Anda di halaman 1dari 4

Soetjipto dan raflis Kosasi. 1999. Profesi Keguruan.

Jakarta: Rineka Cipta

Konsep Dasar Administrasi Sarana dan Prasarana (170)

Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan diperlukan fasilitas pendukung


yang sesuai dengan tujuan kurukulum. Dalam mengelola fasilitas agar mempunyai
manfaat yang tinggi diperlukan aturan yang jelas, serta pengetahuan dan
keterampilan personel sekolah dalam administrasi sarana dan prasarana tersebut.

Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak maupun


yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses
belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan keseluruhan


proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan peralatan yang
digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan tercapai secara efektif dan efisien.

Proses Administrasi Sarana dan Prasarana(170-173)

Kegiatan dalam administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi:

a. Perencanaan Kebutuhan
Penyusunan daftar kebutuhan sarana dan prasarana di sekolah
didasarkan atas pertimbangan bahwa:
a) Pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana karena berkembangnya
kebutuhan sekolah.
b) Pengadaan sarana dan prasarana untuk penggantian barang-barang
yang rusak, dihapuskan atau hilang.
c) Pengadaan sarana dan prasarana untuk persediaan barang.
b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan adalah kegiatan untuk menghadirkan sarana dan
prasarana pendidikan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas
sekolah.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilaksanakan
dengan cara:
a) Pembeliaan.
b) Bauatan sendiri.
c) Penerimaan hibah atau bantuan.
d) Penyewaan.
e) Pinjaman.
f) Pendaurulangan.

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di suatu lembaga


pendidikan atau sekolah dapat dilakukan dengan dana rutin, dana dari
masyarakat atau dana bantuan dari pemerintah daerah atau anggota
masyarakat lainnya.

c. Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penyimpanan merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan, dan


pengaturan persediaan sarana dan prasarana di dalam ruang
penyimpanan/gudang. Penyimpanan hanya bersifat sementara.
Penyimmpanan dilakukan agar barang/prasarana dan sarana yang sudah
diadakan/dihadirkan tidak rusak sebelum tiba saat pemakaian. Penyimpanan
barang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat-sifat
barang yang disimpan. Dengan demikian nilai guna barang tidak susut
sebelum barang itu dipakai.

d. Invetarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Invetrasiasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan


penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang-barang yang menjadi
milik sekolah menengah yang bersangkutan dalam semua daftar invetris
barang.

Daftar barang invetaris merupakan suatu dokumen berisi jenis dan


jumlah barang baik bergerak maupun tidak bergerak yang menjadi milik dan
dikuasai negara, serta berada di bawah tanggung jawan sekolah. Daftar-
daftar itu terdiri dari:

a) Kartu invetaris ruangan.


b) Kartu invetaris barang.
c) Buku invetaris.
e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana pendidikan

Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari


kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisi baik dan siap
dipakai.

Pemeliharaan dilakukan secara kontinu terhadap semua barang-


barang invetaris. Pemeliharaan barang invetaris kadang-kadang dianggap
sebagai suatu hal yang sepele, padahal sebenarnya pemeliharaan ini
merupakan suatu tahap kerja yang tidak kalah pentingnya dengan tahap-
tahap yang lain dalam administrasi sarana dan prasarana.

Pemeliharaan dimulai dari pemakai barang , yaitu dengan cara


berhati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharan yang bersifat khusus
harus dilakukan oleh petugas profesional yang mempunyai keahlian sesuai
dengan jenis barang yang dimaksud.
Pelaksanaan pemeliharaan barang invetaris meliputi:

a) Perawatan.
b) Pencegahan kerusakan.
c) Penggantian ringan.

