Anda di halaman 1dari 21

ISSN : 2087-8850

ANALISIS KRISIS PADA ORGANISASI BERDASARKAN MODEL ANATOMI KRISIS DAN


PERSPEKTIF PUBLIC RELATIONS

Suharyanti
Program  Studi  Ilmu  Komunikasi,  Universitas  Bakrie
Jl. HR. Rasuna Said Kav. C­22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920,
E­mail:  suharyanti  @bakrie.ac.id

Achmad Hidayat Sutawidjaya


Magister  Manajemen,  Universitas  Mercu  Buana
Jl. Menteng Raya No. 29, Jakarta Pusat,
  E­mail:  sutawidjayahidayat@hotmail.com

Abstrak

Setiap organisasi, besar atau kecil, memiliki peluang untuk terkena krisis. Krisis dapat terjadi
karena  kesalahan  internal  organisasi,  seperti  kesalahan  prosedur,  kelalaian  organisasi  dan
tindakan  oknum  dalam  organisasi yang  tidak bertanggung  jawab.  Disamping  itu,  krisis  juga
dapat  disebabkan  oleh  faktor  ekternal  seperti  kondisi  ekonomi  dan  politik,  atau  bencana
alam. Menurut Steven Fink, krisis melalui empat tahap penting yaitu tahap prodromal, tahap
akut,  tahap  kronis  dan  tahap  resolusi.  Dalam  perspektif  public relations,  setiap  tahapan
tersebut  memerlukan  strategi  komunikasi  yang  berbeda­beda.    Artikel  ini  merupakan  hasil
penelitian mengenai krisis yang menimpa Citibank Indonesia pada tahun 2010. Analisis dalam
peneltian  ini  mengikuti  tahapan  perkembangan  krisis  dari  Steven  Fink  dan  aktivitas
komunikasi yang dilakukan oleh public relations Citibank pada masa pra krisis, masa krisis dan
masa  pasca  krisis.  Temuan  dalam  penelitian  ini  adalah  adanya  perkembangan  isu  yang
berdasarkan  literatur    semakin  memperburuk citra  organisasi,  namun  pada kasus  Citibank,
isu yang berkembang justru mampu  menggeser isu utama  dan  menguntungkan Citibank.

Kata Kunci: tahapan  perkembangan  krisis,  tahapan  komunikasi  penanganan  krisis,


information  gap.

Abstract

An organization whether it’s large or small, has the opportunity to be exposed to the crisis.
Crisis  can  occur  due  to  an  internal  problem  within  the  organization,  such  as  procedural
errors,  omissions  organization  and  unresponsible  action  from  an  employee  in  the
organization.  Crisis can also be caused by external factors such as political and economic
conditions,  or  natural  disasters.  According  to  Steven  Fink,  crisis  in  organization  passing
through four critical stages:  prodromal phase, acute phase, chronic phase and resolution
phase.  In  a  public  relations  perspective,  each  stage  requires  a  communication  strategy
that  is  different  in  each  stage.  This  article  is  the  result  of  research  on  the  crisis  that  hit
Citibank Indonesia in 2010. The analysis in this research follow the stages of development
of  crisis  explained  by  Steven  Fink  and  communication  activities  undertaken  by  public
relations Citibank in pre crisis, crisis and post­crisis period. The findings in this research is
the development of issue­based  on literature will  worsened the image of the organization,
but in the case of Citibank the issue development actually beneficial for Citibank since  the
central issue was shifting  from  procedural error  to  personal  issue of  employee.

Keywords:  crisis  development  stages,  phase  of  crisis  communication  management,


information  gap.

165
Journal  Communication  Spectrum,  Vol.  2  No.  2    Agustus  2012  ­  Januari  2013

Pendahuluan informasi  mengenai  krisis  yang  menimpa


Sehebat  apapun    perusahaan,  pasti perusahaan.  Lebih  jauh  lagi  media  massa
berpeluang  untuk  dihempas  krisis.  Banyak memiliki peran penting dan strategis dalam
perusahan­perusahaan  sekaliber  Nestle, membentuk  opini  publik,  sehingga
Johnson  and  Johnson,  dan    Unilever  yang penyebaran  berita  negatif  tentang  krisis
berkali­kali  dilanda  krisis.  Fearn­banks  (2007) berpotensi untuk membentuk opini negatif
mendefinisikan  krisis  sebagai  a major tentang  perusahaan.  Akibatnya  krisis  yang
occurance with a potentially negative outcome semestinya  dapat  dibendung  agar  tidak
affecting the organization, company, or industry meluas justru mendapat sorotan masyarakat
, as well as its public, product, services or good dan  semakin  memperburuk  reputasi
name. Sementara  Coombs  (2007)  lebih perusahaan.
menekankan  pada  tiga  ancaman  dalam Di  Negara­negara  Asia,  termasuk
perusahaan  akibat  diterpa  krisis,  yaitu; Indonesia, manajemen krisis mulai berkembang
keamanan  public  (public safety),  kerugian dan ditempatkan menjadi bagian penting dari
finansial  (financial loss)  dan  pada  akhirnya kinerja  perusahaan  selama  20  tahun  terakhir
mengarah pada rusaknya reputasi (reputation (Feinberg, 1999). Semakin kompleksnya situasi
loss). eksternal di luar perusahaan baik yang terkait
Suatu krisis sebenarnya dapat diantisipasi dengan dinamika kondisi politik, social, ekonomi
atau  dicegah  apabila  perusahaan  secara dan  budaya  maupun  situasi  internal  dalam
proaktif  mengidentifikasi  dan  menganalisis, perusahaan yang tidak kalah kompleks,  akan
situasi baik pada lingkungan internal maupun semakin  membuka  peluang  untuk
berkembangnya berbagai isu yang berpotensi
eksternal  perusahaan.Krisis  biasanya  diawali
menjadi  krisis.    Berbagai  konferensi,  seminar
dari adanya isu yang terkait dengan kondisi atau
dan  pelatihan  untuk  menangani  krisis  juga
kinerja perushaan. Isu yang tidak dicermati atau
semakin  sering  diselenggarakan  baik  yang
bahkan diabaikan oleh perusahaan berpotensi
berskala  nasional  seperti  penanganan  krisis
berkembang menjadi krisis.
pasca  gempa  bumi,  tsunami    dan  terorisme
Krisis  yang  terjadi  selalu  tidak  lepas  dari ataupun krisis­krisis yang menimpa perusahaan
hubungan  dengan  stakeholder,  seperti seperti  kesalahan prosedur kerja, produk yang
pemerintah, pelanggan, pemasok, masyarakat tidak  memenuhi  standar  kesehatan  dan
sekitar,  investor,  dan  lain­lain.  Tidak  tertutup pemogokan buruh.
kemungkinan bahwa  krisis yang semula hanya
Fatalnya  dampak  krisis  terhadap
melibatkan      satu  atau  dua  stakeholder
perusahaan  sebenarnya  dapat
kemudian  meluas  dan  menggangu  hubungan
diminimalisasi  jika  perusahaan  memiliki
dengan stakeholder lainnya. Krisis yang meluas
kemampuan  untuk  mengelola  krisis  atau
dan  tidak  segera  diatasi  tentunya  akan
lazim  disebut  dengan  crisis
mengganggu kinerja dan reputasi perusahaan.
management. Kesiapan  perusahaan  dalam
Padahal  membangun  reputasi  bukanlah
menghadapi  krisis  biasanya  diwujudkan
semudah  membalik  telapak  tangan.  Reputasi
dalam  bentuk  crisis management plan
perusahaan  dibangun  dengan  kerja  keras
(CMP). Walaupun demikian beberapa pakar
selama  bertahun­tahun    dapat  rusak  dalam
manajemen  dan  komunikasi  justru
sekejap  karena  krisis  yang  tidak  ditanganni
berpendapat  bahwa  adanya  CMP  tidak
dengan baik.
sepenuhnya dapat  menjamin bahwa krisis
Apalagi dengan pesatnya perkembangan dapat  ditangani  dengan  baik.  Sebagai
online media dan banyaknya alternatif media contoh, Union Carbide memiliki CMP namun
yang  mudah    diakses  oleh  masryarakat tidak dapat meminimalkan krisis yang terjadi
semakin  mempercepat  penyebaran ketika  terjadi  kebocoran  reaktor  nuklir  di

166
Suharyanti  &  Achmad  Hidayat  Sutawidjaya,  Analisis  Krisis  pada  ...

Bhopal,  India.  Sebaliknya,  kisah  sukses kasus  penyalahgunaan  wewenang


Jonson  &  Johnson  dalam  mengatasi  krisis karyawannya.    Kasus  ini  bergulir  sejak  awal
salah satu produknya, Tylenol, justru mampu bulan  April  2011dan  hingga  saat  ini  masih
meningkatkan citra positif Johnson & Jonson, dalam proses penyelesaian.
padahal  ketika  itu  perusahaan  tersebut Di  Indonesia,  reputasi    Citibank  yang
belum memiliki CMP. Lepas dari pro kontra berpusat di Amerika Serikat,  relatif  baik dan
mengenai  pentingnya  CMP,  adanya tidak banyak mendapat sorotan negatif,  baik
perencanaan  yang  matang  untuk dari  media  massa  maupun  masyarakat.
menghadapi  krisis  tentunya  lebih  baik Reputasinya  mulai  goyah  ketika  tejadi  dua
daripada  mengabaikan  atau  lalai kasus  yang  menarik  perhatian  umum,  yaitu
mengantisipasi kemungkinan adanya krisis. kasus  meninggalnya  nasabah  Citibank  yang
Oleh  karena  itu  dalam  hal  ini  CMP  lebih diduga  akibat  dianiaya  oleh  penagih  hutang
diimplementasikan  sebagai  reference tool yang  disewa  oleh  Citibank  dan  kasus
yang menjadi acuan dan bukan merupakan penyalahgunaan wewenang karyawan Citibank
sebuah  blue print  yang  menjadi  panduan yang  merugikan  nasabah  dan  bank  tersebut
wajib  atau  baku    dalammenangani  krisis lebih  dari  sepuluh  milyar  rupiah.  Walaupun
(Combs, 2001: 203). kedua kasus tersebut memberikan andil dalam
Artikel  ini  ini  secara  khusus  menyoroti munculnya  krisis,    namun  pada  kasus  yang
aktivitas komunikasi yang dilakukan  sebelum kedua, permasalahannya mempunyai implikasi
krisis  terjadi,  ketika  krisis  melanda  dan  pasca luas  mulai  masalah  ekonomi,  politik  hingga
terjadinya krisis. Ketika krisis terjadi, biasanya sosial dan melibatkan banyak stakeholder serta
perusahaan akan berhadapan  dengan media. sorotan  media  massa  yang  gencar.  Atas
Suka atau tidak, media akan menjadi watchdog pertimbangan  tersebut  maka,  penelitan  ini
yang  selalu  akan  memantau  dan  mengkritisi dibatasi  hanya  pada  kasus  penyalahgunaan
langkah­langkah  yang  diambil  perusahaan wewenang karyawan Citibank.
dalam  mengatasi  krisis.  Media  memiliki
kekuatan  untuk  membentuk  opini  publik,
sehingga  diperlukan  strategi  komunikasi  yang Tinjauan Pustaka
memadai  untuk  menghadapi  media,  agar Pengertian Krisis
pemberitaan  di  media  mengenai  perusahaan Pada umumnya, krisis dilihat sebagai suatu
tidak menyulut masalah yang lebih besar.Selain situasi  atau  kejadian  yang  lebih  banyak
pers,  stakeholder lainnya  juga  penting  untuk mempunyai implikasi negatif pada perusahaan
dihadapi  secara  khusus.  Banyak  pertanyaan­ daripada  sebaliknya.  Krisis  pada  dasarnya
pertanyaan yang berkaitan dengan krisis pasti adalah  sebuah  situasi  yang  tidak  terduga,
akan  diajukan  oleh  pihak­pihak  yang artinya  organisasi  umumnya  tidak  dapat
berkepentingan. menduga bahwa akan muncul krisis yang dapat
Hal penting yang harus menjadi perhatian mengancam  keberadaanya.Menurut  Devlin
ketika  krisis  melanda  organisasi  adalah (2007)  a “crisis” is an unstable time for an
turunnya  atau rusaknya citra organisasi. Salah organization, with a distinct possibility for an
satu  upaya  yang  dilakukan  untuk undesirable outcome.  Yang  berarti  krisis
mengembalikan citra organisasi adalah dengan merupakan  suatu  keadaan  tidak  stabil  bagi
aktivitas  komunikasi  yang  efektif.  Aktivitas suatu organisasi, dengan adanya kemungkinan
komunikasi yang dilakukan dalam hal ini bukan untuk  hasil  yang  tidak  diinginkan.  Selain  itu,
hanya yang bersifat reaktif ketika krisis terjadi, krisis  dapat  didefinisikan  sebagai  ancaman
namun juga aktivitas komunikasi yang proaktif signifikan terhadap operasi yang dapat memiliki
dan  antisipatif  sebelum  terjadinya  krisis. konsekuensi negatif jika tidak ditangani dengan
Penelitian  ini  ingin  menganalisis  krisis  yang baik.  Dalam  manajemen  krisis,  “ancaman”
menimpa bank multi nasional Citibank karena adalah  potensi  kerusakan  bisa  menyebabkan

167
Journal  Communication  Spectrum,  Vol.  2  No.  2    Agustus  2012  ­  Januari  2013

krisis pada sebuah organisasi, stakeholder, dan
industri. Jadi  dapat ditarik kesimpulan bahwa
krisis adalah situasi yang merupakan titik balik
(turning point) yang  dapat membuat sesuatu
tambah baik atau tambah buruk.
Menurut Philip Lesly, terdapat beberapa hal
yang  menyebabkan  krisis  diantaranya  (Lesly,
1993):
1. Bencana  seperti  kebakaran,  gempa  bumi,
akan  berpengaruh  terhadap  orang­orang
dalam  dan  luar  perusahaan,  seperti
pelanggan, agen, investor publik,  komunitas
suatu pabrik/perusahaan.
2. Kondisi  darurat  yang  datang  secara  tiba­
Gambar 1. Tahapan Krisis dari Steven Fink
tiba  atau  suatu  perkembangan  kondisi
darurat  ini  seperti  sabotase  produk,
perusahaan atau produk yang mengandung Prodromal Crisis Stages
racun.
Tahap  prodromal  disebut  juga  dengan
3. Penanaman  bom  dapat  menimbulkan warning stage, karena pada tahap krisis ini telah
kepanikan  dan  kerusakan  atau  suatu muncul  gejala­gejala  yang  harus  segera
pemogokan karyawan perusahaan. diatasi.Tahap  ini  merupakan  tahap  yang
4. Rumor yang jelek tentang perusahaan atau menetukan.  Apabila  perusahaan  mampu
produk. mengatasi gejala­gejala yang timbul, maka krisis
5. Adanya  letupan  seperti  boikot  dari tidak  akan  melebar  dan  memasuki  fase­fase
berbagai  aktivis  (semacam  LSM), berikutnya. Pada tahap ini krisis akan ditangani
permintaan  pemerintah  menarik  produk oleh Executive Management Crisis (EMT).
(seperti  penertiban  produk  obat  belum Krisis  yang  terjadi  pada  tahap  ini  kadang
lama  ini),  penculikan  seorang  eksekutif diabaikan  karena  perusahaan  (sepertinya)
perusahaan. masih berjalan secara normal. Tahap prodromal
bisa muncul dalam tiga bentuk:
Tahapan Krisis ­ Jelas  sekali,  misalnya  karyawan  meminta
kenaikan upah
Seorang  konsultan  krisis  terkenal  dari
Amerika Steven Fink, mengembangkan konsep ­ Samar­samar,  karena  sulitnya
anatomi  krisis.  Fink  mendeskripsikan  krisis menginterpretasikan  dan  memprediksi
seperti  layaknya  penyakit  yang  menyerang luasnya  suatu  kejadian,  misalnya  adanya
tubuh  manusia,  dan  membagi  tahapan  krisis peraturan  pemerintah  yang  baru,
sesuai  dengan  terminologi  kedokteran  yang munculnya pesaing baru, dan sebagainya.
dipakai untuk  melihat stadium  penyakit yang
­ Sama  sekali  tidak  kelihatan,  sebab  gejala
menyerang manusia sebagai berikut:
krisis tidak terlihat sama sekali.
1. Tahap prodromal
2. Tahap akut Perusahaan tidak dapat membaca gejala ini
3. Tahap kronik karena  kelihatannya  tidak  ada  masalah  dan
4. Tahap resolusi (penyembuhan) kegiatan perusahaan berjalan dengan baik. Pada

168
Suharyanti  &  Achmad  Hidayat  Sutawidjaya,  Analisis  Krisis  pada  ...

bentuk ini, ada kalanya perusahaan mempunyai Resolution Stages


asumsi bahwa “sulit untuk memuaskan semua Merupakan  tahap  pemulihan  kembali
pihak”, maka merupakan hal yang wajar apabila kondisi perusahaan. Namun karena tahap­tahap
kemudian  ada  pihak  tertentu  yang  dirugikan. krisis ini merupakan siklus yang berputar, maka
Namun  yang  membahayakan  dari  asumsi bila telah memasuki tahap resolusi perusahaan
tersebut adalah perusahaan tidak memikirkan tetap harus waspada bila proses penyembuhan
kerugian tersebut bisa merugikan perusahaan tidak  benar­benar  tuntas,  krisis  akan  kembali
secara perlahan namun pasti. ke tahap prodromal.
Acute Crisis Stages Menurut  Fink  keempat  tahap  tersebut
saling  terkait  dan  membentuk  suatu  siklus
Inilah  tahap  ketika  orang  mengatakan  : seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Lama
“tengah terjadi krisis”. Tahap ini terjadi karena waktu yang ditempuh oleh setiap tahap tidak
tidak  berhasil  mendeteksi  atau  menangani menentu  tergantung  krisis  yang  dialami  oleh
gejala­gejala  krisis  yang  terjadi  pada  tahap perusahaan.  Apabila  krisis  yang  terjadi  tidak
prodromal.orang  menganggap  suatu  krisis terlalu parah, maka waktu yang dibutuhkan oleh
dimulai  dari  sini  karena  gejala  yang  samar­ masing­masing  fase  tidak  akan  terlalu  lama.
samar  atau  gejala  yang  tidak  jelas  itu  mulai Sebaliknya, apabila krisis yang terjadi termasuk
kelihatan  jelas.  Pada  tahap  ini  krisis  akan krisis  yang  berat,  dan  juga  tidak  tertangani
dipindah  tangankan  ke  Crisis  Management dengan baik, maka kemungkinan terburuk yang
Team (CMT). Gejala yang semula samar atau bisa  dialami  perusahaan  yakni  perusahaan
bahkan tidak terlihat sama sekali mulai tampak tersebut bisa runtuh dan bangkrut.
jelas.  Krisis  akut  sering  disebut  sebagai  the
point of no return, artinya apabila gejala yang
muncul  pada  tahap  peringatan  (tahap Pengertian Public Relations
prodromal)  tidak  terdeteksi  sehingga  tidak
Sebelum membahas peran Public Relations
tertangani, maka krisis memasuki tahap akut
(PR )dalam Crisis Management , akan diuraikan
yang tidak akan bisa kembali lagi. Kerusakan
lebih dulu pengertian PR. Pada hakekatnya PR
sudah  mulai  bermunculan,  reaksi  mulai
adalah kegiatan komunikasi yang menekankan
berdatangan,  isu  menyebar  luas.Namun
pentingnya  two way communication
demikian, seberapa jauh krisis menimbulkan
(komunikasi  dua  arah/timbal  balik).  Arus
kerugian sangat tergantung dari para akktior
komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan
yang mengendalikan krisis.
dalam kegiatan PR, sehingga terciptanya umpan
balik yang merupakan prinsip pokok dalam PR.
Chronic Crisis Stages Rahmadi  menyebutkan  PR  adalah  salah  satu
Tahap kronik biasanya disebut juga sebagai bidang  ilmu  komunikasi  praktis,  yaitu
the clean up phase atau the post mortem atau penerapan  ilmu  komunikasi  pada  suatu
tahap recovery atau selfanalysis. Pada tahap ini organisasi/perusahaan  dalam  melaksanakan
perusahaan mempelajari penyebab krisis dan fungsi  manajemen  (F.  Rahmadi  dalam  Soleh
memperbaikinya agar tidak terjadi lagi, misalnya Soemirat dan Elvinaro Ardianto, 2005). Fraser
dengan  perubahan  struktural,  seperti P.  Seitel  mendefinisikan  PR  hampir  sama
penggantian manajemen, penggantian pemilik, dengan Rahmadi. Menurut Seitel:
atau  bahkan  mungkin  juga  perusahaan “PR  merupakan  fungsi  manajemen  yang
dilikuidasi.  Perusahaan  harus  segera membantu  menciptakan  dan  saling
mengambil keputusan apakah akan mau hidup memelihara  alur  komunikasi,  pengertian,
terus atau tidak. Kalau ingin hidup terus tentu dukungan,  serta  kerjasama  suatu
perusahaan  harus  sehat  dan  mempunyai organisasi/perusahaan  dengan  publiknya
reputasi yang baik. dan ikut terlibat dalam menangani masalah­

