Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

“KONSEP PEMIKIRAN IBNU KHALDUN DAN AL-GHAZALI”

St. Nurul Ilmi Al Fauziah (90100118113)

A. Konsep Pemikiran Ibnu Khaldun

Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin Ibn Khaldun, yang dikenal juga dengan
nama Ibnu Khaldun lahir di Tunisia pada awal Ramadhan tahun 732 H bertepatan
dengan 27 Mei 1332. Ibnu Khaldun mempunyai hubungan darah dengan Wa’il
Ibn Hajar salah seorang sahabat Nabi yang terkemuka. Keluarga besar Ibnu
Khaldun berasal dari Hadromaut Yaman, terkenal sebagai keluarga yang
berpengetahuan luas dan menduduki jabatan-jabatan strategis dalam pemerintahan
dan kenegaraan. 1

Beliau memulai menimba ilmu dari guru pertamanya yaitu ayahnya sendiri.
Sejak kecil ia sudah menghafal al-Qur’an dan menguasai tajwid. Selain itu, dia
juga menimba ilmu agama, fisika, hingga matematika dari sejumlah ulama
Andalusia yang hijrah ke Tunisia.

Selain sebagai tokoh utama dalam bidang sosiologi dari kalangan umat Islam
Ibnu Khaldun juga membicarakan aspekaspek ekonomi. Secara singkat akan
dipaparkan pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun tentang ekonomi antara lain:
1. Teori Produksi. Menurut Ibnu Khaldun, produksi adalah aktivitas manusia
yang diorganisasikan secara sosial dan internasional.
2. Teori Nilai, Uang dan Harga .
a. Bagi Ibnu Khaldun, nilai kekayaan suatu bangsa tidak ditentukan oleh
jumlah uang yanh dimiliki bangsa tersebut, akan tetapi ditentukan oleh
produksi barang dan jasanya dan oleh neraca pembayaran yang sehat.

1
Bahrul Ulum, Kontribusi Ibnu Khaldun Terhadap Perkembangan
Ekonomi Islam, Iqtishodia: Jurnal Ekonomi Syariah, 2016, Vol.1(2), Hal. 21.
b. Ibnu Khaldun hidup di jaman di mana mata uang sudah menjadi alat
penghargaan. Pada masa itu ia sudah membicarakan kemungkinan
yang bakal terjadi tentang kedudukan yang selanjutnya dari mata
uang. Inilah analisa Ibnu Khaldun sewaktu emas dan perak baru
merupakan dinar dan dirham. Dia sudah mengetahui bahwa dengan
secepatnya dunia akan meninggalkan zaman natural wirschift (tukar
menukar barang), berpindah kepada jaman modern yang lebih terkenal
dengan “geld wirschift” (jual beli dengan perantaraan uang). Dalam
jaman baru itu, emas dan perak akan menempati tempatnya “ukuran
nilai” (standaard).2
c. Harga adalah hasil dari hukum permintaan dan penawaran, penentuan
harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar yaitu kekuatan
permintaan dan kekuatan penawaran. Pertemuan permintaan dengan
penawaran tersebut haruslah terjadi secara rela sama rela (saling rela).
Pada tingkat harga tersebut, tidak ada pihak yang merasa terpaksa
untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut.3

Ibnu Khaldun mampu membuka wacana ilmiah yang cerdas meskipun


kehidupannya penuh dengan gejolak politik dan teror kekuasaan, buku
Muqaddimah yang ia tulis benar-benar telah mebuka mata para ilmuwan muslim
maupun non muslim untuk mengkajinya. Karya ini diterjemahkan dalam banyak
bahasa. Dalam proses tersebut, Ibnu Khaldun akhirnya memperoleh atribut yang
luar biasa sebagai filosof sejarah, sejarawan, bapak sosiologi, geografer, ekonom,
ilmuwan politik, dan lain-lain.

Berkaitan dengan tema ekonomi, Ibnu Khaldun telah pula memprediksikan


banyak hal yang akhirnya menjadi persoalan yang sampai pada dunia modern saat

2
Choirul huda, Pemikiran Ekonomi Bapak Ekonomi Islam; Ibnu Khaldun.
Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 2013, vol. 4(1), 116.
3
Bahrul Ulum, Kontribusi Ibnu Khaldun Terhadap Perkembangan
Ekonomi Islam, Iqtishodia: Jurnal Ekonomi Syariah, 2016, Vol.1(2), Hal. 26.
ini tetap mengemuka sebagai wacana yang tidak akan berhenti untuk dibicarakan.
Sebagai contoh yang ia ajukan adalah kasus usaha pribadi dan usaha publik,
perlakuan dunia atas mata uang yang akhirnya mempunyai fungsi yang sangat
fital dalam dunia ekonomi, dan lain-lain. Apa yang dikemukakan tersebut, murni
berasal dari pemikiran cerdas Ibnu Khaldun.

