None B97ae483 PDF
None B97ae483 PDF
Suharyanti
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Bakrie
Jl. HR. Rasuna Said Kav. C22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920,
Email: suharyanti @bakrie.ac.id
Abstrak
Setiap organisasi, besar atau kecil, memiliki peluang untuk terkena krisis. Krisis dapat terjadi
karena kesalahan internal organisasi, seperti kesalahan prosedur, kelalaian organisasi dan
tindakan oknum dalam organisasi yang tidak bertanggung jawab. Disamping itu, krisis juga
dapat disebabkan oleh faktor ekternal seperti kondisi ekonomi dan politik, atau bencana
alam. Menurut Steven Fink, krisis melalui empat tahap penting yaitu tahap prodromal, tahap
akut, tahap kronis dan tahap resolusi. Dalam perspektif public relations, setiap tahapan
tersebut memerlukan strategi komunikasi yang berbedabeda. Artikel ini merupakan hasil
penelitian mengenai krisis yang menimpa Citibank Indonesia pada tahun 2010. Analisis dalam
peneltian ini mengikuti tahapan perkembangan krisis dari Steven Fink dan aktivitas
komunikasi yang dilakukan oleh public relations Citibank pada masa pra krisis, masa krisis dan
masa pasca krisis. Temuan dalam penelitian ini adalah adanya perkembangan isu yang
berdasarkan literatur semakin memperburuk citra organisasi, namun pada kasus Citibank,
isu yang berkembang justru mampu menggeser isu utama dan menguntungkan Citibank.
Abstract
An organization whether it’s large or small, has the opportunity to be exposed to the crisis.
Crisis can occur due to an internal problem within the organization, such as procedural
errors, omissions organization and unresponsible action from an employee in the
organization. Crisis can also be caused by external factors such as political and economic
conditions, or natural disasters. According to Steven Fink, crisis in organization passing
through four critical stages: prodromal phase, acute phase, chronic phase and resolution
phase. In a public relations perspective, each stage requires a communication strategy
that is different in each stage. This article is the result of research on the crisis that hit
Citibank Indonesia in 2010. The analysis in this research follow the stages of development
of crisis explained by Steven Fink and communication activities undertaken by public
relations Citibank in pre crisis, crisis and postcrisis period. The findings in this research is
the development of issuebased on literature will worsened the image of the organization,
but in the case of Citibank the issue development actually beneficial for Citibank since the
central issue was shifting from procedural error to personal issue of employee.
165
Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012 Januari 2013
166
Suharyanti & Achmad Hidayat Sutawidjaya, Analisis Krisis pada ...
167
Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012 Januari 2013
krisis pada sebuah organisasi, stakeholder, dan
industri. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa
krisis adalah situasi yang merupakan titik balik
(turning point) yang dapat membuat sesuatu
tambah baik atau tambah buruk.
Menurut Philip Lesly, terdapat beberapa hal
yang menyebabkan krisis diantaranya (Lesly,
1993):
1. Bencana seperti kebakaran, gempa bumi,
akan berpengaruh terhadap orangorang
dalam dan luar perusahaan, seperti
pelanggan, agen, investor publik, komunitas
suatu pabrik/perusahaan.
2. Kondisi darurat yang datang secara tiba
Gambar 1. Tahapan Krisis dari Steven Fink
tiba atau suatu perkembangan kondisi
darurat ini seperti sabotase produk,
perusahaan atau produk yang mengandung Prodromal Crisis Stages
racun.
Tahap prodromal disebut juga dengan
3. Penanaman bom dapat menimbulkan warning stage, karena pada tahap krisis ini telah
kepanikan dan kerusakan atau suatu muncul gejalagejala yang harus segera
pemogokan karyawan perusahaan. diatasi.Tahap ini merupakan tahap yang
4. Rumor yang jelek tentang perusahaan atau menetukan. Apabila perusahaan mampu
produk. mengatasi gejalagejala yang timbul, maka krisis
5. Adanya letupan seperti boikot dari tidak akan melebar dan memasuki fasefase
berbagai aktivis (semacam LSM), berikutnya. Pada tahap ini krisis akan ditangani
permintaan pemerintah menarik produk oleh Executive Management Crisis (EMT).
(seperti penertiban produk obat belum Krisis yang terjadi pada tahap ini kadang
lama ini), penculikan seorang eksekutif diabaikan karena perusahaan (sepertinya)
perusahaan. masih berjalan secara normal. Tahap prodromal
bisa muncul dalam tiga bentuk:
Tahapan Krisis Jelas sekali, misalnya karyawan meminta
kenaikan upah
Seorang konsultan krisis terkenal dari
Amerika Steven Fink, mengembangkan konsep Samarsamar, karena sulitnya
anatomi krisis. Fink mendeskripsikan krisis menginterpretasikan dan memprediksi
seperti layaknya penyakit yang menyerang luasnya suatu kejadian, misalnya adanya
tubuh manusia, dan membagi tahapan krisis peraturan pemerintah yang baru,
sesuai dengan terminologi kedokteran yang munculnya pesaing baru, dan sebagainya.
dipakai untuk melihat stadium penyakit yang
Sama sekali tidak kelihatan, sebab gejala
menyerang manusia sebagai berikut:
krisis tidak terlihat sama sekali.
1. Tahap prodromal
2. Tahap akut Perusahaan tidak dapat membaca gejala ini
3. Tahap kronik karena kelihatannya tidak ada masalah dan
4. Tahap resolusi (penyembuhan) kegiatan perusahaan berjalan dengan baik. Pada
168
Suharyanti & Achmad Hidayat Sutawidjaya, Analisis Krisis pada ...