169
Journal  Communication  Spectrum,  Vol.  2  No.  2    Agustus  2012  ­  Januari  2013

masalah  atau  isu­isu  manajemen.PR mengelola  hubungan  dengan  stakeholder


membantu manajemen dalam penyampaian yang  beragam  sebelum  krisis  terjadi.
informasi  dan  tanggap  terhadap  opini Dalam stakeholder theory disebutkan bahwa
public.  PR  secara  efektif  membantu pembentukan  critical communication
manajemen  memantau  berbagai relationship  sangat  diperlukan  dalam
perubahan.” menjalin  hubungan  dengan  stakeholder
Sedangkan definisi menurut Frank Jefkins, (Freeman,  Melba.2001:24).  Terdapat  dua
humas  adalah  sesuatu  yang  merangkum manfaat bagi organisasi saat dilanda krisis
keseluruhan komunikasi yang terencana, baik apabila  memiliki  hubunagn  yang  kuat
itu  ke  dalam  maupun  ke  luar,  antara  suatu dengan  para  stakeholder.  Pertama
organisasi  dengan  semua  khalayaknya  dalam stakeholder yang  memiliki  kepentingan
rangka  mencapai  tujuan­tujuan  spesifik  yang pribadi  terhadap  organisasi  dapat
berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins, memberikan  dukungan(network of support)
2000). bagi  organisasi  tersebut.  Kedua,  Jika
hubungan yang terjalin sebelum masa krisis
kurang  harmonis,  maka  pada  saat  terjadi
Komunikasi Krisis dan Public Relations krisis besar kemungkinan stakeholderakan
menarik  dukungannya  atau  justru
Suatu organisasi harus dapat berkomunikasi berseberangan  dengan  organisasi,
dengan  berbagai    stakeholder  terkait,    ketika sehingga  dampak  krisis  semakin  buruk
sedang  dilanda  krisis.  Idealnya  organisasi (Heath, 1997: 290­293).
sudah menyiapkan  crisis communication plan
sebagai  antisipasi  jika  krisis  melanda Pembahasan tentang krisis sering dikaitkan
organisasi.Walaupun  demikian  pada dengan  stakeholder theory,  khususnya
kenyataannya  banyak  organisasi  yang  kalang periode pra krisis, dimana hubungan yang
kabut  menyiapkan  strategi  dan  taktik baik  dengan  stakeholder  perlu  dibangun
komunikasi pada saat krisis terjadi. Ditinjau dari untuk  meminimalkan  dampak  krisis.Teori
perspektif  PR,  komunikasi  krisis  bias  dibagi stakeholder dalam manajemen komunikasi
dalam tiga tahap, yaitu komunikasi tahap pra krisis menekankan pentingnya membangun
krisis, komunikasi tahap krisis dan komunikasi ongoing positive communication
tahap pasca krisis. relationship  dengan  stakeholder.  Seperti
dikemukakan oleh Ulmer: Crisis managers
1. Komunikasi Tahap Pra Krisis: should remember that pre crisis
Inti  dari  komunikasi  pra  krisis  adalah communication has a significantimpact on
bagaimana  organisasi  berkomunikasi post crisis communications.…Everyday
dengan berbagai stakeholder dalam rangka communication and relationship building
menciptakan,  mempertahankan  atau with internal and external stakeholder can
meningkatkan  citra  positif  organisasi. be seen as an important part of crisis
Hubungan  baik  yang  dijalin  dengan preparation (Ulmer, 2001: 590­615).
stakeholder  sebelum  masa  krisis  dapat Stakeholder theory  juga  membedakan
berfungsi  menjadi  dukungan  bagi antara primary stakeholders dan secondary
organisasi ketika dilanda krisis.Manajemen stakeholders(Ulmer,  2001:  590­615).
krisis  yang  efektif  tidak  hanya  berfungsi Primary stakeholder adalah kelompok yang
hanya  untuk  memperbaiki  kerusakan­ secara  langsung  dipengaruhi  oleh
kerusakan  akibat  krisis,  namun  juga keberhasilan  atau  kegagalan
menuntut  organisasi  melakukan organisasi.Kelompok  ini  mencakup
perencanaan dan persiapan sebelum krisis karyawan dan komunitas­komunitas dalam
terjadi.Oleh karena itu aspek utama dalam masyarakat  yang  menjadi  bagian  dari
crisis planning  adalah  bagaimana tanggung jawab sosial organisasi.Karyawan

170
Suharyanti  &  Achmad  Hidayat  Sutawidjaya,  Analisis  Krisis  pada  ...

berpotensi  untuk  mendukung  organisasi fakta dari nara sumber yang belum tentu


pada  masa  krisis,  karena  organisasi  yang tepat,    maka  krisis  akan  berkembang
tetap  solid  pada  masa  krisis  menjadi semakin parah. Olehkarena itu komunikasi
dukungan yang signifikan dalam membantu pada  tahap  krisis  memerlukan  crisis
organisasi  untuk  mengatasi  masalah. communication plan yang menjadi bagian
Sementara komunitas  yang menjadi bagian dari  aktivitas  crisis management
dari  aktivitas  sosial  organisasi  dan team.penangan  krisis  melibatkan  banyak
mendapatkan manfaat dari aktivitas sosial aspek  dan  divisi  dalam  perusahaan.
tersebut merupakan pendukung potensial Mengenai  aktivitas  komunikasi  dan
bagi  organisasi  di  masa  krisis.  Sedangkan manajemen  pengelolaan  krisis,  Andre  A.
secondary stakeholder  adalah  mencakup Hardjana  dalam  Jurnal  Ikatan  Sarjana
pelanggan  dan  media.Pelanggan Komunikasi Indonesia, menyatakan bahwa
sesungguhnya  orang  yang  sudah (Hardjana, 1998):
memutuskan untuk memilih bahkan loyal “Krisis  manajemen  tidak  berarti
terhadap produk dari organisasi, sehingga memiliki buku pedoman, melainkan
orientasi  membangun  hubungan  jangka memiliki  pemikiran  awal  untuk
panjang  dengan  pelanggan  menjadi menghadapi  apa  yang  tidak
penting.Komunikasi  dua  arah  yang terduga dengan respon yang cepat
menekankan pentingnya keterbukaan dalam dan  efktif.  Jadi  yang  dibutuhkan
menerima dan merespon masukan dan kritik bukan buku pedoman yang rinci dan
dari pelanggan adalah faktor pentong dalam kaku untuk mendorong pemikiran
membina hubungan jangka panjang. Pada dan tindakan birokratis, melainkan
saat  organisas  dilanda  krisis,  dukungan petunjuk atau pedoman garis besar
pelanggan  yang  loyal  akan  membantu (guidelines)  seperti  siapa  yang
membangun kembali citra organisasi. dapat berhubungan dengan media
Demikian  pula  dengan  media  massa, massa,  apa  yang  membutuhkan
seperti telah diketahui bahwa media ampuh izin  dan  dan  persetujuan
dalam membentuk opini publik. Oleh karena manajemen  puncak,  dan  siapa
itu mutual understanding antara organisasi yang harus membela perusahaan
dengan media menjadi penting.Organisasi saat  mengahadapi  krisis.
yang bersikap terbuka dan jujur terhadap Semuanya  itu  membutuhkan
media cenderung memperoleh perlakukan sistem komunikasi yang dibangun
yang adil pula dari media ketika organisasi atas  dasar  kepercayaan  dan
dilanda  krisis. pendelegasian sebanyak mungkin
2. Komunikasi Tahap Krisis dalam  proses  perencanaan,
informasi  yang  dibutuhkan
Ketika krisis terjadi dan sudah terpapar di mendapat perhatian sewajarnya.”
media  massa  dan  diketahui  oleh
masyarakat, maka pada masa ini biasanya Penanggung  jawab  komunikasi  dalam
terjadi kesimpang siuran isu yang seringkali organisasi yang  biasanya berada dibawah
menambah buruk situasi krisis. Kondisi ini divisi  Public Relations  atau  Corporate
dikenal  dengan  nama  information gap, Communication  akan  menyiapkan  crisis
dimana  banyak  pihak  yang  memberikan communication plan yang  diperlukan
komentar  dan  analisis  penyebab  dan sebagai panduan untuk mengomunikasikan
dampak krisis yang diekspos melalui media tindakan­tindakan perusahaan kepada para
massa. Jika pada masa ini organisasi tidak stakeholder.  Seperti  telah  dikemukakan
cepat  tanggap  dalam    mengendalikan sebelumnya  bahwa  suatu  krisis  seringkali
situasi dan pihak media mencari bukti dan melibatkan banyak stakeholder. Sementara

171
Journal  Communication  Spectrum,  Vol.  2  No.  2    Agustus  2012  ­  Januari  2013

setiap  stakeholder  memiliki  karakteristik komunikasi  guna  menghadapi  berbagai


dan  ekspektasi  yang  berbeda­beda pertanyaan,  kritik,  saran,  hingga  hujatan  dan
mengenai  cara  perusahaan  menangani caci maki dari berbagai pihak.
krisis.  Mengenai  pentingnya  komunikasi Studi­studi  tentang  komunikasi  krisis
dalam  penanganan  krisis,  Ucelli  (2002) menjabarkan  berbagai  strategi  komunikasi
menyatakan bahwa: untuk memperbaiki citra  dan mengembalikan
“What you say during a crisis and reputasi.  Allen  dan  Caillouet  (1994)  mengaji
how you say it, largerly determines konsep­konsep impression management dalam
how the public will judge what you strategi  komunikasi  krisis.  Sementara  Benoit
do. And how a company responds (1992)  lebih  menekankan  pada  pendekatan
to a crisis (and how fast) is crucial interpersonal  dalam  berkomunikasi    dengan
to achieving a positive outcome, stakeholder  yang  terkait  krisis  (Coombs,
and avoiding a disastrous one. It 2007:169).  Coombs mengelompokkan strategi
may seems unfair, but a komunikasi  krisis  menjadi  lima  bagian,  yaitu:
corporation’s reputation typically nonexistence strategy,  distance strategy,
built up over years or even decades ingratiation strategy, mortification strategy dan
might be shredded in the time it suffering strategy.  Studi  yang  dilakukan  oleh
takes to say “no comment.s” Nina  Handoko  Widodo  mengaji  krisis  dengan
menggunakan  pendekatan  interpretative
Secara  umum,  PR  dalam  perusahaan approach  dengan  menggali  sejauh  mana
berfungsi  sebagai  boundary spanners  yaitu penerapan teori­teori komunikasi krisis berlaku
seseorang  yang  secara  berkala  berinteraksi pada tataran praktis. (Widodo: 2007).
dengan lingkungan organisasi, mengumpulkan,
menyeleksi informasi yang disampaikan kepada a. Nonexistence Strategy
lingkungan baik eksternal maupun internal  dan Inti dari strategi ini adalah bagaimana
sebaliknya  mengolah  informasi  yang  datang membuat  kesan  bahwa  seolah­olah
dari  lingkungan  sekitar  untuk  disampaikan tidak  terjadi  krisis  dalam  organisasi.
kepada  para  pengambil  keputusan  dalam Sehingga  komunikasi  yang  dilakukan
perusahaan  (Grunig,  1992).  Tugas  PR  sebagai adalah  dalam  bentuk  penyangkalan
boundary spanners  ini  memiliki  andil  besar bahwa  krisis  tidak  terjadi.  Adapun
ketika  perusahaan  dihadapkan  dengan  krisis, taktik dari strategi ini adalah; denial –
seperti  diungkapkan  oleh  White  dan  Dozier penyangkalan  bahwa  krisis  tidak
dalam  Grunig (1992): terjadi, clarification – pengembangan
“Dominant coalitions pay greater dari taktik denial untuk mengklarifikasi
attention to information from bahwa  krisis  tidak  terjadi,  attack­
boundary spanners under menyerang  pihak­pihak  yang
conditions of environment of menyatakan  atau  mencoba
turbulence , because decision membuktikan  krisis  yang  terjadi  dan
makers are less certain as to which intimidation  –  bentuk  penyangkalan
information to attend to and which yang paling keras dengan menekankan
information to ignore as they pada ancaman dalam bentuk tuntutan
manage the organization’s hokum dan kekerasan fisik pada pihak­
response to rapid environmental pihal  yang  mencoba  membuktikan
change.”s krisis.
b. Distance Strategy
Dari pernyataan di atas, tampak bahwa PR
merupakan ujung tombak bagi perusahaan yang Strategi  komunikasi  yang  dilakukan
menjadi  tumpuan  perusahaan,  khususnya adalah mengakui bahwa krisis memang
dalam menyiapkan dan melaksanakan strategi terjadi  namun  sekaligus  mengambil