Pemeliharaan berbeda dengan rehabilitasi. Rehabilitasi adalah


perbaikan bersakla besar dan dilakukan pada waktu tertentu saja.

f. Penghapusan Saran dan Prasarana Pendidikan


Penghapusan ialah kegiatan meniadakan barang-barang milik
negara/daerah dari daftar invetrasis karena barang itu dianggap sudah tidak
mempunyai nilai guna atau sudah tidak berfungsi sebagaimana yang
diharapkan, atau biaya pemeliharaannya sudah terlalu mahal.
g. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengawasan sarana dan prasarana merupakan kegiatan
pengamatan, pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan administrasi
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Hal ini untuk menghindari
penyimpangan, penggelapan atau penyalahgunaan. Pengawasan dilakuakn
untuk mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan itu.
Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah atau aparat lain yang
berwenang.
Pengawasan harus dilakukan secara objektif, artinya pengawasan
itu harus didasarkan atas bukti-bukti yang ada. Apabila dari hasil
pengawasan/pemeriksaan ternyata terdapat kekurangan-kekurangan, maka
kepala sekolah wajib melakukan tindakan-tindakan perbaikan dan
penyelesaian.
Untuk pendokumentasian hasil pemeriksaan, perlu adanya buku
pemeriksaan untuk diisi oleh pemeriksa.

Peran Guru dalam Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan (173-


174)

Sebagai pelaksana tugas pendidikan, guru juga mempunyai andil dalam


administrasi sarana dan prasarana pendidikan. Dalam hal ini, guru lebih banyak
berhubungan dengan sarana pengajaran, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan
media pengajaran lainnya dibandingkan dengan keterlibatannya dengan prasarana
pendidikan yang tidak langsung berhubungan.

Peranan guru dalam administrasi sarana dan prasarana dimulai dari


perencanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan, serta pengawasan penggunaan
sarana dan prasarana yang dimaksud.
1. Perencanaan
Guru sekolah menengah dituntut untuk memikirkan sarana dan prasarana
pendidikan yang dibutuhkan oleh sekolah, supaya hal tersebut fungsional
dan menunjang kegiatan belajar-mengajar. Perencanaan pengadaan barang
menuntut keterlibatan guru karena semua barang yang dipergunakan
dalam proses belajar-mengajar harus sesuai dengan rancangan kegiatan
belajar-mengajar itu. Perencanaan pengadaan barang yang menuntut
keterlibatan guru diantaranya adalah pengadaan alat pengajaran dan media
pengajaran. Dalam hal ini, guru harus merencanakan pengadaan sarana
dan prasarana sesuai dengan kebutuhan proses belajar-mengajar dalam
kurun waktu tertentu. Dalam pengadaan perabot kelas, guru juga perlu
memikirkan manfaat perabot-perabot itu dalam menunjang proses belajar-
mengajar. Perabot tersebut seperti papan tempel majalah dinding, papan
rencana kegiatan kelas, dan tempat penyimpanan alat-alat pelajaran atau
alat peraga milik kelas.
2. Pemanfaatan dan Pemeliharaan
Guru harus dapat memanfaatkan segala sarana seoptimal mungkin dan
bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan pemakaian sarana dan
prasarana pengajaran yang ada. Juga bertanggung jawab terhadap
penempatan sarana dan prasarana tersebut di kelas dimana dia belajar.
Perawatan sarana dan prasarana secara sederhana, yang tidak harus
membutuhkan keahlian profesional dapat dilakukan oleh guru. Dalam hal
pemeliharaan atau perbaikan yang lebih kompleks, misalnya berkaitan
dengan alat-alat elektronik, petugas atau ahli media atau teknisi
pendidikan lebih berkompenten untuk melakukan pemeliharaan itu.
3. Pengawasan Penggunaan
Apabila sarana dan prasarana pendidikan itu digunakan oleh siswa yang
ada dikelasnya, maka tugas guru adalah melakukan pengawasan atau
memberikan arahan agar siswa dapat menggunakan atau memakai sarana
dan prasarana pendidikan itu sebagai mestinya.

Anda mungkin juga menyukai