169
Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012 Januari 2013
170
Suharyanti & Achmad Hidayat Sutawidjaya, Analisis Krisis pada ...
171
Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012 Januari 2013
172
Suharyanti & Achmad Hidayat Sutawidjaya, Analisis Krisis pada ...
173
Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012 Januari 2013
174
Suharyanti & Achmad Hidayat Sutawidjaya, Analisis Krisis pada ...
175
Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012 Januari 2013
176
Suharyanti & Achmad Hidayat Sutawidjaya, Analisis Krisis pada ...
177
Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012 Januari 2013
178
Suharyanti & Achmad Hidayat Sutawidjaya, Analisis Krisis pada ...
179
Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012 Januari 2013
180
Suharyanti & Achmad Hidayat Sutawidjaya, Analisis Krisis pada ...
181
Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012 Januari 2013
harus berhatihati dalam memberi informasi pribadi MD. Terlepas dari sengaja atau atau
demi melindungi kepentingan perusahaan. tidak sengaja, ekspos yang gencar mengenai
Kesenjangan kepentingan antara humas kehidupan pribadi MD secara tidak langsung
perusahaan dengan wartawan media massa menguntungkan Citibank. Apalagi MD sudah
memang kerap kali terjadi. Kurangnya informasi dipecat dari Citibank, sehingga akan lebih besar
yang diperoleh wartawan mendorong mereka kemungkinan, masyarakat tidak terlalu
untuk mencari informasi terkait kasus ini dari mengaitkan MD dengan Citibank.
pihak lain, seperti pihak BI, nasabah, rekan Dugaan adanya upaya Citibank untuk
sesama wartawan atau hasi dengar pendapat menggeser isu mungkin saja benar, seperti yang
yang digelar DPR selama beberapa kali. diungkapkan oleh LS, wartawan Kontan. Dalam
Hal ini sebenanrnya dapat memberi menangani krisis, terdapat beberapa strategi
implikasi buruk bagi Citibank. Informasi komunikasi krisis yang digunakan untuk
tambahan yang diperoleh dari pihak lain yang menggiring persepsi masyarakat agar citra
belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya perusahaan tidak terlalu terpuruk. Jika
jika dibiarkan dapat berpotensi memperburuk pengalihan isu ini merupakan salah satu strategi
krisis atau munculnya isuisu baru. Faktafakta komunikasi penanganan krisis, maka sesuai
yang belum tentu benar yang diberitakan penjelasan Coombs yang menelaah strategi
melalui media massa akan melekat di benak komunikasi krisis, maka stategi yang digunakan
masyarakat dan p ada gilirannya akan Citibank adalah Distance Strategy. Inti dari
membentuk opini publik yang negative strategi ini adalah mengakui terjadinya krisis
Information gap ini tentunya harus segera dalam organisasi namun sekaligus mengambil
dikendalikan agar opini yang terbentuk terhadap jarak untuk melemahkan hubungan atau
perusahaan tidak terlalu merusak citra pengasosiasian antara organisasi dengan krisis
perusahaan. Mengenai information gap, tersebut. Taktik yang digunaka pada strategi ini
Lerbinger menyatakan: Because every crisis adalah taktik Excuse, di mana organisasi
creates an information gap, an organization has berusaha meminimalkan tanggung jawab atas
a better chance of affecting news coverage when terjadinya krisis dan mencari kambing hitam
it speedily fills the void. Silence by an affected atau menimpakan kesalahan pada pihak lain.
organization works against it because the media Atas tereksposnya MD yang notabene sudah
and the public believe it has something to hide bukan karyawan Citibank, pihak Citibank
(Lerbinger, 1997: 48). cenderung diam dan lebih banyak berkomentar
Beberapa isu yang berkembang seputar bahwa MD bukan lagi karyawan Citibank,
kasus ini adalah bahwa nasabah kelas kakap bahkan pihak Citibank menggugat MD di
yang menjadi korban adalah para pejabat dan pengadilan untuk menggantikan kerugian yag
pengusaha yang dibantu MD melakukan money disebabkannya. Apalagi sosok dan kehidupan
laundering dan kehidupan pribadi MD mantan pribadi MD memang sensasional, sehingga
karyawan Citibank yang dipecat karena menjadi perhatian masyarakat beralih pada beragam
dalang penggelapan dana nasabah. Temuan gosip seputar MD. Dalam wawancara yang
menarik sebenarnya justru terlihat pada dilakukan dengan beberapa media massa, DA
komunikasi tahap krisis ini.Lerbinger juga mencoba memberi jarak antara Citibank
menyatakan bahwa information gap harus dengan krisis ini dengan menghimbau nasabah
dihindari. Terlalu lama membiarkan isu yang agar lebih berhatihati dalam melakukan
berkembang simpang siur akan memperparah transaksi perbankan dan tidak ceroboh
krisis. Namun pada kasus Citibank, information menandatangani blanko kosong.
gap yang menyebabkan isu berkembang secara Strategi komunikasi lain yang digunakan
tidak langsung menguntungkan Citibank. Isu Citibank adalah Mortification Strategy, yaitu
kelalaian Citibank bergeser ke isu mengenai upaya untuk mendapatkan maaf dari masyarakat
182
Suharyanti & Achmad Hidayat Sutawidjaya, Analisis Krisis pada ...
183
Journal Communication Spectrum, Vol. 2 No. 2 Agustus 2012 Januari 2013
Daftar Pustaka
184
Suharyanti & Achmad Hidayat Sutawidjaya, Analisis Krisis pada ...
185