Anda di halaman 1dari 70

SYARAF

PEDIATRI
70

An. Hani usia 4 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
tidak bisa melihat dengan baik di sore menjelang malam. Ibu pasien
mengatakan anak mengalami muntah sejak 2 minggu, berat badan tidak
meningkat. Pemeriksaan tanda vital normal.

Tatalaksana yang tepat pada pasien?

A. Vitamin A B. Vitamin A C. Vitamin A D. Tablet E. Tablet


50.000 IU 100.000 IU 200.000 IU Besi Zink

C. Vitamin A 200.000 IU
Defisiensi Vitamin A
Xerophtalmia
Berikan mikronutrisi berikut setiap
hari selama minimal 2 minggu:
• Suplemen multivitamin
• Asam folat 5 mg (Hari 1) dilanjut 1
mg/hari
• Zat Zinc 2 mg/kgBB/hari
• Zat Tembaga 0.3 mg/kgbb/hari Pemberian Vitamin A
• Zat Besi 3 mg/kgBB/ hari (saat Umur Dosis Sediaan
fase Rehabilitasi) < 6 bulan 50.000 IU ½ kapsul
• Vitamin A biru
6-11 bulan 100.000 IU 1 kapsul biru
>12 bulan 200.000 IU 1 kapsul
merah
Waktu pemberian:
Lect. By dr. Endy Paryanto, Sp.A Diberikan sesuai umur pada hari 1,2, dan 14
©Bimbel UKDI MANTAP
71

Seorang bayi laki-laki baru lahir spontan dari ibu P2A0 usia kehamilan 37
minggu, HbsAg (+) berat badan 2000 gram, apgar 8/9. Dokter
merencanakan pemberian vaksin pada bayi.

Apa tatalaksana yang harus dilakukan?

B.
A. Vaksin Heptitis B D. E.
C.
Vaksin Hepatitis dan Vaksin Hepatitis Vaksin Hepatitis
OPV oral
B dan BCG immunoglobulin B dan DPT B
Hep B

B. Vaksin Heptitis B dan immunoglobulin Hep B


Vaksinasi pada Kondisi Khusus:

Vaksinasi Hepatitis B pada bayi dengan ibu HbsAg (+)

BBL > 2000 gr BBL < 2000 gr 


Cek HbsAg Ibu Cek HbsAg ibu

Hbs Ag (+):
Hbs Ag (+): berikan vaksin
Hep B 0,5 mL IM dan HbIg
Hep B 0,5 ml IM dan HbIg dalam 12 jam setelah lahir
dalam 12 jam setelah lahir, dilanjutkan dosis ke-2 , ke-
dilanjutkan dosis ke 2 dan 3 dan ke4 pada usia 1,2
ke-3 usia 1 dan 6 bulan
dan 6 bulan

HbsAg (-): HepB ditunda


HbsAg (-): Diberikan dalam sampai BB 2000gr atau
< 12 jam usia 30 hari atau saat
pulang
72
Seorang bayi laki-laki lahir dengan berat badan 4300 gram. Ibu bayi ini
mengidap diabetes yang tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan bayi cukup aktif, tidak ada kejang ataupun kebiruan. Skrining
pemeriksaan GDS didapatkan hasil 26 mg/dL, bayi segera disusukan ke ibu
dan bayi mengisap efektif. 3 jam kemudian dilakukan pemeriksaan ulang
GDS didapatkan hasil 32 mg/dL, anak tetap aktif dan tidak ada tanda-tanda
hipoglikemia.

Apakah tindakan selanjutnya yg paling tepat dilakukan?

A.
B. C.
Anjurkan ibu D. E.
Naikkan Pasang infus
untuk tetap Pemberian Segera pasang
frekuensi atau dan bolus
menyusui D10% infus dan
volume dekstrose 10%
seperti 2cc/kgbb/NGT berikan D10%
pemberian ASI 2 cc/kgBB
sebelumnya

C. Pasang infus dan bolus dekstrose 10% 2 cc/kgBB


Neonates aterm < 72 jam : <35mg/dl
Neonates preterm & KMK: <25 mg/dL

GD >25-<45 mg/dl

GD
GD 36-<45
36-<45 mg/dl
mg/dl
GD <45 mg/dl

GD 36-<45 mg/dl
GD 36-<45 mg/dl
GD45 mg/dl GD45 mg/dl
73

Pasien anak 1 tahun dengan marasmus-kwasiorkor. Berat badan 6,1 kg,


tinggi 76 cm, atrofi otot, edema pretibial.

Berapa kalori yang dibutuhkan untuk fase inisial?

