Anda di halaman 1dari 21

Keperawatan adalah pelayanan atau asuhan keperawatan profesional yang bersifat humanistik,

menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi
pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan
etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Teori keperawatan berperan dalam membedakan
keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan
memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan yang
dilakukan.

Teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern”
meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi oleh seorang wanita. Konsep
utama bagi kesehatan adalah ventilasi, kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan ketenangan. Hampir
semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan profesional menggambarkan
empat jenis konsep yang sama, yang disebut dengan paradigma keperawatan, yakni :

1. Orang yang menerima asuhan keperawatan

2. Lingkungan

3. Kesehatan

4. Keperawatan

Keperawatan melalui filosofi keperawatan yakni dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat
standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien.

Latar belakang teori Florence Nigtingale

Florence Nightingale lahir tanggal 12 Mei 1820 di Florence, Italia, dalam suatu perjalanan panjang
keliling Eropa. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia
atau Florence dalam bahasa Inggris. Florence Nightingale memiliki seorang kakak perempuan bernama
Parthenope. Beliau adalah seorang anak bangsawan Inggris yang kaya, beradab dan bercita-cita tinggi
yang bernama William Edward Nightingale.

Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya, William Edward
Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya
adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Ia belajar bermacam-
macam bahasa yaitu bahasa Latin, Yunani, Perancis, dan lain-lain. Ia senang memelihara binatang yang
sakit, selain itu ia senang bersama ibunya mengunjungi orang miskin yang sakit serta rajin beribadah.

Pada masa remaja mulai terlihat perilaku Florence dan kakaknya yang kontras. Kakaknya, Parthenope,
hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah karena pada masa itu wanita
ningrat, kaya, dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara
Florence sendiri lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan. Pada
suatu ketika, pada saat Florence berdoa dengan hikmat ia mendengar suara Tuhan bahwa dalam
hidupnya menanti sebuah tugas. Pada saat itu Folrence berusia tujuh belas tahun. Akhirnya Pada tanggal
7 Februari 1837 dia menulis di buku hariannya tentang pengalamannya itu dengan judul “Tuhan
berbicara kepadaku dan memanggilku untuk melayani-Nya. Tetapi pelayanan apa?”

Dia menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita bukan karena status sosial
keluarganya yang kaya tetapi merasa bersemangat disaat ia merawat keluarga-keluarga miskin yang
hidup di gubuk gubuk sekitar rumah keluarganya serta ia sangat gemar mengunjungi pasien-pasien di
berbagai klinik dan rumah sakit.

Sebagai keluarga yang berasal dari kalangan mapan, keinginan Florence untuk berkarier sebagai perawat
mendapat tantangan keras. Ibu dan kakaknya sangat keberatan dengan jalur yang hendak ditempuh
Florence. Sedangkan ayahnya, meski mendukung kegiatan kemanusiaan yang dilakukan putrinya ini,
juga tidak ingin Florence menjadi perawat. Karena pada masa itu, pekerjaan sebagai perawat memang
dianggap pekerjaan yang hina. Adapun alasannya adalah sebagai berikut:

a. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara yang miskin) yang
mengikuti ke mana tentara pergi,

b. Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka sehingga
profesi ini dianggap sebagai profesi yang kurang sopan untuk wanita baik-baik, selain itu banyak pasien
memperlakukan wanita yang tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak sopan (tidak
senonoh),

c. Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena alasan-alasan
di atas,

d. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak dibandingkan menjalankan tugasnya
sebagai seorang perawat.
Meskipun mengahadapi hambatan dari keluarga dan alasan-alasan Florence tetap memiliki keinginan
yang kuat untuk menjadi seorang perawat. Ketika berumur 20 tahun Florence meminta izin kepada
orang tuanya untuk bekerja di rumah sakit dan belajar tentang keperawatan. Akan tetapi orang tuanya
tetap tidak mengijinkannya karena keadaan rumah sakit pada saat itu sangaat memprihatinkan.
Walaupun mendapat larangan dari kedua orang tuanya semangat Florence untuk menjadi perawat tidak
hilang.

Pada suatu hari nenek Florence sakit. Saat itu Florence mendapat kesempatan untuk merawat neneknya
sampai pada akhirnya beliau meninggal. Dengan pengalaman merawat neneknya tersebut
bertambahlah pengalaman Florence dalam merawat orang sakit. Florence berpendapat bahwa ia perlu
menuntut ilmu agar dapat menjalankan pekerjaan perawat dengan baik karena menolong sesama
manusia sama halnya dengan mengabdikan diri kepada Tuhan. Florence bertanya kepada seorang
dokter tamu dari Amerika, Dr. Samuel Howe, “Apakah pantas bagi seorang gadis Inggris mencurahkan
hidupnya untuk menjadi seorang perawat?” Dr. Samuel Howe menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak
biasa dianggap tidak layak. Tetapi bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi
seorang wanita terhormat bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang lain.”

Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic Sisters of Charity yang
memberikan jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya dengan melayani orang lain. Dr. Howe
menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di Jerman, didirikan oleh Pendeta Theodor Fliedner.
Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi ratusan tempat tidur, sekolah perawatan bayi,
sebuah penjara berpenghuni dua belas orang, sebuah rumah sakit jiwa untuk para yatim, sekolah untuk
melatih para guru, dan sekolah pelatihan untuk para perawat disertai ratusan diaken. Setiap kegiatan
selalu diikuti dengan doa. Florence sangat tertarik dan bersemangat menanggapi cerita Dr. Howe dan
mengatakan bahwa Kaiserworth adalah tujuannya. Pada bulan Juli 1850 saat ia telah berusia 30 tahun,
Florence pergi ke Kaiserworth di Jerman. Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal selama
tiga bulan. Dia pulang dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya harus membebaskan diri dari
kehidupannya yang terkekang.

Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai pengawas di
Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-
pemikiran baru ke dalam institusi itu dan menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air
panas ke setiap lantai, elevator untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat langsung
memanggil para perawat dengan menekan bel.

Dia juga menetapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte, institusi tersebut menerima semua
pasien dari semua denominasi dan agama. Di sini florence beragumentasi sengit dengan Komite Rumah
Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik. Florence mengancam akan mengundurkan
diri, kecuali bila komite ini merubah peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis berbunyi; “rumah
sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya,
serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan
ulama untuk orang Islam”

Menanggapi anccaman Florence ini, Komite Rumah Sakit pada akhirnya merubah peraturan tersebut
sesuai permintaan Florence.

Peran Florence Nightingale pada Perang Krimea

Pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Rusia untuk menguasai
Krimea dan Konstantinopel (pintu gerbang menuju Timur Tengah). Banyak prajurit yang gugur dalam
pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit
yang sakit dan

luka-luka.

Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam
tulisannya untuk harian TIME wartawan tersebut menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang luka
bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, “Apakah Inggris tidak
memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan kemanusiaan yang mulia
ini?”.

Hati rakyat Inggris pun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa saatnya telah tiba abgi dirinya
untuk bertindak, ia pun menulis surat kepada menteri perang saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi
sukarelawan di perang krimea..

Pada pertemuan antara Florence dan Sidney Herbert terungkap bahwa Florence adalah satu-satunya
wanita yang mendaftarkan diri. Dijelaskan bahwa banyak prajurit-prajurit yang mati di Krimea bukan
karena peluru ataupun bom, namun hal tersebut disebabkan karena tidak adanya perawatan, dan
perawat pria yang ada jumlahnya tidak memadai. Ia meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis
sukarelawan dan Florence menyanggupinya.

Sebagai Menteri Perang, Sidney Herbert meminta Florence untuk mengepalai sebuah tim perawat bagi
rumah sakit militer di Scutari, Turki. Florence menggunakan kesempatan tersebut dengan baik. Dia
berangkat bersama sebuah tim pilihan yang terdiri dari 38 orang perawat. Hanya 14 orang perawat yang
mempunyai pengalaman di lapangan sementara 24 orang lainnya adalah anggota lembaga keagamaan
yang terdiri dari Biarawati Katolik Roma, perawat rumah sakit Protestan, dan beberapa biarawati
Anglikan yang berpengalaman di bidang penyakit kolera. Teman-temannya, Charles dan Selina
Bracebridge juga turut bersama tim tersebut untuk mendorong semangatnya.

Tiba bulan November 1854 di Barak Selimiye, di Scutari dengan 38 rekanrekannya, mereka mendarat di
sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat tiba disana kenyataan yang mereka hadapi lebih
mengerikan dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan
tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang
terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa
ada yang merawat.

Florence melihat para prajurit yang terluka tidak mendapat perawatan dengan baik. Obat-obatan yang
minim ditambah dengan tidak diperhatikannya kebersihan sering membawa akibat yang fatal bagi
pasien. Peralatan untuk menyiapkan makanan bagi para pasien pun tidak tersedia.

Selama perang berlangsung, Florence menghadapi tantangan berat untuk meyakinkan para dokter
militer bahwa para perawat wanita pun diperlukan di sebuah rumah sakit militer.

Dokter -dokter bekerja cepat pada saat pembedahan, mereka memotong tangan, kaki, dan
mengamputasi apa saja yang membahayakan hidup pemiliknya, potongan-potongan tubuh tersebut
ditumpuk begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk membuangnya jauh-jauh ke tempat lain.
Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah menggunung menjadi satu dan mengeluarkan bau tak
sedap.

Florence diajak mengelilingi neraka tersebut oleh Mayor Prince, dokter kepala rumah sakit tersebut dan
menyanggupi untuk membantu. Kenyataan yang demikian membuat Florence semakin yakin bahwa
yang membunuh para prajurit justru kondisi tempat perawatan yang sangat buruk. Sekembalinya ke
Inggris, Florence mengumpulkan lebih banyak bukti yang disodorkannya kepada Komisi Kesehatan
Angkatan Darat. Ia melaporkan betapa banyaknya prajurit yang meninggal akibat buruknya kondisi di
barak-barak. Hal inilah yang kemudian memengaruhi karier keperawatan Florence.

Akhir Hidup

Florence Nightingale meninggal dalam tugasnya pada tanggal 13 Agustus 1910 pada usia 90 tahun
karena penyakit tifus. Florence telah berjasa besar bagi dunia medis, khususnya menetapkan fondasi
keperawatan. Betapa perawat adalah profesi yang penting dan harus diperlengkapi dengan pendidikan
khusus. Tidak heran, bila profesi ini kini menjadi profesi yang sangat mulia, jauh melebihi pandangan
masyarakat Inggris sebelumnya.

Warisan Florence Nightingale

Salah satu warisan yang sangat berharga dari Florence ialah sistem kesehatan publik. Sistem tersebut
menunjukkan keyakinannya akan hukum Tuhan, Sang Pencipta segalanya, selain itu pendekatannya juga
menyeluruh. Ia juga menekankan pentingnya kesehatan dan pencegahan penyakit secara konsisten. Ia
mencetuskan perilaku hidup yang sehat dengan:

1. rumah yang layak huni (sesuatu yang langka di masanya, bahkan bagi mereka yang hidup makmur);
2. air dan udara yang bersih;

3. nutrisi yang baik;

4. kelahiran yang aman (tingkat kematian dalam proses kelahiran maupun pasca kelahiran karena
demam, lebih tinggi);

5. perawatan anak yang benar, yang ditunjukkan dengan tidak satu anak pun yang menjadi pekerja.

Florence juga memegang peranan yang sangat penting dalam mengangkat harkat para perawat.
Meskipun bila kita cermati, hal ini sudah dilakukan sejak Pendeta Theodor Fliedner dan istrinya
membangun rumah sakit di Kaiserswerth, Florence yang berperan menaikkan derajat para perawat
sebagai profesional yang dihargai. Pada tahun 1860, ia mendirikan Nightingale Training School bagi para
perawat di Rumah Sakit St. Thomas.

Pada tahun 1860, karya terbaiknya, Notes on Nursing dipublikasikan. Karya ini menjadi penting
mengingat di dalamnya terdapat prinsip-prinsip keperawatan yang meliputi pengawasan yang teliti dan
sensitif bagi para pasien.

Selain itu, minat dan kemampuan matematis yang dimilikinya semenjak kecil membuat Florence
menjadi salah satu tokoh yang turut berperan penting dalam hal statistik. Ia mengompilasi,
menganalisis, dan mempresentasikan pengamatan medisnya dengan bidang yang juga dikuasai ayahnya.
Salah satu peranannya ialah dalam mempresentasikan informasi secara visual. Ia bisa dikatakan
memperbaiki "grafik kue pie" yang diperkenalkan pertama kali oleh William Playfair pada tahun 1801.
Dalam penjelasannya di hadapan anggota parlemen, Florence menggunakan grafik yang menyerupai
histogram melingkar yang kita kenal belakangan, mengingat para anggota parlemen terlihat tidak suka
membaca atau memahami laporan statistik tradisional.

Belakangan, Florence mempelajari sanitasi di India dengan statistik yang komprehensif. Ia juga menjadi
orang terkemuka yang memperkenalkan pengembangan pelayanan medis dan kesehatan publik di sana.
Atas perannya ini, ia menjadi wanita pertama yang berbagian dalam Royal Statistical Society, yang juga
menjadi anggota kehormatan dari American Statistical Association.

Selain mempromosikan keseragaman statistik di rumah sakit Florence juga merupakan salah satu
penguji data yang berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan. Ia juga menjadi orang pertama yang
memimpin studi tingkat kelahiran anak-anak Aborigin di daerah-daerah koloni Inggris.

Paradigma dan Kerangka Konsep


1. Manusia

Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Walaupun
memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan Nightingale tentang
seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada mereka yang sehat,
sebenarnya terkait dengan dimensi psikologis dari manusia.

2. Lingkungan

Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi
proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam
mempertahankan kesehatan individu yang meliputi udara bersih, air yang bersih, pemeliharaan yang
efisien kebersihan, serta penerangan atau pencahayaan.

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis yang
dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas
melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan
adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik atau
tubuhnya.

3. Kesehatan

Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal


mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor
lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor lingkungan meliputi:

1) Kebersihan,

2) Minuman,

3) Nutrisi,

4) Kelembaban,

5) Jalan udara,

6) Saluran air.

Yang mempengaruhi kesehatan menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan
dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses perbaikan, tubuh berusaha untuk
memperbaiki masalah. Juga merupakan suatu kesempatan untuk meningkatkan pandangan spiritual.
Oleh karena itu, Nightingale sangat menekankan bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam
lingkungan rumah sakit tetapi juga komunitas.

4. Keperawatan
Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan sebagai
mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik, sehingga alam akan
menyembuhkan pasien. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan
tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita menciptakan atau
membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yang pada dasarnya bertujuan untuk
mencegah penyakit.

Definisi keperawatan menurut Florence Nightingale

Teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan
modern”. Meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi oleh seorang wanita.
Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan ketenangan.
Kesehatan adalah usaha untuk menjaga agar tetap sehat sebagai upaya menghindari penyakit yang
berasal dari factor kesehatan lingkungan. Wabah penyakit adalah proses penyebaran secara
alami karena adanya sesuatu yang kurang diperhatikan.

a. Hubungan Teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep

1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan

a. Individu/manusia

Memiliki kemampuan besar untuk memperbaiki kondisinya dalam menghadapi penyakit.

b. Keperawatan

Bertujuan membawa/mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui
upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.

c. Sehat/sakit

Fokus perbaikan untuk sehat.

d. Masyarakat/lingkungan

Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada
ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.

2. Hubungan Florence Nightingale dengan proses keperawatan


a. Pengakjian/pengumpulan data

Data pengkajian Florence Nighitngale lebih menitiberatkan pada kondisi lingkungan(lingkungan


fisik,psikhis,social)

b. Analisa data

Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan pada kondisi klient
yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.

c. Masalah

Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungannya

d. Diagnosa Keperawatan

Berbagai masalah klient yang berhungan dengan lingkungannya, misalnya faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap efektivitas asuhan, penyesuaian terhadap lingkungan.

e. Implementasi

Upaya dasar merubah mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan
yang baik yang mempengaruhi kehidupan pertumbuhan fisik dan perkembangan individu.

f. Evaluasi

Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.

Konsep Mayor

Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam
upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan
keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuate (jumlah vitamin atau mineral yang
cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata,
upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa
tergantung dengan profesi lain.

Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga akhirnya
dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan
kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengarui proses
perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang
dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan
lingkungan sosial.

b. Lingkungan fisik (Physical environment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut
mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien
dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien
harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi oranglain maupun dirinya sendiri. Luas,
tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur
harus mendapatkanpenerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien
ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

c. Lingkungan psikologi (Psychology environment)

Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan
berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat
merangsang semua faktor untuk dapat mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien
dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara
terburu-buru atau terputus-putus.

Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan
pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak
boleh memberikan harapan yang terlalu muluk muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal
yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

d. Lingkungan Sosial (Social environment)

Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik (khusus), kumpulan data-
data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada
umumnya.

Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam
hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan
rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap
lingkungan secara khusus.
Penjelasan Skema/Bagan Model Keperawatan Florence Nigtingale

A. Komponen Lingkungan Menurut Teori Florence Nightingale:

a. Lima komponen pokok lingkungan sehat menurut Florence Nightingale:

1) Peredaran hawa baik.

Maksudnya adalah suatu keadaan dimana suhu berada dalam keadaan normal.

2) Cahaya yang memadai

Cahaya yang cukup dalam pemenuhan kesehatan pasien.

3) Kehangatan yang cukup

Kehangatan yang diperlukan untuk proses pemulihan.

4) Pengendalian kebisingan

Suatu cara agar pasien merasa nyaman dan tidak terganggu oleh kebisingan (keributan).

5) Pengendalian effluvia (bau yang berbahaya)

Menjauhkan pasien dari bau yang menyebabkan gangguan dalam kesehatan.

b. 12 macam komponen umum dalam Teori Florence Nightingale:

1) Kesehatan rumah

Rumah yang sehat adalah rumah yang bersih, sehingga seseorang merasa nyaman.

2) Ventilasidan pemanasanVentilasi

merupakan perhatian utama dari teori Nightingale. Ventilasi merupakan indikasi yang berhubungan
dengan komponen lingkungan yang menjadi sumber penyakit dan dapat juga sebagai pemulihan
penyakit.
3) Cahaya

Pengaruh nyata terhadap tubuh manusia. Untuk mendapatkan manfaat dari pencahayaan konsep ini
sangat penting dalam teori Florence, dia mengidentifikasisecara langsung bahwa sinar matahari
merupakan kebutuhan pasien. Menurutnya pencahayaan mempunyai sinar matahari, perawat
diinstruksikan untuk mengkondisikan agar pasien terpapar dengan sinar matahari.

4) Kebisingan

Kebisingan ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau ruangan. Hal tersebut perlu dihindarkan
karena dapat mengganggu pasien.

5) Variasi keanekaragaman

Berbagai macam faktor yang menyebabkan penyakit bagi sesesorang, missalnya makanan.

6) Tempat tidur

Tempat tidur yang kotor akan mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang dan juga pola tidur yang
kurang baik akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.

7) Kebersihan kamar dan halaman

Kebersihan kamar dan halaman sangat berpengaruh bagi kesehatan. Oleh karena itu, pembersihan
sangat perlu dilakukan pada kamar dan halaman.

8) Kebersihan pribadi

Kebersihan pribadi sangat mendukung kesehatan seseorang karena merupakan bagian dari kebersihan
secara fisik.

9) Pengambilan nutrisi dan makanan

Pengambilan nutrisi sangat perlu dalam hal menjaga keseimbangan tubuh. Adanya nutrisi dan pola
makan yang baik sangat berpengaruh bagi kesehatan.

10) Obrolan, harapan dan nasehat

Dalam hal ini, komponen tersebut menyangkut kesehatan mental seseorang dalam menyikapi
lingkungannya. Komunikasi sangat perlu dilakukan antara perawat, pasien dan keluarga. Mental yang
yang terganggu akan mempengaruhi kesehatan pasien.

11) Pengamatan orang sakit

Pengamatan sangat perlu dilakukan oleh seorang perawat, dimana seorang perawat harus tahu sebab
dan akibat dari suatu penyakit.
12) Pertimbangan social

Tidak melihat dari suatu aspek, untuk mengambil suatu keputusan tetapi dari berbagai sisi.

B. Hubungan Teori Florence Nightingale Dengan Beberapa Konsep:

1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan

a. Individu/manusia memiliki kemampuan besar untuk memperbaikan kondisinya dalam menghadapi


penyakit.

b. Keperawatan bertujuan membawa/mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat


melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.

c. Sehat/sakit fokus pada perbaikan untuk sehat.

d. Masyarakaat/lingkungan melibatkan kondisi Eksternal (lingkungan luar) yang mempengaruhi


kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.

2. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan

a. Pengkajian/pengumpulan data

Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik,
psikis dan sosial).

b. Analisa data

Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan dengan kondisi klien
yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.

c. Masalah difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya:

1. Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan.

2. Ventilasi Merupakan indikasi yang berhubungan dengan komponen lingkungan yang menjadi
sumber penyakit dan dapat juga sebagai sumber pemulihan penyakit.

3. Pembuangan sampah.

4. Pencemaran lingkungan.

5. Komunikasi sosial, dll.

d. Diagnosa Keperawatan berbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain:

1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.


2. Penyesuaian terhadap lingkungan.

3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.

e. Implementasi (Pelaksanaan)

Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan


yang baik yangmempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan individu.

f. Evaluasi

Mengobservasi (Pengamatan) dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.

1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.

2. Penyesuaian terhadap lingkungan.

3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.

g. Implementasi (Pelaksanaan)

Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan


yang baik yangmempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan individu.

C. Hubungan Teori Florence Nightingale Dengan Teori-teori Lain

1. Teori adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya. Kekuatan
dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri. Berhasil tidaknya
respon adaptasi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence
Nightingale.

2. Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya berperan
penting pada setiap individu dalam berespon adaptif (baik) ataumal adaptif (tidak baik).

3. Teori kebutuhan Menurut Maslow, pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence
Ninghtingale, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi dan
kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih. Teori
kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan kemampuan
manusia dalam mempertahankan hidupnya.
4. Teori stress.

Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus ditangani. Stress
dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat mendorong individu untuk
mengambil tindakan positip dalam mencapai keinginan atau kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan
kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu tidak dapat mengatasi. Florence Nightingale,
menekankan penempatan pasien dalam lingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek
stressos, misalnya tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, semuanya itu
dipandang sebagai suatu stressor (penyebab stress) yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga
mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping(pertahan terhadap stress) individu.

Melalui observasi (pengamatan) dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan antara status
kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil, yang menimbulkan perbaikan kondisi
hygiene (bersih) dan sanitasi selama perangCrimean. Kondisi hygene (bersih) penting untuk membantu
pasien tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku.

Di zaman sekarang ketika seseorang sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau menyikat gigi atau
membersihkan kuku; bernapas atau mengatasi nyeri tampak lebih penting. Oleh karenanya, perawat
perlu melihat apakah pasien dapat membersihkan diri mereka sendiri dan membantu mereka bila
mungkin.

Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka
menginginkan bantuan. Praktik budaya dan agama dapat membedakan praktik hygiene (bersih).
Hygiene adalah sangat pribadi dan masing-masing individu mempunyai ide yang berbeda tentang apa
yang mereka ingin lakukan.

Jika memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi kebutuhan pribadinya dari pada
melakukan standar rutin. Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi
tidak untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang yang
sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses
penyembuhan penyakit.

Itulah beda perawat dan dokter. Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk menyembuhkan
penyakit kepada si pasien tetapi mereka juga harus bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial
pasien sembuh. Setelah mereka merasa sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin
(kejiwaan) mereka tenang dan nyaman.

Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan kenyamanan bagi
pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan dalam perawatan pasien tidak
dibedakan yang kaya dan miskin.
Aplikasi Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan

Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien yang diterapkan dalam
keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama dalam menentukan penyembuhan
pasien.

a. Udara segar

Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus merupakan prinsip utama
dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap
bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.

b. Air bersih

Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada pasien. Oleh karena itu,
perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga kebersihannya.

c. Saluran pembuangan yang efesien

Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya, jarak waktu
pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.

d. Kebersihan

Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat memerlukan kebersihan
yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Focus perawatan klien menurut Nightingale
adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat
kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.

e. Cahaya

Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya matahari. Nightingale
yakin sinar matahari dapat memberi rmanfaat yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga
perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat
Kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).

a. Aplikasi Teori Keperawatan

Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit merupakan hal yang perlu
dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat pasien merasa nyaman, pada saat memberi makanan di
rumah sakit misal dengan membersihkan meja tempat tidur dan yakinkan ada tempat untuk semua
piring. Makanan harus di hidangkan pada nampan bersih dan harus terlihat menarik. Yakinkan ada alat
makan yang digunakan.

Teori Nightingale memandang Pasien dalam kontek lingkungan keseluruhan:

1) Lingkungan fisik,

2) Psikologis,

3) Sosial.

Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klient
dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan sanitasi
selama perang Crimean. Kondisi higene penting untuk membantu pasien tetap bersih dan untuk
merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku. Di jaman sekarang ketika seseorang sakit, akan sulit
memikirkan tentang mandi atau menyikat gigi atau membersihkan kuku, bernapas atau mengatasi nyeri
tampak lebih penting.

Oleh karena itu, perawat perlu melihat apakah pasien dapat mebersihkan diri mereka sendiri dan
membantu mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan
dan bagaimana mereka menginginkan bantuan. Praktek budaya dan agama dapat membedakan praktek
higiene. Higiene adalah sangat pribadi dan masing – masing individu mempunyai ide yang berbeda-beda
tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan, perawat harus membantu pasien
memenuhi kebutuhan pribadinya daripada melakukan standard rutin.

Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit, tetapi tidak untuk
menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang yang sakit dan
dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses penyembuhan
penyakit. Itulah beda perawat dan dokter. Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk
menyembuhkan penyakit kepada si pasien, tetapi mereka juga harus bisa membuat lingkungan fisik,
psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka merasa sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir
maupun batin mereka tenang dan nyaman.

Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan kenyamanan bagi
pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan dalam perawatan pasien tidak
dibedakan yang kaya dan miskin.

b. Contoh Kasus

Banyak kasus orang dipulangkan dari rumah sakit ke rumah ketika mereka masih membutuhkan asuhan
keperawatan, sehingga perawat sering memberikan perawatan di rumah yamg hampir sama dengan
yang mereka berikan pada pasien di rumah sakit.
Berdasarkan teori ada beberapa hal yang pelu di lakukan perawat atau beberapa contoh peran perawat
berdasarkan teori :

1) Pada saat memberikan nutrisi kepada pasien yang harus dilakukan perawat adalah :

a) Membuat pasien merasa nyaman,

b) Menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik,

c) Memposisikan pasien untuk makan,

d) Membuat lingkungan sekitar nyaman,

e) Jika perlu, perawat bisa membantu pasien makan.

2) Hal – hal lain yang perlu dilakukan perawat berdasarkan teori :

a) Memberikan kenyamanan dan ketenangan lingkungan kepada pasien,

b) Merawat pasien dengan benar,

c) Bekerja sama dengan dokter untuk mengobati pasien,

d) Melindungi pasien,

e) Menjaga lingkungan pasien dalam kondisi hygiene,

f) Menjaga pasien dari infeksi,

g) Memberikan udara kepada pasien agar pasien dapat bernapas dengan, tenang dan nyaman,

h) Memberikan rasa aman kepada pasien,

i) Mengetahui dan mengontrol kondisi pasien setiap waktu.

Kelebihan dan kelemahan

a. Kelebihan teori Florence Nigtingale

1) Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia keperawatan.
2) Pada zaman keperawatan Florence Nightingale memandang pasien dalam kontek keseluruhan
lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.

3) Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan
pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan, dan nutrisi adekuat.

4) Pengkajian atau observasi yang dilakukan Florence Nightingale bukan demi berbagai informasi atau
fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyalamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan
keamanan.

5) Semua tindakan yang dilakukan penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan Y.M.E.

6) Asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan semangat semata-mata untuk kesembuhan
pasien.

b. Kelemahan teori Florence Nigtingale

1) Teori Keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan kemampuannya.

2) Perawat pada saat itu dianggap pekerjaan remeh dan disepelekan oleh banyak orang.

3) Kurangnya dukungan dari perawat lain dalam proses pelayanan dan perkembangannya saat itu.

4) Kurangnya sarana dan pra-sarana yang menunjang.


Kesimpulan

Teori model konsep Florence nightingale memposisikan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan,
dan perawat tidak perlu lagi memahami seluruh proses penyakit, dalam upaya memisahkan antara
profesi keperawatan dengan kedokteran. Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam
perkembangan praktek keperawatan, sehingga dikembangkan secara luas dengan tindakan yang hanya
memberikan kebersihan lingkungan kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses
perawatan pada pasien sehingga perlu diperhatikan. Nightingale tidak memandang perawat secara
sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi
pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang
adekuat (Nightingale, 1860; Torres 1986).

Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi tidak untuk
menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merwat orang yang sakit dan dokter
adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses penyembuhan penyakit.
Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit tetapi mereka juga harus
bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, social pasien sembuh.

Saran

Floren Nightingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses keperawatan dan proses
penyembuhan penyakit. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien
yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita saying. Menjadi perawat
bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia
ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan
penuh kasih sayang.

Anda mungkin juga menyukai