172
Suharyanti  &  Achmad  Hidayat  Sutawidjaya,  Analisis  Krisis  pada  ...

jarak  untuk  melemahkan  hubungan terjadinya  krisis  telah  mendapat


atau pengasosiasian antara organisasi keuntungan  atau  manfaat  dari
dengan  krisis.  Aknowledge the crisis organisasi. Tujuannya adalah agar pihak
and serve to create public acceptance lain  terkesan  mendukung  organisasi
of the crisis while weakening the linkage (Coombs, 2007: 226).
between the crisis and the organization. d. Mortification Strategy
The crisis becomes acceptable to the
publics and minimal negative feelings Strategi  komunikasi  yang  dilakukan
are transferred to the organization. If adalah untuk mendapatkan maaf dan
the link is weak, the negatives attached penerimaan dari stakeholder. Strategi
to the crisis will have a reduced chance ini  terdiri  dari  tiga  taktik,  yaitu;
of tarnishing the organization’s image. remediation – memberikan kompensasi
Strategi ini terdiri dari dua taktik yaitu; atas segala kerugian yang ditimbulkan
excuse – organisasi agnisasi berusaha karena  krisis,  regret –  menunjukkan
meminimalkan  tanggung  jawab permintaan  penyesalan  dan
organisasi dengan memberikan alasan permintaan  maaf  serta  penyesalan
bahwa  organisasi  tidak  bermaksud atas  terjadinya  krisis  serta
menyebabkan  krisis  itu  terjadi  atau recktification  –  mengedepankan
berusaha mencari kambing hitam atas komunikasi yang menjelaskan langkah­
terjadinya  krisis. Taktik  berikutnya langkah  penangan  krisis  dan
adalah,  justification  –  organisasi pencegahan agar dikemudian hari krisis
berusaha mendapat pembenaran atas tidak terjadi lagi (Coombs, 2007: 230).
terjadinya  krisis  dan  berusaha e. Suffering Strategy
mengedepankan bahwa dampak krisis
Strategi komunikasi yang dikedepankan
tidak terlalu signifikan dan dapat segera
adalah berusaha menunjukkan kepada
diatasi (Coombs, 2007: 222).
stakeholder bahwa  organisasi  sangat
c. Ingratiation Strategy terpukul  dan  menderita  serta
Inti dari strategi ini adalah bagaimana menggambarkan  bahwa  organisasi
komunikasi krisis yang dilakukan dapat merupakan  korban  dari  suatu
membantu  organisasi  dengan kesalahan, kejahatan di luar organisasi.
menghubungkan  organisasi  dengan Tujuan  komunikasi  ini  adalah  untuk
hal­hal  yang  kemungkinan  dinilai mendapatkan simpati dari stakeholder
positif  oleh  masyarakat.  Strategi  ini (Coombs, 2007: 230).
terdiri dari tiga taktik yaitu; bolstering 3. Komunikasi Tahap  Pasca Krisis
–  mengingatkan  masyarakat  akan
aktivitas positif organisasi yang sudah Perhatian  utama  komunikasi  pasca  krisis
dilakukan dan membawa manfaat bagi adalah  memastikan  bahwa  organisasi
masyarakat luas, trancedence – taktik menindaklanjuti semua yang komitmen dan
ini mencoba menempatkan krisis dalam membangun  kembali  hubungan  positif
konteks  yang  lebih  besar,  untuk dengan  stakeholder.  Coombs  membagi
menunjukkan  bahwa  krisis  terjadi aktivitas pasca krisis menjadi tiga tahapan
bukan semata­mata karena kesalahan yaitu;  crisis tracking, cooperation with
organisasi  tapi  juga  terkait  dengan investigator dan follow up. Crisis tracking
situasi  yang  lebih  kompleks  di  luar merupakan upaya organisasi untuk selalu
organisasi  yang  menyebabkan  krisis menginformasikan  kepada  stakeholder
terjadi.    Taktik  ketiga  adalah  praising langkah­langkah  penyelesaian
others  –  taktik  ini  digunakan  untuk krisis.Sementara  cooperation with
menampilkan pihak lain yang sebelum investigator  diperlukan  untuk  menjamin

173
Journal  Communication  Spectrum,  Vol.  2  No.  2    Agustus  2012  ­  Januari  2013

langkah­langkah  yang  dilakukan  untuk dengan  cara,  wawancara  mendalam  yang


mengatasi krisis sesuai dengan  komitmen dilakukan  untuk  mengumpulkan  data  atau
yang disanggupi oleh organisasi.Follow up informasi  dari  informan  dengan  cara  tatap
merupakan aktivitas komunikas organisasi muka agar  mendapat  data  yang  lengkap  dan
untuk mengembalikan situasi ke masa pra mendalam.  Penelitian  ini  akan  lebih
krisis atau situasi normal. Bentuk aktivitas menggunakan  teknik  wawancara  tatap  muka
komunikasi  yang  dilakukan  adalah dengan,  Corporate  Communication  Head
membangun kembali komunuiaksi dengan Citibank,  wartawan  media  yang  melakukan
stakeholder  sekaligus  menginformasikan investigasi  kasus  Citibank,  nasabah  Citibank
langkah­langkah  yang  dilakukan  untuk dan masyarakat umum.  Disamping itu peneliti
memulihkan  produktivitas  organisasi juga melakukan observasi yang dilakukan dalam
(Coombs, 2007: 231). bentuk pengamatan terhadap aktivitas jajaran
Krisis  yang  terjadi  pada  organisasi  tidak manajemen  Citibank  dalam  merespon  krisis
terjadi  secara  tiba­tiba  namun  melewati yang  terjadi  di  perusahaan  tersebut.  Peneliti
tahapan mulai dari tahap prodromal, tahap akut, juga  melakukan  observasi  berdasarkan
tahap  kronis  hingga  tahap  resolusi.  Dari pemberitaan yang muncul di media massa baik
perspektif  PR,  setiap  tahapan  tesebut media  cetak  maupun  media  online  untuk
memerlukan aktivitas komunikasi yang berbeda­ menganalisis  perkembangan   kasus  Citibank
beda, yaitu mulai komunikasi tahap pra krisis, mulai  dari  awal  terjadinya  penyalahgunaan
komunikasi tahap krisis dan komunikasi tahap wewenang  karyawan  Citibank,  keterkaitan
pasca krisis. Ketika organisasi mengalami krisis, kasus ini  dengan stakeholder Citibank  hingga
PR  yang  memiliki  rencana  dan  aktivitas respon  pihak  Citibank  terhadap  krisis  yang
komunikasi strategis, mulai dari tahap pra krisis terjadi. Untuk menunjang data primer, peneliti
hingga  tahap  pasca  krisis  maka  akan  mampu juga  mengumpulkan  data  sekunder  dengan
melewati  tahapan  prodromal, acute, chronic melakukan studi pustaka. Studi pustaka dalam
dan resolution dengan baik. Dictionary penelitian  ini  dilakukan  dengan  mempelajari
hasil­hasil  penelitian  sebelumnya  baik  yang
berasal dari penelitian ilmu manajemen maupun
Metode ilmu  komunikasi.  Disamping  itu  peneliti  juga
Pendekatan  penelitian  yang  digunakan akan melakukan review dari  buku­buku literatur
adalah  penelitian  kualitatif,  dengan  metode yang relevan dengan penelitian ini
studi kasus. Pada penelitian ini,  metode studi Pemilihan  informan  dilakukan  dengan
kasus digunakan karena relevan dengan situasi teknik non­probabilita dikarenakan kesesuaian
krisis yang saat ini menimpa Citibank. Penelitian dengan  konteks  penelitian  kualitatif.
ini bersifat eksplanatif karena dilakukan untuk Responden yang dipilih dalam sesi wawancara
memberi gambaran dan menjelaskan tentang mendalam  penelitian  ini  dilakukan  secara
mengapa  dan  bagaimana  suatu  peristiwa sengaja dengan terlebih dahulu menentukan
terjadi.  Uraian  mendalam  tentang  ucapan, kriteria­kriteria informan. Purposive sampling
tulisan  dan  tindakan  informan  yang  terkait memungkinkan  peneliti  untuk  menentukan
dengan  kasus  Citibank  diharapkan  mampu sendiri  informan  yang  menurutnya  paling
menjawab  pertanyaan  “bagaimana”  dan kompeten  dan  relevan  untuk  dimintai
“mengapa”  kasus  penyimpangan  wewenang keterangan.  Informan  yang  dipilih  adalah
oleh karyawan Citibank ini dapat berkembang informan  yang  kriterianya  telah  dirumuskan
menjadi krisis perusahaan  terlebih dahulu oleh peneliti, dianggap paling
Metode pengumpulan data yang dilakukan kompeten dalam memberikan informasi dan
pada  penelitian  ini  adalah  dengan dapat memberikan gambaran yang kaya sesuai
mngumpulkan  data  primer  yang  dilakukan dengan kebutuhan penelitian.

174
Suharyanti  &  Achmad  Hidayat  Sutawidjaya,  Analisis  Krisis  pada  ...

Informan  dipilih  dengan  karakteristik Hasil dan Pembahasan


sebagai berikut: Sesuai  dengan  asumsi  teoritis  yang  telah
a. Karyawan  Citibank­  Informan  adalah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka tahapan
karyawan  Citibank  yang  secara  tidak krisis pada Citibank akan mengikuti daur hidup
langsung terkait dengan krisis  di Citibank. krisis  yang  dikemukakan  oleh  Steven  Fink.
b. Pejabat Bank Indonesia ­ Informan adalah Perspektif  PR  pada  kasus  ini  akan  dianalisis
karyawan Bank Indonesia yang memahami berdasarkan  aktivitas  komunikasi  yang
prosedur  penanganan  peristiwa dilakukan Citibank pada tahap pra krisis, tahap
penggelapan dana nasabah Citibank. krisis dan tahap pasca krisis.

c. Wartawan  Kontan  ­  Informan  adalah


wartawan  yang  melakukan  investigasi,
observasi  dan  pelaporan    dalam  bentuk
tulisan  mengenai  perkembangan  kasus
Citibank .  
d. Nasabah  Citibank  ­  Informan  adalah
nasabah  yang  dirugikan  atas  terjadinya
kasus penggelapan dana.
e. Bankir Senior Standard Chartered ­ Informan
adalah  karyawan  bank  yang  memiliki
pengetahuan  dan  pengalaman  memadai
untuk  menjelaskan  seluk  beluk  kasus
Citibank.
Metode  Analisis  dan  Interpretasi  Data
dimulai  dengan  menelaah  seluruh  data  yang
didapatkan  dari  berbagai  sumber  seperti Gambar 2. Tahapan Krisis Citibank
wawancara,  observasi,  dan  studi  pustaka.
Selanjutnya  dilakukan  reduksi  data  dengan
membuat pengelompokkan dan ringkasan dari Tahapan Krisis
pernyataan­pernyataan  informan.  Sedangkan 1. Tahap Prodromal
untuk interpretasi data, dilakukan dengan cara Tahap  ini  sering  disebut  sebagai  early
membandingkan data dengan kerangka konsep, warning state,  di  mana  benih­benih  krisis
kemudian  digambarkan  ulang  dengan sebenarnya  sudah  mulai  tampak.  Kesalahan
mendapatkan  tambahan  data  empiris prosedur  yang  menjadi  kunci  bagi  kasus  ini
(Sumeryono, 1997). Hasil deskripsi akhir akan sudah  terjadi  bertahun­tahun  dan  tidak
memunculkan  gambaran  secara  keseluruhan ditindaklanjuti  oleh  Citibank.  Hal  ini  terjadi
dari data yang diamati. karena  top management  Citibank  lalai  untuk
Penelitian  ini  dibatasi  hanya  pada  kasus melakukan  pengawasan  terhadap  aktivitas
Citibank sehingga hasil penelitian tidak dapat transaksi  yang  dilakukan  pada  divisi  Priority
digeneralisasi untuk kasus yang sama baik pada Banking,  khususnya  terhadap  MD,  Senior
jenis usaha perbankan maupun jenis usaha yang Relationship Manager  yang  sudah  bekerja  di
berbeda.  Disamping  itu,  keterbatasan  dalam Citibank  lebih  dari  sepuluh  tahun.  Mengenai
menggali  informasi  dari  informan,  khususnya kesalahn  prosedur,  D  staf  Citibank
dari  pihak  Citibank  mengingat  beberapa mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut:
informasi bersifat rahasia karena menyangkut “Ya... memang menurut saya ada kelalaian
reputasi Citibank. disini, yang sifatnya bukan pada kesalahan

175
Journal  Communication  Spectrum,  Vol.  2  No.  2    Agustus  2012  ­  Januari  2013

prosedur, ... tapi lebih kepada ‘human error’. wewenangnya  yang  berarti  kesalahan


Ya  emang  si  MD  itu  pinter  mencari  dan prosedur juga. Sepertinya, mmm...adanya
mempertahankan  loyalitas  nasabah... prosedur  yang  diabaikan  ini  udah  lama
hmmm  apalagi  kan  emang gak  gampang terjadi di Citibank. Selain itu nasabah kok
lho dapetin  nasabah­nasabah  kakap  gitu. ya  mau  aja  tandatangani  blanko  kosong
Lagian emang  ada  tanda  tangan yang diajukan oleh MD. Nasabah juga salah
nasabahnya kan pada setiap transaksi, dia dalam hal ini.”
nggak malsuin  tandatangan  lho. Ketika disinggung mengenai sejauh mana
Nasabahnya  yang  percaya  banget  sama peran BI untuk menjalankan fungsi kontrol agar
dia...hmm  makanya  saya  bilang  MD  itu kelalaian Citibank ini tidak berkembang menjadi
piawai dalam menelola nasabah....Jadi ya krisis yang lebih parah, NH menyatakan sebagai
kalau dari aktivitas operasional sehari­hari berikut:
waktu  itu  nggak  ada  yang  salah
prosedurnya. Saya juga nggak menyangka “BI  nggak  bisa  campur  tangan  sampai
sebenarnya  akan  ada  kasus  ini,  karena masalah yang detil­detil gitu dong..Pihak BI
secara prosedur Citibank sudah bagus kok, dalam  hal  ini  hanya  memeriksa    laporan
jadi kita kerja seperti biasa aja.” rutin dari  Citibank dan ya  sulit untuk tahu
niat  buruknya    MD  sebagai  karyawan
Pernyataan  D  di  atas  diperkuat  dengan Citibank.. apalagi memang ada tandatangan
pendapat  MG  bankir  senior  dari  Standard asli nasabah pada blanko tersebut”. Pihak
Chartered Bank : Citibanknya  yang  harusnya  lebih  ‘aware’
“Di antara bank­bank internasional lainnya, dengan hal­hal seperti ini.”
sebenarnya Citibank sudah sangat terkenal Kondisi yang tampak tenang dan aktivitas
dengan sistem dan prosedurnya yang ketat operasional yang lancar pada tahap prodromal
lho.  Nggak  berlebihan  kalau  dibilang ini  juga  dirasakan  oleh  nasabah.  Hal  ini
Citibank adalah “sekolah” bagi para bankir. dikemukakan oleh W nasabah Priority Banking
Eemm..bahkan  “lulusan”  Citibank  selalu sebagai berikut:
menjadi incaran bank­bank lain.  Jadi kasus
ini  sebenarnya  lebih  karena  CEO  lengah “  Waduh..saya  mah  justru  awalnya  nggak
terhadap aktivitas MD yang memang dikenal tau kalau  ada isu­isu itu... Transaksi   saya
sebagai  karyawan  senior,  berprestasi  dan ketika itu  lancar­lancar aja. Selama ini saya
mampu mengelola hubungan baik  dengan sudah percaya sama Citibank ..apalagi saya
nasabah  kalangan  atas.  Sekali  lagi  kalau sudah 35 tahun jadi nasabah ..dan aman­
saya  bilang  ini  bukan  prosedurnya  yang aman aja tuh..Saya tahunya isu itu  malah
salah,  tapi  manusianya..ya  ini  masalah pas baca Koran.”
human error sebenarnya..” Dari berbagai pendapat yang dikemukakan
oleh para informan dapat disimpulkan bahwa
Kedua  pendapat  diatas  sedikit  berbeda
proses transaksi yang tampak berjalan normal
dengan pendapat NH, pejabat Bank Indonesia
ketika  itu  membuat  lengah  tidak  hanya  top
(BI).  Menurut  NH  kasus  ini  tetap  merupakan
management  Citibank  namun  juga  nasabah
bagian  dari  kesalahan  prosedur.  NH
yang  menaruh  kepercayaan  tinggi  pada
menambahkan  bahwa  kelalaian  bukan  hanya
Citibank, mengingat nasabah Priority Banking
pada pihak Citibank, namun juga pada nasabah.
ini memercayakan uangnya dalam jumlah yang
Pernyataan NH mengenai hal ini adalah sebagai
besar. Kesalahan prosedur yang terjadi dalam
berikut:
hal ini lebih kepada kelalaian top management
“Kemungkinan  besar  kesalahan  prosedur yang tidak secara seksama mengontrol aktivitas
emang udah lama terjadinya ya... Memang karyawan dan bukan pada kesalahan peraturan
betul ada faktor ‘manusia’ disini..tapi tetep atau  sistem  (standard operational procedure)
saja  artinya  si  MD  menyalahgunakan Citibank.

176
Suharyanti  &  Achmad  Hidayat  Sutawidjaya,  Analisis  Krisis  pada  ...

2. Tahap Acute BI  sebagai  bank  sentral  juga  mengaku


Tahap  Acute  ditandai  dengan  mulai terkejut mendapat laporan polisi atas kasus ini,
merebaknya  isu  mengenai  adanya  ketidak seperti dinyatakan oleh NH sebagai berikut:
beresan  dalam  tubuh  Citibank.Isu  mulai “Waktu  kita  dapat  laporan  langsung  kita
berkembang  ketika  salah  seorang  nasabah panggil CEO­CEOnya”. Banyak juga tuduhan
melaporkan  kecurigaannya  pada  polisi  atas terutama dari pers ya yang bilang BI lalai atau
kejanggalan  transaksi  yang  tertera  pada mau  melindungi  Citibank,  karena  ada
rekeningnya.  Ketika  media  massa  telah kepentingan politik Amerika. Nggaklah yang
menginformasikan    sebuah  kejadian  yang begitu­begitu, buktinya BI kan langsung kasih
berpotensi  merugikan  masyarakat,      maka sanksi ke Citibank dan media ekspos itu. Dan
dengan  cepat  berita  tersebut  akan  tersebar emm..saya  pribadi    yakin  Citibank  akan
luas.  Demikian  juga  halnya  dengan  kasus patuh  karena  ini  bagian  dari  Citibank
Citibank. Media massa memiliki kekuatan yang mempertaruhkan reputasinya kan.”
besar  dalam  membentuk  opini  publik. Bagaimana reaksi nasabah ketika kasus ini
Mengenai  apa  yang  dilakukan  pihak  media terjadi  diungkapkan dalam wawancara dengan
mengenai kasus ini, peneliti mewawancarai LS, W nasabah Citibank.
seorang  wartawan  dari  tabloid  ekonomi,
Kontan, sebagai berikut: “Tentang  kasus  ini  saya  sudah  dihubungi
Citibank, tapi seingat saya nggak ada yang
“Saya  tahu  kasus  ini  pertamakali  dari dari  divisi  CC  ya..Tapi  saya  percaya  kok
polisi. Sebenernya sih saya pengen sekali dengan Citibank pasti akan membereskan
bisa dapet informasi dari sumber utama, masalah  ini,  kalau  nggak  reputasi  yang
yaitu  public relations  (PR)  nya  Citibank dibangun puluhan tahun bisa hancur.”
atau  CEO­CEOnya..tapi  susah
bener...ditelpon gak diangkat, di sms juga Sedangkan  MG  dari  Standard  Chartered
nggak dibales...Mereka cuma mau kasih juga meyakini bahwa Citibank akan menangani
informasi  resmi  waktu  bikin  konferensi masalah ini secara profesional, walaupun bank­
pers.. jadinya ...yaaa.. saya cari informasi bank lain menjadi ikut resah dengan kasus ini,
dari pihak terkait lainnya, yaitu BI, polisi, seperti dinyataka MG sebagai berikut:
rekan  sesama  wartawan  dan  ketika  ada “Kalang  kabut  di  Citibank  sih udah  pasti
dengar  pendapat  di  DPR.  Tapi  bank ya....terutama  CEO­CEOnya..selain  mesti
sebesar  Citibank  gak  bakalanlah menangani  pertanyaan  wartawan  dan
kehabisan  dana  untuk  ngembaliin  uang nasabah, yang gak kalah pentingnya adalah
nasabah.” menenangkan karyawan.”
Kesan  tertutup  diperoleh  wartawan Mengenai  kondisi  internal  pada  tahap
khususnya  dari  pejabat  Corporate acute, D karyawan Citibank menyatakan bahwa
Communication (CC) Citibank yang diharapkan informasi mengenai kasus ini diketahui media
selalu  siap  memberikan  informasi  terbaru massa  dan  langsung  menjadi  bahan
mengenai  perkembangan  kasus  Citibank.  CC pembicaraan diantara para karyawan. Seperti
Citibank cenderung sangat berhati­hati dalam diungkapkan oleh D sebagai berikut:
memberikan  informasi  tentang  kasus  ini.
Informasi lebih banyak diberikan oleh beberapa “Awalnya saya tahu kejadian in dari desas
CEO Citibank daripada PR Citibank. Tampaknya desus antar temen di kantor..Terus terang
CC  Citibank  cenderung  untuk  bekerja  di saya kaget, temen­temen juga gitu, bahwa
“belakang layar” dengan cara memberi arahan ini  bisa  terjadi.  Tapi  mengenai  oknumnya
kepada para CEO mengenai informasi apa yang si MD justru saya tahu dari media. Memang
harus disampaikan dan bagaimana menghadapi setelah  ekspos  di  media  massa,  langsung
pertanyaan wartawan. ada  meeting  dengan  atasan  saya.  Beliau

177
Journal  Communication  Spectrum,  Vol.  2  No.  2    Agustus  2012  ­  Januari  2013

jelasin duduk perkaranya…bahwa MD Senior Sementara  MG,  bankir  senior  Standard


