Anda di halaman 1dari 25

ASAS-ASAS MANAJEMEN

Hal pertama untuk mengeksekusi perencanaan adalah fungsi pengorganisasian.

Seberapa Penting Fungsi Pengorganisasian?

Lihat definisi fungsi manajemen pengoraganisasian diatas. Intinya adalah: mengatur. 


 
Organizing adalah tentang mengatur sumber daya. Mengatur agar tepat. Mengatur agar segala sesuatu berjalan
dengan semestinya. Sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.
 
Ada banyak orang dalam satu perusahaan. Setiap orang berbeda. Hampir di segala hal.
 
Keahliannya berbeda. Ilmunya berbeda. Motifasinya berbeda. Tingkah lakunya berbeda. Hampir semuanya berbeda. 
 
Sementara mereka harus bekerja sama. Sementara mereka harus mewujudkan keinginan perusahaan bersama. Untuk
itulah diperlukan sesuatu yang mengaturnya: fungsi pengorganisasian.
 
Yang ahli menjual: biarlah menjadi marketing.
Yang ahli akuntansi: biarlah menjadi bagian keuangan.
Yang ahli mesin: biarlah menjadi teknisi.
 
Dan semua orang punya keahliannya sendiri. Dalam pengorganisasian: mereka diberi tugas seusai dengan
keahliannya. Sesuai kemampuannya. Sesuai kapasitasnya. Agar perusahaan bisa berjalan.
 
Coba bayangkan. Jika tanpa ada fungsi pengorganisasian. Semua bekerja: tanpa diatur. Tanpa di organisir. Siapa
mengerjakan apa: tidak jelas. Maka hanya tinggal menunggu waktu. Perusahaan akan gulung tikar.
 
Bayangkan. Seorang teknisi mengurus pencatatan keuangan: kondisi keuangan tidak jelas.
Bayangkan. Seorang bendahara memperbaiki mesin: tambah rusak.
 
Tidak akan bisa berjalan. Karena memang bukan kapasitasnya. Untuk itu penting manajemen menjalankan
fungsi organizing.
 
Dengan fungsi pengorganisasian. Semua aktivitas menjadi mudah dijalankan. Semua sumber daya akan memberikan
hasil yang maksimal. Semua diatur sedemikian rupa.
 
Sumber daya apa yang harus digunakan. Mau dijadikan apa. Kapan harus digunakan. Dimana akan digunakan.
Bagaimana cara menggunakannya. Siapa yang akan menggunakan. Semua menjadi jelas.

# Manfaat Fungsi Pengorganisasian 

Fungsi pengorganisasian wajib dilakukan karena banyak manfaatnya. Untuk perusahaan. Diantaranya:

1. Mempermudah koordinasi antar pihak dalam kelompok


2. Pembagian tugas sesuai dengan kondisi kekinian perusahaan
3. Setiap individu mengetahui apa yang akan dilakukan
4. Mempermudah pengawasan
5. Memaksimalkan manfaat spesialisasi
6. Efisiensi biaya
7. Hubungan antar individu semakin rukun

EKONOMI PEMERINTAHAN

Anggaran adalah sebuah rencana kegiatan pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk angka atau satuan moneter, yang memiliki fungsi sebagai
rencana operasional tahunan (annual planning) pemerintah yang merupakan uraian dari rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang.

Pemerintah perlu merevisi APBN karena adanya perlambatan ekonomi yang mengurangi potensi penerimaan dari sisi pajak. Defisit anggaran bisa
semakin melebar jika tidak ada upaya dari pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak. Penurunan harga minyak juga mengurangi potensi
penerimaan pajak. Pasalnya penerimaan dari sektor Migas terancam seret ditengah rendahnya harga minyak dunia. Juga target penerimaan yang
dianggap sulit tercapai membuat pemerintah memilih langkah untuk merevisi APBN. Dimana revisi dilakukan dengan mempertimbangkan proyeksi
penerimaan yang lebih rendah.

Hingga saat ini setiap negara akan menyusun anggaran negara untuk jangka waktu satu tahun sebagai sebuah perencanaan kegiatan yang akan
dilakukan oleh pemerintah yang diwujudkan dalam satuan moneter. Yang pada awalnya anggaran hanya berfungsi administratif saja yaitu sebagai alat
pencatat arus kas penerimaan dan pengeluaran, namun seiring dengan perkembangan ekonomi dan pengaruh anggaran terhadap bidang sosial ekonomi
juga cukup kuat kemudian fungsi anggaran berkembang selain fungsi administratif juga mempunyai fungsi fiskal, fungsi politik dan fungsi manajerial.

BAHASA INNGGRI S1

PENGERTIAN CLAUSE (KLAUSA)

Clause adalah kombinasi kosakata yang mengandung sebuah ide pikiran yang utuh. Sebuah klausa atau Clause harus mengandung sebuah subject dan sebuah verb (kata kerja). Karena
mampu mengutarakan sebuah ide pikiran yang utuh dan mengandung “subject” serta “verb”, maka sebuah clause bisa saja merupakan sebuah simple sentence juga. Dengan begini, kita bisa
katakan juga bahwa sebuah kalimat pasti mengandung setidaknya sebuah clause. Perhatikan contoh berikut ini:

I love you.

Related: Penjelasan Dan Contoh Kalimat Menggunakan Bare Infinitive

Contoh di atas merupakan contoh clause yang juga merupakan sebuah sentence (kalimat). Subject pada contoh di atas adalah “I” dan verb nya adalah “love”. Bagaimana sobat? Mudah
dipahami kan.

Seperti yang telah saya sampaikan di atas bahwa Clause dalam Bahasa Inggris akan dibagi menjadi beberapa jenis atau tipe. Jika sobat mencoba mencari di google dengan kata kunci “kind
of clause” atau “type of clause”, maka penjelasan yang akan sobat temukan mungkin berbeda antar satu dan yang lainnya. Beberapa sumber ada yang menyatakan bahwa jenis clause itu
ada 3, dan ada pula yang beranggapan bahwa types of clause itu ada 4 dan bahkan 6. Dalam kesempatan kali ini, saya sudah merangkum penjelasan dari beberapa sumber tersebut. Saya
harap informasi yang saya sajikan di bawah ini bisa bermanfaat dan membantumu dalam memahami pengertian serta jenis clause dalam Bahasa Inggris.

JENIS CLAUSE BESERTA CONTOH LENGKAPNYA


Jenis Clause mungkin dapat dijabarkan menjadi beberapa jenis. Namun menurut saya ada dua jenis yang wajib kita ketahui lebih dulu yaitu: Main Clause (Independent Clause) dan
Subordinate Clause (Dependent Clause). Kedua jenis ini menurut saya penting untuk kita pelajari terlebih dahulu karena dengan mengenal kedua konsep inilah kita akan bisa memahami
pengertian Clause serta mampu membedakannya dengan pengertian sentence (kalimat).

MAIN CLAUSE (INDEPENDENT CLAUSE)

Main clause atau yang dikenal juga dengan nama Independent clause adalah jenis klausa yang mampu berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat. Jika kita kaitkan dengan nama nya, wajar jika
jenis clause yang satu ini dijuluki “independent” clause yang jika kita terjemahkan maknanya “mampu berdiri sendiri” atau “tidak bergantung”. Kalau begitu, apa dong bedanya main clause
dengan sentence? Jawabannya ya tidak ada bedanya jika dilihat dari segi konten atau isi. Namun, karena syarat sebuah kalimat haruslah diakhiri dengan tanda baca berupa full stop (tanda
titik), atau tanda baca lain seperti exclamation mark (tanda seru) dan juga question mark (tanda tanya) yang juga sama-sama mengandung unsur “titik” dan bisa digunakan untuk
mengakhiri sebuah kalimat, maka bisa dikatakan beda antara main clause dengan simple sentence adalah ada atau tidaknya tanda titik di bagian akhirnya.

CONTOH MAIN CLAUSE


I know.

She locked the door.

I want an ice cream.

SUBORDINATE CLAUSE (DEPENDENT CLAUSE)

Subordinate clause atau yang kita kenal juga dengan nama Dependent clause adalah jenis klausa yang tidak bisa berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat karena tidak mampu mengungkapkan
sebuah ide pikiran yang utuh. Supaya bisa menjadi sebuah kalimat yang utuh, sebuah subordinate clause haruslah digabungkan dengan Main Clause.

Subordinate clause atau Dependent clause ini bisa kita jabarkan lagi kedalam 3 jenis dependent clause dasar yaitu: noun clause, adjective clause, serta adverbial clause.

CONTOH SUBORDINATE CLAUSE

Because I love you

Before you met me

But I don’t know him

Coba perhatikan contoh subordinate clause / dependent clause di atas sobat, apakah kamu bisa menangkap apa yang sebenarnya sedang diungkapkan dari ketiga contoh tersebut? Tentu
tidak ya. Ketiganya terkesan “menggantung” atau menceritakan sesuatu secara tidak lengkap, sehingga kita pun tidak mampu menangkap cerita yang ingin disampaikan. Inilah yang disebut
dengan dependent clause itu sobat, oleh karena ia tidak mampu mengungkapkan sebuah ide pikiran yang utuh, maka ia membutuhkan bantuan informasi yang terletak di Main Clause.
Semuanya akan semakin jelas setelah sobat mempelajari penjelasan serta contoh dari masing-masing jenis dependent clause berikut ini:

NOUN CLAUSE

Noun clause adalah klausa yang dapat menempati posisi noun (kata benda) dalam kalimat. Ini artinya, sebuah noun clause dapat berfungsi sebagai subject atau object dalam sebuah kalimat.

CONTOH NOUN CLAUSE

What you said made me happy.

Dalam contoh di atas, noun clause nya adalah “what you said”, dan dalam kalimat ini noun clause nya menempati posisi “subject”. Salah satu pembuktian yang bisa kita lakukan untuk
menguji apakah sebuah klausa merupakan noun clause atau bukan adalah dengan cara menggantikannya dengan pronoun “it”. Ayo kita coba!

What you said made me happy.

It made me happy.
Bagaimana sobat, ternyata maknanya masih dapat diertahankan meski kita menggantinya dengan kata “it”. Ini membuktikan kalau bagian yang kita gantikan itu memang merupakan sebuah
noun clause.

ADJECTIVE CLAUSE

Adjective clause adalah klausa yang bersifat layaknya sebuah adjective (kata sifat) dalam sebuah kalimat. Ini artinya, klausa dengan jenis yang satu ini dapat memberi keterangan terhadap
noun atau pronoun dalam sebuah kalimat.

CONTOH ADJECTIVE CLAUSE

The man who looks happy is working in the library.

Dalam contoh di atas, adjective clause nya adalah “who looks happy”. Jika kita perhatikan, noun yang diterangkan adalah subject kalimat yaitu “The man”.

ADVERBIAL CLAUSE

Adverbial clause adalah klausa yang berfungsi layaknya sebuah adverb (kata keterangan) dalam sebuah kalimat. Ini artinya, klausa ini dapat memodifikasi makna atau member keterangan
terhadap verb, adjective, maupun adverb lainnya.

CONTOH ADVERBIAL CLAUSE

After the class has finished, Mr. Priyono go to the doctor.

Dalam contoh di atas, adverbial clause nya adalah “after the class has finished”. Jika kita perhatikan, informasi yang ditambahkan adalah keterangan waktu “kapan” Mr. Priyono pergi ke
dokter.

HUKUM TATA PEMERINTAH

Ketua Komisi D DPRD Medan Parlaungan Simangunsong mendesak kepada Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) untuk tidak memberikan izin kepada pengembang yang akan mendirikan bangunan atau sejenisnya di DAS. Sebab,
selain berisiko juga dapat menggangu resapan air sungai.

