Anda di halaman 1dari 16

Vol.13 No.2.

Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Proses Pengolahan Air Bersih


Pada PDAM Padang

Oleh:

H A F N I, ST MT

Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Padang

Intisari

Air bersih (sanitation water) adalah air yang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan
pada sektor rumah tangga seperti untuk mandi, mencuci dan kakus. Persyaratan air bersih antara lain
adalah jernih, tidak bewarna, tidak berasa, tidak berbau, tidak beracun, pH netral dan bebas
mikroorganisme. Pengertian ini harus dibedakan dengan pengertian air minum, yakni air yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga dapat langsung diminum. Pada umumnya masyarakat
mendapatkan air minum dengan cara memasak air bersih. Beberapa sumber air mentah yang lazim
digunakan/diolah masyarakat menjadi air bersih antara lain : Air permukaan seperti air sumur dangkal,
air sungai, air danau, air rawa; Air tanah seperti air mata air, air sumur dalam dan lain-lain; Air hujan.
Tidak semua sumber air tersebut dapat langsung dipergunakan untuk itu perlu dilakukan pengolahan.
Terutama pada daerah perkotaan.

PDAM (Perusahan Daerah Air Minum ) dengan sumber air Batang Kuranji melakukan
pengolahan. dengan tiga tahap :Tahap pengendapan alami (natural sedimentation) ; Tahap penjernihan
(clarification) ; Tahap penyaringan (filtration). Proses penyaringan dilakukan dengan secara
sidementasi.

Kata kunci : Sumber air.

1. PENDAHULUAN 3. Tahap penyaringan


PDAM sebagai perusahaan daerah (filtration).
yang berfungsi untuk menyediakan Proses penyaringan
kebutuhan air minum untuk dilakukan dengan secara
masyarakat kodya Padang, sumber air sidementasi
yang di gunakan adalah :
1, Air tanah
2.Air sungai 2. T I N J A U A N P U S T A
Untuk air tanah digunakan sumur bor, KA
yang air nya sudah bersih, sedangkan
untuk sumber air dari sungai, PDAM 2.1 METODA PENGOLAHAN
mengambil air nya dari Batang AIR.Berbagai teknik pengolahan air
Kuranji, dan penglahannya dilakukan buangan untuk menyisihkan bahan
di gunung pangilun Proses pengolahan polutannya telah dicoba dan
untuk sumber air sungai dilakukan dikembangkan selama ini. Teknik-
dengan tiga tahap: teknik pengolahan air buangan yang
1. Tahap pengendapan alami telah dikembangkan tersebut secara
(natural sedimentation) umum terbagi menjadi 3 metode
2. Tahap penjernihan pengolahan :
(clarification) - pengolahan secara fisika

12
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

- pengolahan secara kimia waktu detensi hidrolis di dalam bak


- pengolahan secara biologi pengendap .
Untuk suatu jenis air buangan tertentu Proses flotasi banyak
, ketiga metode pengolahan tersebut digunakan untuk menyisihkan bahan-
dapat diaplikasikan secara sendiri- bahan yang mengapung seperti
sendiri atau secara kombinasi . minyak dan lemak agar tidak
mengganggu proses pengolahan
2.1.1 PENGOLAHAN SECARA berikutnya . Flotasi juga dapat
FISIKA digunakan sebagai cara penyisihan
bahan-bahan tersuspensi
Pada umumnya, sebelum
(clarification) atau pemekatan lumpur
dilakukan pengolahan lanjutan
endapan (sludge thickening) dengan
terhadap air buangan, diinginkan agar
memberikan aliran udara ke atas (air
bahan-bahan tersuspensi berukuran
flotation).
besar dan yang mudah mengendap atau
bahan-bahan yang terapung disisihkan Proses filtrasi di dalam
terlebih dahulu. Penyaringan pengolahan air buangan , biasanya
(screening) merupakan cara yang dilakukan untuk mendahului proses
efisien dan murah untuk menyisihkan adsorbsi atau proses reverse osmosis-
bahan tersuspensi yang berukuran nya , akan dilaksanakan untuk
besar . Bahan tersuspensi yang mudah menyisihkan sebanyak mungkin
mengendap dapat disisihkan secara partikel tersuspensi dari dalam air agar
mudah dengan proses pengendapan . tidak mengganggu proses adsorbsi atau
Parameter desain yang utama untuk menyumbat membran yang
proses pengendapan ini adalah dipergunakan dalam proses osmosa .
kecepatan mengendap partikel dan

Gambar 1. Skema Diagram pengolahan fisika

13
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Proses adsorbsi , biasanya dengan Pengendapan bahan tersuspensi


karbon aktif , dilakukan untuk yang tak mudah larut dilakukan dengan
menyisihkan senyawa aromatik membubuhkan elektrolit yang
(misalnya : fenol ) dan senyawa mempunyai muatan yang berlawanan
organik terlarut lainnya , terutama jika dengan muatan koloidnya agar terjadi
diinginkan untuk menggunakan netralisasi muatan koloid tersebut,
kembali air buangan tersebut . sehingga akhirnya dapat diendapkan.
Penyisihan logam berat dan senyawa
Teknologi membran (reverse osmosis)
biasanya diaplikasikan untuk unit-unit fosfor dilakukan dengan
membubuhkan larutan alkali (air kapur
pengolahan kecil, terutama jika
pengolahan ditujukan untuk misalnya) sehingga terbentuk endapan
hidroksida logam-logam tersebut atau
menggunakan kembali air yang diolah.
Biaya instalasi dan operasinya sangat endapan hidroksiapatit. Endapan
logam tersebut akan lebih stabil jika
mahal.
pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit
2.1.2 PENGOLAHAN SECARA pada pH > 9,5. Khusus untuk krom
KIMIA heksavalen , sebelum diendapkan
sebagai krom hidroksida [Cr( OH)3],
Pengolahan air buangan secara
terlebih dahulu direduksi menjadi
kimia biasanya dilakukan untuk
krom trivalent dengan membubuhkan
menghilangkan partikel-partikel yang
reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).
tidak mudah mengendap (koloid),
logam-logam berat, senyawa fosfor, Penyisihan bahan-bahan
dan zat organik beracun; dengan organik beracun seperti fenol dan
membubuhkan bahan kimia tertentu sianida pada konsentrasi rendah dapat
yang diperlukan. Penyisihan bahan- dilakukan dengan mengoksidasinya
bahan tersebut pada prinsipnya dengan klor (Cl), 2kalsium
berlangsung melalui perubahan sifat permanganat, aerasi, ozon hidrogen
bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak peroksida.
dapat diendapkan menjadi mudah
diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik Pada dasarnya kita dapat memperoleh
dengan atau tanpa reaksi oksidasi- efisiensi tinggi dengan pengolahan
reduksi, dan juga berlangsung sebagai secara kimia tetapi biaya pengolahan
hasil reaksi oksidasi. menjadi mahal karena memerlukan
bahan kimia .