Relationship Manager yang bobolin dana Charter menyatakan bahwa kesalahan tidak bisa
nasabah, besar banget lagi jumlahnya. Ini sepenuhnya ditimpakan  pada Citibank, seprti
kasus  fraud  yang  berimbas  pada  seluruh pernyataannya berikut ini:
karyawan...karena  pasti  akan  ada “Pimpinan memang salah ya karena tutup
pemeriksaan  ketat  dari  Bagian mata  ya  sama  beberapa  prosedur  yang
Compliance.” dilanggar MD, mengingat prestasinya dan
Dari  pernyataan kelima  informan tersebut, mencari  dan  mengelola  hubunga  dengan
tampak  bahwa  kasus  ini  sangat  mengejutkan para nasabah Priority Banking sangat baik
bagi  seluruh  informan  bahwa  bank  sekaliber selama  ini...Hmm  tapi  kan  nasabah  juga
Citibank bisa kebobolan oleh karyawannya sendiri. salah  banget  menurut  saya,  karena  ya
Walaupun demikian informan dengan alasannya itu..kok  mau  aja  tandatangani  blanko
masing­masing  optimis  bahwa  Citibank  bisa kosong.”
segera menyelesaikan masalah ini. Mencermati  berbagai  pendapat  yang
3. Tahap Chronic berkembang seputar kasus ini, pihak Citibank
Tahap ini adalah tahap dimana perusahaan mencoba  untuk  bersikap  bijaksana.  Melalui
yang terkena krisis sudah menentukan langkah­ pernyataan para CEO dan CC di media massa,
langkah  penanganan  krisis.  Sanski  yang Citibank  mengakui  kesalahannya,  meminta
diberikan  BI  adalah,  larangan  menerima maaf  atas  keteledoran  dalam  pengawasan
nasabah Priority Banking dan kartu kredit Gold karyawan serta emenerima sanksi BI. Peran CC
dan  Platinum  selama  dua  tahun  serta  harus juga lebih terlihat pada tahap chronic ini.
mengganti  kerugian  dana    nasabahyang Langkah  ini  penting  untuk  meredam
digelapkan  karyawannya.  Selain  itu  baik  CEO berkembangnya  isu  dalam  bentuk  yang  lebih
maupun  karyawan  yang  terlibat  harus kompleks. Setelah pernyataan ini, isu tentang
diberhentikan  atau  dimutasikan.  Selama Citibank  memang tetap menjadi topik bahasan
beberapa  waktu  BI  juga  akan  menurunkan yang hangat namun jika dicermati lebih jauh isu
timnya untuk memeriksa semua transaksi yang agak  bergser  kepada  sosok  MD,  karyawan
terjadi di Citibank. Mengenai sanksi dari BI, NH Citibank yang menjadi tersangka. Mengenai hal
karyawan BI menyatakan: ini LS, wartawan Kontan menyatakan:
“Citibank  menerima  semua  sanksi  yang “Kok  saya  curiga  ya...  PR  Citibank  diem­
dikenakan,..dan ya emang harus terima mau diem  menggunakan  jasa  media strategist
apalagi.    Catatan  saya  sih,  dalam  proses untuk  menggeser  isu,  dari  masalah
ini Citibank cukup koperatif ya..dalam arti kejahatan  perbankan  menjadi  masalah
semua data yang diminta BI diberikan dan pribadi MD.  Coba aja perhatiin deh...kan
karyawan Citibank  juga mendukung prses media­media pada asyik bahas kehidupan
pemeriksaan ini.” pribadinya MD yang memang sensasional.
Menanggap  hal  ini,  W  nasabah  Citibank, Lama­lama orang jadi lihat kisah si MD lebih
yakin  bahwa  Citibank akan  memproses kasus menarik dari kasus Citibanknya. Dia (MD)
ini  dengan  baik  dan  dananya  akan  kembali. jadi kayak dikorbanin sama Citibank” dan
Namun demikian tetap ada penurunan tingkat sukses tuh Citibank.”
kepercayaan  nasabah.  Hal  ini  tampak  dari Memang isu yang justru berkembang pada
pernyataan W sebagai berikut: tahap  ini  adalah  justru  mengenai  kehidupan
“Kalau sudah kembali sepertinya saya juga prbadi MD, seperti kekayaannya, suaminya yang
akan pindahin juga sih dana saya. Bukannya berusia  jauh  lebih  muda  dan  kemolekan
apa­apa takut juga kan kalau kejadian lagi tubuhnya. Hingga kini berita seputar kehidupan
gimana?” pribadi MD masih menjadi perhatian publik.

178
Suharyanti  &  Achmad  Hidayat  Sutawidjaya,  Analisis  Krisis  pada  ...

4. Tahap Resolution maka  dalam  beberapa  waktu  kedepan


Tahap resolution adalah tahap pemulihan, kepercayaan  nasabah  terhadap  Citibank
setelah  badai  krisis  berlalu  dan  perusahaan pulih kembali.”
menjalankan  seluruh  konsekuensi  akibat Sedangkan W, nasabah Citibank, walaupun
krisis.Reputasi  perusahaan  yang  dapat percaya Citibank mampu menyelesaikan kasus
melewati  krisis  dengan  baik,  seringkali  justru ini, namun akan lebih berhati­hati lagi  dalam
meningkat, seperti yang terjadi pada kasus obat melakukan transaksi dengan Citibank.
Tylenol.  Kemampuan  Johnson  and  Johnson “Saya  sekarang lagi mempertimpabngkan
mengatasi krisis obat Tylenol justru mengangkat apakah akan menarik seluruh dana saya di
nama  perusahaan  Johnson  and  Johnson. Citibank atau nggak..ya. Tapi sebagai bank
Sebaliknya,  perusahaan  yang  tidak  dapat besar  dengan  reputasi  internasional  saya
bertahan  dalam  kondisi  yang  paling  ekstrim, yakin,  Citibank  bisa  menyelesaikan
akan memuai kebangkrutan. Hal ini terjadi pada masalahnya.”
Adam Air sejalan dengan kecelakaan pesawat
Adam  air  beberapa  kali  dan  manajemen Sejalan  dengan  pernyataan  W,  mengenai
perusahaan  yang  buruk,  berujung  pada kepercayaan  nasabah,  LS  wartawan  Kontan
ditutupnya perusahaan ini. memiliki pandangan sebagai berikut:
Hingga  saat  ini,  kasus  penggelapan  dana “Kalau  menurut  saya  pastilah  nasabah
nasabah  yang  menimpa  Citibank  belum mikir­mikir untuk tetep simpen duitnya di
sepenuhnya  tuntas.  Intensitas  pemberitaan Citibank...walaupun Citibank itu bank besar
mengenai kasus ini di media massa, walaupun yah..Tapi,  kalau  secara  finansial  emang
sudah  menurun,  namun  tidak  berarti  hilang sih..Citibank tetep kuat..kan dia banyak duit
sama  sekali.  Tampaknya  pernyataan karena  duitnya nasabah yang diputerin di
manajemen Citibank atas pengakuan kesalahan, situ  selain di Indonesia juga masih banyak.”
permohonan maaf dan menerima segala sanksi Sementara  MG,  dari  Standard  Chartered
serta  konsekuensi  yang  harus  dijalankan, yakin bahwa krisis ini akan cepat berlalu.
mampu mengurangi intensitas berita tentang
“Mengingat  reputasi  Citibank  yang  udah
Citibank.
dibangun puluhan tahun..kejadian ini gak
Selain  itu,  krisis  ini  tidak  sepenuhnya pengaruh  banyak  deh  sama  performance
menggoyahkan reputasi Citibank.Kepercayaan Citibank, khususnya di mata nasabah dan
nasabah  terhadap  Citibank  tetap stakeholder  lainnya.  Nah  biasanya  yang
baik.tampaknya Mengenai hal ini, NH karyawan diteken  justru  CEO­CEO­nya  yang  bikin
BI menyatakan: salah.  Yang  namanya  mutasi  di  bank
“Sejauh pemantauan saya terhadap kasus multinasional  sekelas  Citibank  sama  aja
ini,  saya  nggak  lihat  adanya  rush.  Nggak dengan  pengucilan.  Mereka  tetep
banyak  nasabah  yang  narik  dananya  dari dipekerjakan  tapi  wewenangnya  makin
Citibank.Aktivitas operasional Citibank yang lama makin dikurangi sampai merasa gak
terkait  dengan  pelayanan  nasabah  nggak enak hati ..nah lama­lama mengundurkan
terganggu.  Bagaimanapun  Citibank diri  deh,  tanpa  harus  diberhentikan…
emmm....adalah  salah  satu  bank hehehe.”
internasional  yang  punya  standar Seperti  dinyatakan  MG,  dampak  krisis  ini
operasional terbaik kok....Jadi ketika terjadi memang dirasakan oleh D, karyawan Citibank.
hal­hal  seperti  ini,  saya  yakin  Citibank
sudah punya prosedur untuk mengatasi hal “Sejak kejadian  ini,  situasi  kerja  di  kantor
ini, baik eksternal maupun internal. Kalau memang beda karena audit ketat banget.
saya melihatnya...selama Citibank mampu Audit bukan  hanya dari  internal Citibank,
menunjukkan itikad baik untuk nyelesaiin ini, tapi juga dari BI. Walaupun kita kerja seperti

179
Journal  Communication  Spectrum,  Vol.  2  No.  2    Agustus  2012  ­  Januari  2013

biasa...yah  tapi  jadi  lebih  was  was baik, kecuali hubungan dengan media. Seperti


aja,,,takut  bikin  salah..hehe.  Tapi  kalau diungkapkan oleh L wartawan Kontan sebagai
nasabah kita sih tenang­tenang aja. Bahkan berikut:
beberapa dari mereka justru simpati sama “Citibank  kalau    ada  maunya  aja mau
kejadian ini.” komunikasi  sama  kita..emm  misalnya
Sesuai  dengan  teori  yang  dijelaskan  oleh mereka  mau  meluncurkan  program  baru
Fink,  maka  pada  tahap  ini  biasanya  terdapat ..baru deh hubungin wartawan..Tapi kalau
residu krisis, yang jika tidak ditangani dengan kita yang perlu ..susah banget  kontaknya.
baik dapat berpotensi menimbulkan krisis, baik Saya  sms  gak dibales..kalaupun  dibales
mengenai isu yang sama maupun berkembang jawabannya singkat­singkat. ..apalagi kalau
menjadi isu yang berbeda, Pada kasus Citibank permasalahannya  sensitif..pasti  nggak
setelah hampir satu tahun berlalu, belakangan direspon.  Udah gitu  seringkali  maunya
ini  muncul  berita  di  media  massa  mengenai langsung  berhubungan  dengan  pemred
ketidak  puasan  salah  satu  nasabah,  yaitu  MK (pemimpin  redaksi)..Wartawan  gak
yang  merasa  kecewa  dengan  prosedur dianggep..padahal kita ini juga bagian dari
pengembalian dana nasabah. grup Kompas Gramedia.”
James  Grunig,  seorang  pakar  PR
Kasus Citibank dalam Perspektif Public mengemukakan  bahwa  idealnya  komunikasi
Relations yang  terjadi  antara  organisasi  dengan
stakeholdernya adalah komunikasi simetris dua
Analisis  kasus  Citibank  dari  perspektif  PR arah,  di  mana  organisasi  mengembangkan
akan  dilakukan  dalam  tiga  tahapan  yaitu mutually beneficial relationship (Grunig, 1992:
komunikasi tahap pra krisis, komunikasi tahap 124). Pernyataan LS di atas menunjukkan bahwa
krisis  dan  komunikasi  tahap  pasca  krisis, komunikasi yang terjadi antara Citibank dengan
berdasarkan tahapan perkembangan krisis yang pihak media  cenderung bersifat satu  arah, di
sudah diuraikan di atas. mana Citibank melakukan komunikasi intensif
1. Komunikasi tahap Pra Krisis dengan media sejauh menyangkut kepentingan
perusahaan untuk menginformasikan program­
Tahap prakrisis adalah tahap sebelum krisis programnya.    Perusahaan  sekaliber  Citibank
terjadi. Tahap prodromal  yang dijelaskan diatas yang memilik reputasi internasional seharusnya
adalah tahap prakrisis. Inti dari komunikasi pra mengelola  dengan  baik  relasi  medianya  ,
krisis  adalah  bagaimana  manajemen  Citibank mengingat media memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi  dengan  para  stakeholder membentuk  opini  publik.  Media  merupakan
sebelum krisis untuk membangun citra positif stakeholder penting  bagi  organisasi  karena
dan kredibilitas.Komunikasi yang baik sebelum media  memerlukan  informasi  dan  sebaliknya
krisis berlangsung akan menghasilkan hubungan organisasi  memerlukan  media  untuk
yang baik pula dengan para stakeholder, di mana berkomunikasi  dengan  masyarakat.  Membina
mereka  yang  memiliki  kepentingan  pribadi hubungan  yang  baik  dan  konsisten  dengan
dengan organisasi dapat menjadi suatu network media  sesungguhnya  dapat  membantu
of support yang bisa diandalkan untuk memberi organisasi untuk mendapatkan dukungan pada
dukungan  pada  saat  organisasi  dilanda  krisis masa  krisis.
dan sebaliknya (Ulmer, 2001: 593).
Teori  stakeholder  dalam  manajemen
Dari  hasil  wawancara  dengan  para komunikasi  krisis  menekankan  pentingnya
stakeholder  yaitu  nasabah,  pejabat  BI, membangun ongoing positive communication
wartawan,  karyawan  dan banker  senior relationship  dengan  para  stakeholder
Standard Chartered, maka hubungan  dengan organisasi.    Organisasi  yang  bersifat  terbuka
stakeholder  sebelum  terjadinya  krisis  adalah dan  jujur  dengan  media  sejak  sebelu  dilanda

