Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

FISIOLOGI MANUSIA

ACARA I

“TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG”

DISUSUN OLEH

NAMA : IZZA MELATI SUKMA

NIM : E1A017062

KELAS : C/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
ACARA I

TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan Praktikum : a. Mengukur tekanan darah seseorang,
b. mengukur/menghitung denyut jantung
seseorang, dan
c. mengukur curah jantung/cardiac output.
2. Hari, tanggal praktikum : Kamis, 12 Maret 2020
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Biologi FKIP, Universitas
Mataram.

B. Landasan Teori
Tekanan darah merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indikator
untuk menilai sistem kardiovaskuler. Tekanan darah seseorang dipengaruhi
oleh berbagai faktor di antaranya adalah perubahan posisi tubuh dan aktivitas
fisik. Tekanan darah itu sendiri adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh
jantung terhadap dinding arteri. Tekanan darah ini dipengaruhi oleh volume
darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan
peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya,
penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah (Manembu,
2015:815). Tekanan darah juga dapat dipengaruhi oleh output cardiac, tahanan
perifer total, dan kekakuan arteri dan faktor lain yang bervariasi tergantung
dari situasi, emosi dan aktivitas serta kondisi kesehatan. Secara singkat,
terdapat sebuah bagian di otak yang bekerja sebagai baroreseptor. Bagian ini
memiliki kemampuan mengontrol saraf dan sistem endokrin untuk mengatur
tekanan darah (Hansen, et al., 2010: 10).
Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah
disemprotkan ke dalam pembuluh selama sistol disebut tekanan sistolik, rerata
adalah l20 mmHg. Tekanan minimal di dalam arteri ketika darah mengalir
keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir sewaktu diastol disebut
tekanan diastolik, rerata adalah 80 mmHg. Perubahan tekanan arteri sepanjang
siklus jantung dapat diukur secara langsung dengan menghubungkan suatu alat
pengukur tekanan ke jarum yang dimasukkan ke arteri. Namun, tekanan dapat
diukur secara tak langsung dengan lebih mudah dan cukup akurat dengan
sfigmomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan dan dipasang
secara eksternal untuk mengukur tekanan (Sherwood, 2012: 50-52).
Jantung dapat berdenyut secara autonom dan iramanya teratur karena
terdapat sel-sel yang dapat menghasilkan aksi potensial (autorhvtmic cells).
Jantung manusia dewasa normalnya berkontraksi secara berirama dengan
frekuensi sekitar 72 denyut per menit. Selain sel yang bersifat autoritmik, ada
pula sel kontraktil yang kerjanya membutuhkan rangsangan dari sel autoritmik.
Sel autoritmik dapat ditemukan pada SA node, AV node, berkas His, dan
serabut Purkinje. Sel autoritmik memiliki kekhususan, yaitu sel autoritmik
tidak memiliki potensial membran istirahat atau resting potensial. Tidak
adanya potensial membran istirahat berarti sel-sel ini tidak memerlukan
stimulasi khusus untuk bekerja (Ronny, 2010: 6).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Alat tulis
b. Stetoskop
c. Stopwatch
d. Tensimeter digital (Sphygmomanometer)
e. Tensimeter manual (Aneroid)
2. Bahan
a. Praktikan
D. Langkah Kerja
1. Tekanan Darah
A. Tensimeter digital (Sphygmomanometer)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. memasang manset pada lengan praktikan dengan benar (pratikan
harus dalam posisi duduk),
3. menekan tombol on pada sphygmomanometer,
4. menunggu sampai angka pada bagian sistol dan diastol muncul pada
layar dan tidak berubah lagi,
5. mencatat tekanan sistol dan diastol yang tertera pada layar
sphygmomanometer pada lembar kerja,
6. mengulangi langkah 2-4 pada anggota kelompok lainnya, dan
7. merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
B. Tensimeter manual (Aneroid)
1. Manyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. memasang manset pada pergelangan tangan dengan benar,
3. memposisikan manometer agar mudah diamati dan tidak bergerak,
4. memasang stetoskop di telinga, dan menempatkan kepala stetoskop
di pergelangan tangan yang paling mudah terdeteksi nadi,
5. menggenggam balon tensi dengan tangan kanan, serta
memposisikan ibu jari dan jari telunjuk memegang katup pelepas
tekanan pada tensimeter,
6. memompa balon tensi hingga jarum menunjuk angka 180 mm/hg,
kemudian melepaskan katup pelepas tekanan perlahan – lahan,
7. mengamati manometer dan mendengarkan bunyi nadi dengan benar,
8. mencatat angka dimana pertama kali mendengar denyut nadi paling
keras (sistol), dan mendengarkan terus hingga terdengar bunyi
kembali seperti desir angin (diastole), dan
9. mengulangi langkah 2-8 pada setiap anggota kelompok.
2. Denyut Jantung
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
b. menghitung jumlah denyut jantung praktikan saat istirahat/normal
dengan cara menempelkan 3 jari yaitu jari telunjuk, manis dan tengah
pada tiga titik (pergelangan tangan bagian depan, leher sebelah
kiri/kanan, dan kaki) selama 1 menit,
c. menghitung kembali denyut jantung praktikan selama 1 menit pada tiga
titik yang sama setelah 5 menit melakukan kegiatan jalan di tempat,
dan setelah 5 menit naik turun tangga (diperlukan waktu 10 menit
untuk istirahat guna menormalkan keadaan jantung sebelum berpindah
dari satu kegiatan ke kegiatan berikutnya)
d. mencatat hasil pengukuran dalam tabel hasil pengamatan, dan
e. merapikan alat yang telah digunakan.

E. Hasil Pengamatan
1. Tekanan Darah
a. Data Kelompok

Jenis
No. Nama Mahasiswa Sistol Diastol
Kelamin
1. Rawindy Aulia Hapsari P 113 80
2. Rizka Yulia Azhari P 100 80
3. Rohani P 120 80
4. Tita Syahri Ramdani P 120 80
5. Yunisa Sucitra P 120 90

b. Data Kelas
Jenis
No. Nama Sistol Diastol
Kelamin
1. Putri Rahayu Wilujeng L 118 82
2. Rahmatul Aulani Yuniartin P 102 60
3. Ratu Mas Tara Indriani P 104 76
4. Rawindy Aulia Hapsari P 120 72
5. Rian Abendani P 114 73
6. Rifcka Aulia Hidayati P 134 94
7. Riska Agustin Anggraini P 107 90
8. Rizka Yulia Azhari P 127 88
9. Rohani P 99 64
10. Siti Rohimah P 102 71
11. Septiani Ayda P 94 58
12. Shintya Putri Anggraini L 120 72
13. Suniyanti P 112 75
14. Tannya Efrizka Louise C. P 118 74
15. Teti Aprianti P 115 80
16. Tita Syahri Ramdhani P 104 63
17. Tuti Handayeni P 103 82
18. Ulfin Juwita P 120 96
19. Wiranting Ayuningtias P 101 64
20. Yunisa Sucitra P 118 79
21. Yunita Fatmala P 97 71
22. Zanaria L 122 86
23. Zulkifi Adji Busdayu P 111 61

2. Denyut Jantung
a. Data Kelompok

Denyut Jantung/Menit
Nama Jenis Naik
No. Jalan
Mahasiswa Kelamin Istirahat Turun
Ditempat
Tangga
T: 76 T: 78 T: 107
1. Eliyan Irmasari P L: 82 L: 88 L: 114
K: 79 K: 83 K: 105
T: 67 T: 82 T: 103
2. Izza Melati S. P L: 80 L: 88 L: 108
K: 79 K: 85 K: 102
3. Shalihah Indria I. P T: 70 T: 86 T: 112
L: 83 L: 97 L: 117
K: 84 K: 90 K: 112
T: 78 T: 80 T: 110
4. Wardatul Uyun P L: 86 L: 94 L: 115
K: 80 K: 87 K: 110
T: 72 T: 96 T: 106
5. Zikriah P L: 84 L: 92 L: 111
K: 82 K: 87 K: 101