Gambar 2. Skema Diagram pengolahan Kimiawi

14
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

tersuspensi dengan pengolahan


2.1.3 PENGOLAHAN SECARA
BIOLOGI pendahuluan .

Semua air buangan yang Kolam oksidasi dan lagoon,


baik yang diaerasi maupun yang tidak,
biodegradable dapat diolah secara
biologi. Sebagai pengolahan sekunder, juga termasuk dalam jenis reaktor
pengolahan secara biologi dipandang pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim
tropis seperti Indonesia, waktu detensi
sebagai pengolahan yang paling murah
efisien. hidrolis selama 12-18 hari di dalam
kolam oksidasi maupun dalam lagoon
Dalam beberapa dasawarsa yang tidak diaerasi, cukup untuk
telah berkembang berbagai metode mencapai kualitas efluen yang dapat
pengolahan biologi dengan segala memenuhi standar yang ditetapkan. Di
modifikasinya. dalam lagoon yang diaerasi cukup
Pada dasarnya , reaktor pengolahan dengan waktu detensi 3-5 hari saja.
secara biologi dapat dibedakan atas Di dalam reaktor pertumbuhan lekat,
dua jenis , yaitu : mikroorganisme tumbuh di atas media
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi pendukung dengan membentuk lapisan
(suspended growth reaktor); film untuk melekatkan dirinya.
Berbagai
2. Reaktor pertumbuhan lekat
(attached growth reaktor).
Di dalam reaktor pertumbuhan modifikasi telah banyak dikembangkan
tersuspensi, mikroorganisme tumbuh selama ini , antara lain:
dan berkembang dalam keadaan a. trickling filter
tersuspensi. Proses lumpur aktif yang
banyak dikenal berlangsung dalam b. cakram biologi
reaktor jenis ini . Proses lumpur aktif c. filter terendam
terus berkembang dengan berbagai d. reaktor fludisasi
modifikasinya , antara lain: oxidation
ditch dan kontak-stabilisasi . Seluruh modifikasi ini dapat
Dibandingkan dengan proses lumpur menghasilkan efisiensi penurunan
aktif konvensional , oxidation ditch BOD sekitar 80%-90%. Ditinjau dari
mempunyai beberapa kelebihan , yaitu segi lingkungan dimana berlangsung
efisiensi penurunan BOD dapat proses penguraian secara biologi ,
mencapai 85%-90% (dibandingkan proses ini dapat dibedakan menjadi dua
80%-85%) dan lumpur yang jenis :
dihasilkan lebih sedikit . Selain a. Proses aerob , yang berlangsung
efisiensi yang lebih tinggi (90%- dengan hadirnya oksigen ;
95%), kontak stabilisasi mempunyai b. Proses anaerob , yang berlangsung
kelebihan yang lain, yaitu waktu tanpa adanya oksigen .
detensi hidrolis total lebih pendek (4-
6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat Apabila BOD air buangan tidak
pula menyisihkan BOD tersuspensi melebihi 400 mg/l, proses aerob masih
melalui proses absorbsi di dalam dapat dianggap lebih ekonomis dari
tangki kontak sehingga tidak anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari
diperlukan penyisihan BOD 4000 mg/l, proses anaerob menjadi
lebih ekonomis

15
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

4. Solid (Zat padat)


Kandungan zat padat menimbulkan bau
busuk, juga dapat meyebabkan turunnya
kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat
menghalangi penetrasi sinar matahari
kedalam air.

5. Bau dan rasa


Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya
organisme dalam air seperti alga serta oleh
adanya gas seperti H2 S yang terbentuk
dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya
senyawa-senyawa organik tertentu

2.2.2 KARAKTERISTIK KIMIA AIR


1. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan
mempengaruhi rasa, korosifitas air dan
efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa
asam dan basa lebih toksid dalam
bentuk molekuler, dimana disosiasi
senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi
Gambar 3. Skema Diagram pengolahan oleh pH.
Biologi
2. DO (Dissolved Oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut
2.2 KARAKTERISTIK AIR
dalam air yang berasal dari fotosintesa
dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin
2.2.1 KARAKTERISTIK FISIK AIR
banyak jumlah DO maka kualitas air
1. Kekeruhan
semakin baik. Satuan DO biasanya
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh
dinyatakan dalam persentase saturasi.
adanya bahan-bahan anorganik dan
organik yang terkandung dalam air
3. BOD (Biological Oxygent Demand)
seperti lumpur dan bahan yang
BOD adalah banyaknya oksigen yang
dihasilkan oleh buangan industri.
dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat
2. Temperatur
pencerna) yang terdapat di dalam air
Kenaikan temperatur air menyebabkan
buangan secara biologi. BOD dan COD
penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
digunakan untuk memonitoring
oksigen terlarut yang terlalu rendah
kapasitas self purification badan air
akan menimbulkan bau yang tidak
penerima.
sedap akibat degradasi anaerobic ynag
mungkin saja terjadi.
Reaksi:
Zat Organik + m.o + O2 → CO2 + m.o + sisa
3. Warna
material organik (CHONSP)
Warna air dapat ditimbulkan oleh
kehadiran organisme, bahan-bahan
4. COD (Chemical Oxygent Demand)
tersuspensi yang berwarna dan oleh
COD adalah banyaknya oksigen yang di
ekstrak senyawa-senyawa organik serta
butuhkan untuk mengoksidasi
tumbuh-tumbuhan.
bahan-bahan organik secara kimia.