“Sudah jelas-jelas ada aturan yang melarang kalau tidak salah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Pengairan serta Peraturan Pemerintah
No.38/2011 tentang Sungai. Aturan tersebut menegaskan, 10-20 meter dari bibir sungai atau sempadan dilarang untuk dibangun. Sebab, sungai
termasuk sempadan, yang artinya adalah milik negara,” kata Parlaungan, Rabu (3/10/2018).

Masalahnya, sambung dia, sesudah aturan ditetapkan penyerobotan bantaran sungai terus terjadi. Pemerintah membiarkan tanah negara diserobot,
bahkan dimiliki secara pribadi.
Tidak sedikit warga yang memegang sertifikat hak milik (SHM) atas sepetak tanah di bantaran yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional.
Kondisi diperparah dengan pemberian izin mendirikan bangunan (IMB) kepada pemegang sertifikat tanah bantaran.

“Bukti pemerintah membiarkan dan melanggar aturan bisa dilihat dari keberadaan permukiman dan bangunan komersial di bantaran Sungai Deli dari
hulu ke hilir,” sebutnya.

Untuk itu, sambung Parlaungan, dia berharap aturan terkait larangan bagi masyarakat untuk mendirikan bangunan atau yang menetap di daerah
bantaran sungai harus ditertibkan. Dengan begitu, bantaran sungai dapat dikembalikan ke fungsinya semula.

“Usulan DPRD Kota Medan terhadap Pemko Medan agar melakukan pengorekan di seluruh sungai-sungai di Kota Medan harus secepatnya dapat
dilakukan. Hal ini mengingat banyaknya sungai yang sudah mengalami pendangkalan,” bebernya.

Oleh sebab itu, Pemko Medan harus berkoordinasi dengan Badan Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II untuk melakukan pengorekan di seluruh bibir
sungai yang sudah mengalami pendangkalan. Apabila, debit air meninggi maka air tidak meluap dari sungai dan tidak menyebabkan banjir.

Sementara, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin sebelumnya mengatakan, solusi penanganan banjir masih terus diupayakan agar segera teratasi. Terkait
penggusuran rumah warga yang berada di bantaran sungai, Eldin menyebutkan tidak bisa langsung dilakukan.

“Tidak bisa main gusur-gusur aja karena ada aturannya. Terkecuali, kalau memang mendirikan bangunan menyalahi aturan dan bahkan berdiri di atas
tanah yang bukan miliknya,” katanya beberapa waktu lalu.

Menurut Eldin, sesuai aturan 15 meter dari bibir sungai tidak boleh didirikan bangunan. Sekalipun itu memiliki alas hak, tidak ada masalah. “Dia harus
bongkar sendiri, kalau tidak kita yang bongkar. Tidak ada gant rugi, karena memang sudah melanggar aturan,” ujarnya.

Eldin menambahkan, lain halnya apabila sungai sudah dibangun bronjong dan dilakukan pengorekan, kemungkinan didirikan bangunan bisa saja.

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

Mohon ijin untuk menanggapi pertanyaan Diskusi Sesi-3. Berikut jawaban saya:

Budaya Tinggi tidak bisa dianggap lebih baik dari Budaya Populer karena:

1. Kelompok masyarakat awam dan elit memiliki selera dan ketertarikan budaya berbeda, hal ini berarti bahwa perbedaan karakter di antara keduanya
adalah masalah selera dan ketertarikan peminatnya semata.
2. Budaya Tinggi seringkali dianggap lebih baik karena pendukungnya menempati posisi ekonomi, sosial, politik, dan budaya yang lebih baik. Namun,
ini tidak berarti bahwa Budaya Tinggi lebih baik daripada Budaya Populer.

Demikian tanggapan saya,

Terima kasih.

Sumber: BMP ISBD Modul-2, Hal. 2.19

LOGIKA

1. Analisis (disebut juga pembagian) merupakan proses mengurai sesuatu hal menjadi berbagai unsur yang terpisah untuk
memahami sifat, hubungan, dan peranan masing-masing unsur.
Analisis dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Analisis logik
       a.analisis universal  
       b.analisis dikotomi
2. Analisis realis
       a.Analisis esensial  
       b.     Analisis aksidental.
Klasifikasi merupakan proses pengelompokan sifat, hubungan, maupun peranan masing-masing unsur yang terpisah dalam suatu
keseluruhan untuk memahami sesuatu konsep universal.
Perbedaan antara klasifikasi dan analisis adalah : Analisis lebih erat hubungannya dengan proses yang semata-mata bersifat
formal, sedang klasifikasi lebih bersifat empirik serta induktif.
Klasifikasi dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Klasifikasi kodrati merupakan pembedaan klasifikasi didasarkan atas sifat bahan-bahan yang akan digolong-golongkan.
2. Klasifikasi buatan maksud yang dikandung oleh orang yang mengadakan penggolongan.
3. Klasifikasi diagnostik (klasifikasi perantara) klasifikasi gabungan antara keduanya.
Definisi merupakan unsur atau bagian dari ilmu pengetahuan yang merumuskan dengan singkat dan tepat mengenai objek atau
masalah. Dibedakan menjadi 3 macam, yaitu definisi nominalis, definisi realis, dan definisi praktis.
1. Definisi nominalis ialah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum dimengerti.  
2. Definisi realis ialah penjelasan tentang hal yang ditandai oleh sesuatu istilah. Jadi, bukan sekadar menjelaskan istilah, tetapi
menjelaskan isi yang dikandung oleh suatu istilah.
3. Definisi praktis ialah penjelasan tentang sesuatu hal ditinjau dari segi kegunaan atau tujuan, yang dibedakan atas 3 macam,
definisi operasional, definisi fungsional, dan definisi persuasif.
2. Contoh kasus Analisis
• menggolongkan indeks prestasi mahasiswa
• tumbuhan berdasarkan sistem philogenetika atau keturunan
Contoh kasus Klasifikasi
• Himpunan berbagai bentuk; manusia, orang utan, gorila, monyet.
• republik Indonesia, republik Filipina
• Diferensi; pembeda atau pemisah; sifat "basah" pada air, sifat "panas" pada api
Contoh Definisi
• Hewan adalah organisme berindra, organisme merupakan hakikat zat dari hewan, sedangkan berindra merupakan hakikat
pada hewan
• Kursi sebagi "barang yang sekarang diduduki" adalah terlampau sempit
MPU

Sosok pemimpin sangat strategis peranannya tidak hanya dalam berorganisasi namun juga dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini
dikarenakan pemimpin dapat menentukan ke arah mana dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan dengan mengkoordinir para pegawainya. Baik
dan buruknya sifat pemimpin akan berpengaruh dalam pencapaian target kerja atau visi misi yang sudah dicanangkan. Lantas, bagaimana figur
pemimpin yang sebenarnya kita cari dan butuhkan?