180
Suharyanti  &  Achmad  Hidayat  Sutawidjaya,  Analisis  Krisis  pada  ...

krisis, cenderung memperoleh perlakukan yang relationships with stakeholders and focus on an


adil dari media selama krisis (Freeman dalam appropriate sense of corporate responsibility in
Ulmer, 2001 :593). Judul berita, isi berita dan their pre crisis communication (Heath,  2002:
ulasan­ulasan mengenai kasus Citibank baik di 290­293).
media  cetak,  elektronik  maupun  internet Aktivitas CitiPeka mendapat  dukungan dari
cenderung menyudutkan Citibank dan kurang banyak stakeholder seperti  Lembaga Swadaya
mengekspos  langkah­langkah  penanganan Masyarakat  Yayasan  V isi  Anak  bangsa,
krisis yang dilakukan Citibank secara rinci. Hal Universitas  Indonesia,  kelompok­kelompok
ini tampaknya ada hubungannya dengan kurang Usaha  Kecil  dan  Menengah  hingga    pelajar,
optomalnya Citibank menjalin hubungan yang mahasiswa dan ibu  rumahtangga.  Dukungan
baik dengan media. yang  sudah  terbina  pada  masa  pra  krisis  ini
Walaupun demikian beberapa aktivitas lain diharapkan dapat menjadi salah satu strategi
yang  dilakukan  Citibank  untuk  meningkatkan Citibank untuk mempertahankan reputasinya di
citra sedikit banyak cukup membantu Citibank masa  krisis.
dalam mempertahankna reputasinya. Hubungan 2. Komunikasi  Tahap Krisis
dengan stakeholder dalam rangka meningkatkan
citra yang dilakukan oleh Citibank sejak sebelum Ketika media massa sudah mengekspos isu
krisis adalah sebagai berikut: penggelapan  dana  nasabah  oleh  karyawan
Citibank dan mendapatkan respon dari berbagai
a. Membina  Relasi dengan komunitas melalui pihak,  maka  aktivitas  komunikasi  untuk
kegiatan  CitiPeka. mengatasi  kesimpang  siuran  isu  harus  segera
CitiPeka  adalah kegiatan Corporate Social dilakukan demi mencegah isu berkembang liar
Responsibility yang dilakukan Citibank. Peka dan eskalasi krisis semakin parah. Seperti telah
merupakan  akronim  dari  Peduli  dan dikemukakan  sebelumnya,  ongoing positive
Berkarya.  Peka meliputi  beberapa  bidang communication relationship  merupakan
yaitu:  edukasi,  termasuk  edukasi “ investasi”  berharga  bagi  perusahaan.
pengelolaan  keuangan  untuk  masyarakat, Sementara  hubungan Citibank  dengan  media
kewirausahaan  untuk  generasi  muda  dan massa  yang  cenderung  bersifat  satu  arah
berbagai  kegiatan  sosial  yang  melibatkan sebelum  masa  krisis  menuai  hasil  berupa
karyawan  Citibank.  Frekuensi  liputan kecaman yang tajam dan bertubi­tubi di media
mengenai  aktivitas  CitiPeka  cukup  tinggi massa. “Trial by the media” merupakan bagian
dan  banyak  mendapatkan  respon  positif paling  kritis  dalam  masa  krisis,  seperti
dari berbagai pihak. dinyatakan  olejh  lerbinger  sebagai  berikut:
During every major crisis, an organization must
b. Secara  konsisten  menginformasikan
endure a trial by the media. Because they serve
komitmen dan pencapaian prestasi Citibank
as society’s designators of a crisis, their
melalui  berbagai  media  agar  diketahui
judgment of a particular event affects how an
secara luas oleh masyarakat.
organization and its management are perceived
c. Responsif  dalam  memberikan  jawaban by the public (Lerbinger, 1997: 31).
terhadap keluhan nasabah ataupun pihak
Sebenarnya TS Chief Country Officer yang
lain  terkait  aktivitas  Citibank,  yang
menggantikan  SM  dan  DA  Corporate
diekspos melalui media.
Communication Director, sudah cukup terbuka
Beberapa kegiatan di atas  khususnya yang menjelaskan  kasus  yang  sesungguhnya  dan
terkait dengan kegiatan tanggung jawab sosial langkah­langkah  penanganannya,    namun
perusahaan menurut  Heath (1997) merupakan harapan wartawan lebih dari sekedar informasi
critical communication relationship  yang formal. Wartawan ingin diberi kesempatan lebih
penting  pada  masa  pra  krisis.  Organization banyak untuk wawancara demi mendapatkan
should focus on building mutually beneficial news value  .Sementara  pihak  Citibank  tetap

181
Journal  Communication  Spectrum,  Vol.  2  No.  2    Agustus  2012  ­  Januari  2013

harus  berhati­hati  dalam  memberi  informasi pribadi  MD.  Terlepas  dari  sengaja  atau  atau
demi  melindungi  kepentingan  perusahaan. tidak  sengaja,  ekspos  yang  gencar  mengenai
Kesenjangan  kepentingan  antara  humas kehidupan  pribadi  MD  secara  tidak  langsung
perusahaan  dengan  wartawan  media  massa menguntungkan  Citibank.  Apalagi  MD  sudah
memang kerap kali terjadi. Kurangnya informasi dipecat dari Citibank, sehingga akan lebih besar
yang diperoleh wartawan mendorong mereka kemungkinan,  masyarakat  tidak  terlalu
untuk mencari informasi terkait kasus ini dari mengaitkan MD dengan Citibank.
pihak  lain,  seperti  pihak  BI,  nasabah,  rekan Dugaan  adanya  upaya  Citibank  untuk
sesama wartawan atau hasi dengar pendapat menggeser isu mungkin saja benar, seperti yang
yang digelar DPR selama beberapa kali. diungkapkan oleh LS, wartawan Kontan. Dalam
Hal  ini  sebenanrnya  dapat  memberi menangani  krisis,  terdapat  beberapa  strategi
implikasi  buruk  bagi  Citibank.  Informasi komunikasi  krisis  yang  digunakan  untuk
tambahan yang diperoleh dari pihak lain yang menggiring  persepsi  masyarakat  agar  citra
belum  tentu  dapat  dibuktikan  kebenarannya perusahaan  tidak  terlalu  terpuruk.  Jika
jika dibiarkan dapat berpotensi memperburuk pengalihan isu ini merupakan salah satu strategi
krisis atau munculnya isu­isu baru. Fakta­fakta komunikasi  penanganan  krisis,  maka  sesuai
yang  belum  tentu  benar  yang  diberitakan penjelasan  Coombs  yang  menelaah  strategi
melalui  media  massa  akan  melekat  di  benak komunikasi krisis, maka stategi yang digunakan
masyarakat  dan  p  ada  gilirannya  akan Citibank  adalah  Distance Strategy.  Inti  dari
membentuk  opini  publik  yang  negative strategi  ini  adalah  mengakui  terjadinya  krisis
Information gap  ini  tentunya  harus  segera dalam organisasi namun sekaligus mengambil
dikendalikan agar opini yang terbentuk terhadap jarak  untuk  melemahkan  hubungan  atau
perusahaan  tidak  terlalu  merusak  citra pengasosiasian antara organisasi dengan krisis
perusahaan.  Mengenai  information gap, tersebut. Taktik yang digunaka pada strategi ini
Lerbinger  menyatakan:  Because every crisis adalah  taktik  Excuse,  di  mana  organisasi
creates an information gap, an organization has berusaha meminimalkan tanggung jawab atas
a better chance of affecting news coverage when terjadinya  krisis  dan  mencari  kambing  hitam
it speedily fills the void. Silence by an affected atau  menimpakan  kesalahan  pada  pihak  lain.
organization works against it because the media Atas  tereksposnya  MD  yang  notabene  sudah
and the public believe it has something to hide bukan  karyawan  Citibank,    pihak  Citibank
(Lerbinger, 1997: 48). cenderung diam dan lebih banyak  berkomentar
Beberapa  isu  yang  berkembang  seputar bahwa  MD  bukan  lagi  karyawan    Citibank,
kasus  ini  adalah  bahwa  nasabah  kelas  kakap bahkan  pihak  Citibank  menggugat  MD  di
yang menjadi korban adalah para pejabat dan pengadilan untuk menggantikan kerugian yag
pengusaha yang dibantu MD melakukan money disebabkannya.  Apalagi  sosok  dan  kehidupan
laundering  dan kehidupan pribadi MD mantan pribadi  MD  memang  sensasional,  sehingga
karyawan Citibank yang dipecat  karena menjadi perhatian  masyarakat  beralih  pada  beragam
dalang  penggelapan  dana  nasabah.  Temuan gosip  seputar  MD.  Dalam  wawancara  yang
menarik  sebenarnya  justru  terlihat  pada dilakukan dengan beberapa media massa, DA
komunikasi  tahap  krisis  ini.Lerbinger juga mencoba memberi jarak antara Citibank
menyatakan  bahwa  information gap  harus dengan krisis ini dengan menghimbau nasabah
dihindari.  Terlalu  lama  membiarkan  isu  yang agar  lebih  berhati­hati  dalam  melakukan
berkembang simpang siur akan memperparah transaksi  perbankan  dan  tidak  ceroboh
krisis. Namun pada kasus Citibank, information menandatangani blanko kosong.
gap yang menyebabkan isu berkembang secara Strategi  komunikasi  lain  yang  digunakan
tidak  langsung  menguntungkan  Citibank.  Isu Citibank  adalah  Mortification Strategy,  yaitu
kelalaian  Citibank  bergeser  ke  isu  mengenai upaya untuk mendapatkan maaf dari masyarakat