16
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Reaksi + 95 % terurai - Tahap penjernihan (clarification)


Zat Organik + O2 ——————→ dan tahap penyaringan (filtration).
CO2 + H2O - Tahap Penjernihan (clarifying
process) atau tahap pengendapan
5. Kesadahan padatan tersuspensi dengan
Kesadahan air yang tinggi akan bantuan zat kimia tertentu. Ada
mempengaruhi efektifitas pemakaian tiga tahap proses penjernihan yaitu:
sabun, namun sebaliknya dapat o Tahap koagulasi (coagulation
memberikan rasa yang segar. Di dalam step)
pemakaian untuk industri (air ketel, air Tahap koagulasi Adalah Tahap
pendingin, atau pemanas) adanya penetralan muatan atau
kesadahan dalam air tidaklah penyediaan jembatan dari
dikehendaki. Kesadahan yang tinggi padatan terdispersi dengan
bisa disebabkan oleh adanya kadar penambahan zat kimia tertentu
residu terlarut yang tinggi dalam air. (coagulant aid). Pada tahap ini
dikehendaki pencampuran yang
6. Senyawa-senyawa kimia yang baik (rapid mixing) untuk
beracun menjamin kontak yang maksimal
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis antara padatan tersuspensi
yang rendah sudah merupakan racun dengan zat kimia yang
terhadap manusia sehingga perlu ditambahkan.
pembatasan yang agak ketat (± 0,05 o Tahap flokulasi (floculation step)
mg/l). Tahap flokulasi adalah tahap
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih penggabungan dari padatan
akan menyebabkan timbulnya rasa dan padatan tersuspensi untuk
bau ligam, menimbulkan warna koloid membentuk flok (aglomerat).
merah (karat) akibat oksidasi oleh Pada tahap ini dibutuhkan zona
oksigen terlarut yang dapat menjadi yang relatif tenang agar
racun bagi manusia. penggabungan dari padatan-
padatan terdispersi dapat
2.3 TAHAPAN PENGOLAHAN AIR berlangsung dengan baik
BERSIH o Tahap sedimetasi (sedimentation
step).
Pengolahan air adalah cara untuk Sementara tahap sedimentasi
memisahkan zat-zat pengotor dari air adalah tahap pengendapan flok-
mentah. Secara garis besar kelompok flok ke dasar klarifier. Agar
zat pengotor air tersebut terbagi : proses pengendapan ini berjalan
- Padatan tersuspensi (suspended dengan baik maka tahap ini harus
solid), berlangsung pada zona yang
- Padatan terlarut (dissolved solid), sangat tenang.

Untuk produksi air bersih upaya Pada alat penjernih konvensional


pengolahan dititik beratkan pada (conventional clarifier) masing-masing
penyisihan padatan tersuspensi dari air tahap penjernihan tersebut diatas
mentah. Proses penyisihan padatan dilaksanakan pada tempat terpisah
tersuspensi dari air mentah terdiri dari sementara pada alat penjernih moderen
3 tahapan : (modern clarifier) ketiga tahap
- Tahap pengendapan alami (natural penjernihan diatas dilaksanakan dalam
sedimentation), satu alat yang terintegrasi. Salah satu
contoh ganerasi modern clarifier

17
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

adalah vertical tube clarifier yang 3. PROSES PENGOLAHAN


merupakan clarifier yang dilengkapi AIR MINUM PADA PDAM
dengan sekelompok tube yang 3.1. PROSES PENGOLAHAN
dimaksudkan untuk : Sumber air yang diolah menjadi air
1. Membantu proses pembentukan bersih pada pada PDAM Padang adalah
flok air dari Batang kuranji. Dimana proses
2. Memperbesar hambatan flok pengolahan air ini memelalui beberapa
untuk naik ke zona jernih tahap proses yang bertujuan untuk
(memperkecil proses memisahkan zat-zat pengotor yang
sedimentasi berupa larutan tersuspensi dengan air
mentah, yaitu:

Gambar 4. Conventional clarifier

Gambar 6. Air Batang kuranji

1. Screening
Screening berfungsi untuk
memisahkan air dari sampah-
sampah dalam ukuran besar yang
Gambar 5. Modern Clarifier terbawa oleh aliran air.
Screening ini berupa saringan dari
batang baja (round bar) yang
dipasang pada saluran masuk bak
pengumpul air

