Anda di halaman 1dari 3

PRINSIP KERJA BEL LISTRIK

Ketika saklar ditekan (dalam keadaan on) hingga menutup rangkaian


yang sebelumnya telah di hubungkan ke sumber arus listrik (baterai atau
adaptor), arus listrik mengalir dari sumber arus listrik menuju interuptor
(sekrup pada batang kayu) melalui kawat tembaga. Kemudian arus
dilanjutkan menuju ke lempengan baja dan selanjutnya menuju ke
kumparan (paku yang dililitkan kawat tembaga).

Adanya arus listrik yang mengalir melalui kumparan mengakibatkan


paku berubah menjadi magnet dan menarik lempengan logam/besi tipis
yang dilekatkan pada lempengan baja. Pada lempengan logam/besi ini
kemudian dilekatkan dengan kawat yang berfungsi sebagai pemukul bel.
Tertariknya lempengan logam beserta lempengan baja mengakibatkan
kawat pemukul bergetar dan memukul bel/lonceng hingga berbunyi.

Pada saat yang sama hubungan lempengan baja dengan interuptor


terputus sehingga arus listrik berhenti mengalir. Berhentinya arus listrik
itu menyebabkan paku kumparan kehilangan sifat magnetnya. Akibatnya
lempengan baja kembali ke posisi semula. Lempengan baja kembali
terhubung dengan interuptor dan arus listrik kembali mengalir, sifat
magnet pada kumparan muncul kembali. Begitu seterusnya hingga saklar
dimatikan (dalam keadaan off).

Sekedar catatan tambahan, bahwa ketika bel bekerja, akan terjadi


percikan bunga api kecil pada bagian bertemunya interuptor dengan
lempengan baja. Untuk hal ini tidak terlalu membahayakan sebatas
energi listrik yang diberikan tidak terlalu besar. Untuk pencegahan
terjadinya kebakaran, kiranya segera jauhkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar, seperti bensin, alkohol, dsb.
CARA MEMBUAT BEL LISTRIK SEDERHANA

Untuk membuat bel listrik, beberapa komponen yang dibutuhkan adalah


sebagai berikut:
1. Satu lembar papan kayu (ukuran 30x25 cm dengan ketebalan
sekitar 1 cm).
2. kawat tembaga 1 utas/tanpa penyambungan (berdiameter 1 mm,
panjang 11 m).
3. 1 buah saklar/peyambung dan pemutus arus .
4. Satu buah baterai 9 volt atau adaptor yang memiliki rentang
tegangan 9-18 volt.
5. Satu batang paku besi 9 inci.
6. 10-15 sekrup kecil atau paku kecil(paku triplek). Jumlah dapat
disesuaikan dengan kebutuhan atau desain yg telah dibuat.
7. Lembaran aluminium dari bekas kemasan minuman kaleng. Ambil
dari kemasan kaleng kira-kira 2 buah.
8. batang kayu berukuran batang spidol besar (atau sekitar
berdiameter 1-1,5 cm).
9. Pelat besi yang dibuat menyiku 90 dejarat. Tebal pelat sekitar 1
mm.
10.Satu sekrup 1 inci beserta bautnya.
11.Satu sekrup berukuran 1,5 inci.
12.Satu buah bel atau lonceng.
13.Satu pelat besi tipis ukuran 1x15 cm (bisa didapatkan dari kaleng
yang non-aluminium)
14.Satu pelat baja tipis ukuran 1x7 cm (bisa dari cutter bekas yang
sudah ditumpulkan bagian mata pisaunya).
15.Dua buah sekrup kecil yang biasa digunakan pada alat-alat
elektronik.
16.Sedangkan alat yang dibutuhkan dalam pembuatan bel yaitu:
17.Tang (bisa tang lancip atau tumpul).
18.Palu.
19.Obeng minus dan plus ukuran kecil.
20.pisau kecil/pisau lipat.
21.gunting tumpul (gunting bekas).
22.solder beserta kawat timahnya.
23.mistar dan pensil.

KESIMPULAN

Bahwa listrik yang di alirkan dari PLN (220V) mengalir menuju Trafo
dan akan dirubah menjadi 9V. dari trafo listrik akan mengalir melalui
tembaga yang dililitkan ke paku , sehingga paku itu mendapatkan muatan
yang mengakibatkan paku memiliki daya magnet. Setelah paku menjadi
bermuatan magnet plat baja tersebut akan bergetar dan mengenai bel,
yang pada akhir nya menghasilkan bunyi dering.
Jadi konsep pada bel sederhana ini , menggunakan medan magnet yang
berasal dari listrik untuk menciptakan bunyi.

Anda mungkin juga menyukai