A. 450 B. 550 C. 650 D. 750 E. 850


kkal kkal kkal kkal kkal

B. 550 kkal
• Pemberian makanan F-75 dalam jumlah
sedikit namun sering (Oral atau NGT) • Mengganti konsumsi F-75 dengan F-100
• Kebutuhan zat gizi anak gizi buruk dalam jumlah dan frekuensi yang sama
menurut fase terapi: (selama 2 hari)
• Setelah transisi bertahap, berikan:
Zat Satuan STABILISASI TRANSISI – Makanan lebih sering dalam jumlah
yang lebih besar
Energi kkal/kgB 80-100 100-150
B/hari – Kebutuhan kalori: 150-220
kcal/kgBB/hari
Protein g/kgBB/h 1-1,5 2-3
– Kebutuhan protein; 4-6 g/kgBB/hari
ari
• Nilai progress keberhasilan peningkatan BB:
Cairan ml/kgBB/ 130 atau 100 150
– Buruk: jika < 5 g/kgBB/hari  butuh
hari bila edema
penilaian ulang status
• Jika anak masih ASI maka lanjutkan saja ditambah kebutuhan F- – Cukup: 5-10 g/kgBB/hari  nilai ulang
75 sebagai berikut: pemberian makanan, perhatikan tanda-
Hari Frekuensi Cc/kgBB/kali Cc/kgBB/hari tanda infeksi
1-2 Setiap 2 jam 11 130 – Baik: > 10 g/kgBB/hari
• PERHATIKAN GEJALA DINI GAGAL JANTUNG
3-5 Setiap 3 jam 16 130
DAN DIARE OSMOTIK
6 - dst Setiap 4 jam 22 130
©Bimbel UKDI MANTAP Lect. By dr. Endy Paryanto, Sp.A
74
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun datang berobat dengan keluhan
terlihat pucat sejak beberapa bulan sebelumnya, tidak ditemukan tanda
perdarahan. Anak ini lahir kurang bulan. Pada pemeriksaan fisis ditemukan
BB 8 kg, TB 85 cm, konjungtiva anemis, atrofi papil lidah, tidak terdapat
pembesaran organ, terdapat koilonikia. Pemeriksaan darah menunjukkan
kadar Hb 8 g%, leukosit 8.400/mm3, trombosit 268.000/mm3, MCV 68 cμ,
MCHC 29%.

Bagaimanakah tatalaksana yang tepat pada penderita ini?

C. Pemberian D. Pemberian
E. Pemberian
transfusi PRC transfusi PRC
B. Pemberian transfusi PRC
A. Pemberian 240 ml disertai 120 ml disertai
transfusi PRC serta
besi elemental pemberian asam pemberian besi
240 ml desferoksamin
folat peroral 0,5 elemental 3-6
dan vitamin C
– 1 mg/hr mg/kgBB/hr

A. Pemberian besi elemental


Terapi ADB Prevensi ADB
Oral administration “321 rule”
• FeSO4 3-6 mg/kgBB dibagi 3 dosis (maksimal
150-200 mg/hari) Iron suplementation :
• Jika berespon dg tablet besi 1 bulan (dinilai
dengan pemeriksaan Hb/Ht), lanjutkan
sampai 2-3 bulan setelah Hb normal
1.Baby < 2500 gram : 3 mg/kg/day
• E.s. : mual, konstipasi, rasa tidak enak 2 weeks to 2 years
Diet 2. All normal baby : 2mg/kg/day
• >> daging, vit C
• << teh (tanin), fitat (sereal), susu, antasida 4 months to 2 year
• Kombinasi diet +oral administration gagal 
parenteral administration 3. Children > 2 – 12 yrs : 1 mg/kg/day
Parenteral Administration (diberikan jika for 3 months/year
tablet oral tidak efektif karena poor
absorbtion)
• Iron sucrose, Ferric carboxymaltose, ferric
gluconate Screening ADB
• E.s. : anafilaktik
Blood transfusion
• Anemia berat
• Superimposed infeksi
• Hb<4 gr/dl  2-3 ml/kgBB PRC, dg
premedikasi furosemide
• PRC

©Bimbel UKDI MANTAP


75
An. Emas 14 tahun diantar ayahnya ke IGD karena keluhan lemas. Pasien
sudah terdiagnosis diabetes tipe 1 tetapi tidak mendapat insulin 3 hari
karena habis. Keadaan umum saat ini lemas, pipis banyak, GDS 350mg/dl,
keton urin (++).

Apakah terapi yang harus diberikan pada anak?