182
Suharyanti  &  Achmad  Hidayat  Sutawidjaya,  Analisis  Krisis  pada  ...

dan menciptakan penerimaan atas krisis yang stakeholder  terhadap  organisasi.  Komunikasi


terjadi. CCO dan CCD Citibank, TS dan DA sejak pasca krisis yang terkait dengan ketiga aktivitas
awal terjadinya krisis sudah mengakui kelalaian tersebut dapat dilihat dari upaya manajemen
Citibank,  penyatakan  permohonan  maaf  dan Citibank  untuk  terus  menginformasikan
berjanji akan patuh pada sanksi yang diberikan kesungguhannya dalam melaksanakan sanksi BI
oleh  BI.  Strategi  ini  cukup  ampuh  untuk dengan segala konsekuensinya. Adapun berita
meredam kecaman terhadap Citibank. Citibank yang muncul seputar komitmen Citibank untuk
juga  memasang  iklan  permohonan  maaf memperbaiki kesalahannya adalah, menjamin
setengah  halaman  di  harian  Kompas  dengan pengembalian dana nasabah, menjamin tidak
headline  “Komitmen  Kami  Untuk  Indonesia” ada  pemecatan  karyawan  dan  berita  seputar
yang  intinya  merupakan  permintaan  maaf upaya  Citibank  untuk  mempertahankan
kepada  nasabah  dan  masyarakat  serta bisnisnya melaui aktivitas perbankan di sektor
komitmen  untuk  mengatasi  kerugian  yang komersil dan korporat.
ditimbulkan akibat kelalaian Citibank. Walaupun Di  samping  itu,  manajemen  Citibank
berita  miring  tentang  Citibank  tetap  ada  di tampaknya  juga  berusaha  menunjukkan
media masa namun pasca pergantian pimpinan beberapa  prestasi  yang  diraih  selama  masa
dan  pernyataan  kesanggupan  manajemen pasca  krisis  dan  mengekspos  melalui  media
Citibank  untuk  memenuhi  sanski  BI,  cukup massa.  Beberapa  penghargaan  dan  aktivitas
mengurangi  intensitas  pemberitaan  tentang sosial  yang  diraih  seperti,  Best Trade Finance
kasus  ini.  Apalagi  gencarnya  sorotan  media Provider yakni bank penyedia jasa trade finance
massa  pada  MD,    paling  tidak  dapat terbaik  ,  menurut  Trade  Finance  Survey  yang
memberikan  ruang  bagi  Citibank  untuk diadakan oleh majalah Euromoney pada tahun
menyusun strategi komunikasi pasca krisis. 2011,  Best Cash Management Bank dan Best
3. Komunikasi Tahap  Pasca Krisis Transaction Bankdi  Indonesia  dalam
Perhatian  utama  komunikasi  pasca  krisis penghargaan  tahunan  Triple A Transaction
adalah memastikan organisasi menindak lanjuti Banking Awards  tahun  2011  yang
goodwill  atau  niat  baik  untuk  memperbaiki diselenggarakan  oleh  majalah  The  Asset.
kesalahan  atau  mengganti  kerugian  para Aktivitas  sosial  yang  dilakukan  pasca  krisis
stakeholder.Komunikasi pasca krisis juga harus adalah  memberikan  Grand Award Citi Succes
tetap dilakuakn agar kepercayaan stakeholder Fund  2011  dan  pendampingan  dari  Citibank
pulih kembali.  Walaupun perhatian masyarakat dalam implementasi dan pelaksanaan program
terhadap kasus Citibank sudah menurun seiring di sekolah dan lapangan.
dengan berjalannya waktu dan komitmen yang Walaupun demikian, sesuai pendapat Fink,
ditunjukkan  manajemen Ciibank  untuk  patuh tahap resolusi yang ditandai upaya pemulihan
terhadap sanksi BI, hingga saat ini,  imbas krisis krisis,  seringkali  memunculkan    residu  krisis
Citibank belum sepenuhnya tuntas, baik yang atau  sisa  krisis  yang  belum  tuntas  dan
terkait  dengan  pengembalian  dana  nasabah, berpotensi  menciptakan  krisis  baru.  Krisis
gugatan terhadap MD dan menurunnya  laba Citibank dapat dikatakan sudah memasuki tahap
Citibank akibat dari sanksi BI.  Coombs (2007) resolusi,  dimana  proses  pengembalian  uang
membagi  aktivitas    pasca  krisis  menjadi  tiga nasabah  sedang  dilakukan  dan  aktivitas
bagian, yaitu: crisis tracking, cooperation with operasional  sudah  kembali  berjalan  normal,
investigations dan follow up communication. namun belakangan ini muncul berita baru yang
Crisis tracking dan cooperation with mengemukakan  kekecewaan  salah  satu
investigation  diperlukan  untuk  memonitor nasabah  yang  menjadi  korban  kelalaian
langkah­langkah  perbaikan  yang  dilakukan Citibank.  MK,  nasabah  tersebut  tidak  puas
untuk  menjamin  pemulihan  krisis  berjalan denga  negosiasi  yang  dilakukan  dengan
lancar, sedangkan follow up merupakan upaya manajemen Citibank dan berniat mengajukan
komunikasi untuk mengembalikan kepercayaan gugatan  ke  pengadilan.  Berita  tentang  krisis

183
Journal  Communication  Spectrum,  Vol.  2  No.  2    Agustus  2012  ­  Januari  2013

Citibank  yang  sebenarnya  sudah  menurun panjang  Citibank  membangun  reputasinya


frekuensi  dan  intensitasnya,  kini  mencuat baik  secara  internasional  maupun  di
kembali.Jika  tidak  segera  diatasi  peristiwa  ini Indonesia  cukup  membantu  manajemen
bisa  menghambat  langkah  pemulihan Citbank dalam mengatasi krisis dan bergerak
kepercayaan masyarakat bahkan menimbulkan maju  untuk  memulihkan  situasi  secepat
krisis babak kedua bagi Citibank. mungkin.
Walaupun  demikian  sanksi  BI  terhadap
Simpulan Citibank tentu saja berdampak pada penurunan
laba  hingga  19,09%  dibanding  tahun  2010.
Tahapan perkembangan krisis seperti yang Penurunan  laba  tersebut  akibat  peningkatan
diuraikan oleh Fink, berlaku pada kasus Citibank. beban operasional  untuk merekrut  karyawan
Strategi komunikasi yang dilakukan oleh divisi baru,  karena  larangan  menggunakan  debt
Corporate Communication Citibank baik pada collector  untuk  menagih  hutang.  Selain  itu
masa  pra  krisis,  masa  krisis  dan  pasca  krisis larangan untuk menambah nasabah baru untuk
cukup  membantu  Citibank  dalam  melewati produk kartu kredit dan layanan prioritas juga
tahap prodromal, chronic, acute dan resolution. turut mengurangi pendapatan, mengingat bisnis
Dalam  arti  kepercayaan  nasabah  terhadap utama Citibank berada pada kartu kredit dan
Citibank masih baik, yang ditandai dengan tidak layanan prioritas.
terjadinya penutupan kartu kredit secara besar­
Hingga  kini  kasus  penggelapan  dana
besaran oleh nasabah. Adanya information gap
nasabah Citibank belum sepenuhnya berakhir,
yang  menurut  Lerbinger  akan  membawa
walaupun manajemen Citibank sudah mengakui
perusahaan  pada  kondisi  yang  lebih  buruk
kesalahan, meminta maaf kepada nasabah dan
ternyata  justru  menjadi  titik  strategis  bagi
masyarakat    serta  sepakat  untuk  patuh
Citibank  untuk  menggeser  isu  dari  kelalaian
terhadap semua sanksi yang dikenakan oleh BI.
institusi  menjadi  kelalain  mantan  karyawan
Gugatan  MK,  nasabah  Citibank  yang  kecewa
Citibank berikut atribut sensasi  yang melekat
dengan  penanganan  manajemen  Citibank
pada  mantan karyawan tersebut. Peluang ini
terhadap proses pengembalian uang berpotensi
dimanfaatkan Citibank untuk menginformasikan
untuk  membuka  dan  mengingatkan  kembali
berbagai  upaya  untk  mengatasi  krisis  serta
masyarakat  terhadap  kasus  ini.  Baik  dari
mengekspos prestasi dan kegiatan positif yang
pandangan  Fink  maupun  dari  perspektif  PR
dilakukan oleh Citibank.
khususnya komunikasi tahap pasca krisis, tentu
Ekspos media massa mengenai kasus ini residu krisis yang belum juga tuntas ini harus
juga  lambat  laun  sudah  mereda  walaupun segera  disikapi  dan  diatasi  agar  isu  ini  tidak
b elum  hilang  sama  sekali.  Perjalanan berkembang menjadi krisis yang baru.

Daftar Pustaka

Barton,  Laurence.  1993.  Crisis Organization. Grunig, James E., ed. 1992. Excellence in Public


Cincinnati: SouthWestern Publishing. Relations and Communication
Coombs,  Timothy  W.  2007.  Ongoing Crisis Management.  New  Jersey:  Lawrence
Communication Planning.  Sage Erlbaum Associates Publisher.
Publication. Fearn­Banks,  Katherine.  1996.  Crisis
Devlin,  Edward,  S.  2007.  Crisis Management Communication. Laurence Erlbaun.
Planning and Execution.    Auerbach Fink, Steven. 1993. Crisis Management, Planning
Publications. for The Inevitable. Universe Inc.

184
Suharyanti  &  Achmad  Hidayat  Sutawidjaya,  Analisis  Krisis  pada  ...

Freeman,  Edward,  John  Melba.  2001.  A Jersey:  Lawrence  Erlbaum  Associates


Satakeholder Approach to Strategic Publishing.
Management.  Darden  Business  School Lesly,  Philip.  1993.  Everything You Wanted To
Writing Paper. Know About Public Relations.
Hardjana,  Andre  A.  1998.  Manajemen Ullimer,  Robert.  2001.  Effective Crisis
Komunikasi dalam Krisis.  Jurnal  Ikatan Management through Established
Sarjana  Komunikasi  Indonesia  : Stakeholder Relationships, Malden Mills
Manajemen Krisis. Oktober 1998. No. 2, as a Case Study.    Management
hal. 20. Communication Quarterly 14 No. 4.
Heath, R.L. 1997. Strategic Issues Management: Widodo,  Nina  Handoko.  2007.  Komunikasi
Organization and Public Policy Challenges. Korporat dalam Krisis, Studi tentang
Thousand  Oaks,  CA:  Sage  Publications, Persepsi dan Strategi Komunikasi Krisis
Inc. PT. Newmont Minahasa Raya dalam
Lattimore, Dan, Baskin Otie et.al. 2009. Public Kasus Pencemaran Teluk Buyat.
Relations: The Profession and The Disertasi  –  Doktor  Ilmu  Komunikasi.
Practice. McGraw Hill. Jakarta: Universitas Indonesia.
Lerbinger,  Otto.  1997.  The Crisis Manager: Wilcox,  Dennis,  Glen  T.  Cameron.  Public
Facing Risk and Responsibilities.  New Relations Strategies and Tactics. Pearson.

185

Anda mungkin juga menyukai