Pengertian Pemimpin
Menurut Kartini Kartono (1994: 33) Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan di
satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan.Tak sedikit para pakar yang mendefinisikan pemimpin sebagai sosok yang paling berpengaruh dalam berorganisasi. Secara sederhana pemimpin
dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan.

Secara umum fungsi pemimpin adalah sebagai koordinator, pengendali , perumus kebijakan, teladan dan pengayom bagi bawahannya dalam suatu
organisasi. Namun, apabila dipandang dari sudut penyelenggaraan pelayanan publik, fungsi pemimpin lebih luas lagi karena pemimpin juga
mempunyai fungsi sebagai pemberi layanan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, sosok pemimpin memainkan peranan yang cukup luas.
Pemimpin (seperti Pimpinan Kementerian/Lembaga, Gubernur, Bupati/Walikota) juga berperan sebagai Pembina Pelayanan Publik. Tentunya sangat
besar tanggungjawab jawab seorang pembina layanan publik karena harus selalu dapat memastikan pelayanan yang diberikan berkualitas.

Kriteria Pemimpin Ideal


Menentukan sosok pemimpin yang ideal memang selalu menimbulkan perdebatan. Dalam memandang figur pemimpin tak lepas dari sisi subyektivitas
sehingga sangat beragam kriteria pemimpin yang ideal tadi. Di antara banyaknya kriteria tentang sosok pemimpin, sebenarnya Pancasila mempunyai
kriteria tersendiri terkait sosok pemimpin tadi. Pancasila sebagai falsafah bangsa sudah memberikan contoh asas-asas utama dalam kepemimpinan
yang berorientasi dalam memberikan pelayanan kepada orang lain.

Pertama, Ing Ngarsa Sung Tuladha. Secara umum sifat itu yang harusnya dimiliki oleh seluruh pemimpin. Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Sosok pemimpin harus dapat memberikan teladan yang
baik dalam seluruh aspek. Teladan dalam bersikap, teladan dalam kedisiplinan, teladan dalam bertanggung jawab dan tentu saja pemimpin harus
menjadi teladan dalam memberikan layanan.

Kedua, Ing Madya Mangun Karsa. Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang
dibimbingnya. Pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menggugah bawahannya untuk mengembangkan inovasi dan kreasi dalam pelaksanaan
tugas saat ini sangat jarang. Kebanyakan tugas-tugas dalam mengembangkan kreasi hanya dibebankan kepada pegawai saja, padahal figur pemimpin
yang visioner sangat penting untuk memantik semangat untuk berkreasi guna kepentingan organisasi, terlebih dalam mengembangkan inovasi layanan.

Ketiga, Tut Wuri Handayani. Pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang dibawahnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung
jawab. Selama ini istilah Tut Wuri Handayani ini seolah-olah hanya wajib dimiliki oleh para pendidik saja. Namun setiap pemimpin pun wajib
memiliki kemampuan untuk memberikan dorongan moral dan motivasi kepada pegawai/bawahannya untuk berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab.

Pelayan Publik
Orientasi sosok pemimpin saat ini sudah wajib diubah. Semula pemimpin dipandang sebagai "raja" dan menerima banyak kemudahan dan
kenyamanan. Kini sosok pemimpin sudah harus bergeser maknanya. Pemimpin adalah pelayan publik. Begitulah seharusnya. Kehadiran pemimpin
sudah bukan lagi hanya semata-mata untuk pemenuhan kewajiban mengisi jabatan struktural. Namun sosok pemimpin harus bisa memberikan
pelayanan yang baik bagi setiap orang yang dipimpinnya bahkan kepada masyarakat luas.

Pemimpin adalah pelayan publik sebenarnya sudah cukup lama dikenalkan oleh Greenleaf (2002). Greenleaf berpendapat bahwa kepemimpinan
pelayan /servant leadership sangat diperlukan penerapannya di suatu tempat kerja. Kepemimpinan pelayan tersebut merupakan suatu model
kepemimpinan yang memproritaskan pelayanan kepada pihak lain, baik kepada pihak karyawan, pelanggan atau masyarakat sekitar. Selain itu
Greenleaf juga mempunyai pandangan bahwa hal pertama kali yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin besar adalah melayani orang lain dengan
tujuan motivasi yang ada pada dirinya sendiri.

Pemimpin adalah pelayan publik yang memberikan pelayanan kepada orang lain, termasuk kepada bawahan akan semakin menumbuhkan keterikatan
yang kuat antara pimpinan dan juga bawahan. Keterikatan antara pemimpin dan bawahan tadi akan memberikan dampak yang positif dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab karena memiliki satu pemahaman yang sama dalam memberikan layanan tentunya akan memudahkan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Publik membutuhkan pemimpin pelayan. Percepatan perbaikan kualitas pelayanan dimulai dari komitmen pemimpin. Tanpa adanya komitmen
pemimpin, tak mungkin pelayanan publik ke masyarakat dapat berkualitas. Hal ini beralasan, lihat saja sejak diterbitkannya UU 25/2009 tentang
Pelayanan Publik. Masih sangat banyak pemimpin organisasi penyelenggara pelayanan publik yang masih belum mematuhi dan menerapkan setiap
ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang tersebut.

