Kholdun menjadi sulit, akhirnya ia pun
bergabung dengan pemerintahan seperti yang pernah dilakukan oleh kakeknya. Selama
bergabung dengan pemerintahan inilah perjalanan hidupnya menjadi banyak warna
termasuk pernah dipenjara selama 2 tahun.
Selain dikenal sebagai pemikir hebat, ia juga seorang politikus kawakan. Setelah
mundur dari dunia politik, Ibnu Kholdun bersama keluarganya memutuskan untuk
menyepi di Qal’at Ibnu Salamah, sebuah istana yang terletak di negeri Banu Tajin
selama empat tahun. Selama masa kontemplasi itulah, Ibnu Kholdun menyelesaikan
penulisan karyanya yang sangat fenomenal yaitu al Muqoddimah. Ibnu Kholdun wafat
di Kairo tanggal 25 ramadhan 808 H/19 maret 1406 M, bulan yang sama ketika ia lahir.

2.      Pemikiran Ekonomi Ibnu Kholdun

A.       Keseimbangan Harga


Dalam bukunya al-Muqaddimah, Ibn Khaldun menulis secara khusus satu bab
berjudul “Harga-Harga di Kota”. Ia membagi jenis barang menjadi dua jenis, yakni
barang kebutuhan pokok dan barang mewah. Menurutnya, bila suatu kota berkembang
dan selanjutnya populasinya bertambah banyak (kota besar), maka pengadaan barang-
barang kebutuhan pokok akan mendapatkan prioritas. Akibatnya penawaran meningkat
dan ini berarti turunnya harga. Adapun untuk barang mewah, permintaannya akan
meningkat sejalan dengan berkembangnya kota dan berubahnya gaya hidup. Akibatnya,
harga barang mewah meningkat.
Suplai bahan pokok penduduk kota besar jauh lebih besar daripada suplai bahan
pokok penduduk kota kecil. Menurut Ibn Khaldun, penduduk kota besar memiliki
suplai bahan pokok yang melebihi kebutuhannya sehingga harga bahan pokok di kota
besar lebih murah. Sementara itu, suplai bahan pokok di kota kecil relative kecil,
karena itu orang-orang khawatir kehabisan makanan, sehingga harganya relative lebih
mahal. Di lain pihak, permintaan terhadap barang-barang pelengkap akan meningkat
sejalan dengan berkembangnya kota dan berubahnya gaya hidup.
Ibnu Kholdun juga menjelaskan mekanisme permintaan dan penawaran dalam
membentuk harga keseimbangan. Ia juga menjelaskan pengaruh meningkatnya biaya
produksi karena pajak dan pungutan-pungutan lain di kota tersebut, pada sisi
penawaran. Ditinjau dari segi biaya produksi, pengenaan pajak ini akan meningkatkan
harga jual, sehingga akan mengakibatkan kenaikan harga. 
Pada bagian lain dari bukunya, Ibn Khaldun menjelaskan pengaruh naik dan
turunnya penawaran terhadap harga. Ia mengatakan:
“Ketika barang-barang yang tersedia sedikit, harga-harga akan naik. Namun bila
jarak antar kota dekat dan aman untuk melakukan perjalanan, akan banyak barang
yang diimpor sehingga ketersediaan barang akan melimpah, dan harga-harga akan
turun.”
Dengan demikian, Ibn Khaldun juga sudah mengidentifikasi kekuatan permintaan
dan penawaran sebagai penentu keseimbangan harga.
B.      Uang
Menurut Ibn Khaldun, kekayaan suatu Negara tidak ditentukan oleh banyaknya
uang, tetapi oleh tingkat produksi dan neraca pembayaran positif negara tersebut. Bisa
saja satu negara mencetak uang sebanyak-banyaknya. Namun bila hal itu bukan
merupakan refleksi pesatnya pertumbuhan sektor produksi, uang yang melimpah itu
tidak ada nilainya. Hal ini sangat berbeda dengan upaya mencari keuntungan dengan
memutar uang di bursa.
Bagi Ibnu Kholdun, uang tidak perlu mengandung emas dan perak, namun emas
dan perak menjadi standar nilai uang. Uang yang tidak mengandung emas dan perak
merupakan jaminan pemerintah, bahwa ia bernilai sepersekian gram emas dan perak.
Sekali pemerintah menetapkan nilainya, maka pemerintah tidak boleh merubahnya.
Oleh karena itu, Ibn Khaldun selain menyarankan digunakannya uang standar
emas / perak beliau juga menyarankan konstannya harga emas dan perak. Harga-harga
lain bleh berfluktuasi, tetapi tidak harga emas dan perak.