A. Rehidrasi D. Rehidrasi E. Rehidrasi


B. Rehidrasi C. Rehidrasi
dan dan dan
dan insulin dan akarbose
glibenclamid glimepiride metformin

B. Rehidrasi dan insulin


Dasar Tatalaksana KAD
• NaCl 0,9% 20 ml/kg dalam waktu satu jam
Terapi cairan • Apabila kadar gula sudah turun <250
diganti dekstrose 5% dalam NaCl 0.45%

• Gunakan rapid insulin


Terapi insulin • Dosis : 0,1 iu/kg bb/ jam secara intravena

• Yang dikoreksi : Natrium dan Kalium


Koreksi gangguan • Asidosis metabolik tidak perlu dikoreksi
elektrolit
Penanganan
Pemantauan
infeksi
76
Seorang anak berumur 1 tahun, datang diantar ibunya dengan keluhan
rewel dan diare terus menerus. Riwayat ASI lengkap 6 bulan, kemudian
dilanjutkan MPASI. Saat ini konsumsi susu formula. Anak rewel, tidak
menunjukkan tanda dehidrasi, ketika dilakukan pemeriksaan fisik pada anus
didapatkan lesi kemerahan.

Tatalaksana yang tepat adalah?

A. B.
C. D. E.
mengganti susu mengganti susu
mengganti susu mengganti susu mengganti susu
formula formula
formula formula formula
dengan susu dengan susu
dengan susu dengan susu dengan susu
terhidrolisat terhidrolisat
soya tanpa laktosa sapi
sebagian sempurna
B. mengganti susu formula dengan susu terhidrolisat
sempurna
77

Seorang anak berusia 1 tahun datang karena lutut bengkak dan tidak bisa
berjalan. Riwayat kakak laki laki pasien juga mengalami hal yang sama.

Skrining apa yang perlu dilakukan untuk anak ini?

B.
A. E.
Activated partial C. D.
Prothrombin Test agregasi
Thromboplastin Bleeding time D-dimer
Time platelet
Time

B. Activated partial Thromboplastin Time


HEMOFILIA
Penyakit gangguan pembekuan darah yang bersifat herediter. Hemofilia A
disebabkan kekurangan faktor VIII dan hemofilia B disebabkan kekurangan
faktor IX, merupakan penyakit X-linked resesif

Anamnesis
• Perdarahan spontan/ post trauma
• Perdarahan sendi (hamartrosis)
• Perdarahan intrakranial
• Perdarahan mata, saluran cerna, dsb
• Riw. Serupa pada keluarga pria hamartrosis
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
• PX FISIK: • Darah tepi
• Hamartrosis : bengkak, nyeri • CT >>
• Hematom • APTT >>
• Tanda peningkatan intrakranial  • PT normal
• Perdarahan intrakranial (susp) • Kadar faktor VIII, IX
• Pucat, syok hemorragic – penkes
• Hemofilia A dan B tidak bs dibedakan
secara klinis
©Bimbel UKDI MANTAP
78

Seorang anak usia 3 tahun belum bisa bicara, jika dipanggil tidak menoleh.
Pasien memiliki riwayat lahir prematur, dan didiagnosis sepsis saat bayi
dan dirawat di NICU selama 20 hari.

Apa kemungkinan besar tuli yang dialami pasien?

A. Sensori B.
C. Tuli E. Tuli
neural non SenSorineural D. Tuli bawaan
konduksi kongenital
genetic genetic

A. Sensori neural non genetic


Tuli Kongenital
Definisi

• Tuli kongenital merupakan kondisi tuli konduktif maupun sensorineural yang


bermanifestasi langsung saat bayi lahir.
• Penyebab tuli kongenital dipengaruhi beberapa factor yaitu genetik dan non-genetik.

Faktor Non genetik

• Infeksi maternal: TORCH

UKDI MANTAB
• Prematur dan BBLR
• Obat-obatan dan substansi: Aminoglikosida, alkohol
• Trauma persalinan
• Asfiksia selama kehamilan
• Malformasi
Faktor Genetik

• Autosomal resesif (80%): Alport syndrome, Usher syndrome, Pendred syndrome, Jervell-
Lange-Nielsen Sydrome
• Autosomal dominan (15%): Waardenburg syndrome, Hemifacial microsomia , Treacher-
Collins syndrome
• X-linked (2%): Otopalatodigital syndrome, Hunter syndrome
79
Anak usia 2 tahun dengan berat 14 kg datang dengan keluhan diare >10 kali
per hari, encer, lendir darah (-), demam (-). Saat ini pasien seperti nampak
tertidur, ubun ubun sangat cekung, mata cekung (+), turgor kulit menurun,
terakhir kencing sekitar 6 jam yang lalu.

Penatalaksanaan cairan awal yang diberikan?

A. B.
Pemberian Pemberian C. D. E.
kristaloid 420 cc kristaloid 420 cc Pemberian Pemberian Pemberian
pada 30 menit pada 2 jam kristaloid 1080 cc kristaloid 980 cc kristaloid 150 cc
pertama dan 980 pertama dan 980 pada 24 jam pada 3 jam pada 1 jam
cc pada 2,5 jam cc pada 5 jam pertama pertama pertama
selanjutnya selanjutnya

A. Pemberian kristaloid 420 cc pada 30 menit pertama


dan 980 cc pada 2,5 jam selanjutnya
165
Seorang bayi usia 4 jam dirujuk bersama bidan ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan
utama sesak nafas. Dari hasil anamnesis didapatkan usia kehamilan ibu 28 minggu
dan berat badan bayi saat lahir 1100 gram. Dari pemeriksaan fisik didapatkan RR
60x/menit, nadi 170x/menit, dan Tax 38°C. Bayi tampak sianosis, nafas cuping
hidung (+), retraksi substernal (+), dan retraksi intercosta (+). Dari hasil foto
radiologi tampak pengembangan paru kurang dengan gambaran bell shaped
thorax, ground glass dengan granuloretikular dan air bronkogram (+).

Apakah patofisiologi dari kelainan di atas?

D. Infeksi E.
B. Kegagalan
A. Defisiensi C. Aspirasi parenkim Keterlambat
transformasi
surfaktan mekonium paru an clearance
sirkulasi
kongenital cairan paru
Hyalin Membrane Diseases
Radiographic features
Patophysiology Treatment
on plain Xray
• Neonatal respiratory • Diffuse ground glass • Surfactant
distress syndrome lungs with low intratracheal
(RDS), lung disease of volumes, bell shaped • Antenatal
prematurity, thorax kortikosteroid
surfactant deficiency • Bilateral and (prophylactic preterm
• Risk Factors: symmetrical air baby)
• Maternal diabetes bronchograms
• Greater • Hyperventilation if
prematurity patient is intubated
(<34 weeks)  in a non ventilated
• Prenatal asphyxia patients,
hyperventilation
• Multiple gestations
excludes diagnosis
165
Seorang bayi usia 4 jam dirujuk bersama bidan ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan
utama sesak nafas. Dari hasil anamnesis didapatkan usia kehamilan ibu 28 minggu
dan berat badan bayi saat lahir 1100 gram. Dari pemeriksaan fisik didapatkan RR
60x/menit, nadi 170x/menit, dan Tax 38°C. Bayi tampak sianosis, nafas cuping
hidung (+), retraksi substernal (+), dan retraksi intercosta (+). Dari hasil foto
radiologi tampak pengembangan paru kurang dengan gambaran bell shaped
thorax, ground glass dengan granuloretikular dan air bronkogram (+).

Apakah patofisiologi dari kelainan di atas?

D. Infeksi E.
B. Kegagalan
A. Defisiensi C. Aspirasi parenkim Keterlambat
transformasi
surfaktan mekonium paru an clearance
sirkulasi
kongenital cairan paru

A. Defisiensi surfaktan
166

Bayi usia 2 hari dibawa ibu datang dengan keluhan mulut mencucu, mata mendelik
keatas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ophistotonus.

Apakah informasi yang perlu ditanyakan kepada keluarga pasien?

A. Riwayat
C. Riwayat D. Riwayat E. Riwayat
persalinan B. Riwayat
penyakit imunisasi kuning pada
dan anc
pada ibu awal bayi bayi
vaksinasi ibu
Tetanus Neonatorum
Cause : bacterium Clostridium tetani.

Manifestasi Klinis tetanus


neonatorum:
 Kontraksi otot tidak
terkendali .
 Bayi tetap sadar, sering
menangis kesakitan
 Trismus ,bibir
mencucu (seperti mulut
ikan).
 Opistotonus (kekakuan
pada ekstremitas, perut)
 Gerakan tangan seperti
meninju dan mengepal
166

Bayi usia 2 hari dibawa ibu datang dengan keluhan mulut mencucu, mata mendelik
keatas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ophistotonus.

Apakah informasi yang perlu ditanyakan kepada keluarga pasien?

A. Riwayat
C. Riwayat D. Riwayat E. Riwayat
persalinan B. Riwayat
penyakit imunisasi kuning pada
dan anc
pada ibu awal bayi bayi
vaksinasi ibu

A. Riwayat persalinan dan vaksinasi ibu


167

Seorang bayi laki-laki lahir aterm dengan BB 3300 gram. Bayi tsb mendapat ASI
eksklusif. Pada hari kedua, BB bayi menjadi 2950 gram. Kadar bilirubin serum yg
dilakukan saat usia 48jam adalah 18mg/dL. Nampak sklera dan tubuh ikterik.

Apa tindakan yg sebaiknya dilakukan?

C. Cek
D. Stop ASI,
B. Transfusi bilirubin E. Stop ASI,
A. Fototerapi ganti susu
tukar kembali 48 ganti dextrose
formula
jam kemudian
Guideline for Intensive Phototherapy
167

Seorang bayi laki-laki lahir aterm dengan BB 3300 gram. Bayi tsb mendapat ASI
eksklusif. Pada hari kedua, BB bayi menjadi 2950 gram. Kadar bilirubin serum yg
dilakukan saat usia 48jam adalah 18mg/dL. Nampak sklera dan tubuh ikterik.

Apa tindakan yg sebaiknya dilakukan?

C. Cek
D. Stop ASI,
B. Transfusi bilirubin E. Stop ASI,
A. Fototerapi ganti susu
tukar kembali 48 ganti dextrose
formula
jam kemudian

A. Fototerapi
168
Pasien anak laki-laki usia 10 tahun datang diantar ibunya ke RS dengan keluhan
kebiruan pada bibir dan ujung jari. Hal ini terutama dialami pasien saat menangis
dan bermain. Pasien memiliki pertumbuhan yang kurang berkembang. Pada
pemeriksaan tanda vital normal, sianosis pada mukosa bibir dan ujung ekstremitas,
hipertrofi ventrikel kanan dan adanya murmur ejection sistolik grade 3/6 di ICS 2
kiri.

Apa diagnosis pasien tersebut?

D.
A. Tetralogy B. Stenosis C. Sindrom E. Koarktasio
Transposisi
of Fallot pulmonal Eisemenger aorta
arteri besar
168
Pasien anak laki-laki usia 10 tahun datang diantar ibunya ke RS dengan keluhan
kebiruan pada bibir dan ujung jari. Hal ini terutama dialami pasien saat menangis
dan bermain. Pasien memiliki pertumbuhan yang kurang berkembang. Pada
pemeriksaan tanda vital normal, sianosis pada mukosa bibir dan ujung ekstremitas,
hipertrofi ventrikel kanan dan adanya murmur ejection sistolik grade 3/6 di ICS 2
kiri.

Apa diagnosis pasien tersebut?

D.
A. Tetralogy B. Stenosis C. Sindrom E. Koarktasio
Transposisi
of Fallot pulmonal Eisemenger aorta
arteri besar

A. Tetralogy of Fallot
169

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dibawa ke poliklinik dengan keluhan panas.
Keluhan disertai nyeri sendi dan bercak-bercak di kulit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan eritema marginatum dan nodul subkutan. Pemeriksaan lab didapatkan
leukositosis, ASTO (+) serta pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan interval PR.

Apakah organism yang paling mungkin menyebabkan kondisi tersebut?

A. B. C. D. E.
Staphylococc Streptococcu Streptococcu Streptococcu Streptococcu
us aureus s viridans s pyogens s grup beta s grup alpha
Subcutaneous nodule

Erythema Marginatum
169

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dibawa ke poliklinik dengan keluhan panas.
Keluhan disertai nyeri sendi dan bercak-bercak di kulit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan eritema marginatum dan nodul subkutan. Pemeriksaan lab didapatkan
leukositosis, ASTO (+) serta pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan interval PR.

Apakah organism yang paling mungkin menyebabkan kondisi tersebut?

A. B. C. D. E.
Staphylococc Streptococcu Streptococcu Streptococcu Streptococcu
us aureus s viridans s pyogens s grup beta s grup alpha

E. Streptococcus grup alpha


170

Anak laki – laki berusia 4 tahun dibawa ke puskesmas karena batuk berdahak sejak 3
minggu yang lalu. Dari anamnesis diperoleh data bahwa anak sering batuk pilek,
berat badan sulit naik dan sulit makan dalam 6 bulan belakangan ini. Pada
pemeriksaan didapat BB 12 kg suhu 38°C, ditemukan limfadenopati leher, multiple.

Apakah pemeriksaan tambahan yang paling tepat untuk membantu menegakkan


diagnosis?

A. Skin prick D. Foto E. BTA


B. PPD test C. Lab darah
test rontgen sputum
Sistem Skoring TB Anak
Parameter 0 1 2 3

Kontak TB Tidak jelas - Laporan keluarga, BTA(-)/ BTA(+)


BTA tidak jelas/tidak tahu
Uji tuberculin Negatif - - Poitif (≥10mm atau
(Mantoux) ≥5mm pada
imunokompromais
Berat badan/ - Gizi kurang: Gizi buruk: BB/TB<70% -
keadaan GIzi BB/TB<90% atau
atau BB/U<60%
BB/U<80%
Demam tanpa - ≥2 minggu - -
sebab yang jelas
Batuk kronik ≥2 minggu - -

Pembesaran kel. - ≥1cm, lebih - -


Limfe kolli, aksila, dari 1KGB,
inguinal tidak nyeri

Pembengkakan - Ada - -
tulang/ sendi pembengkaka
panggul, lutut n

Foto Thoraks Normal Gambaran - -


sugestif TB
Skor Total
• Cara : Suntikkan
0,1 ml PPD
intrakutan di
bagian volar
lengan bawah.
Pembacaan 48-72
jam setelah
penyuntikan

 0 - 5 mm : negatif
 5 - 9 mm :
meragukan
 > 10 mm : positif

Bila Negatif:
1. Tidak ada infeksi TB
2. Masa inkubasi
3. Anergi
170

Anak laki – laki berusia 4 tahun dibawa ke puskesmas karena batuk berdahak sejak 3
minggu yang lalu. Dari anamnesis diperoleh data bahwa anak sering batuk pilek,
berat badan sulit naik dan sulit makan dalam 6 bulan belakangan ini. Pada
pemeriksaan didapat BB 12 kg suhu 38°C, ditemukan limfadenopati leher, multiple.

Apakah pemeriksaan tambahan yang paling tepat untuk membantu menegakkan


diagnosis?

A. Skin prick D. Foto E. BTA


B. PPD test C. Lab darah
test rontgen sputum

B. PPD test
171
Seorang anak usia 4 tahun diantar oleh ayahnya ke UGD RS dengan keluhan sesak
napas disertai mengi sejak 1 jam yang lalu. Pasien tampak gelisah, merasa nyaman
dengan posisi duduk, dan tampak kesulitan untuk berbicara karena hanya mampu
kata demi kata. Pasien memiliki riwayat asma bronkiale. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 120x/menit, laju napas 45x/menit, Tax 38°C, dan tampak retraksi
suprasternal. Perkusi paru hipersonor dengan auskultasi terdengar ronkhi (+) dan
wheezing (+).

Apakah diagnosa kasus tersebut?

A. Asma B. Asma C. Asma D. Asma E. Asma


bronkiale bronkiale bronkiale bronkiale bronkiale
serangan akut serangan akut serangan akut persisten persisten
ringan-sedang sedang berat sedang berat
Derajat Keparahan Serangan Asma
ancaman henti
ringan sedang berat nafas
• Bicara dalam • Bicara dalam kata • Mengantuk
kalimat • Duduk bertopang • Letargi
• Lebih senang lengan • Suara nafas tidak
duduk daripada • Gelisah terdengar
berbaring
• Retraksi jelas
• Tidak gelisah
• SpO2 <90%
• Retraksi minimal • PEF ≤50% prediksi
• SpO2 90-95% atau terbaik
• PEF >50% prediksi
atau terbaik
171
Seorang anak usia 4 tahun diantar oleh ayahnya ke UGD RS dengan keluhan sesak
napas disertai mengi sejak 1 jam yang lalu. Pasien tampak gelisah, merasa nyaman
dengan posisi duduk, dan tampak kesulitan untuk berbicara karena hanya mampu
kata demi kata. Pasien memiliki riwayat asma bronkiale. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 120x/menit, laju napas 45x/menit, Tax 38°C, dan tampak retraksi
suprasternal. Perkusi paru hipersonor dengan auskultasi terdengar ronkhi (+) dan
wheezing (+).

Apakah diagnosa kasus tersebut?

A. Asma B. Asma C. Asma D. Asma E. Asma


bronkiale bronkiale bronkiale bronkiale bronkiale
serangan akut serangan akut serangan akut persisten persisten
ringan-sedang sedang berat sedang berat

C. Asma bronkiale serangan akut berat


172
Seorang anak usia 4 tahun, dibawa Ibunya ke Puskesmas karena sesak napas.
Menurut Ibunya, anak tersebut sebelumnya batuk terus menerus sejak 3 minggu
yang lalu. Setelah batuk hebat seringkali anak muntah. Pada mata kanan anak juga
ditemukan adanya perdarahan di bawah konjungtiva. Riwayat imunisasi diketahui
tidak lengkap. Pada pemeriksaan lab leukosit 5000, Hb 12, trombosit 269.000.

Stadium yang paling menular dari penyakit ini adalah :

A. Stadium B. Stadium C. Stadium D. Stadium E. Stadium


kataral paroksismal konvalesens remnant dormant
172
Seorang anak usia 4 tahun, dibawa Ibunya ke Puskesmas karena sesak napas.
Menurut Ibunya, anak tersebut sebelumnya batuk terus menerus sejak 3 minggu
yang lalu. Setelah batuk hebat seringkali anak muntah. Pada mata kanan anak juga
ditemukan adanya perdarahan di bawah konjungtiva. Riwayat imunisasi diketahui
tidak lengkap. Pada pemeriksaan lab leukosit 5000, Hb 12, trombosit 269.000.

Stadium yang paling menular dari penyakit ini adalah :

A. Stadium B. Stadium C. Stadium D. Stadium E. Stadium


kataral paroksismal konvalesens remnant dormant

A. Stadium kataral
173

Seorang anak laki - laki berusia 4 tahun dibawa ke klinik dokter umum dengan
keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Keluhan didahului dengan batuk, pilek dan
ruam kemerahan yg menyebar ke seluruh tubuh. Dari pemeriksaan didapatkan
konjungtiva hiperemi dan ruam makulopapular seluruh tubuh.

Apakah diagnosis yg mungkin?

B. Roseola C. Penyakit D. Scarlet


A. Morbili E. Rubela
infantum Kawasaki fever
Laboratorium

• Serologis IgM campak (3 hari setelah muncul ruam)


• Deteksi langsung antigen campak dari swab nasopharyng
173

Seorang anak laki - laki berusia 4 tahun dibawa ke klinik dokter umum dengan
keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Keluhan didahului dengan batuk, pilek dan
ruam kemerahan yg menyebar ke seluruh tubuh. Dari pemeriksaan didapatkan
konjungtiva hiperemi dan ruam makulopapular seluruh tubuh.

Apakah diagnosis yg mungkin?

B. Roseola C. Penyakit D. Scarlet


A. Morbili E. Rubela
infantum Kawasaki fever

A. Morbili
174
Anak perempuan 5 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 3 hari lalu.
Pasien juga mengeluh gusi berdarah dan muncul bercak merah pada lengan.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu 38°C,
petekie (+). Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 11 gr/dL, Ht 43%, leukosit
4500/mm3, trombosit 25.000/mm3.

Diagnosis pasien ini adalah…

A. Dengue B. DHF C. DHF D. DHF E. DHF


fever Grade I Grade II Grade III Grade IV
(WHO, 2011)

Plasma leakage: palpebral edema,


pleural effusion, ascites, HCT rise
≥20%
174
Anak perempuan 5 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 3 hari lalu.
Pasien juga mengeluh gusi berdarah dan muncul bercak merah pada lengan.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu 38°C,
petekie (+). Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 11 gr/dL, Ht 43%, leukosit
4500/mm3, trombosit 25.000/mm3.

Diagnosis pasien ini adalah…

A. Dengue B. DHF C. DHF D. DHF E. DHF


fever Grade I Grade II Grade III Grade IV

C. DHF Grade II
175
Seorang anak 12 tahun diantar orang tuanya dengan keluhan demam disertai
benjolan pada leher sejak 10 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri mengunyah
sejak 7 hari lalu. Pada pemeriksaan, kesadaran pasien CM, tinggi 150 cm, Bb 40 kg,
pasien tidak pernah diberikan imunisasi. Pada pemeriksaan region buccal tampak
pembengkakan dari depan telinga hingga submandibular.

Pengobatan yang sesuai untuk pasien tersebut adalah?

E. Seftriakson
A.
B. Amoxicilin 3 C. Azyclovir 4 D. Eritromisin IM 50
Paracetamol 3
x 500 mg PO x 500 mg PO 4x250 mg PO mg/kgBB/24
x 500 mg PO
jam
Mumps: paramyxovirus
Mumps is the classic virus known to cause parotitis. Mumps
parotitis is bilateral in 70% of cases and usually follows a 1-2 day
prodrome of fever, headache, emesis, and myalgias

These diseases spread from person to


person through the air. One can
easily catch them by being around
someone who is already infected.

Complications:
Deafness (SNHL), meningitis and/or
encephalitis, painful swelling of the
testicles or ovaries, and rarely sterility.
Mumps
treatment
• Penatalaksanaan Parotitis mumps
• a. Nonmedikamentosa
• Pasien perlu cukup beristirahat
• Hidrasi yang cukup
• Asupan nutrisi yang bergizi
• b. Medikamentosa
• Pengobatan bersifat simptomatik (antipiretik,
analgetik)
175
Seorang anak 12 tahun diantar orang tuanya dengan keluhan demam disertai
benjolan pada leher sejak 10 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri mengunyah
sejak 7 hari lalu. Pada pemeriksaan, kesadaran pasien CM, tinggi 150 cm, Bb 40 kg,
pasien tidak pernah diberikan imunisasi. Pada pemeriksaan region buccal tampak
pembengkakan dari depan telinga hingga submandibular.

Pengobatan yang sesuai untuk pasien tersebut adalah?

E. Seftriakson
A.
B. Amoxicilin 3 C. Azyclovir 4 D. Eritromisin IM 50
Paracetamol 3
x 500 mg PO x 500 mg PO 4x250 mg PO mg/kgBB/24
x 500 mg PO
jam

A. Paracetamol 3 x 500 mg PO
176
Anak perempuan 1 tahun dibawa ke klinik dengan diare cair sejak 2 hari yang lalu.
Diare 6-8x/hari dan cair. Orang tua mengatakan bahwa perut pasien juga tampak
kembung dan anak menjadi rewel. Tanda vital baik, ubun-ubun tidak cekung. Pada
pemeriksaan, daerah perianal nampak bercak kemerahan. Ibu pasien mengaku
seminggu ini mulai memberikan susu formula sebanyak 3x sehari karena dirasa
baik untuk pertumbuhan.

Apakah penyebab diare pada anak tersebut?

C. Defisiensi
A. Adanya D.
B. Keracunan enzim E. Infeksi
lactase di Hipersensitiv
zat makanan pencernaan virus
usus itas
di usus
Lactose Intolerance
• Inability to digest lactose
• Deficiency of the intestinal enzyme lactase that
splits lactose into two smaller sugars, glucose and
galactose
• Symptoms: diarrhea, flatulence, abdominal pain,
abdominal bloating, nausea
176
Anak perempuan 1 tahun dibawa ke klinik dengan diare cair sejak 2 hari yang lalu.
Diare 6-8x/hari dan cair. Orang tua mengatakan bahwa perut pasien juga tampak
kembung dan anak menjadi rewel. Tanda vital baik, ubun-ubun tidak cekung. Pada
pemeriksaan, daerah perianal nampak bercak kemerahan. Ibu pasien mengaku
seminggu ini mulai memberikan susu formula sebanyak 3x sehari karena dirasa
baik untuk pertumbuhan.

Apakah penyebab diare pada anak tersebut?

C. Defisiensi
A. Adanya D.
B. Keracunan enzim E. Infeksi
lactase di Hipersensitiv
zat makanan pencernaan virus
usus itas
di usus

C. Defisiensi enzim pencernaan di usus


177
Seorang anak 4 tahun, dirujuk dari bidan ke UGD RS karena mengalami kejang pada
seluruh tubuh sejak 15 menit yg lalu. Sebelumnya pasien mengalami demam
selama 5 hari. Pasien sudah diberikan diazepam rektal oleh bidan, namun kejang
belum berhenti hingga pasien tiba di UGD. Pada pemeriksaan fisik suhu 39°C, BB
pasien 15 kg.

Terapi yang paling tepat diberikan sesaat pasien tiba di UGD adalah?

A. Diazepam B. Diazepam E. Diazepam


C. Diazepam D. Diazepam
5 mg per 10 mg per 10 mg per
10 mg iv 5 mg iv
rektal rektal oral
177
Seorang anak 4 tahun, dirujuk dari bidan ke UGD RS karena mengalami kejang pada
seluruh tubuh sejak 15 menit yg lalu. Sebelumnya pasien mengalami demam
selama 5 hari. Pasien sudah diberikan diazepam rektal oleh bidan, namun kejang
belum berhenti hingga pasien tiba di UGD. Pada pemeriksaan fisik suhu 39°C, BB
pasien 15 kg.

Terapi yang paling tepat diberikan sesaat pasien tiba di UGD adalah?

A. Diazepam B. Diazepam E. Diazepam


C. Diazepam D. Diazepam
5 mg per 10 mg per 10 mg per
10 mg iv 5 mg iv
rektal rektal oral

B. Diazepam 10 mg per rektal


178
Anak, 10 tahun di bawa ke UGD karena mengalami kejang 2 jam sebelumnya.
Kejang di rumah sebanyak 3x, kejang dialami selama 5-7 menit, di dahului oleh
demam. Berat badan 7,2 kg. Panjang badan 75 cm, Suhu 38°C. Pada pemeriksaan
fisik di dapatkan kaku kuduk tidak pasti, brudzinki negatif, kernig sign positif.
Pemeriksaan hematologi didapatkan angka leukosit 19.000.

Pemeriksaan penunjang yang tepat adalah ?

A. Kultur B. Foto C. Lumbal D. CT- Scan E. MRI


Darah Thoraks AP Pungsi Kepala Kepala
Pungsi lumbal Dilakukan untuk menyingkirkan
atau menegakkan diagnosis
meningitis
• Dilakukan apabila :
• Terdapat tanda dan gejala rangsang
meningeal.
• Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP
berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis.
• Dipertimbangkan pada anak dengan
kejang disertai demam yang
sebelumnya telah mendapat antibiotik
dan pemberian antibiotik tersebut
dapat mengaburkan tanda dan gejala
meningitis.
178
Anak, 10 tahun di bawa ke UGD karena mengalami kejang 2 jam sebelumnya.
Kejang di rumah sebanyak 3x, kejang dialami selama 5-7 menit, di dahului oleh
demam. Berat badan 7,2 kg. Panjang badan 75 cm, Suhu 38°C. Pada pemeriksaan
fisik di dapatkan kaku kuduk tidak pasti, brudzinki negatif, kernig sign positif.
Pemeriksaan hematologi didapatkan angka leukosit 19.000.

Pemeriksaan penunjang yang tepat adalah ?

A. Kultur B. Foto C. Lumbal D. CT- Scan E. MRI


Darah Thoraks AP Pungsi Kepala Kepala

C. Lumbal Pungsi
1 Rehidrasi Plan C Resusitasi
PERHATIKAN TANDA-TANDA SHOCK!

Anda mungkin juga menyukai