0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan16 halaman
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar operasional prosedur dalam menerima dan memulangkan pasien di rumah sakit serta pengkajian rentang gerak sendi
2. Mencakup prosedur penerimaan pasien baru, pasien pulang dengan atau tanpa ijin dokter, serta jenis dan gerakan sendi yang dikaji untuk pengkajian rentang gerak
3. Uraian singkat tentang tujuan, kebijakan, dan unit terkait dalam setiap standar
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar operasional prosedur dalam menerima dan memulangkan pasien di rumah sakit serta pengkajian rentang gerak sendi
2. Mencakup prosedur penerimaan pasien baru, pasien pulang dengan atau tanpa ijin dokter, serta jenis dan gerakan sendi yang dikaji untuk pengkajian rentang gerak
3. Uraian singkat tentang tujuan, kebijakan, dan unit terkait dalam setiap standar
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar operasional prosedur dalam menerima dan memulangkan pasien di rumah sakit serta pengkajian rentang gerak sendi
2. Mencakup prosedur penerimaan pasien baru, pasien pulang dengan atau tanpa ijin dokter, serta jenis dan gerakan sendi yang dikaji untuk pengkajian rentang gerak
3. Uraian singkat tentang tujuan, kebijakan, dan unit terkait dalam setiap standar
Di Susun Oleh: Nama : Nur Annisa Juliana Ananda Nim : 219026 Kelas : Akper 1-A
YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA
AKADEMIK KEPERAWAYAN PELAMONIA TAHUN AJARAN 2020/2021
SOP PASIEN BARU DAN PULANG
PENERIMAAN PASIEN BARU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Pengertian Pasien baru adalah pasien yang datang dari poliklinik, IRD, pindahan dari ruangan lain yang akan dirawat di Unit Rawat Inap Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan perawatan dalam menerima pasien baru Kebijakan Setiap pasien masuk harus diterima oleh perawat Prosedur Pasien datang ke ruangan disertai status Pasien ditempatkan di kelas yang telah disepakati Perawat memperkenalkan diri Diterangkan hak dan kewajiban kepada pasien dan keluarganya Melaksanakan program orientasi kepada pasien, memberitahu tentang denah ruangan, letak kamar mandi, ruangan perawat dan memberitahu fasilitas yang tersedia serta cara penggunaanya Perawat memberitahu tentang jadwal kegiatan rutin ruangan antara lain waktu mandi, makan, kunjungan dokter dan waktu besuk Melaksanakan asuhan keperawaran mulai dari pengkajian sampai evaluasi Unit terkait Rawat inap
PASIEN PULANG DENGAN IJIN DOKTER
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Pengertian Pasien yang telah mendapatkan perawatan dan pengobatan yang telah dinyatakan sembuh oleh dokter Tujuan Sebagai acuan memulangkan pasien dari ruang rawat inap Kebijakan Setiap pasien pulang harus seijin dokter Prosedur 1. Dokter mengijinkan pulang 2. Bagian administrasi perawat menyiapkan perincian pembiayaan dan surat-surat yang dibutuhkan antara lain: Surat kontrol Surat keterangan sakit Surat perincian diatur ke bagian keuangan oleh bagian administrasi perawat Perawat menganjurkan keluarga pasien menyelesaikan administrasi ke bagian keuangan Surat bukti pembayarn diserahkan ke bagian administrasi perawat 3. Perawat memberikan penjelasan tentang perawatan selanjutnya di rumah dan menyerahkan surat-surat yang diperlukan pasien Unit terkait Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Jalan
PASIEN PULANG PAKSA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL A. Pengertian Pasien pulang paksa adalah pasien yang mendapatkan perawatan dan pengobatan yang dinyatakan oleh dokter, pulang atas kemauan sendiri. B. Tujuan Sebagai acuan memulangkan pasien paksa dari rawat inap. C. Kebijakan Setiap pasien pulang dengan belum mendapatkan ijin dokter. D. Prosedur Dokter / perawat memberikan penjelasan dan informasi tentang keadaan penyakitnya. Keluarga / pasien menandatangani surat pernyataan pulang paksa. Bagian administrasi / perawat menyiapkan perincian pembiayaan dan surat kontrol. Surat perincian daftar ke bagian keuangan oleh bagian administrasi perawat. Perawat menganjurkan keluarga pasien menyelesaikan administrasi ke bagian keuangan. Surat bukti pembayaran diserahkan ke bagian administrasi perawat. Perawat memberikan penjelasan selanjutnya di rumah dan menyerahkan surat-surat yang diperlukan pasien. E. Unit terkait Instalisasi Rawat Inap.