B.     Pemikiran Ekonomi Al-Maqrizi

1.      Biografi
Al maqrizi mempunyai nama lengkap Taqiyuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Ali
bin Abdul Qadir al Husaini. Ia merupakan murid dari Ibnu kholdun, lahir di desa
Barjuwan Kairo 766 H. Al maqrizi sangat mencintai ilmu, berbagai macam ilmu
dipelajarinya seperti fiqih, hadits, dan sejarah dari ulama-ulama terkemuka pada
masanya. Spesialisasinya adalah uang dan inflasi. Interaksinya dengan Ibnu Kholdun
dimulai ketika Abu al Iqtishad (bapak ekonomi) ini tinggal di Kairo dan menjabat
sebagai hakim agung (qadi al qudah) madzhab maliki pada masa pemerintahan sultan
Barquq.
Ketika berusia 22 tahun, Al Maqrizi mulai terlibat dalam berbagai tugas
pemerintahan dinasti mamluk. Pada tahun 788 H (1386 M) Al Maqrizi memulai
kiprahnya sebagai pegawai di Diwan al Insya (secretariat negara). Kemudian diangkat
menjadi wakil qadi pada kantor hakim agung madzhab syafi’I, khatib di masjid ‘amr
dan madrasah al sultan hasan, imam masjid jami al hakim, dan guru hadis di madrasah
al muayyadah. 
Tahun 791 H (1389 M), sultan Barquq mengangkat al Maqrizi menjadi
muhtasib di Kairo selama dua tahun. Disinilah al Maqrizi banyak bersentuhan dengan
permasalahan pasar, perdagangan, dan mudarabah. Sehingga ia terfokus pada harga-
harga yang berlaku, asal-usul uang, serta kaidah timbangan.