Sosok Pemimpin = Pelayan Publik


Jika seorang pemimpin sangat menyadari bahwa tugas utamanya adalah memberikan pelayanan kepada publik, kesejahteraan masyarakat pasti akan
bisa dicapai. Karena prinsip kepemimpinan yang diterapkan akan selalu berorientasi pada kepuasan masyarakat. Namun yang menjadi catatan adalah,
apakah saat ini ada pemimpin pelayan publik tersebut? Jawabannya ya tentu saja ada. Seringkali kita jumpai sosok pemimpin pelayan tersebut dalam
setiap berorganisasi. Saat sosok pemimpin pelayan tadi hadir dalam suatu organisasi terkhusus dalam organisasi penyelenggara pelayanan publik, bisa
dipastikan akan terdapat perbaikan pola kerja yang mengedepankan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Sosok pemimpin pelayan publik adalah aset penting yang harus kita jaga. Kehadiran pemimpin pelayan tadi bisa dipastikan akan memberikan
kontribusi yang besar dalam kemaslahatan masyarakat. Karena pemimpin tadi bekerja bukanlah untuk mendapatkan pujian, penghargaan ataupun
tanda jasa. Mereka benar-benar bekerja memberikan pelayanan kepada siapa pun baik kepada bawahannya dan masyarakat dengan sebaik-baik
layanan. Tak jarang kita jumpai sosok pemimpin pelayan tadi, apabila sudah masuk ke suatu organisasi pelayanan publik, yang semula performa
pelayanannya buruk pun bisa berubah menjadi baik.

Teladan, integritas, komitmen, etos kerja, profesionalitas dan tanggung jawab yang ditunjukkan oleh pemimpin pelayan sudah wajib diterapkan dalam
setiap lini penyelenggaraan pelayanan publik. Pemimpin sudah seharusnya berdiri di depan untuk menjadi teladan dan memberikan pelayanan kepada
mereka yang dipimpin dan kepada masyarakat. Pemimpin harus berdiri di tengah untuk memantik dan menggugah motivasi dan inovasi dalam
peningkatan kualitas layanan. Dan seorang pemimpin juga harus bisa berdiri di belakang untuk mendorong bawahannya dalam menyelenggarakan
pelayanan publik yang prima. Semoga ke depannya akan banyak hadir figur pemimpin pelayan yang akan memberikan pelayanan terbaik dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas di Indonesia

PENGANTAR ILMU PEMERINTAH

B. SEJARAH FILSAFAT BARAT

1. Zaman Klasik

Filsafat, terutama filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang mulai memikirkan dan berdiskusi
akan keadaan alam, dunia dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas
pertanyaannya.[1]Fenomena ini menimbulkan suatu perubahan dalam proses berfikir dari mempercayai mitos-mitos yang berkembang ditengah
masyarakat menjadi pemikiran yang lebih masuk akal.

Orang Yunani pertama yang bias diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta.[2] Para filsuf Miletus mempermasalahkan alam, bukan manusia yang
dipermasalahkan. Menurut Thales azas pemula ini ialah air, yang dalam sifatnya yang bergerak-gerak merupakan azas kehidupan segala sesuatu.[3]
Inilah pemikiran filsuf pada masa itu dan dilanjutkan dengan pilsuf-pilsuf yang lain seperti Phytagoras, Anaximander, Demokritus, Parmenides dan
Heraklitus. Mereka itu biasanya disebut pilsuf pra Socrates.

Kemudian zaman Socrates (469-399 SM) ditandai dengan kemunculan kaum sofis yang berarti cendikiawan, atau diartikan dengan orang bayaran.
Karena mereka mengajar dengan mengambil upah dan ini merupakan pekerjaan yang hina pada zaman itu.
Tokoh-tokoh pilsuf yang terkenal pada masa klasik antara lain :

 Socrates

Menurut Socrates, pengetahuan dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang konkret dan beragam corak, namun masih
termasuk dalam jenis yang sama. Unsur-unsur yang berbeda kemudian dihilangkan, sehingga tinggal unsur yang sama dan bersifat umum sebagai
pengetahuan yang sejati. Dengan demikian, Socrates mengemukakan konsep: “Barangsiapa yang memiliki pengertian sejati, akan memiliki kebajikan
(arête) atau keutamaan moral, sehingga dapat menjadi manusia yang sempurna”

 Plato (427 – 347 SM)

Plato merupakan murid setia Socrates. Titik tolak pemikiran filsafatnya adalah menentukan mana yang paling benar, pengetahuan yang didapatkan
dari pengalaman atau pengetahuan indra yang berubah-ubah (Heracleitos) atau pengetahuan yang didapatkan dari akal yang tetap (Parmenides). Di
bidang politik, Plato memperkenalkan konsep penting, yang menyebutkan di dalam negara ideal terdapat tiga golongan sebagai berikut:

 Pemerintah sebagai golongan tertinggi (para penjaga, para filsuf)


 Prajurit sebagai golongan pembantu, yang menjaga keamanan negara dan ketaatan warganya
 Polis atau golongan rakyat biasa yang bertugas memikul ekonomi negara (petani, pedagang, tukang)
 Aristoteles (348 – 322 SM)

Aristoteles merupakam filsuf yang mengembangkan konsep logika (yang disebutnya sebagai analitika) dan etika. Di bidang ilmu pengetahuan,
Aristoteles membangi ilmu pengetahuan menjadi:

 Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik)


 Ilmu pengetahuan produktif (teknik dan kesenian)
 Ilmu pengetahuan teoretik (fisika, matematika, dan metafisika)

Dari pemikiran-pemikiran pilsuf diatas bisa diambil ciri-ciri filsafat barat zaman klasik antara lain :

 Ilmu pengetahuan masih bersifat umum


 Kebanyakan masih memikirkan asal usul kehidupan
 Masih ada perbedaan pemikiran antara filsuf satu dengan yang lain
 Pembagian ilmu pengetahuan masih terbatas
C. Zaman Abad Pertengahan

Filsafat abad pertengahan disebut filsafat skolastik. Kata skolastik berasal dari kata school yang berarti sekolah. Pada masa ini biasanya disebut masa
kegelapan karena pada masa itu gereja membelenggu kehidupan manusia. Masyarakat tidak lagi diberi kebebasan berfikir untuk mengembangkan
potensinya. Semua hasil pemikiran manusia selalu diawasi oleh gereja, kalua ada pemikiran yang menyimpang dari gereja , mereka akan mendapatkan
hukuman yang berat.