RANGE OF MOTION (ROM)
Pengkajian mobilitas pasien berfokus pada rentang gerak, gaya berjalan, latihan, dan toleransi aktivitas, serta kesejajaran tubuh. Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga sagital, frontal, dan transversal tubuh. Salah satu pengkajian potongan tubuh rentang gerak adalah ROM (range of motion) yang dilakukan pada daerah seperti: kepala (leher spinalservikal), bahu, siku, iengan, jan-tangan, ibu jari, pergelangan tangan, pinggul, dan kaki (lutut, telapak kaki, jari kaki). 1. Jenis-jenis ROM 1. ROM Aktif (Range Of Motion) ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam meļaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesual dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Kekuatan otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif. 2. ROM Pasif ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klienpasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total. Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri
RENTANG GERAK SENDI
GERAK SENDI Leher Fleksi menggerakkan dagu menempel ke dada Ekstensi mengembalikan kepala ke posisi tegak Hiperekstensi : menekuk kepala belakang sejauh mungkin Fleksi lateral : memiringkan kepala sejauh mungkin kearah setiap bahu Rotasi : memutar sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler Bahu Fleksi : menaikan lengan dari posisi samping tubuh ke depan ke posisi atas kepala Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi disamping tubuh Hiperekstensi : mengembalikan lengan hingga ke belakang tubuh, sikap tetap lurus Abduksi gerakkan lengan kelateral dan dari posisi samping ke atas kepala, posisi tangan menghadap keposisi yang paling jauh Adduksi : menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin
Siku Fleksi : angkat lengan bawah ke
arah depan dan ke arah atas menuju bahu Ekstensi : meluruskan siku dengan menurunkan tangan Pergelangan tangan Fleksi : tekuk jari jari tangan ke arah bagian dalam lengan bawah Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi Hiperektensi : tekuk jari jari tanga ke arah belakang sejauh mungkin Abduksi : tekuk pergelangan tangan menjauhi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke arah atas Adduksi: tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke arah alas Tangan dan jari Fleksi buat kepalan tangan Ekstensi : luruskan jari Hiperekstensi: tekuk jari tangan ke belakang sejauh mungkin Abduksi : kembangkan jari tagan Adduksi : rapatkan jari jari tangan dari posisi adbuksi Pinggul Fleksi : menggerakkan tungkai ke depan dan ke atas Ekstensi : menggerakkan kembali kesamping tungkai yang lain Hiperekstensi : menggerakkan tungkai ke belakang tubuh Pinggul Abduksi : menggerakkan tungkai ke samping menjauh tubuh Abduksi : menggerakkan tungkai kembali ke posisi medial dan melebihi jika mungkin Lutut Fleksi : menggerakkan tumitr ke arah paha Ekstensi : mengembalikan tungkai ke lantai Mata kaki Dorsofleksi : menggerakkan kaki sehingga jari - jari kaki menekuk keatas Plantar pleksi : menggerakkan kaki sehingga jari - jari menekuk ke bawah Jari-jari Kaki Fleksi : melengkungkan jari-jari kaki ke bawah Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki Abduksi : merenggangkan jari- jari kaki satu dengan yang lain Adduksi : merapatkan kembali bersama-sama
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGGUNAAN KRUCK
ALAT BANTU JALAN (KRUCK)
A. Pengertian alat bantu Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, berjalan (kruk) biasanya digunakan secara berpasangan yang diciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan B. Tujuan penggunaan 1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kruk kemampuan mobilisasi 2. Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi 3. Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain 4. Meingkatkan rasa percaya diri klien C. Fungsi kruk 1. Sebagai alat bantu berjalan 2. Mengatur atau memberi keseimbangan saat berjalan 3. Memmbantu menyokong sebagian berat badan D. Indikasi pengguna 1. Pasien dengan fraktur eksktremitas bawah kruk 2. Pasien dengan post op amputasi ekstremitas bawah 3. Pasien dengan kelemahan kaki atau post stroke E. Kontra indikasi 1. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37°C 2. Penderita dalam keadaan betres 3. Penderita dengan post op F. Manfaat penggunaan 1. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot kruk 2. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok 3. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot 4. Mencegah komplikasi,, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi G. Persiapan pasien 1. Jaga privasi pasien dan lingkungan 2. Informed consen (jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan menjawab jika ada pertanyaan dari pasien H. Prosedur 1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan ( jika pelaksanaan diperlukan ) 2. Ukur panjang kruk, 3-4 jari dari aksila dan kurang lebih 10cm kearah lateral dari tumit pasien merupakan ukuran yang standar 3. Posisikan pegangan kruk dengan siku fleksi 4. Pastikan bahwa jarak antara bantalan kruk dan aksila adalah selebar 3-4 jari 5. Ajarkan pasien salah satu dari tiga cara berjalan menggunakan kruk: Gaya berjalan 4 titik tumpuh a. Langkahkan kruk sebelah kanan kedepan b. Langkahkan kaki sebelah kiri kedepan c. Langkahkan kruk kedepan d. Langkahkan kaki sebelah kanan kedepan Gaya berjalan 3 titik a. Kedua kayu penopang dan kaki yang tidak oleh menyanggah dimajukan kemudian menyusul kaki yang sehat b. Kedua kayu penopang lalu segera dipindahkan ke muka lagi dan pola tadi diulang lagi Gaya berjalan 2 titik a. Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama b. Kruk sebeah kanan dan kaki kiri maju bersama- sama 6. Rapikan kembali pasien, lepas sarung tangan dan cuci tangan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGGUNAAN TRIPOD
NO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
1. Melatih Pasien Dengan Alat Bantu Jalan 1. Atur posisi duduk klien berada di tepi tempat tidur dengan tungkai kebawah tempat tidur. 2. Letakkan tongkat kaki disamping tangan klien, 3. Pegang bagian tengahnya dengan telapak tangan. Pastikan tripod terpegang dengan baik dan sejajar dengan tubuh. 4. Angkat/fleksikan bagian kaki yang sakit. 5. Bantu klien untuk berdiri dengan ditopang oleh tripod. 6. Latih klien untuk berjalan dengan cara mengangkat tripod ke depan terlebih dahulu kemudian diikuti dengan mengangkat kaki dengan ditopang leh tripod menggunakan kekuatan lengan. 7. Saat mengangkat tripod pastikan bahwa topangan tripod pada posisi yang benar. 8. Awasi setiap pergerakan klien, hindari terjadinya cedera atau jatuh.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGGUNAAN TONGKAT
NO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR K BK
1. Melatih Pasien Dengan Alat Bantu Jalan 1. Atur posisi duduk klien berada di tepi tempat tidur dengan tungkai kebawah tempat tidur 2. Letakkan tongkat kaki disamping tangan klien 3. Jepit tongkat kaki ditengah-tengah antara lengan atas dan dada, pegang bagian tengahnya dengan telapak tangan. Pastikan tongkat terpegang dengan baik dan sejajar dengan tubuh 4. Angkat/fleksikan bagian kaki yang lumpuh 5. Bantu klien untuk berdiri dengan ditopang oleh tongkat 6. Latih klien untuk berjalan dengan cara mengangkat kedua tongkat secara bersamaan ke depan terlebih dhulu kemudian diikuti dengan mengangkat bagian kaki dengan ditopang oleh kedua tongkat menggunakan kekuatan lengan 7. Saat mengangkat tongkat pastikan bahwa topangan tongkat pada posisi yang benar 8. Awasi setiap pergerakan klien, hindari terjadinya cedera atau jatuh
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGGUNAAN WALKER
SOP ALAT BANTU JALAN WALKER
A. Pengertian alat bantu jalan walker Walker adalah suatu alat bantu ringan yang untuk berjalan, mudah pindahkan,setinggi pinggang, terbuat dari pipa logam. Walker mempunyai empat penyangga dan kaki yang kokoh. Pasien memegang pemegang tangan pada batang di bagian atas. B. Indikasi 1. Pasien dengan kelemahan kaki 2. Post stroke 3. Obesitas 4. Pasien tirah baring lama 5. Pasien yang terdapat fraktur pada kaki C. Kontra Indikasi 1. Penderita dalam keadaan bedrest 2. Penderita dengan post op. D. Fungsi 1. Dapat menopang dan memberikan rasa aman pada pasien 2. Membantu mempercepat pengembalian kebugaran 3. Menjaga pasien pada saat melakukan latihan berjalan E. Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Pasien harus menggunakan alas kaki rata dan tidak licin saat akan latihan 2. Kekuatan otot tangan dan kaki 3. Keseimbangan berdiri F. Tujuan 1. Membantu mempertahankan keseimbangan 2. Menghindari resiko saat berjalan 3. Mengurangi dampak negatif mobilitas 4. Memopang berat badan pasien G. Persiapan Alat 1. Walker 2. Sendal/alas yang sesuai H. Prosedur Pelaksanaan 1. Beri salam 2. Jelaskan tujuan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan 3. Cuci tangan 4. Jelaskan kepada klien cara berjalan menggunakan walker 5. Bantu klien berdiri 6. Minta klien untuk memegang gagang walker 7. Minta klien untuk berjlan maju menggunakan bantuan walker, dengan tetap mempertahankan 4 titik walker diatas lantai. 8. Pastikan klien mengangkat kakinya pada saat berjalan, bukan menarik 9. Selalu siapkan diri anda disisi klien untuk membantu menjaga keseimbangan jika dibutuhkan. 10. Kaji setiap kemajuan yang dicapai klien, dan lakukan koreksi jika perlu 11. Cuci tangan I. Ketika klien membutuhkan 1. Gerakan walker kedepan kira-kira 15 bantuan maksimal cm sementara berat badan bertumpu pada kedua tugkai. 2. Kemudian gerakkan kaki kanan hingga mendekati walker semnetara berat badan dibebankan pada tungkai kaki kiri dan kedua tangan 3. Selanjutnya, gerakkan kaki kiri hingga mendekati kaki kanan berat badan bertumpu pada tungkai kanan dan kedua lengan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMINDAHKAN PASIEN
SOP Memindahkan Pasien
Pengertian SOP Pemindahan Pasien SOP pemindahan pasien standar operasional yang dijadikan acuan oleh petugas kesehatan dalam suatu rumah sakit atau fasilitas kesehatan untuk memindahkan pasien yang lemah, tidak dapat atau tidak boleh berjalan, dilakukan dari suatu tempat ketempat lain secara umum. Tujuan SOP Pemindahan Pasien 1. Pemindahan pasien dapat dilakukan dengan baik dan benar 2. Mengurangi atau menghindari pergerakan pasien sesuai dengan keadaan fisiknya. 3. Memberikan rasa aman dan nyaman 4. Memenuhi kebutuhan konsultasi, permeriksaan atau pindah ruangan. Persiapan Alat 1. Tempat tidur, brangkar atau kursi roda dalam keadaan siap 2. Selimut 3. Bantal bila perlu Persiapan Pasien 1. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya alasan pindah tempat. 2. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tenhtang hal yang akan dilakukan. Prosedur Pelaksanaan Pemindahan a. Memindahkan Pasien Dari Pasien Brangkar ke Tempat Tidur Atau Sebaliknya. Dekatkan brangkar kesisi tempat tidur Pasien diangkat sekurang - kurangnya tiga orang perawat Ketiga perawat berdiri pada sisi kanan pasien dengan urutan sebagai berikut : 1. Perawat 1 (paling tinggi) berdiri pada bagian kepala 2. Perawat 2 berdiri dibagian pinggang 3. Perawat 3 berdiri dibagian kaki. Lengan kiri perawat 1 berada dibawah tengkuk sampai pangkal lengan dan lengan kanan perawat berada dibawah punggung pasien. (bila pasien gemuk,lengan kanan perawat 1 melalui badan pasien kebawah pinggang sehingga berpegangan dengan pergelangan tangan kiri perawat 2) Lengan kiri perawat 2 berada dibawah pinggang pasien, lengan kanan berada dibawah bokong pasien Kedua tengan perawat 3 mengangkat seluruh tungkai pasien Setelah siap, salah seorang perawat memberikan aba - aba untuk bersama mengangkat pasien Dengan langkah bersamaan para perawat mulai berjalan menuju ketempat tidur atau brangkar Setelah pasien berada diatas tempat tidur atau brangkar posisi pasien diatur dan selimut dipasang atau dirapikan. b. Memindahkan Pasien Dari Kursi Roda Ketempat Tidur Kursi roda didorong kesisi tempat tidur pasien dan roda belakang ditahan atau direm agar kursi roda tidak bergerak kemudian buka tumpuan kaki. Kedua tangan perawat menopang ketiak pasien pada sisi yang lemah / sakit dan pasien dianjurkan bertumpu pada sisi yang kuat Perawat memimpin pasien untuk turun dari kursi roda dan berjalan bersama menuju tempat tidur Pasien bersandar pada sisi tempat tidur, kemudian dibantu oleh perawat untuk naik Setelah pasien berada diatas tempat tidur, posisinya diatur sesuai dengan kebutuhan kemudian dirapikan. c. Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur ke Kursi Roda. Kursi roda didorong kesisi tempat tidur pasien dan roda belakang ditahan atau direm agar kursi roda tidak bergerak kemudian buka tumpuan kaki. Kedua tangan perawat menopang ketiak pasien pada sisi yang lemah / sakit dan pasien dianjurkan bertumpuan pada sisi yang kuat. Perawat memimpin pasien untuk turun dari kursi roda dan berjaian bersama menuju kursi roda .
Hal Yang Harus Diperhatikan. Perhatikan keadaan umum
pasien Hindari tindakan yang menimbulkan perasaan lelah bagi pasien.