2.      Pemikiran Ekonomi Al-Maqrizi


A.Invlasi
Al-Maqrizi menggolongkan inflasi dalam dua golongan, yaitu:
a.       Natural Inflation
Inflasi jenis ini diakibatkan oleh sebab-sebab alamiah yang tidak mampu dikendalikan.
Menurut Ibn Al Maqrizi, inflasi ini diakibatkan oleh turunnya penawaran agregatif atau
naiknya permintaan agregatif.
Natural inflation dapat diartikan sebagai berikut:
1)      Gangguan terhadap jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
perekonomian
2)      Naiknya daya beli masyarakat secara riil.
Berdasarkan penyebabnya, natural inflation dapat dibedakan menjadi dua golongan
berikut:
1)      Akibat uang yang masuk dari luar terlalu banyak, dengan ekspor meningkat
sedangkan impor menurun. Nilai net export yang sangat besar mengakibatkan naiknya
permintaan Agregatif.
Hal ini pernah terjadi semasa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, Khalifah Umar bin Khattab ra. melarang penduduk
madinah membeli barang atau komoditas selama 2 hari berturut-turut. Akibatnya,
permintaan Agregatif turun, dan harga kembali normal.
2)      Akibat turunnya tingkat produksi karena paceklik, perang, ataupun embargo dan
boikot.
Hal ini juga pernah terjadi semasa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu
terjadi kelangkaan gandum, mengakibatkan naiknya tingkat harga. Untuk
mengatasinya, Khalifah mengimpor gandum dari Fustat, Mesir sehingga penawaran
agregatif barang di pasar kembali naik yang mengakibatkan turunnya tingkat harga.
b.      Human Error Inflation
Dalam hal ini adalah inflasi yang diakibatkan kesalahan manusia. Human error inflation
disebabkan oleh tiga hal berikut:
1)      Korupsi dan keburukan administrasi
Korupsi akan mengganggu tingkat harga karena para produsen akan menaikkan harga
jual produknya untuk menutupi biaya yang telah dikeluarkan. Korupsi dan kelemahan
administrasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan ekonomi biaya tinggi,
selain itu juga sangat membahayakan perekonomian yakni terjerat pada spiralling
inflation dan hyper inflation.
2)      Pajak yang berlebihan
Efek yang ditimbulkan oleh pajak yang berlebihan pada perekonomian hampir sama
dengan efek yang ditimbulkan oleh korupsi dan administrasi yang buruk.
3)      Peningkatan sirkulasi mata uang fullus
Pencetakan uang yang berlebihan jelas akan mengakibatkan naiknya tingkat harga
secara keseluruhan (inflasi). Menurutnya kenaikan harga komoditas adalah kenaikan
dalam bentuk jumlah uang (fulus) atau nominal, sedangkan jika diukur dengan emas
(dinar emas), harga komoditas tersebut jarang sekali mengalami kenaikan. Ibn Al
Maqrizi berpendapat bahwa uang sebaiknya dicetak hanya pada tingkat minimal yang
dibutuhkan untuk bertransaksi.
B.      Uang
a.       Sejarah dan fungsi uang
Dalam sejarah perkembangannya, Al maqrizi menguraikan bahwa bangsa Arab
jahiliyah menggunakan dinar emas dan dirham perak sebagai mata uang mereka yang
masing-masing diadopsi dari Romawi dan Persia serta mempunyai bobot lebih berat
dari pada di masa islam.
Setelah islam datang, Rosulullah menetapkan berbagai praktik muamlah yang
menggunakan kedua mata uang tersebut, bahkan mengkaitkannya dengan hukum zakat
harta. Penggunaan kedua mata uang tersebut terus berlanjut tanpa perubahan sedikit
pun hingga tahun 18 H ketika khalifah Umar bin Khattab menambahkan lafaz-lafaz
islam pada kedua mata uang tersebut.
Perubahan yang sangat signifikan terjadi pada tahun 76 H. Khalifah Abdul Malik bin
Marwan melakukan reformasi moneter dengan mencetak dinar dan dirham islam.
Penggunaan kedua mata uang ini terus berlanjut sampai pemerintahan Al Mu’tashim,
khalifah terakhir dinasti Abbasiyah.
Menurut Al Maqrizi, kekacauan mulai terlihat ketika pengaruh Mamluk semakin kuat
di kalangan istana, termasuk kebijakan percetakan mata uang dirham campuran.
Pencetakan fulus dimulai pada masa pemerintahan Dinasti Ayyubiyah Sultan
Muhammad Al Kamil ibn Al Adil Al Ayyubi, sebagai alat tukar terhadap barang-
barang yang tidak signifikan dengan rasio 48 fulus untuk setiap dirhamnya.
Pasca pemerintahan sultan Al Kamil, pencetakan mata uang tersebut terus berlanjut
hinga pejabat di tingkat provinsi terpengaruh laba yang besar dari aktivitas ini.
Kebijakan sepihak mulai diterapkan dengan meningkatkan volume percetakan dan