Awalnya, skolastik timbul di biara-biara tua di Gillia selatan. Pengaruhnya menyabar hingga ke Irlandia, Nederland, dan Jerman. Selanjutnya,
pengaruh skolastik timbul disekolah –sekolah kapitel, yaitu sekolah yang dikaitkan dengan gereja.

Powered by wordads.co
Seen ad many times
Not relevant
Offensive
Covers content
Broken
REPORT THIS AD

Filsafat pada abad pertengahan terbagi ke dalam 3 (tiga) periode, yaitu :

 Awal skolastik
 Kejayaan skolastik
 Akhir skolastik[4]

1. Awal skolastik

Sutarjo Wiramihardja mengatakan bahwa zaman ini berhubungan dengan terjadinya perpindahan penduduk, yaitu perpindahan bangsa Hun dari Asia
ke Eropa sehingga bangsa Jerman pindah melewati perbatasan kekaisaran romawi yang secara politik sudah mengalami kemerosotan. Walaupun
demikian masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad pertengahan yang mana sebelumnya merosot karena kuatnya dominasi golongan gereja[5].

Tokoh-tokoh filsafat pada masa ini adalah


1. Agustinus (354-430 M)

Pemikirannya adalah dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada
ajaran agama . kebanaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu yang dicipatakan oleh Allah dari yang tidak ada (creation ex nihilo).
Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa, dan yang terpenting adalah cinta pada Tuhan2

2. Santo Anselmus (1033-1109)

Ungkapan yang terkenal dari Santo Anselmus adalah credo ut intelligam(saya percaya agar saya paham )

3. Peter Abaelardus (1079-1142)

Kebebasan berfikir dieropa dipelopori oleh peter abaelardus. ia menginginkan kebebaasn berfikir dengan membalik dictum Augustinus-Anselmus,
credo ut intelligam  dan merumuskan pandangannya sendiri menjadi intelligo ut credom (saya paham supaya saya percaya).

2. Kejayaan skolastik(1200-1300)

Pada masa ini bukan hanya filsuf kristiani saja yang berkrmbang tetapi juga pemikiran pada masa ini dipengaruhi oleh filsuf Islam. Masa ini juga
disebut dengan masa berbunga karena muncul universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan ilmu pengetahuan.

Tokoh yang paling terkenal pada masa ini ialah Thomas Aquinas (1225-1274)

3. Masa akhir skolastik (1300-1450 M)

Runtuhnya masa skolastik ditandai dengan pemikiran Willism Occam (1285-1349) dengan tulisan-tulisannya menyerang kekuasaan gereja dan teologi
Kristen. William Occam merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi. Tuhan harus diterima atas dasar keimanan, bukan dengan
pembuktian, karena kepercayaan teologis tidak dapat mendeostrasikan[6].

Ciri-ciri filsafat abad pertengahan adalah:

 Filsafat sudah diajarkan pada sekolah-sekolah


 Adanya pengaruh gereja
 Pemikiran mereka berdasarkan keyakinan kepada doktrin gereja
D.   Zaman Modern

Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern. Pada masa ini rasionalisme semakin kuat.Tidak gampang untuk menentukan mulai dari
kapan Abad Pertengahan berhenti. Namun, dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir
masa Renaissance.Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa Modern.Sekalipun, memang tidak jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan itu.
Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai masa Modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang
kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani–Romawi.Kebudayaan ini pulalah yang
diresapi oleh suasana kristiani.Di bidang Filsafat, terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik.Aliran-aliran dari Plato dan mazhab Stoa
menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan.Pada masa Renaissance ini tidak menghasilkan karya-karya yang penting.

Dari sudut pandang sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan
dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat.Filsafat Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf tampil dengan
gaya dan argumentasinya yang khas. Argumentasi mereka pun tidak jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga yang
sentimental. Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu: zaman Renaissans (Renaissance), zaman
Pencerahan Budi (Aufklarung), dan zaman Romantik, khususnya periode Idealisme Jerman.

Ada beberapa tokoh yang menjadi perintis yang membuka jalan baru menuju perkembangan ilmiah yang modern. Mereka adalah Leonardo da
Vinci (1452-1519),NicolausCopernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei(1564-1643).[1] Sedangkan Francis
Bacon (1561-1623) merupakan filsuf yang meletakkan dasar filosofisnya untuk perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Dia merupakan
bangsawan Inggris yang terkenal dengan karyanya yang bermaksud untuk menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan teori baru.

Seen ad many times


Not relevant
Offensive
Covers content
Broken
REPORT THIS AD

Pada masa filsafat modern ini terdapat beberapa aliran yang berkembang pada masa itu, diantaranya yaitu:

1. Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa.ide-ide dan pikiran atau
yangsejenis dengan itu.Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangansejarah pikiran manusia..

2. Materialisme

Materialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.

Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama dimana-mana.Hal ini disebabkan bahwa faham Materialisme ini pada
abad ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan (atheis) yang sudah diyakini mengatur budi masyarakat.Pada masa ini, kritikpun muncul di kalangan ulama-
ulama barat yang menentang Materialisme.

3. Dualisme

Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan hakekat rohani. Kedua
macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri, sama azazi dan abadi. Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam
Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini adalah terdapat dalam diri manusia.

4. Empirisme

5. Rasionalisme

Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal.Selain itu, tidak ada sumber kebenaran
yang hakiki.

6.Fenomenalisme

Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggapbahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan
kebenaran.Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala.Dia berbeda dengan seorang ahli ilmupositif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan
fungsi, serta membuathukum-hukum dan teori.Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti.Hal yangmenampakkan dirinya dilukiskan tanpa
meninggalkan bidang evidensi yanglangsung.Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, “a way of looking atthings”.

7. Intusionalisme
Intusionalisme adalah suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.Intuisi
termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak didasarkan pada penalaran.Jadi Intuisi adalah non-analitik dan tidak didasarkan atau suatu pola
berfikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan perasaan.

E. KESIMPULAN

Filsafat barat muncul di Yunani pada abad ke 7 SM. Kemunculannya ditandai dengan perubahan pola pikir dari mitos-mitos ke pola pikir yang lebih
rasional. Filsafat di Yunani muncul di kota Mileta. Tokoh-tokoh filsafat yang paling terkenal ialah Socrates, Plato dan Aristoteles.

Sejarah filsafat abad pertengahan ditandai dengan pengaruh doktrin gereja yang sangat besar pada waktu itu. Pemikiran harus sesuai dengan ajaran
kristiani, kalau menyeleweng maka bisa dianggap murtad dari agama.

masa modern merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis
Barat.Filsafat Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf tampil dengan gaya dan argumentasinya yang khas.
Argumentasi mereka pun tidak jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga yang sentimental. Sejarah filsafat pada masa
modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu: zaman Renaissans (Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung), dan zaman
Romantik, khususnya periode Idealisme Jerman.

PKN

Tidak ada yang mengharapkan kedatangannya; itu adalah peristiwa


yang hampir mustahil. Ketika pun terjadi, hal tersebut menyebabkan
bencana yang mengerikan dan orang-orang tidak dapat menjelaskan
mengapa itu terjadi. Harus diakui bahwa kita adalah makhluk yang
selalu tidak siap menghadapi bencana besar. Kesadaran akan
pentingnya penanggulangan bencana hanya muncul ketika suatu
bencana telah terjadi. Dan ketika itu terjadi, semuanya seperti
terlambat, jatuhnya korban sulit untuk dihindari dan dampaknya akan
berlangsung untuk waktu yang lama. Ini adalah tantangan setiap
negara, termasuk Indonesia. Pertanyaannya adalah seberapa kuat
ketahanan suatu negara terhadap suatu bencana? (Baca: Kemendag
Relaksasi Impor Alat Kesehatan untuk Tangani Pandemi Corona)
Kompleksitas Ketahanan Untuk keperluan diskusi, ketahanan negara
terhadap bencana dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu
negara untuk bersiap menghadapi bencana besar, untuk merespon
dan segera memulihkan setiap gangguan yang terjadi untuk kembali
ke kondisi normal. Dibutuhkan perspektif yang tepat untuk
menjelaskan apakah suatu negara memiliki ketahanan terhadap
bencana besar. Perspektif pertama tentu saja bencana itu sendiri.
Ketika sebuah bencana besar datang, kita umumnya tidak dapat
memprediksi seberapa besar fatalitasnya. Masih ingat ketika tsunami
2004 terjadi? Jumlah kematian meningkat pesat hanya dalam
hitungan hari. Untuk kasus Covid-19, meskipun jumlah kematian yang
terjadi masih jauh di bawah dibandingkan bencana tsunami 2004
yang dahsyat itu, jumlah orang yang terinfeksi dan jumlah kematian
terus meningkat dari hari ke hari. Kita pun khawatir sampai kapan ini
akan berlangsung sebelum angka-angka itu mulai turun. (Baca:
Ditopang Efek Stimulus AS, IHSG Meroket 7% hingga Tembus Level
4.000) Tantangannya adalah apakah kita dapat secara akurat
memprediksi penyebaran virus dan jumlah orang yang terinfeksi?
Kemampuan untuk memahami pola penyebaran virus menjadi sangat
penting untuk mengambil respon cepat dengan benar. Tujuan dari
respon cepat harus pada meminimalkan jumlah kematian, bukan
tingkat kematian. Ini seperti dalam manajemen kualitas, ketika kita
ingin menjaga sesuatu yang berharga dari cacat, maka jumlah cacat
menjadi dimensi kritikal yang harus dikendalikan. Jadi, pencapaian
utama dalam memerangi virus ini adalah menjaga jumlah kematian
serendah mungkin. Untuk melakukan itu, strategi penanganan
bencana harus dirumuskan berdasarkan perspektif lain: infrastruktur,
masyarakat, dan pemerintah. Infrastruktur di sini mencakup semua
sumber daya dari sistem pemberian perawatan kesehatan: rumah
sakit, dokter, perawat, tenaga medis, dan fasilitas dan peralatan
medis. Mengingat Covid 19 dikategorikan sebagai angsa hitam,
semua rumah sakit tentu tidak siap sebelumnya untuk memiliki
kapasitas berlebih untuk menangani sejumlah besar orang yang
terinfeksi. Oleh karena itu, diperlukan semacam strategi kapasitas
yang fleksibel untuk bisa menambah kapasitas dengan cepat. Ragam
langkah Presiden Joko Widodo meredam Covid-19 (Katadata) Selain
sumber daya perawatan kesehatan, infrastruktur dalam bentuk rantai
pasokan yang kuat juga diperlukan. Dalam bencana besar, kepanikan
di depan umum umumnya dipicu oleh kelangkaan barang yang sangat
dibutuhkan. Dalam kasus Covid 19, gangguan rantai pasokan terjadi,
menghentikan pasokan barang seperti masker, sanitizer, dan
peralatan pelindung diri. Bahkan jika barang tersedia, harganya telah
meroket. Menjadi penting untuk memastikan bahwa ada kapasitas
yang dicadangkan dalam rantai pasokan untuk mengantisipasi
lonjakan permintaan selama bencana. Infrastruktur lain yang
dibutuhkan untuk ketahanan negara adalah telekomunikasi dan
listrik. Kebijakan pembatasan diri dari keramaian dalam berbagai
bentuknya yang mendorong orang harus bekerja dari rumah
membutuhkan infrastruktur telekomunikasi dan listrik yang andal.
Kemampuan untuk menghadapi dan menanggapi bencana juga dapat
dijelaskan dari  perspektif masyarakat. Kesehatan yang baik dapat
menjadi perisai terhadap ancaman penyebaran Covid 19. Semakin
buruk kesehatan masyarakat, semakin rentan terhadap ancaman
pandemi, dan sebaliknya. Ketika penyebaran virus tidak dapat
dihindari, ketahanan negara ditentukan oleh tingkat kepatuhan
masyarakat jika kebijakan lockdown dalam berbagai bentuknya
dilaksanakan. (Baca: Sejarah Pandemi dan Epidemi di Dunia yang
Memicu Gejolak Politik) Selain kepatuhan, tingkat altruisme
masyarakat, yang menjelaskan tindakan seseorang untuk
menghargai kepentingan orang lain, juga merupakan penentu
keberhasilan dalam menekan penyebaran virus. Tidak memborong
masker dan pembersih, melakukan karantina sendiri ketika
seseorang telah terpapar atau dalam pantauan adalah contoh yang
jelas dari altruisme. Kemakmuran rakyat juga menentukan ketahanan
terhadap bencana. Kebijakan lockdown atau pembatasan mobilitas
orang lebih mudah diterapkan pada mereka yang secara keuangan
sudah mapan daripada mereka yang masih harus bekerja di luar
rumah untuk mendapatkan nafkah setiap hari. Akhirnya, ketahanan
negara terhadap bencana dijelaskan oleh perspektif pemerintah.
Dibutuhkan upaya yang matang dalam mempersiapkan, merespons
bencana, dan mengembalikan kondisi gangguan yang terjadi kembali
normal. Ini seperti orkestra simfoni, pemerintah berperan sebagai
konduktor yang akan mengatur orang, rumah sakit, dokter, tenaga
medis, bisnis, dan pemasok semua barang yang diperlukan dalam
bencana, telekomunikasi, dan penyedia infrastruktur listrik. Ketika
sudah ada korban yang terinfeksi dan mati, kecepatan respons
menjadi faktor kunci keberhasilan dalam mengurangi penyebaran
virus. Menyelamatkan nyawa manusia harus menjadi prioritas utama,
yang lain mengikuti. Memang membutuhkan dana yang sangat besar.
Pemerintah dapat memprioritaskan kembali program dan kegiatan
mereka. Pemerintah harus dapat membangun tingkat urgensi yang
tinggi di masyarakat untuk memerangi penyebaran virus. Dibutuhkan
kampanye cerdas dan masif untuk membangunkan kesadaran
masyarakat akan bahaya wabah ini. Ketika itu terjadi, masyarakat
dan komunitas bisnis akan mendukung sepenuhnya program
manajemen bencana yang dijalankan pemerintah. (Baca: Jaga Daya
Beli Masyarakat, Jokowi Rilis Sembilan Kebijakan Bantuan) Program
penanggulangan bencana harus dilihat sebagai kegiatan
pertambahan nilai untuk menahan sebaran virus dan membuat orang
yang sudah terinfeksi kembali sehat. Berhasil dalam menanggapi dan
mengatasi Covid-19 tentu akan membantu pemerintah melakukan
program pemulihan;  membuat kondisi sosial ekonomi yang
terganggu menjadi kembali normal. Belajarlah dari inovasi yang
sukses. Kejarlah makna, yang mulia,  dan  semua kebaikan akan
mengikuti.

SEI

Sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD ’45 khususnya pasal 33, negara memegang peranpentimg dalam perekonomian Indonesia. Bagaimana
peran negara saat ini dalam SEI ? apakah sudah ideal ?

Dalam Pasal 33 UUD 1945 disebutkan:

1.Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan

2.Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara

3.Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

4.Perekonomian nasional diselenggarkan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

5.Ketentuan lebih lanjut mengenai pasal ini diatur dalam undang-undang.

Dari lima pasal diatas, negara memang memegang peranan yang sangat penting di dalam perekonomian. Bahkan negara memegang peranan vital
dalam sistem ekonomi Indonesia, tergambar jelas dalam pasal 2 dan pasal 3. Dengan hal-hal vital untuk kemakmuran rakyat dikuasai negara, maka
negara dapat mengendalikan dengan sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat, melalui BUMN/BUMD. Selain itu negara juga mempunyai peranan
lain dalam SEI guna menstabilkan perekonomian nasional, diantaranya:
 menetapkan bingkai hukum bagi kegiatan ekonomi,dalam penetapan bingkai hukum, negara mempunyai tujuan untuk mengatur dan membatasi
kegiatan-kegiatan ekonomi dengan harapan pembangunan ekonomi tidak mengabaikan hak-hak dan kepentingan masyarakat.
 menstabilisasi aktivitas ekonomi makro, dengan peranan ini, negara dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang yang kuat dan ideal, nilai
tukar mata uang yang stabil, yang akan berdampak positif terhadap perekonomian dan sektor-sektor lain.
 mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi kesenjangan ekonomi,
 mengatasi kegagalan pasar akibat adanya eksternalitas, monopoli, dan informasi yang asimetris.

Tidak bisa dipungkiri bahwa peranan negara dalam SEI tersebut masih jauh dari ideal. Masih ada celah-celah tempat terjadinya kecurangan ataupun
ketidakberesan negara dalam rangka menjalankan perekonomian negara. Masih banyaknya BUMN/BUMD yang dalam prakteknya menvari
keuntungan sebesar-besarnya, padahal seharusnya BUMN /BUMD yang notabennya adalah perusahaan milik negara lebih mengutamakan
kesejahteraan rakyat. Masih banyaknya Selain itu, kurang aktivnya pemerintah dalam memberikan sokongan kepada perkembangan perkoperasian di
Indonesia, padahal kita ketahui bersama, dengan adanya koperasi masyarakat menengah kebawah akan sangat terbantu dan diuntungkan.  Negara
dinilai hanya fokus kepada kebijakan-kebijakan besar saja, padahal jelas bahwa yang mengacu pada pada pasal 33 ayat 1 tersebut diatas salah satunya
adalah koperasi. Jadi apakah peran negara sudah ideal dalam SEI?, jawabannya adalah belum.

Anda mungkin juga menyukai