18
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Gambar 7. Saringan pada saluran masuk

2. Pengendapan alami (natural jenis tinggi dari berat dari air akan
sedimentation) mengendap. Hal ini bertujuan agar
Pada tahapan ini terjadi proses a. Memisahkan zat-zat pengotor
pengendapan lumpur secara grafitasi, yang mempunyai BJ lebih berat
dimana air dialirkan dengan tenang, dari BJ air
sehingga lumpur yang mempunyai berat b. Memudahkan kerja Pompa

Gambar 8. Pengendapan alami

4. Tangki sedimentasi yang berfungsi sebagai oksidator


dan desinfektan. Sebagai oksidator
Tangki sedimentasi berfungsi untuk klorin digunakan untuk
mengendapkan kotoran-kotoran menghilangkan bau dan rasa pada
berupa lumpur dan pasir. Pada air.
tangki sedimentasi terdapat waktu Dari tangki ini air yang sudah
tinggal. Ke dalam tangki terpisah dari pasir dan lumpur di
sedimentasi ini diinjeksikan klorin pompakan ke klarifier.

Panjang instalasi = 800 m

Gambar 9. Pompa dan instalsi pipa ke tempat pengolahan


5. Klarifier (clearator)
19
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Klarifer yang digunakan adalah pengendapan sebelum masuk ke


modern clarifier, dimana kogulasi, klarifier di masukan larutan alum
flokulasi dan sidimentasi terjadi (Al2(SO4)3
pada satu tempat Air yang
dipompakan dari tangki

PIPA AIR DARI


TANKI
SEDIMENTASI
AWAL

SALURAN TAWAS-KAPUS

Gambar 10. Bak tawas – kapur dan saluran injeksi ke pipa air

Klarifier berfungsi sebagai tempat agitataor blade agar tercampur


pembentukan flok dengan homogen. Maka koloid akan
penambahan larutan Alum membentuk butiran-butiran
(Al2(SO4)3 sebagai bahan. Pada flokulasi.
klarifier terdapat mesin agitator Air yang telah bercampur
yang berfungsi sebagai alat untuk dengan koagulan membentuk ikatan
mempercepat pembentukan flok. flokulasi, masuk melalui return floc
Pada klarifier terjadi pemisahan zone dialirkan ke clarification zone.
antara air bersih dan air kotor. Air Sedimen yang mengendap dalam
bersih ini kemudian disalurkan concentrator dibuang. Hal ini
dengan menggunakan pipa yang berlangsung secara otomatis yang
besar untuk kemudian dipompakan akan terbuka setiap satu jam sekali
ke filter. Klarifier terbuat dari beton dalam waktu 1 menit. Air yang
yang berbentuk bulat yang masuk ke dalam clarification zone
dilengkapi dengan penyaring dan sudah tidak dipengaruhi oleh gaya
sekat. putaran oleh agitator, sehingga
Dari inlet pipa klarifier, air lumpurnya mengendap. Air yang
masuk ke dalam primary reaction berada dalam clarification zone
zone. Di dalam prymari reaction adalah air yang sudah jernih.
zone dan secondary reaction
zone,air dan bahan kimia (Koagulan
yaitu tawas) diaduk dengan alat

Gambar 11. modern clarifier

20
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

4. Sand Filter Media penyaring biasanya


Penyaring yang digunakan lebih dari satu lapisan, yaitu pasir
adalah rapid sand fliter (filter kwarsa dan batu dengan mesh
saringan cepat). Sand filter jenis ini tertentu. Air mengalir ke bawah
berupa bak yang berisi pasir kwarsa melalui media tersebut.Zat-zat padat
yang berfungsi untuk menyaring yang tidak larut akan melekat pada
flok halus dan kotoran lain yang media, sedangkan air yang jernih
lolos dari klarifier (clearator). akan terkumpul di bagian dasar dan
jumlah bak penyaringan 12 unit mengalir keluar melalui suatu pipa
dengan kemapuan kapasitas menuju reservoir.
saringan 500 l/dt

Gambar 11. Bak saringan pasir

5. Reservoir juga tidak terlepas dari sifat-sifat


Reservoir berfungsi sebagai kimia yang dikandung oleh air baku
tempat penampungan air bersih tersebut. Reaksi yang terjadi sebagai
yang telah disaring melalui filter, berikut:
+3
Air yang dalam reservoar ini Al2(SO4)3 → 2 Al +
sebelum disalurkan ke konsumen di -2
berikan larutan kaporit untuk 3(SO4)
membunuh bakteri yang terkandung Air akan mengalami :
+ -
dalam air tersebut. H2O → H + OH
3.2 ZAT KIMIA
Selanjutnya :
Zat kimia yang digunakan untuk +3 -
mengikat zat pengotor tersuspensi 2 Al + 6OH →
yang terlarut dalam air adalah : 2Al(OH)3
1. Tawas Selain itu akan dihasilkan
Tawas merupakan bahan koagulan asam :
-2 +
yang paling banyak digunakan 3(SO4) + 6H →
karena bahan ini paling ekonomis,
3H2SO4
mudah diperoleh di pasaran serta
mudah penyimpanannya. Jumlah
pemakaian tawas tergantung kepada
turbidity (kekeruhan) air baku.
Semakin tinggi turbidity air baku
maka semakin besar jumlah tawas
yang dibutuhkan. Pemakain tawas

21
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Dengan demikian makin banyak seimbang dengan dosis tawas perlu


dosis tawas yang ditambahkan maka ditambahkan alkalinitas, biasanya
pH akan semakin turun, karena ditambahkan larutan kapur
dihasilkan asam sulfat sehingga (Ca(OH)2) atau soda abu (Na2CO3).
perlu dicari dosis tawas yang efektif Reaksi yang terjadi :
antara pH 5,8-7,4. Apabila
alkalinitas alami dari air tidak

Al2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 → 2Al(OH3) + 3CaSO4 + 6CO2


Al2(SO4)3 + 3Na2CO3 + 3H2O → 2Al(OH3) + 3Na2SO4 + 3CO2
Al2(SO4)3 + 3Ca(OH)2 → 2Al(OH3) + 3CaSO4

2. Kapur banyak sehingga pH = 10,5 maka


Pengaruh penambahan kapur akan membentuk endapan
(Ca(OH)2 akan menaikkan pH dan Mg(OH)2. Kelebihan ion Ca pada
bereaksi dengan bikarbonat pH tinggi dapat diendapkan dengan
membentuk endapan CaCO3. Bila penambahan soda abu. Reaksinya :
kapur yang ditambahkan cukup

Ca(OH)2 + Ca(HCO)3 → 2CaCO3 + 2H2O


2Ca(OH)2 + Mg(HCO3)2 → 2CaCO3 ↓ + Mg(OH)2 ↓ + 2H2O
Ca(OH)2 + Na2CO3 → CaCO3↓ + 2NaOH

3. Klorin Bentuk desinfektan yang


Klorin banyak digunakan dalam ditambahkan akan mempengaruhi
pengolahan air bersih dan air kualitas yang didesinfeksi.
limbah sebagai oksidator dan Penambahan klorin dalam bentuk
desinfektan. Sebagai oksidator, gas akan menyebabkan turunnya pH
klorin digunakan untuk air, karena terjadi pembentukan
menghilangkan bau dan rasa pada asam kuat. Akan tetapi penambahan
pengolahan air bersih. Untuk klorin dalam bentuk natrium
mengoksidasi Fe(II) dan Mn(II) hipoklorit akan menaikkan
yang banyak terkandung dalam air alkalinity air tersebut sehingga pH
tanah menjadi Fe(III) dan Mn(III). akan lebih besar. Sedangkan
Yang dimaksud dengan klorin tidak kalsium hipoklorit akan menaikkan
hanya Cl2 saja akan tetapi termasuk pH dan kesadahan total air yang
pula asam hipoklorit (HOCl) dan didesinfeksi.
-
ion hipoklorit (OCl ), juga beberapa
3.3 Pemeriksaan Mutu Air
jenis kloramin seperti
1. Jar test
monokloramin (NH2Cl) dan
Jar test adalah suatu percobaan yang
dikloramin (NHCl2) termasuk di berfungsi untuk menentukan dosis
dalamnya. Klorin dapat diperoleh optimal dari koagulan (biasanya
dari gas Cl2 atau dari garam-garam tawas/alum) yang digunakan pada
NaOCl dan Ca(OCl)2. Kloramin proses pengolahan air bersih.
terbentuk karena adanya reaksi Kekeruhan air dapat dihilangkan
antara amoniak (NH3) baik melalui pembubuhan koagulan.
anorganik maupun organik aminoak Umumnya koagulan tersebut berupa
di dalam air dengan klorin. Al2(SO4)3, namun dapat pula berupa