menetapkan rasio 24 fulus per dirham. Akibatnya, rakyat mengalami banyak kerugian
karena harga barang-barang yang dulu berharga ½ dirham menjadi 1 dirham. Keadaan
ini semkain memburuk ketika aktivitas percetakan fulus meluas pada masa
pemerintahan Sultan Al Adil Kitbugha dan Sultan Al Zahir Barquq yang
mengakibatkan penurunan nilai mata uang dan kelangkaan barang-barang.
Oleh karena itu menurut pandangan Al Maqrizi, mata uang yang dapat diterima hanya
mata uang yang terdiri dari emas dan perak selain itu menurutnya tidak layak disebut
mata uang. Di lain pihak menurut pandangan al Maqrizi uang bukan satu-satunya factor
yang mempengaruhi kenaikan harga-harga. Menurutnya penggunaan mata uang emas/
perak tidak serta merta menghilangkan inflasi dalam perekonomian karena inflasi dapat
juga terjadi karena factor alam dan tindakan sewenang-wenang dari penguasa.
b.      Konsep daya beli uang
Menurut Al-Maqrizi, pencetakan mata uang harus disertai dengan perhatian yang lebih
besar dari pemerintah untuk menggunakan mata uang tersebut dalam bisnis selanjutnya.
Dalam hal demikian, Al-Maqrizi memperingatkan para pedagang agar tidak terpukau
dengan peningkatan laba nominal mereka. Menurutnya, mereka akan menyadari hal
tersebut ketika membelanjakan sejumlah uang yang lebih besar untuk berbagai macam
pengeluarannya.
Kebijakan moneter islam, Dalam al quran maupun sunnah tidak ditemukan secara
spesifik keharusan untuk menggunakan dinar (emas) dan dirham (perak) sebagai
standar nilai tukar uang. Khalifah Umar bin Khattab telah mencoba untuk
memperkenalkan jenis uang dari kulit binatang. Walaupun islam tidak melarang
penggunaan mata uang selain dari emas/ perak namun Ibnu Taimiyah mengingatkan
bahwa penggunaan fiduciary money akan mengakibatkan hilangnya dinar dari
peredaran. Imam Ghazali membolehkan penggunaan uang yang tidak dikaitkan dengan
emas dan perak selama pemerintah mampu menjaga nilainya.
Jadi ada kebolehan bersyarat. Bila uang yang di back up secara parsial saja dapat
memicu inflasi, maka uang yang tidak di back up sama sekali dengan logam mulia akan
lebih mudah dalam memicu inflasi. Itulah sebabnya mengapa Al Ghazali
memperbolehkan penggunaannya hanya dengan syarat pemerintah dapat menjaga
nilainya. Karena tanpa adanya kaitan dengan emas/ perak maka pemerintah dapat
melakukan seignorage secara leluasa.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam analisis Ibnu kholdun kita bisa memetik bahwa jauh sebelum Adam smith dan
david Ricardo mengemukakan teori ekonominya, Ibnu kholdun sudah membahas
sebelumnya. Baik tentang perdagangan internasional, teori nilai dan kerja, juga pajak.
Kiranya sebagai bagian dari umat islam kita perlu mencontoh apa yang sudah menjadi
pemikiran abu al iqtishad ini. Ibnu Kholdun tidak menilai uang yang banyak merupakan
standar kekayaan suatu negara. Baginya standar kekayaan negara dilihat dari tingkat
produktivitas negara tersebut dan neraca pembayaran yang positif.
Seperti Al Ghazali melihat uang, uang tidak harus dari emas dan perak. Namun uang
yang beredar harus mempunyai cadangan emas/ perak (back up) dimana pemerintah
menetapkan satandar satuannya.
Al maqrizi banyak membahas tentang uang dan inflasi. Tidak seperti ekonomi
konvensional bahwa inflasi hanya terbagi menjadi dua (demand pull inflation) dan (cost push
inflation), al Maqrizi membagi dua penyebab inflasi yaitu natural inflation dan human error
inflation.
Bagi Al Maqrizi hanya uang emas/ perak yang pantas dijadikan alat tukar, selain itu
menurutnya tidak pantas dijadikan sebagai mata uang. Mengingat pada zamannya fulus
dicetak secara besar-besaran oleh pemerintah untuk mengambil keuntungan dibaliknya
(seignorage).
DAFTAR PUSTAKA

Azwar Karim, Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 2004, Jakarta:Rajawali Pers

Drs. Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, 2002, Jakarta:
Salemba Empat.
Ibn Khaldun, Muqaddimah, Edisi Indonesia Penerj. Ahmadie Thoha, 2000, Pustaka Firdaus.

A.                Karim, Ir. Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami, Edisi Ketiga, 2007, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
http://nurrahma91.blogspot.com/2013/06/sejarah-pemikiran-ekonomi-al-maqrizi_27.html

http//:azlinavazhila.blogspot.com/2011/05/sejarah-pemikiran-Ibnu-Khaldun-al.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai