Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lichen sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras
dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organisme
lainnya. Saat ini Lichen telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat,
beberapa jenis Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi, oleh karena
itu perlu dijelaskan mengenai Lichen tersebut khusunya pada pemanfaatan Lichen
bagi kehidupan. Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling
menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap
air serta mineral. Ganggang yang hidup di antara miselium jamur berfungsi
menyediakan makan melalui fotosintesis. Lumut kerak adalah organisme hasil
simbiosis mutualisme. Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam.
Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim
seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di
Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari – 2500 species yang ada. Lumut
adalah organisme komposit terdiri dari simbiosis asosiasi dari jamur (mycobiont itu)
dengan fotosintesis mitra (yang photobiont atau phycobiont), biasanya baik ganggang
hijau (umumnya Trebouxia sp) atau cyanobacterium (umumnya Nostoc). Lumut
terjadi di beberapa lingkungan yang paling ekstrim di Bumi- tundra Arktik, padang
pasir panas, pantai berbatu dan tumpukan terak beracun. Namun, mereka juga
berlimpah sebagai epifit pada daun dan cabang di hutan hujan dan hutan subtropis,
pada batu telanjang, termasuk dinding, batu nisan dan pada permukaan tanah yang
terbuka (misalnya Collema ) dinyatakan habitat mesic. Lumut yang luas dan dapat
berumur panjang. Namun, banyak spesies juga rentan terhadap gangguan lingkungan,
dan mungkin berguna untuk ilmuwan dalam menilai efek dari polusi udara, penipisan
ozon, dan kontaminasi logam. Lumut juga telah digunakan dalam pembuatan pewarna
dan parfum, serta obat-obatan tradisional. Tubuh (talus) dari lumut yang paling cukup
berbeda dengan baik jamur atau alga tumbuh secara terpisah, dan menyolok mungkin
menyerupai tanaman sederhana. Lichenes merupakan organisme yang sangat kuat

1
untuk bertahan hidup, namun organisme ini sangat sensitif terhadap polutan udara
sulfur oksida (Jenifer et al, 1996).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri, morfologi dan anatomi dari Lichenes ?
2. Bagaimana klasifikasi dari Lichenes ?
3. Bagaimana perkembangbiakan dari Lichenes ?
4. Apakah manfaat atau peranan dari Lichenes ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri, morfologi dan anatomi Lichenes
2. Untuk mengetahui klasifikasi Lichenes
3. Untuk mengetahui dan memahami perkembangbiakan Lichenes
4. Untuk mengetahui dan menerapkan manfaat Lichenes

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Ciri-Ciri, Morfologi, dan Anatomi


1. Pengertian
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga
secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Tumbuhan ini tergolong
tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Lichenes
menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat beradaptasi
pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol sinar terik
matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh mikroba dan
mengurangi kompetisi dengan tumbuhan, dll. Alga dan jamur bersimbiosis
membentuk lichenes baru jika bertemu jenis yang tepat. Para ahli mengemukakan
berbagai pendapat mengenai pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam dunia
tumbuhan. Ada yang berpendapat bahwa lichenes dimasukkan ke dalam kelompok
yang tidak terpisah dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpedapat bahwa lichenes
perlu dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri. Alasan dari
pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun tubuh lichenes
tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga. Hal lain didukung oleh karena
adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur yang
hidup terpisah. Dengan demikian, Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah
ilmiah) adalah suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis
erat dari fungus (sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang
dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanyaNostoc).
Kerja sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari
komponen simbiotiknya.
Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi
sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu
kesatuan. Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, dapat
bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru
(Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga
ganggang hijau (chlorophyceae) seperti Cystococcus dan Trentepohlia.
Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam
Ascomycetes terutama Discomycetales. Menurut habitusnya, Lichen dibagi

3
menjadi dua yaitu Lichenes dengan talus berbentuk seperti lembaran-lembaran
dan Lichenes dengan talus berbentuk seperti semak -semak (Tjitrosoepomo,1989).
Lichenes (lumut kerak) merupakan simbiosis antara jamur dari golongan
Ascomycotina atau Basidiomycotina (mikobion) dengan Chlorophyta atau
Cyanobacteria bersel satu (fikobion). Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis
yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Lumut kerak bersifat endolitik
karena dapat masuk pada bagian pinggir batu. Jamur pada liken berfungsi
mengokohkan tubuhnya dan menghisap air atau zat makanan. Sedangkan
ganggang, berfungsi melakukan fotosintesis. Simbiosis antara kedua jenis
tumbuhan tersebut bersifat simbiosis mutualisme. Lichenes hidup secara epifit
atau melekat dimana saja, baik itu pada batu(endolitik), gunung-gunung yang
tinggi., pohon tepi pantai, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah
tundra, lichen ini sendiri sangat berguna bagi pembentukan tanah karena sifat dari
lichen sendiri sebagai tumbuhan perintis (Suraida 2013).
Lichenes merupakan tumbuhan epifit pada pohon-pohon, di atas tanah,
terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Tergolong tumbuhan perintis
yang berperan dalam pembentukan tanah. Tidak memerlukan syarat hidup yang
tinggi dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama dan pertumbuhan
talus sangat lambat. Lichen adalah spesies indikator terbaik yang menyerap
sejumlah besar kimia dari air hujan dan polusi udara (Hardini: 2010).
2. Ciri-ciri, Morfologi dan Anatomi Lichenes
Ciri- ciri umum dari Lichenes sebagai berikut :
a. Pada Penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan
membalut sel-sel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke
dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan
sel-sel lembaganya sendiri.
b. Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput
lander sel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk
Lichenesnya.
c. Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan
merupakan lapisan teras / empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae
bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas
miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.

4
d. Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat F
dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak
menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.
e. Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di
atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan
perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis
dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.
f. Syarat hidupnya tidak sulit dan tahan terhadap kekurangan air dalam
waktu yang lama.Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak
mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali
g. Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah
mengadakan pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.
h. Kebanykan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.
i. Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya
membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.

Dibawah mikroskop, lichen terlihat jelas terdiri atas hifa jamur dan sel
ganggang seperti yang terdapat pada gambar a dan gambar b. Interaksi
antara kedua jenis organisme tersebut terjadi karena masing-masing
organisme saling membutuhkan sesuatu yang tidak dapat dipenuhi diri
mereka sendiri. Ganggang mampu menyediakan makanan untuk jamur.
Ganggang biru dapat memfiksasi nitrogen bebas, kemudian menyediakan
nitrogen organik untuk jamur. Sementara itu, jamur dapat memberikan
lingkungan dan perlindungan untuk kehidupan ganggang. Susunan hifa
jamur memungkinkan terjadinya pertukaran udara, menahan air dan
garam-garam mineral, serta melindungi ganggang dari sengatan cahaya
matahari.

5
Gambar a: Lichenes pada batang pohon

Gambar b: Asosiasi antara alga dan jamur

Pertumbuhan lumut kerak memperlihatkan beberapa macam bentuk morfologi


yang berbeda, yang dikenal sebagai:
1) Morfologi Luar
Tubuh lichenes disebut thallus yang secara vegetatif memiliki
kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini mempunyai warna abu – abu
atau abu-abu kehijauan. Untuk beberapa spesies ada yang memiliki warna
kuning, oranye, coklat ataupun merah dengan habitatnya yang bervariasi.
Bagian tubuh yang memanjang secara selluler disebut hifa. Hifa adalah organ
vegetatif dari thallus miselium yang tidak dikenal pada jamur yang bukan

6
jamur lichenes. Alga akan selalu berada pada permukaan dari thallus.
Berdasarkan bentuknya, lumut kerak atau lichenes ada 4 bentuk seperti yang
terdapat pada gambar c , yaitu sebagai berikut.

Gambar c: Bentuk-bentuk Lichenes

a. Crustose
Lichenes atau lumut kerak jenis ini mempunyai thallus yang
berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu,
kulit pohon atau pun di tanah. Lumut jenis ini susah untuk dicabut
tanpa merusak bagian substratnya. Bagian Lichen Crustose yang
tumbuh terbenam di dalam batu dan hanya bagian tubuh buahnya yang
terdapat di permukaan disebut endolitik, dan sebaliknya bagian yang
tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut dengan
endoploidik / endoploidal.
b. Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang bentuknya
tersusun oleh lobus – lobus dan relatif lebih longgar melekat pada
bagian substratnya. Bentuk thallus foliose ini datar dan sedikit lebar,
terdapat banyak lekukan seperti daun yang mengkerut. Bagian
permukaan atas dan permukaan bawah foliose tampak berbeda.
Lichenes ini sering ditemukan melekat pada batu, ranting dengan

7
rhizines yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan absorbsi
makanan.
c. Fruticose

Fruticose bentuk thallusnya berupa semak dengan banyak


cabang dengan bentuknya yang seperti pita. Thallus fruticose tumbuh
tegak atau menggantung pada batu, dedaunan atau cabang pohon.
Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah dari
fruticose ini.

d. Squamulose
Lichen jenis squamulose ini memiliki lobus – lobus seperti
sisik yang disebut squamulus dengan ukuran yang lebih kecil dan
saling bertindih serta sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut
dengan podeti

Struktur anatomi lumut kerak diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini
mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu:

a. Lapisan Luar (korteks)


Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang rapat dan kuat,
menjaga agar lumut kerak tetap dapat tumbuh. Berupa jalinan yang
padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling
mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan
berguna untuk perlindungan. Daerah alga, merupakan lapisan biru atau
biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari
jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau,
yaitu Gleocapsa, Nostoc, Rivularia dan Chrorella.
b. Lapisan thallus,
Lapiasn thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan
gonidial sebagai organ reproduksi. Lapisan Gonidium Merupakan
lapisan yang mengandung ganggang yang menghasilkan makanan
dengan berfotosintesis. Terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan
membentuk suatu bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur
pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai
dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di

8
sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian
ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian
hubungan antara dua pembuluh.
c. Lapisan Empulur
Lapisan empulur tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat,
berfungsi untuk menyimpan persediaan air dan tempat terjadinya
perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun (foliose) dan
perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama
dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk
menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid. Korteks bawah
Lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar
dengan kulit bagian luar.
d. Korteks bawah,
Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines). Ada
beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian
ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang
fungsinya sebagai proteksi. Dari potongan melintang Physcia sp.
terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada
bagian bawah. Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel
jaringan jamur yang disebut medulla. Struktur pipih pada bagian atas
dan kanan disebut apothecia dan lapisan coklat di atasnya disusun oleh
asci, yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari:
1. Soredia, Soredia terdapat pada bagian medulla yang keluar
melalui celah kulit sehingga soredia dapat dilihat dengan
mudah. Pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredia
yag diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang
sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Soredia itu sendiri
merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang
membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi
satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia ini
terdapat di dalam soralum.

9
2. Isidia, Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan
dan terdapat pada kulit luar. Diamaternya 0,01-0,03 m dan
tingginya antara 0,5-3 m. Berdasarkan kemampuannya
bergabung dengan thallus, maka dalam media
perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan
luarnya. Sebanyak 30 % dari spesies foliose dan fructicose
mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum diketahui,
tetatpi dianggap sebagai faktor genetika.
3. Lobula, Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus
lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit
luar. Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis
foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera.
Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
4. Rhizines, Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa
yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian
bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke bagian dalam.
Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria,
Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada
Anaptycis dan beberapa Parmelia.
5. Tomentum, Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari
rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau
untaian yang renggang. Biasanya muncul pada lapisan bawah
seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.
6. Cilia, Berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon
dari hifa yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia
berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara
tumbuh saja.
7. Cyphellae dan Pseudocyphellaeypellae berbentuk rongga bulat
yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya
dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae mempunyai
ukuran yang lebih kecil dari cyphellae dan terdapat pada
korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan
Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat
pernafasan atau pertukaran udara.
10
8. Cephalodia, Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari
thallus yang terdiri darialga-alga yangg berbeda dari inangnya.
Pada jenis Peltigera Aphthosa, Cephalodia mulai muncul
ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh
hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini
mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera,
Lecanora, Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose
lain.
B. Klasifikasi Lichenes
Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasikan karena merupakan gabungan dari
alga dan fungi serta sejarah perkembangan yang berbeda. Para ahli seperti Bessey
(1950), Martin (1950) dan Alexopoulus (1956), berpendapat bahwa lichenes
dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam kelompok jamur sebenarnya. Bessey
meletakkannya dalam ordo Leocanorales dari Ascomycetes. Smith (1955)
menganjurkan agar lichenes dikelompokkan dalam kelompok yang terpisah yang
berbeda dari alga dan fungi.
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar dasar klasifikasinya secara
umum adalah sebagai beriktu :
Berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya
1. Ascolichens, Cendawan penyusunnya tergolong Pyrenomycetales, maka tubuh
buah yang dihasilkan berupa peritesium. Contoh ;Dermatocarpon dan
Verrucaria. Cendawan penyusunnya tergolong Discomycetes. Lichenes
membentuk tubuh buah berupa apothecium yang berumur panjang. Contoh
;Usnea dan Parmelia. Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh
komponen alga dari famili: Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya
berupa gelatin. Genus dari Mycophyceae adalah Scytonema, Nostoc,
Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari Cholophyceae adalah Protococcus,
Trentopohlia, Cladophora dll.
2. Basidiolichenes, Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae.
Basidiomycetes yaitu dari famili : Thelephoraceae, dengan tiga genus Cora,
Corella dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filamen yaitu : Scytonema dan
tidak berbentuk filamen yaitu Chrococcus. Lichen Imperfect Deutromycetes
fungi, steril. Contoh : Cystocoleus, Lepraria, Leprocanlon, Normandia, dll.

11
Berdasarkan alga yang menyusun thalus

1. Homoimerus, Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen
alga mendominasi dengan bentuk seperti gelatin, termasuk dalam
Mycophyceae. Contoh : Ephebe, Collema
2. Heteromerous Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan
komponen jamur menyebabkan terbentuknya thallus, alga tidak berupa gelatin
Chlorophyceae. Contoh : Parmelia

Berdasarkan type thallus dan kejadiannya

1. Crustose atau Crustaceous, merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di
atas batu, tanah atau kulit pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora
dan Graphis pada kulit kayu. Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian
permukaan atas dan bawah.
2. Fruticose atau filamentous Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita
dengan beberapa bagian menempel pada bagian dasar atau permukaan. Thallus
bervariasi, ada yang pendek dan panjang, rata, silindris atau seperti janggut
atau benang yang menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga
tipis yaitu Ramalina. Yang panjang menggantung seperti Usnea dan Alectoria.
Cladonia adalah tipe antara kedua bentuk itu.
Secara umum Taksonomi lichenes menurut Misra dan Agrawal (1978)
adalah sebagai berikut :
Klas : AscolichensOrdo : Lecanorales
Famili :Lichinaceae, Collemataceae, Heppiaceae, Pannariaceae,
Coccocarpiaceae, Perltigeraceae, Stictaceae, Graphidaceae,
Thelotremataceae, Asterothyriaceae, Gyalectaceae, Lecidaeceae,
Stereocaulaceae, Cladoniaceae, Umbilicariaceae, Lecanoraceae,
Parmeliaceae, Usneaceae, Physciaceae, Theloshistaceae.
Ordo : Sphariales
Famili : Pyrenulaceae, Strigulaceae, Verrucariaceae
Ordo : Caliciales
Famili : Caliciaceae, Cypheliaceae, Sphaephoraceae

12
Ordo : Myrangiales
Famili : Arthoniaceae, Myrangiaceae
Ordo : Pleosporales
Famili : Arthopyreniaceae
Ordo : Hysteriales
Famili : Lecanactidaceae, Opegraphaceae, Rocellaceae
Klas : Basidiolichens
Famili :Herpothallaceae, Coraceae, Dictyonamataceae,
Thelolomataceae.
Klas : Lichens Imperfect
Genus : Cystocoleus, Lepraria, Lichenothrix, Racodium.
C. Perkembangbiakan Lichenes
Perkembangbiakan lichenes melalui tiga cara, yaitu :
1. Secara Vegetatif
a. Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian
tubuh yang telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi
individu baru. Bagian-bagian tubuh yang dipisahkan tersebut
dinamakan fragmen. Pada beberapa fruticose lichenes, bagian tubuh
yang lepas tadi, dibawa oleh angin ke batang kayu dan berkembang
tumbuhan lichenes yang baru. Reproduksi vegetatif dengan cara ini
merupakan cara yang paling produktif untuk peningkatan jumlah
individu.
b. Isidia, Kadang-kadang isidia lepas dari thallus induknya yang masing-
masing mempunyai simbion. Isidium akan tumbuh menjadi individu
baru jika kondisinya sesuai.
c. Soredia,Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang
membelah dan diselubungi benag-benang miselium menjadi suatu
badan yang dapat terlepas dari induknya. Dengan robeknya dinding
thallus, soredium tersebar seperti abu yang tertiup angin dan akan
tumbuh lichenes baru. Lichenes yang baru memiliki karakteristik yang
sama dengan induknya.
2. Secara Aseksual
Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang
sepenuhnya bergantung kepada pasangan jamurnya. Spora yang aseksual
13
disebut pycnidiospores. Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang tidak
motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia. Pygnidia
ditemukan pada permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah
kecil yang terbuka yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari
hifa yang subur dimana jamur pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap
pycnidiospore menghasilkan satu hifa jamur. Jika bertemu dengan alga yang
sesuai terjadi perkembangan menjadi lichenes yang baru.
3. Secara Seksual
Perkembangan seksual pada lichenes hanya terbatas pada pembiakan jamurnya
saja. Jadi yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok
jamur yang membangun tubuh lichenes.
D. Manfaat atau peranan Lichenes
1. Lichenes memiliki bermacam-macam kegunaan dan bahaya, antara lain :
a. Lichenes sebagai bahan makanan
Thallus dari lichenes belum digunakan sebagai sumber makanan
secara luas, karena lichenes memiliki suatu asam yang rasanya pahit
dan dapat menimbulkan gatal-gatal, khususnya asam
fumarprotocetraric. Asam ini harus dibuang terlebh dahulu dengan
merebusnya dalam soda.Tanaman ini mempunyai nilai, walaupun tidak
sama dengan makanan dari biji-bijian. Pada saat makanan sulit didapat,
orang-orang menggunakan lichenes sebagai sumber karbohidrat
dengan mencampurnya dengan tepung. Di Jepang disebut Iwatake,
dimana Umbilicaria dari jenis foliose lichenes digoreng atau dimakan
mentah. Lichenes juga dimakan oleh hewan rendah maupun tingkat
tinggi seperti siput, serangga, rusa dan lain-lain. Rusa karibu
menjadikan sejumlah jenis lichenes sebagai sumber makanan pada
musim dingin, yang paling banyak dimakan adalah Cladina stellaris.
Kambing gunung di Tenggara Alaska memakan lichenes dari jenis
Lobaria linita.
b. Lichenes sebagai obat-obatan
Pada abad pertengahan lichenes banyak digunakan oleh ahli
pengobatan. Lobaria pulmonaria digunakan untuk menyembuhkan
penyakit paru-paru karena Lobaria dapat membentuk lapisan tipis pada
paru-paru. Selain itu lichenes juga digunakan sebagai ekspektoran dan
14
obat liver. Sampai sekarang penggunaan lichenes sebagai obat-obatan
masih ada.

c. Lichenes sebagai antibiotic


Substrat dari lichenes yaitu pigmen kuning asam usnat digunakan
sebagai antibiotik yang ampu menghalangi pertumbuhan
mycobacterium. Cara ini telah digunakan secara komersil. Salah satu
sumber dari asam usnat ini adalah Cladonia dan antibiotik ini terbukti
ampuh dari penisilin. Selain asam usnat terdapat juga zat lain seperti
sodium usnat, yang terbukti ampuh melawan kanker tomat. Virus
tembakau dapat dibendung dan dicegah oleh ekstrak lichenes yaitu :
lecanoric, psoromic dan asam usnat.
d. Lichenes yang berbahaya
Pigmen kuning yang berasal dari jenis Usnea dan Everia dapat
menyebabkan alergi pada kulit dan menyebabkan gatal-gatal. Abu
soredia yang melekat pada kulit akan menimbulkan rasa gatal. Lichen
serigala atau Letharia vulpina adalah lichen beracun. Dari namanya
menggambarkan kegunaannya secara tradisional di bagian utara
Eropah sebagai racun untuk serigala. Bangsa Achomawi
menggunakannya (kadang-kadangdicampur dengan bisa ular) untuk
membuat panah beracun. Walaupun demikian, suku Blackfoot dan
Okanagan-Colville memakai Letharia sebagai teh obat.
1. Kegunaan lain dari lichen
Dari hasil ekstraksi Everina, Parmelia, dan Ramalina diperoleh
minyak. Beberapa diantaranya digunakan untuk sabun mandi dan parfum. Di
Mesir digunakan sebagai bahan pembungkus mummi dan campuran buat pipa
cangklong untuk merokok, khususnya Parmelia audina yang mengandung
asam lecanoric.Ekstrak lichenes dapat juga dibuat sebagai bahan pewarna
untuk mencelup bahan tekstil. Bahan pewarna di ekstrak dengan cara merebus
lichenes dalam air, dan sebagian jenis lain diekstrak dengan cara fermentasi
lichenes dalam amonia. Parmelia sulcata digunakan untuk pewarna wol di
Amerika Utara. Evernia prunastri yang tumbuh di ranting pohon oak di Utara

15
California. Spesies ini di diproduksi secara komersial di Eropa dan dikirim ke
Prancis untuk industri parfum.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai lichenes ini dapat disimpulkan bahwa :
lichenes adalah sejenis tumbuhan yang unik. Tumbuhan ini merupakan simbiosis
antara alga dan jamur tertentu, dan memiliki morfologi, reproduksi dan klsifikasi yang
dapat dikelompokkan ke dalam kelompok tersendiri.Tubuhnya berupa thallus yang
terdiri dari benang-benang hifa. Sebagai tumbuhan perintis, lichenes ikut berperan
dalam pembentukan tanah dan tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi.Tumbuhan
lichenes tidak akan terbentuk tanpa adanya simbiosis antara alga dan jamur yang
sesuai. Tumbuhan ini juga menghasilkan senyawa-senyawa metabolit yang tidak
dihasilkan oleh alga dan jamur yang hidup terpisah. Selain keunikan struktur, fisiologi
maupun reproduksinya, lichenes juga memiliki kegunaan ekonomi yang tidak kalah
pentingnya. Sampai sekarang para ahli masih terus meneliti tumbuhan ini dan ada
yang mengusulkan agar lichenes dimasukkan ke dalam golongan tersendiri dan
terpisah dari jamur dan alga.
2. Saran
Dalam makalah ini telah dipaparkan mengenai Lichenes (lumut kerak).
Namun, peulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah
ini. Untuk itu penulis menyarankan agar pembaca dapat mencari referensi lain untuk
menambah materi yang kurang dari makalah ini. Penulis juga mohon kritik dan
sarannya guna untuk perbaikan dalam makalah ini menjadi lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Campbell dan Reece. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Hardini, N. 2010. Keanekaragaman Lichenes Di Denpasar Sebagai Bioindikator


Pencemaran Udara. Jurnal Seminar Biologi. Vol. 1(1): 790-793.

Kimball, John W. 1983. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Suraida. 2013. Keanekaragaman Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Taman Hutan


Kenali Kota Jambi. Jurnal Prosiding Semirata. Vol 1(1): 387-392.

Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai

  • Sistem Pencernaan Manusia: Modul Ajar Biologi
    Sistem Pencernaan Manusia: Modul Ajar Biologi
    Dokumen19 halaman
    Sistem Pencernaan Manusia: Modul Ajar Biologi
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Lumbung Dan Lengge
    Lumbung Dan Lengge
    Dokumen6 halaman
    Lumbung Dan Lengge
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Jurnal PPL Rawindy
    Jurnal PPL Rawindy
    Dokumen6 halaman
    Jurnal PPL Rawindy
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • PPL Jurnal BLM Salse
    PPL Jurnal BLM Salse
    Dokumen1 halaman
    PPL Jurnal BLM Salse
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Kartu Kehadiran Les Privat Wins Group
    Kartu Kehadiran Les Privat Wins Group
    Dokumen3 halaman
    Kartu Kehadiran Les Privat Wins Group
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Reflektif Perkenalan Diri
    Reflektif Perkenalan Diri
    Dokumen1 halaman
    Reflektif Perkenalan Diri
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • ACARA2
    ACARA2
    Dokumen16 halaman
    ACARA2
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Artikel Fisman 3
    Artikel Fisman 3
    Dokumen10 halaman
    Artikel Fisman 3
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Materi Himpunan
    Materi Himpunan
    Dokumen9 halaman
    Materi Himpunan
    Sergio Trezequet
    Belum ada peringkat
  • Fisanku
    Fisanku
    Dokumen20 halaman
    Fisanku
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Artikel Fisman 3
    Artikel Fisman 3
    Dokumen10 halaman
    Artikel Fisman 3
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA
    NAMA
    Dokumen3 halaman
    NAMA
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 4 - Tugas II Bioteknologi
    Kelompok 4 - Tugas II Bioteknologi
    Dokumen12 halaman
    Kelompok 4 - Tugas II Bioteknologi
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Lanjut
    Lanjut
    Dokumen5 halaman
    Lanjut
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA4
    NAMA4
    Dokumen21 halaman
    NAMA4
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Ktria
    Ktria
    Dokumen2 halaman
    Ktria
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Artikel Fisman 1
    Artikel Fisman 1
    Dokumen10 halaman
    Artikel Fisman 1
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA5
    NAMA5
    Dokumen2 halaman
    NAMA5
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA6
    NAMA6
    Dokumen1 halaman
    NAMA6
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA7
    NAMA7
    Dokumen5 halaman
    NAMA7
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA2
    NAMA2
    Dokumen2 halaman
    NAMA2
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA1
    NAMA1
    Dokumen1 halaman
    NAMA1
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA3
    NAMA3
    Dokumen5 halaman
    NAMA3
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • A.Pembahasan: 1. Man (Manusia)
    A.Pembahasan: 1. Man (Manusia)
    Dokumen7 halaman
    A.Pembahasan: 1. Man (Manusia)
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Rawindy Aulia H (E1a017062) Fisman
    Rawindy Aulia H (E1a017062) Fisman
    Dokumen14 halaman
    Rawindy Aulia H (E1a017062) Fisman
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Tugas Fistum
    Tugas Fistum
    Dokumen2 halaman
    Tugas Fistum
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Aktivitas Antag-WPS Office
    Aktivitas Antag-WPS Office
    Dokumen2 halaman
    Aktivitas Antag-WPS Office
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Hewan Dan Lingkungannya
    Hewan Dan Lingkungannya
    Dokumen13 halaman
    Hewan Dan Lingkungannya
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Ekologi Tumbuhan
    Pengertian Ekologi Tumbuhan
    Dokumen10 halaman
    Pengertian Ekologi Tumbuhan
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat