PEDIATRI
70
An. Hani usia 4 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
tidak bisa melihat dengan baik di sore menjelang malam. Ibu pasien
mengatakan anak mengalami muntah sejak 2 minggu, berat badan tidak
meningkat. Pemeriksaan tanda vital normal.
C. Vitamin A 200.000 IU
Defisiensi Vitamin A
Xerophtalmia
Berikan mikronutrisi berikut setiap
hari selama minimal 2 minggu:
• Suplemen multivitamin
• Asam folat 5 mg (Hari 1) dilanjut 1
mg/hari
• Zat Zinc 2 mg/kgBB/hari
• Zat Tembaga 0.3 mg/kgbb/hari Pemberian Vitamin A
• Zat Besi 3 mg/kgBB/ hari (saat Umur Dosis Sediaan
fase Rehabilitasi) < 6 bulan 50.000 IU ½ kapsul
• Vitamin A biru
6-11 bulan 100.000 IU 1 kapsul biru
>12 bulan 200.000 IU 1 kapsul
merah
Waktu pemberian:
Lect. By dr. Endy Paryanto, Sp.A Diberikan sesuai umur pada hari 1,2, dan 14
©Bimbel UKDI MANTAP
71
Seorang bayi laki-laki baru lahir spontan dari ibu P2A0 usia kehamilan 37
minggu, HbsAg (+) berat badan 2000 gram, apgar 8/9. Dokter
merencanakan pemberian vaksin pada bayi.
B.
A. Vaksin Heptitis B D. E.
C.
Vaksin Hepatitis dan Vaksin Hepatitis Vaksin Hepatitis
OPV oral
B dan BCG immunoglobulin B dan DPT B
Hep B
Hbs Ag (+):
Hbs Ag (+): berikan vaksin
Hep B 0,5 mL IM dan HbIg
Hep B 0,5 ml IM dan HbIg dalam 12 jam setelah lahir
dalam 12 jam setelah lahir, dilanjutkan dosis ke-2 , ke-
dilanjutkan dosis ke 2 dan 3 dan ke4 pada usia 1,2
ke-3 usia 1 dan 6 bulan
dan 6 bulan
A.
B. C.
Anjurkan ibu D. E.
Naikkan Pasang infus
untuk tetap Pemberian Segera pasang
frekuensi atau dan bolus
menyusui D10% infus dan
volume dekstrose 10%
seperti 2cc/kgbb/NGT berikan D10%
pemberian ASI 2 cc/kgBB
sebelumnya
GD >25-<45 mg/dl
GD
GD 36-<45
36-<45 mg/dl
mg/dl
GD <45 mg/dl
GD 36-<45 mg/dl
GD 36-<45 mg/dl
GD45 mg/dl GD45 mg/dl
73
B. 550 kkal
• Pemberian makanan F-75 dalam jumlah
sedikit namun sering (Oral atau NGT) • Mengganti konsumsi F-75 dengan F-100
• Kebutuhan zat gizi anak gizi buruk dalam jumlah dan frekuensi yang sama
menurut fase terapi: (selama 2 hari)
• Setelah transisi bertahap, berikan:
Zat Satuan STABILISASI TRANSISI – Makanan lebih sering dalam jumlah
yang lebih besar
Energi kkal/kgB 80-100 100-150
B/hari – Kebutuhan kalori: 150-220
kcal/kgBB/hari
Protein g/kgBB/h 1-1,5 2-3
– Kebutuhan protein; 4-6 g/kgBB/hari
ari
• Nilai progress keberhasilan peningkatan BB:
Cairan ml/kgBB/ 130 atau 100 150
– Buruk: jika < 5 g/kgBB/hari butuh
hari bila edema
penilaian ulang status
• Jika anak masih ASI maka lanjutkan saja ditambah kebutuhan F- – Cukup: 5-10 g/kgBB/hari nilai ulang
75 sebagai berikut: pemberian makanan, perhatikan tanda-
Hari Frekuensi Cc/kgBB/kali Cc/kgBB/hari tanda infeksi
1-2 Setiap 2 jam 11 130 – Baik: > 10 g/kgBB/hari
• PERHATIKAN GEJALA DINI GAGAL JANTUNG
3-5 Setiap 3 jam 16 130
DAN DIARE OSMOTIK
6 - dst Setiap 4 jam 22 130
©Bimbel UKDI MANTAP Lect. By dr. Endy Paryanto, Sp.A
74
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun datang berobat dengan keluhan
terlihat pucat sejak beberapa bulan sebelumnya, tidak ditemukan tanda
perdarahan. Anak ini lahir kurang bulan. Pada pemeriksaan fisis ditemukan
BB 8 kg, TB 85 cm, konjungtiva anemis, atrofi papil lidah, tidak terdapat
pembesaran organ, terdapat koilonikia. Pemeriksaan darah menunjukkan
kadar Hb 8 g%, leukosit 8.400/mm3, trombosit 268.000/mm3, MCV 68 cμ,
MCHC 29%.
C. Pemberian D. Pemberian
E. Pemberian
transfusi PRC transfusi PRC
B. Pemberian transfusi PRC
A. Pemberian 240 ml disertai 120 ml disertai
transfusi PRC serta
besi elemental pemberian asam pemberian besi
240 ml desferoksamin
folat peroral 0,5 elemental 3-6
dan vitamin C
– 1 mg/hr mg/kgBB/hr
A. B.
C. D. E.
mengganti susu mengganti susu
mengganti susu mengganti susu mengganti susu
formula formula
formula formula formula
dengan susu dengan susu
dengan susu dengan susu dengan susu
terhidrolisat terhidrolisat
soya tanpa laktosa sapi
sebagian sempurna
B. mengganti susu formula dengan susu terhidrolisat
sempurna
77
Seorang anak berusia 1 tahun datang karena lutut bengkak dan tidak bisa
berjalan. Riwayat kakak laki laki pasien juga mengalami hal yang sama.
B.
A. E.
Activated partial C. D.
Prothrombin Test agregasi
Thromboplastin Bleeding time D-dimer
Time platelet
Time
Anamnesis
• Perdarahan spontan/ post trauma
• Perdarahan sendi (hamartrosis)
• Perdarahan intrakranial
• Perdarahan mata, saluran cerna, dsb
• Riw. Serupa pada keluarga pria hamartrosis
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
• PX FISIK: • Darah tepi
• Hamartrosis : bengkak, nyeri • CT >>
• Hematom • APTT >>
• Tanda peningkatan intrakranial • PT normal
• Perdarahan intrakranial (susp) • Kadar faktor VIII, IX
• Pucat, syok hemorragic – penkes
• Hemofilia A dan B tidak bs dibedakan
secara klinis
©Bimbel UKDI MANTAP
78
Seorang anak usia 3 tahun belum bisa bicara, jika dipanggil tidak menoleh.
Pasien memiliki riwayat lahir prematur, dan didiagnosis sepsis saat bayi
dan dirawat di NICU selama 20 hari.
A. Sensori B.
C. Tuli E. Tuli
neural non SenSorineural D. Tuli bawaan
konduksi kongenital
genetic genetic
UKDI MANTAB
• Prematur dan BBLR
• Obat-obatan dan substansi: Aminoglikosida, alkohol
• Trauma persalinan
• Asfiksia selama kehamilan
• Malformasi
Faktor Genetik
• Autosomal resesif (80%): Alport syndrome, Usher syndrome, Pendred syndrome, Jervell-
Lange-Nielsen Sydrome
• Autosomal dominan (15%): Waardenburg syndrome, Hemifacial microsomia , Treacher-
Collins syndrome
• X-linked (2%): Otopalatodigital syndrome, Hunter syndrome
79
Anak usia 2 tahun dengan berat 14 kg datang dengan keluhan diare >10 kali
per hari, encer, lendir darah (-), demam (-). Saat ini pasien seperti nampak
tertidur, ubun ubun sangat cekung, mata cekung (+), turgor kulit menurun,
terakhir kencing sekitar 6 jam yang lalu.
A. B.
Pemberian Pemberian C. D. E.
kristaloid 420 cc kristaloid 420 cc Pemberian Pemberian Pemberian
pada 30 menit pada 2 jam kristaloid 1080 cc kristaloid 980 cc kristaloid 150 cc
pertama dan 980 pertama dan 980 pada 24 jam pada 3 jam pada 1 jam
cc pada 2,5 jam cc pada 5 jam pertama pertama pertama
selanjutnya selanjutnya
D. Infeksi E.
B. Kegagalan
A. Defisiensi C. Aspirasi parenkim Keterlambat
transformasi
surfaktan mekonium paru an clearance
sirkulasi
kongenital cairan paru
Hyalin Membrane Diseases
Radiographic features
Patophysiology Treatment
on plain Xray
• Neonatal respiratory • Diffuse ground glass • Surfactant
distress syndrome lungs with low intratracheal
(RDS), lung disease of volumes, bell shaped • Antenatal
prematurity, thorax kortikosteroid
surfactant deficiency • Bilateral and (prophylactic preterm
• Risk Factors: symmetrical air baby)
• Maternal diabetes bronchograms
• Greater • Hyperventilation if
prematurity patient is intubated
(<34 weeks) in a non ventilated
• Prenatal asphyxia patients,
hyperventilation
• Multiple gestations
excludes diagnosis
165
Seorang bayi usia 4 jam dirujuk bersama bidan ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan
utama sesak nafas. Dari hasil anamnesis didapatkan usia kehamilan ibu 28 minggu
dan berat badan bayi saat lahir 1100 gram. Dari pemeriksaan fisik didapatkan RR
60x/menit, nadi 170x/menit, dan Tax 38°C. Bayi tampak sianosis, nafas cuping
hidung (+), retraksi substernal (+), dan retraksi intercosta (+). Dari hasil foto
radiologi tampak pengembangan paru kurang dengan gambaran bell shaped
thorax, ground glass dengan granuloretikular dan air bronkogram (+).
D. Infeksi E.
B. Kegagalan
A. Defisiensi C. Aspirasi parenkim Keterlambat
transformasi
surfaktan mekonium paru an clearance
sirkulasi
kongenital cairan paru
A. Defisiensi surfaktan
166
Bayi usia 2 hari dibawa ibu datang dengan keluhan mulut mencucu, mata mendelik
keatas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ophistotonus.
A. Riwayat
C. Riwayat D. Riwayat E. Riwayat
persalinan B. Riwayat
penyakit imunisasi kuning pada
dan anc
pada ibu awal bayi bayi
vaksinasi ibu
Tetanus Neonatorum
Cause : bacterium Clostridium tetani.
Bayi usia 2 hari dibawa ibu datang dengan keluhan mulut mencucu, mata mendelik
keatas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ophistotonus.
A. Riwayat
C. Riwayat D. Riwayat E. Riwayat
persalinan B. Riwayat
penyakit imunisasi kuning pada
dan anc
pada ibu awal bayi bayi
vaksinasi ibu
Seorang bayi laki-laki lahir aterm dengan BB 3300 gram. Bayi tsb mendapat ASI
eksklusif. Pada hari kedua, BB bayi menjadi 2950 gram. Kadar bilirubin serum yg
dilakukan saat usia 48jam adalah 18mg/dL. Nampak sklera dan tubuh ikterik.
C. Cek
D. Stop ASI,
B. Transfusi bilirubin E. Stop ASI,
A. Fototerapi ganti susu
tukar kembali 48 ganti dextrose
formula
jam kemudian
Guideline for Intensive Phototherapy
167
Seorang bayi laki-laki lahir aterm dengan BB 3300 gram. Bayi tsb mendapat ASI
eksklusif. Pada hari kedua, BB bayi menjadi 2950 gram. Kadar bilirubin serum yg
dilakukan saat usia 48jam adalah 18mg/dL. Nampak sklera dan tubuh ikterik.
C. Cek
D. Stop ASI,
B. Transfusi bilirubin E. Stop ASI,
A. Fototerapi ganti susu
tukar kembali 48 ganti dextrose
formula
jam kemudian
A. Fototerapi
168
Pasien anak laki-laki usia 10 tahun datang diantar ibunya ke RS dengan keluhan
kebiruan pada bibir dan ujung jari. Hal ini terutama dialami pasien saat menangis
dan bermain. Pasien memiliki pertumbuhan yang kurang berkembang. Pada
pemeriksaan tanda vital normal, sianosis pada mukosa bibir dan ujung ekstremitas,
hipertrofi ventrikel kanan dan adanya murmur ejection sistolik grade 3/6 di ICS 2
kiri.
D.
A. Tetralogy B. Stenosis C. Sindrom E. Koarktasio
Transposisi
of Fallot pulmonal Eisemenger aorta
arteri besar
168
Pasien anak laki-laki usia 10 tahun datang diantar ibunya ke RS dengan keluhan
kebiruan pada bibir dan ujung jari. Hal ini terutama dialami pasien saat menangis
dan bermain. Pasien memiliki pertumbuhan yang kurang berkembang. Pada
pemeriksaan tanda vital normal, sianosis pada mukosa bibir dan ujung ekstremitas,
hipertrofi ventrikel kanan dan adanya murmur ejection sistolik grade 3/6 di ICS 2
kiri.
D.
A. Tetralogy B. Stenosis C. Sindrom E. Koarktasio
Transposisi
of Fallot pulmonal Eisemenger aorta
arteri besar
A. Tetralogy of Fallot
169
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dibawa ke poliklinik dengan keluhan panas.
Keluhan disertai nyeri sendi dan bercak-bercak di kulit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan eritema marginatum dan nodul subkutan. Pemeriksaan lab didapatkan
leukositosis, ASTO (+) serta pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan interval PR.
A. B. C. D. E.
Staphylococc Streptococcu Streptococcu Streptococcu Streptococcu
us aureus s viridans s pyogens s grup beta s grup alpha
Subcutaneous nodule
Erythema Marginatum
169
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dibawa ke poliklinik dengan keluhan panas.
Keluhan disertai nyeri sendi dan bercak-bercak di kulit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan eritema marginatum dan nodul subkutan. Pemeriksaan lab didapatkan
leukositosis, ASTO (+) serta pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan interval PR.
A. B. C. D. E.
Staphylococc Streptococcu Streptococcu Streptococcu Streptococcu
us aureus s viridans s pyogens s grup beta s grup alpha
Anak laki – laki berusia 4 tahun dibawa ke puskesmas karena batuk berdahak sejak 3
minggu yang lalu. Dari anamnesis diperoleh data bahwa anak sering batuk pilek,
berat badan sulit naik dan sulit makan dalam 6 bulan belakangan ini. Pada
pemeriksaan didapat BB 12 kg suhu 38°C, ditemukan limfadenopati leher, multiple.
Pembengkakan - Ada - -
tulang/ sendi pembengkaka
panggul, lutut n
0 - 5 mm : negatif
5 - 9 mm :
meragukan
> 10 mm : positif
Bila Negatif:
1. Tidak ada infeksi TB
2. Masa inkubasi
3. Anergi
170
Anak laki – laki berusia 4 tahun dibawa ke puskesmas karena batuk berdahak sejak 3
minggu yang lalu. Dari anamnesis diperoleh data bahwa anak sering batuk pilek,
berat badan sulit naik dan sulit makan dalam 6 bulan belakangan ini. Pada
pemeriksaan didapat BB 12 kg suhu 38°C, ditemukan limfadenopati leher, multiple.
B. PPD test
171
Seorang anak usia 4 tahun diantar oleh ayahnya ke UGD RS dengan keluhan sesak
napas disertai mengi sejak 1 jam yang lalu. Pasien tampak gelisah, merasa nyaman
dengan posisi duduk, dan tampak kesulitan untuk berbicara karena hanya mampu
kata demi kata. Pasien memiliki riwayat asma bronkiale. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 120x/menit, laju napas 45x/menit, Tax 38°C, dan tampak retraksi
suprasternal. Perkusi paru hipersonor dengan auskultasi terdengar ronkhi (+) dan
wheezing (+).
A. Stadium kataral
173
Seorang anak laki - laki berusia 4 tahun dibawa ke klinik dokter umum dengan
keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Keluhan didahului dengan batuk, pilek dan
ruam kemerahan yg menyebar ke seluruh tubuh. Dari pemeriksaan didapatkan
konjungtiva hiperemi dan ruam makulopapular seluruh tubuh.
Seorang anak laki - laki berusia 4 tahun dibawa ke klinik dokter umum dengan
keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Keluhan didahului dengan batuk, pilek dan
ruam kemerahan yg menyebar ke seluruh tubuh. Dari pemeriksaan didapatkan
konjungtiva hiperemi dan ruam makulopapular seluruh tubuh.
A. Morbili
174
Anak perempuan 5 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 3 hari lalu.
Pasien juga mengeluh gusi berdarah dan muncul bercak merah pada lengan.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu 38°C,
petekie (+). Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 11 gr/dL, Ht 43%, leukosit
4500/mm3, trombosit 25.000/mm3.
C. DHF Grade II
175
Seorang anak 12 tahun diantar orang tuanya dengan keluhan demam disertai
benjolan pada leher sejak 10 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri mengunyah
sejak 7 hari lalu. Pada pemeriksaan, kesadaran pasien CM, tinggi 150 cm, Bb 40 kg,
pasien tidak pernah diberikan imunisasi. Pada pemeriksaan region buccal tampak
pembengkakan dari depan telinga hingga submandibular.
E. Seftriakson
A.
B. Amoxicilin 3 C. Azyclovir 4 D. Eritromisin IM 50
Paracetamol 3
x 500 mg PO x 500 mg PO 4x250 mg PO mg/kgBB/24
x 500 mg PO
jam
Mumps: paramyxovirus
Mumps is the classic virus known to cause parotitis. Mumps
parotitis is bilateral in 70% of cases and usually follows a 1-2 day
prodrome of fever, headache, emesis, and myalgias
Complications:
Deafness (SNHL), meningitis and/or
encephalitis, painful swelling of the
testicles or ovaries, and rarely sterility.
Mumps
treatment
• Penatalaksanaan Parotitis mumps
• a. Nonmedikamentosa
• Pasien perlu cukup beristirahat
• Hidrasi yang cukup
• Asupan nutrisi yang bergizi
• b. Medikamentosa
• Pengobatan bersifat simptomatik (antipiretik,
analgetik)
175
Seorang anak 12 tahun diantar orang tuanya dengan keluhan demam disertai
benjolan pada leher sejak 10 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri mengunyah
sejak 7 hari lalu. Pada pemeriksaan, kesadaran pasien CM, tinggi 150 cm, Bb 40 kg,
pasien tidak pernah diberikan imunisasi. Pada pemeriksaan region buccal tampak
pembengkakan dari depan telinga hingga submandibular.
E. Seftriakson
A.
B. Amoxicilin 3 C. Azyclovir 4 D. Eritromisin IM 50
Paracetamol 3
x 500 mg PO x 500 mg PO 4x250 mg PO mg/kgBB/24
x 500 mg PO
jam
A. Paracetamol 3 x 500 mg PO
176
Anak perempuan 1 tahun dibawa ke klinik dengan diare cair sejak 2 hari yang lalu.
Diare 6-8x/hari dan cair. Orang tua mengatakan bahwa perut pasien juga tampak
kembung dan anak menjadi rewel. Tanda vital baik, ubun-ubun tidak cekung. Pada
pemeriksaan, daerah perianal nampak bercak kemerahan. Ibu pasien mengaku
seminggu ini mulai memberikan susu formula sebanyak 3x sehari karena dirasa
baik untuk pertumbuhan.
C. Defisiensi
A. Adanya D.
B. Keracunan enzim E. Infeksi
lactase di Hipersensitiv
zat makanan pencernaan virus
usus itas
di usus
Lactose Intolerance
• Inability to digest lactose
• Deficiency of the intestinal enzyme lactase that
splits lactose into two smaller sugars, glucose and
galactose
• Symptoms: diarrhea, flatulence, abdominal pain,
abdominal bloating, nausea
176
Anak perempuan 1 tahun dibawa ke klinik dengan diare cair sejak 2 hari yang lalu.
Diare 6-8x/hari dan cair. Orang tua mengatakan bahwa perut pasien juga tampak
kembung dan anak menjadi rewel. Tanda vital baik, ubun-ubun tidak cekung. Pada
pemeriksaan, daerah perianal nampak bercak kemerahan. Ibu pasien mengaku
seminggu ini mulai memberikan susu formula sebanyak 3x sehari karena dirasa
baik untuk pertumbuhan.
C. Defisiensi
A. Adanya D.
B. Keracunan enzim E. Infeksi
lactase di Hipersensitiv
zat makanan pencernaan virus
usus itas
di usus
Terapi yang paling tepat diberikan sesaat pasien tiba di UGD adalah?
Terapi yang paling tepat diberikan sesaat pasien tiba di UGD adalah?
C. Lumbal Pungsi
1 Rehidrasi Plan C Resusitasi
PERHATIKAN TANDA-TANDA SHOCK!