Anda di halaman 1dari 6

Nama/NIM : Mochamad Gilang Fathurahman / 5552170074

Mata Kuliah : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

1. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK


Menurut PSAK No. 1 (2015: 1), “Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
2. Lima pilar standar akuntansi yang berlaku di Indonesia
1) Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang
diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan
Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI) serta peraturan
regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.
Efektif 1 Januari 2015 yang berlaku di Indonesia secara garis besar akan
konvergen dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang
berlaku efektif 1 Januari 2014. DSAK IAI telah berhasil meminimalkan perbedaan
antara kedua standar, dari tiga tahun di 1 januari 2012 menjadi satu tahun di 1
Januari 2015. Ini merupakan suatu bentuk komitmen Indonesia melalui DSAK IAI
dalam memainkan perannya selaku satu-satunya anggota G20 di kawasan Asia
Tenggara.
SAK memberikan kemudahan dalam pencatatan laporan keuangan dan
menyajikan informasi yang relevan. Terutama bagi para pengguna laporan
keuangan seperti perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. SAK ini wajib
diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas public seperti : Emiten, perusahaan
publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah
memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan.

2) Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK


ETAP)
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik
yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit.
SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya
dan diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari
perbankan. SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu
pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan konsep biaya historis; mengatur
transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan yang lebih sederhana
dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.
3) Standar Akuntabilitas Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM)
SAK EMKM disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas
mikro, kecil, dan menengah. Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah dapat digunakan sebagai acuan dalam
mendefinisikan dan memberikan rentang kuantitatif. SAK EMKMditujukan untuk
digunakan oleh entitas yang tidak atau belum mampu memnuhi persyaratan
akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP. SAK EMKM berlaku efektif tanggal 1
Januari 2018
4) Standar Akuntansi Syariah (SAS)
Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) Syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi
syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan
SAS dilakukan dengan mengikuti model SAK umum namun berbasis syariah
dengan mengacu kepada fatwa MUI.
SAS ini terdiri dari PSAK 100 sampai dengan PSAK 106 yang mencakup
kerangka konseptual; penyajian laporan keuangan syariah; akuntansi murabahah;
musyarakah; mudharabah; salam; istishna.

5) Standar Akuntansi Pemerintahan


Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah. “Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah”.
Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum
dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.
SAP diterapkan dalam lingkup pemerintahan yaitu pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah.
SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP), yaitu SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif. Selain itu, SAP
juga dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
PSAP dapat dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (IPSAP) atau Buletin Teknis SAP. IPSAP dan Buletin Teknis SAP
disusun dan diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)
dan diberitahukan kepada Pemerintah dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Rancangan IPSAP disampaikan kepada BPK paling lambat empat belas hari kerja
sebelum IPSAP diterbitkan.
IPSAP dimaksudkan untuk menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna
menghindari salah tafsir pengguna PSAP. Sedangkan Buletin Teknis SAP
dimaksudkan untuk mengatasi masalah teknis akuntansi dengan menjelaskan
secara teknis penerapan PSAP atau IPSAP.
3. Jumlah PSAK yang efektif pada 2019

No. Standar Akuntansi Keuangan Tanggal Pengesahan


1 PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan 28 Oktober 2015
2 PSAK 2 Laporan Arus Kas 28 September 2016
3 PSAK 3 Laporan Keuangan Interim 28 Agustus 2015
4 PSAK 4 Laporan Keuangan Tersendiri 18 November 2015
5 PSAK 5 Segmen Operasi 18 November 2015
6 PSAK 7 Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi 18 November 2015
7 PSAK 8 Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 27 Agustus 2014
8 PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing 27 Agustus 2014
9 PSAK 13 Properti Investasi 18 November 2015
10 PSAK 14 Persediaan 27 Agustus 2014
11 PSAK 15 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama 18 November 2015
12 PSAK 16 Aset Tetap 16 Desember 2015
13 PSAK 18 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 27 Agustus 2014
14 PSAK 19 Aset Tak berwujud 18 November 2015
15 PSAK 22 Kombinasi Bisnis 18 November 2015
16 PSAK 23 Pendapatan 27 Agustus 2014
17 PSAK 24 Imbalan Kerja 28 November 2018
18 PSAK 25 Kebijakan Akuntansi,Perubahan Estimasi Akuntansi, 18 November 2015
dan  Kesalahan
19 PSAK 26 Biaya Pinjaman 27 Agustus 2014
20 PSAK 28 Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian 11 Desember 2012
21 PSAK 30 Sewa 27 Agustus 2014
22 PSAK 34 Kontrak Konstruksi 27 Agustus 2014
23 PSAK 36 Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa 11 Desember 2012
24 PSAK 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali 11 September 2012
25 PSAK 44 Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat 23 Desember 1997
26 PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba 8 April 2011
27 PSAK 46 Pajak Penghasilan 28 September 2016
28 PSAK 48 Penurunan Nilai Aset 29 April 2014
29 PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian 29 April 2014
30 PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham 18 November 2015
31 PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran 18 November 2015
32 PSAK 56 Laba Per Saham 27 Agustus 2014
33 PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi 18 November 2015
34 PSAK 58 Aset Tidak Lancar yang Dikuasai untuk Dijual 27 Agustus 2014
dan Operasi yang Dihentikan
35 PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan 28 Oktober 2015
36 PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah 27 Agustus 2014
dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
37 PSAK 62 Kontrak Asuransi 28 Oktober 2015
38 PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi 27 Agustus 2014
39 PSAK 64 Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi Pada Pertambangan 27 Agustus 2014
Sumber Daya Mineral
40 PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian 18 November 2015
41 PSAK 66 Pengaturan Bersama 18 November 2015
42 PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain 18 November 2015
43 PSAK 68 Pengukuran Nilai Wajar 18 November 2015
44 PSAK 69 Agrikultur 16 Desember 2015

45 PSAK 70 Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak 14 September 2016


46 ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu 27 Agustus 2014
Sewa
47 ISAK 9 Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, 27 Agustus 2014
Restorasi, dan Liabilitas Serupa
48 ISAK 10 Program Loyalitas Pelanggan 27 Agustus 2014
49 ISAK 11 Distrubusi Aset Nonkas kepada Pemilik 27 Agustus 2014
50 ISAK 13 Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar 27 Agustus 2014
Negeri
51 ISAK 14 Aset Tak berwujud – Biaya Situs Web 27 Agustus 2014
52 ISAK 15 PSAK 24 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan 1 Oktober 2014
Pendanaan Minimum, dan Interaksinya
53 ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa 27 Agustus 2014
54 ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai 27 Agustus 2014
55 ISAK 18 Bantuan Pemerintah –Tidak Berelasi Spesifik dengan 27 Agustus 2014
Aktivitas Operasi
56 ISAK 19 Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 27 Agustus 2014
63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
57 ISAK 20 Pajak penghasilan – Perubahan 27 Agustus 2014
dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya
58 ISAK 21 Perjanjian Konstruksi Real Estat 18 Mei 2011
59 ISAK 22 Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan 27 Agustus 2014
60 ISAK 23 Sewa Operasi –Insentif 27 Agustus 2014
61 ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi 27 Agustus 2014
yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa
62 ISAK 25 Hak atas Tanah 29 November 2011
63 ISAK 26 Penilaian Kembali Derivatif Melekat 27 Agustus 2014
64 ISAK 27 Pengalihan Aset dari Pelanggan 27 Agustus 2014
65 ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen 27 Agustus 2014
Ekuitas
66 ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi 27 Agustus 2014
pada Tambang Terbuka
67 ISAK 30 Pungutan 28 Oktober 2015
68 ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti 18 November 2015
Investasi
69 ISAK 32 Definisi dan Hierarki Standar Akuntansi Keuangan 10 Maret  2017

70 ISAK 33 Transaksi Valuta Asing dan Imbalan Di Muka 18 September 2017

71 ISAK 34 Ketidakpastian Dalam Perlakukan Pajak Penghasilan 28 Februari 2018

72 PPSAK 1 Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: 16 Juni 2009


Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37:
Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
73 PPSAK 2 Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan  PSAK 43 5 Desember 2009
Akuntansi Anjak Piutang
74 PPSAK 3 Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Rekstrukturisasi Utang 22 Desember 2009
Piutang Bermasalah
75 PPSAK 4 Pencabutan PSAK 31: Akuntansi Perbankan, PSAK 15 Desember 2009
42:Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi
Perusahaan Reksa Dana
76 PPSAK 5 Pencabutan ISAK 6: Interpretasi atas paragraf 12 dan 16 15 Desember 2009
PSAK 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada
Kontrak Dalam Mata Uang Asing
77 PPSAK 6 Pencabutan PSAK 21: Akuntansi Ekuitas, ISAK 1: 1 Februari 2011
Penentuan Harga Pasar Dividen; ISAK 2: Penyajian Modal dalam
Neraca dan Piutang kepada Pemesan Saham, dan ISAK
3: Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan
78 PPSAK 7 Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas 11 Agustus 2011
Pengembangan Real Estat
79 PPSAK 8 Pencabutan PSAK 27:Akuntansi Perkoperasian 8 April 2011
80 PPSAK 9 Pencabutan ISAK 5: Interpretasi atas Paragraf 14 PSAK 20 Desember 2011
50 (1998) Tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi
Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual
81 PPSAK 10 Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi Reorganisasi 20 Desember 2011
82 PPSAK 11 Pencabutan PSAK 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi 28 Juni 2011
83 PPSAK 12 Pencabutan PSAK 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan 12 Juli 2013
Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan
Umum
SAK yang baru efektif per 1 Januari 2019 adalah

 ISAK 33 Transaksi Valuta Asing dan Imbalan Di Muka (Tanggal Pengesahan 18


September 2017)
 ISAK 34 Ketidakpastian Dalam Perlakukan Pajak Penghasilan (Tanggall Pengesahan
28 Februari 2018)
 Amendemen PSAK 24 Imbalan Kerja tentang Amendemen, Kurtailmen atau
Penyelesaian Program (Tanggal Pengesahan 28 November 2018)
 Penyesuaian Tahunan 2018 (Tanggal Pengesahan 28 November 2018)

4. Perbedaan Relevan dan Relevansi


Menurut Ainon Mohm (2005), relevan adalah mempunyai kaitan dan hubungan
erat dengan pokok masalah yang sedang dihadapi. Revalan merupakan hal-hal yang
sejenis (sama) yang saling berkaitan dengan subjek dalam konteks yang tepat atau
terhubung dan terkait dengan situasi saat ini.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, relevan adalah kait-
mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung.
Pengertian relevan dalam akuntansi adalah informasi yang dihasilkan oleh
Laporan Keuangan harus bisa memberikan kejelasan tentang aliran keuangan
perusahaan agar para pemakai informasi nya bisa mengambil keputusan yang tepat.

Menurut Suharto dan Tata Iryanto, relevansi adalah kesesuaian sesuatu yang
diinginkan, Sedang menurut Poerwadarminta bahwa relevansi adalah kesesuaian
keberadaan sesuatu pada tempatnya atau yang diinginkan. maka dalam hal ini
relevansi dimaksudkan adalah kesesuaian gaya kepemimpinan yang diinginkan oleh
karyawan Perusahaan. Pengertian relevansi dalam akuntansi adalah kemampuan
suatu informasi akuntansi untuk membantu si pemakai dalam membedakan beberapa
alternatif keputusan yang ada sehingga si pemakai tersebut bisa menetapkan
pilihannya dengan mudah.

Anda mungkin juga menyukai