22
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

garam FeCl3 atau sesuatu poly- ml alum =


elektrolit organis. Selain (ppm alum
pembubuhan koagulan diperlukan x ml
pengadukan sampai terbentuk flok. sampel) /
Flok-flok ini mengumpulkan konsentras
partikel-partikel kecil dan koloid i
yang tumbuh dan akhirnya bersama-
sama mengendap. 2. Comperator
Cara kerja : A. Comperator pH
1. Diambil sampel air baku 1. Sampel dimasukkan
kira-kira 4 liter dalam tabung reaksi
2. Dicek dan dicatat sebanyak 10 ml
turbidity serta pH awal dari 2. Sampel ditetesi dengan
air sampel indikator Bromthymol
3. Disediakan 6 buah beaker Blue (BTB) sebanyak 4-
glass dan masing-masing 6 tetes, diaduk
diisi dengan 500 ml 3. Kemudian dinasukkan di
air sampel sebelah kiri bagian dalam
4. Ke dalam masing-masing comperator
beaker glass tersebut 4. Dibandingkan warna
diinjeksikan alum dengan sampel dengan warna
konsentrasi 1 % dan standart pada comperator
dengan dosis tawas dengan memutar roda
tertentu untuk tiap beaker standart comperator,
glass. Penentuan dosis apabila warna tersebut
yang ditambahkan diambil telah sama lalu dibaca
dari tabel estimasi alum nilainya.
untuk turbidity tertentu B. Comperator Klor
(range atas dan range 1. Dimasukkan sampel ke
bawah) dalam tabung sebanyak 10
5. Meletakkan beaker ml
glass pada alat 2. Ditetesi dengan indikator
flokulator otolidine reagent
6. Diaduk dengan kecepatan sebanyak 4-6 tetes, lalu
140 rpm selama 5 menit diaduk
7. Kemudian pengadukan 3. Tempatkan sampel pada
dilakukan dengan kecepatan sebelah kanan bagian
40 rpm selama 10 dalam comperator
menit 4. Nilai sisa klor dihitung
8. Didiamkan selama 15 dengan membandingkan
menit sampai 30 menit warna sampel dengan
9. Dicek dan dicatat warna standart yang
turbidity untuk sama
masing-masing
beaker glass 3. Turbidity
Turbidity merupakan alat untuk
Perhitungan mengukur tingkat kekeruhan air.
Penambahan Alum Cara kerjanya :
1. Dihidupkan turbidimeter,
kemudian dimasukkan sampel
23
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

ke dalam tabung yang 3. Lalu sampel standart


telah tersedia pada alat tersebut dikeluarkan dan dimasukkan
2. Skala diaduk sesuai dengan nilai sampel yang akan diteliti, lalu
sampel standart dibaca nilai kekeruhannya

4. Analisa Kesadahan 10 = Perkalian untuk sampel


Kesadahan adalah air yang 1000 ml karena
mengandung garam-garam mineral yang diperlukan
seperti garam kalsium dan hanya 100 ml,
magnesium. Kesadahan dalam air berarti 1000/100 =
terutama disebabkan oleh ion-ion 10
2+ 2+ 2+ 2+
Ca , Mg , Mn ,Fe , dan semua 0,717 = kandungan Ca dalam
kation yang bermuatan dua. titriplex
0,14 = Hasil perbandingan Ca
A. Kesadahan Ca :
terhadap CaO
1. Ke dalam erlenmeyer
dimasukkan air B. Kesadahan Mg
sampel sebanyak 1. Ke dalam erlenmeyer
100 ml dimasukkan air sampel
2. Ditambahkan NaOH 4 N sebanyak 100 ml
sebanyak 1 cc dan 2. Lalu ditambahkan
indikator murexid Ammonium Buffer sebanyak
secukupnya 2 cc dan indikator EBT
3. Kemudian dilakukan titrasi secukupnya
dengan titriplex sehingga 3. Kemudian dilakukan titrasi
terjadi perubahan warna dari dengan titriplex sehingga
merah menjadi ungu terjadi perubahan warna dari
3. Dicatat volume titriplex yang ungu menjadi biru
terpakai 4. Dicatat volume titriplex yang
4. Dihitung kesadahan Ca terpakai
dengan memakai rumus : 5. Hitung kesadahan Mg
Dimana : dengan memakai rumus :
X = Kesadahan Ca

X = ml peniter x 10 x 0,717 x 0,14

Y = Kesadahan Mg
X = kesadahan Ca
10 = Perkalian untuk sampel 1000 ml karena yang diperlukan hanya 100 ml,
berarti 1000/100 = 10

2-
2.2.5. Analisa Alkalinitas karbonat (CO3 ), ion
Alkalinity adalah kapasitas air bikarbonat (HCO3), ion borat
untuk menentukan asam tanpa 2- 3-

penurunan nilai pH larutan. (BO3 ), ion fosfat (PO4 ), dan


2-
Alkalinity dalam air yaitu : ion ion silikat (SiO4 ).

24
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Alkalinity ditetapkan melalui sampai titik akhir titrasi yaitu


titrasi asam basa. Asam kuat kira-kira pH 8,3 dan 4,5.
seperti H2SO4 dan HCl dapat
menetralkan zat-zat alkalinity
yang merupakan zat basa

Y = ml peniter – (X) x 10 x 0,435


Y = Kesadahan Mg
X = kesadahan Ca
10 = Perkalian untuk sampel 1000 ml karena yang diperlukan hanya 100 ml, berarti
1000/100 = 10

Tabel 1. Beberapa macam indikator yang digunakan


Indikator
No. yang Keadaan Basa Keadaan Asam
digunakan
1 Phenolpthalein Merah lembayung Tidak berwana
2 Metil orange Kuning orange Merah
3 Metil red + brom Biru kehijauan
Kresol hijau - Biru muda atau kelabu
4
- kelabu kemerahan atau biru merah muda

Cloride Tawas Kapur

Saringanpasir

Kaporit

Bakpembagi

Clarifier / Accelator

Pompa
Air sungai
Intake
Sedimentasi alami

Konsumen

Reservoir

DI AGRAM PROS E S PE NGOLAHAN AI R MI NUM


P DAM P ADANG

25
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

4. KESIMPULAN
5. DAFTAR PUSTAKA

1. Dalam proses pengolahan air minum 1. Ir. Nusa Idaman Said, M.Eng.,
dilakukan beberapa Teknologi Pengolahan Air
tahapan, yaitu : Bersih Dengan Proses Saringan
A. Proses penyaringan air Pasir Lambat
B. Proses pengendapan lumpur 2. Eva Fathul Karamah, Pralakuan
dan kotoran Koagulasi Dalam Proses
C. Proses klarifikasi (koagulasi, Pengolahan Air Dengan
flokulasi, dan Membran, Teknik Kimia,
sedimentasi) Departemen Teknik Gas &
D. Proses penyaringan (sand PetrokimiaFakultas Teknik
filter) Universitas Indonesia, Depok
E. Proses desinfeksi 16424, Indonesia
(penambahan kapur dan 3. Pasymi, Perancangan Incline
kaporit) Tube Clarifier, Teknik Kimia
Universitas Bung Hatta
2. Bahan-bahan kimia yang digunakan 4. Farida Hanum, ST , Proses
adalah larutan tawas (alum), liquid Pengolahan Air Sungai Untuk
klorine, dan larutan kapur Keperluan Air Minum, Fakultas
Teknik Program Studi Teknik
3. Analisa-analisa ynag dilakukan pada Kimia Universitas Sumatera
air bersih, adalah : Utara
A. jar test 5. Teknologi pengolahan limbah
B. Comperator cair
C. Turbidity 6. Data survey, PDAM Padang
D. Pemeriksaan zat-zat organik
E. Analisa kesadahan
F. Analisa alkalinity

26
Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Anda mungkin juga menyukai