B. Konsep Pemikiran Al Ghazali

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Tusi al-Ghazali, atau lebih dikenal
dengan imam al Ghazali, lahir disebuah kota kecil, yaitu kota Tus, sebuah kota
kecil di Khurasan Iran. Ia lahir di kota tersebut pada tahun 450 H (1058 M).4

Al-Ghazali dikenal memiliki pemikiran yang sangat luas dalam berbagai


bidang keilmuan. Bahasannya tentang ekonomi dapat ditemukan dalam karya
monumentalnya Ihya Ulumuddin, al-Mustashfa Mizan, al-Amal dan At-Tibr al-
Masbuk fi al-Nasihah alMuluk. Bahasan ekonomi Al-Ghazali mencakup aspek
luas meliputi pertukaran dan evolusi pasar, produksi, barter dan evolusi uang,
serta peranan negara dan keuangan publik (Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam, 2013: 110).5

Pemikiran ekonomi al-Gazali didasarkan pada pendekatan tasawuf karena


masa hidupnya orang-orang kaya berkuasa, dan sarat prestise sulit menerima
pendekatan fiqih dan filosofis dalam mempercayai Yaum- al-Hisab. Berkaitan
dengan hal ini, al-Gazali memfokuskan perhatiannya pada perilaku individu yang

4
Rizal Fahlefi, Pemikiran Ekonomi al-Ghazali. JURIS (Jurnal Ilmiah
Syariah), 2018, vol. 11(1), hal. 23
5
Moh. Faizal, Studi Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Ekonomi Islam.
Islamic Banking: Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Perbankan Syariah,
2015, Vol. 1(1), Hal. 51
dibahasnya menurut perspektif al- Qur‟an, Sunnah, fatwa-fatwa sahabat dan
tabi‟in serta petuah para sufi terkemuka masa sebelumnya.6

Di dalam kitab Ihya Ulumuddin ada beberapa konsep ekonomi yang


ditawarkan oleh Al-Ghazali antara lain;
a. Pertukaran suka rela dan evolusi pasar
b. Aktivitas Produksi
c. Produksi Barang-Barang Kebutuhan Dasar sebagai Kewajiban Sosial
d. Barter dan Evolusi Uang.
e. Peranan Negara dan Keuangan Publik
f. Kemajuan Ekonomi Melalui Keadilan, Kedamaian, dan Stabilitas.
g. Keuangan Publik Dalam konteks keuangan publik,
h. Utang Publik
i. Pengeluaran Publik Menurut

Dalam bidang ekonomi al Ghazali telah menuangkan segenap pemikirannya


yang sarat dengan semangat kemanusiaan universal serta etika bisnis Islami.
Meskipun demikian, untuk menjadi konsep yang sempurna dan teruji, pemikiran
al-Ghazali yang masih berserakan dalam berbagai karyanya tersebut memerlukan
kerja keras dari para penerusnya untuk merekonstruksinya menjadi konsep yang
sistematis dan logis.

6
Sirajuddin, Konsep Pemikiran Ekonomi Al-Ghazali. Laa Maisyir: Jurnal
Ekonomi Islam, 2016, vol. 3(1). Hal. 52-53
DAFTAR PUSTAKA

Ulum, B. (2016). Kontribusi Ibnu Khaldun Terhadap Perkembangan


Ekonomi Islam. Iqtishodia: Jurnal Ekonomi Syariah, 1(2), 17-32.
Huda, C. (2013). Pemikiran Ekonomi Bapak Ekonomi Islam; Ibnu
Khaldun. Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 4(1), 103-124.
Faizal, M. F. (2015). Studi Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Ekonomi
Islam. Islamic Banking: Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Perbankan
Syariah, 1(1), 49-58.
Fahlefi, R. (2018). Pemikiran Ekonomi al-Ghazali. JURIS (Jurnal Ilmiah
Syariah), 11(1), 22-32.
Sirajuddin, S. (2016). Konsep Pemikiran Ekonomi Al-Ghazali. Laa
Maisyir: Jurnal Ekonomi Islam, 3(1).

Anda mungkin juga menyukai