a. Data Kelas

Denyut Jantung/Menit
Nama Jenis Naik
No. Jalan
Mahasiswa Kelamin Istirahat Turun
Ditempat
Tangga
T: 66 T: 69 T: 113
Anugrah Aprian
1. L L: 75 L: 79 L: 144
Ademullah
K: 64 K: 70 K: 90
T: 93 T: 99 T: 123
Bergita Vebriani
2. P L: 78 L: 81 L: 89
C.J.
K: 60 K: - K: -
T: 76 T: 78 T: 107
3. Eliyan Irmasari P L: 82 L: 88 L: 114
K: 79 K: 83 K: 105
T: 93 T: 99 T: 115
4. Erdiana Larasati P L: 62 L: 73 L: 85
K: 85 K: 92 K: 101
T: 89 T: 93 T: -
5. Fadlul Faradila P L: 76 L: 79 L: -
K: - K: - K: -
T: 98 T: 102 T: 110
6. Fitri Wahyuriani P L: 87 L: 91 L: 102
K: - K: - K: -
T: 91 T: 96 T: 124
7. Hairunnadawiah P L: 75 L: 81 L: 88
K: 67 K: 75 K: 80
T: 83 T: 86 T: 107
I Gusti Ayu Sintia
8. P L: 83 L: 86 L: 103
Dewi
K: 81 K: 85 K: 97
T: 67 T: 82 T: 103
Izza Melati
9. P L: 80 L: 88 L: 108
Sukma
K: 79 K: 85 K: 102
T: 96 T: 104 T: 153
10. Juliani Rohaili P L: 75 L: 83 L: 104
K: 78 K: 83 K: 104
T: 92 T: 110 T: 125
11. Laili Muliana P L: 88 L: 94 L: 103
K: - K: - K: -
T: 115 T: 119 T: 123
Lalu Hasan
12. L L: 73 L: 80 L: 88
Nasirudin Zohri
K: - K: - K: -
T: 68 T: 76 T: 112
Legita Dwi
13. P L: 70 L: 71 L: 120
Kurnianta
K: 48 K: 60 K: 71
T: 81 T: 83 T: 86
14. Nadia Utami P L: 83 L: 87 L: 102
K: 81 K: 85 K: 96
T: 76 T: 72 T: 111
15. Nida Rahmani P L: 60 L: 73 L: 98
K: 57 K: 58 K: 70
T: 72 T: 80 T:112
16. Nur Haliza P L: - L: 60 L: 104
K: 70 K: 78 K: 91
T: 70 T: 76 T: 82
17. Nur Wulansari P L: 67 L: 69 L: 101
K: 73 K: 74 K: 100
T: 72 T: 80 T: 91
18. Nuriyanti Aprilia P L: 72 L: - L: -
K: 72 K: 74 K: 97
T: 70 T: 70 T: 118
19. Nurul Fadhilah P L: 68 L: 77 L: 101
K: 34 K: 48 K: 60
T: 70 T: 73 T: 120
20. Nurul Hidayah P L: 76 L: 76 L: 129
K: 55 K: 57 K: 78
T: 81 T: 83 T: 86
21. Peni Rahmawati P L: 79 L: 86 L: 121
K: 79 K: 86 K: 95
T: 86 T: 98 T: 104
Rahmat
22. L L: 78 L: 80 L: 109
Hidayatullah
K: 75 K: 80 K: 106
23. Raodatul Jannah P T: 82 T: 89 T: 115
L: 82 L: 87 L: 108
K: 85 K: 89 K: 105
T: 75 T: 86 T: 113
Reysi Safta
24. P L: 70 L: 89 L: 119
Jayanti
K: - K: - K: -
T: 96 T: 115 T: 126
25. Riska Apriyanti P L: 83 L: 89 L: 94
K: - K: - K: -
T: 70 T: 86 T: 112
Shalihah Indria
26. P L: 83 L: 97 L: 117
Ihsani
K: 84 K: 90 K: 112
T: 71 T: 75 T: 110
27. Sri Sukmawati P L: 58 L: 76 L: 109
K: 50 K: 40 K: 72
T: 80 T: 85 T: 107
28. Surya Pratama L L: - L: 67 L: 108
K: 77 K: 79 K: 106
T: 93 T: 99 T: 115
Tarita Sita
29. P L: 81 L: 77 L: 87
Febiana
K: 66 K: 72 K: 83
T: 78 T: 80 T: 110
30. Wardatul Uyun P L: 86 L: 94 L: 115
K: 80 K: 87 K: 110
T: 101 T: 80 T: 98
31. Widya Septiani P L: 120 L: 82 L: 104
K: 61 K: 79 K: 91
T: 67 T: 81 T: 90
32. Yuli Rahmawati P L: 66 L: 78 L: 91
K: 73 K: 76 K: 89
T: 102 T: 116 T: 128
33. Yusri Hayati P L: 104 L: 112 L: 127
K: 97 K: 107 K: 123
T: 72 T: 96 T: 106
34. Zikriah P L: 84 L: 92 L: 111
K: 82 K: 87 K: 101
T: 71 T: 76 T: 105
Anike Junike
35. P L: 63 L: - L: -
Ajami
K: 71 K: 73 K: 91
Keterangan:
T : Tangan
L : Leher
K : Kaki

3. CO (Cardiac Output)
Diketahui:
Rerata volume darah satu kali sistol = ±75cc
Jumlah pulse/menit (istirahat) = 67 pulse/menit
Jumlah pulse/menit (jalan di tempat) = 82 pulse/menit
Jumlah pulse/menit (naik turun tangga) = 103 pulse/menit
Ditanya:
Cardiac Output (CO) =?
a. CO saat istirahat
CO = volume darah satu kali sistol x jumlah pulse per menit
CO = 75 cc x 67
CO = 5.025 cc
Jadi, cardiac output pada saat istirahat adalah sebesar 5.025 cc.
b. CO jalan di tempat
CO = volume darah satu kali sistol x jumlah pulse per menit
CO = 75 cc x 82
CO = 6.150 cc
Jadi, cardiac output saat jalan di tempat adalah sebesar 6.150 cc.
c. CO naik turun tangga
CO = volume darah satu kali sistol x jumlah pulse per menit
CO = 75 cc x 103
CO = 7.725 cc
Jadi, cardiac output saat jalan di tempat adalah sebesar 7.725 cc.

F. Pembahasan
Praktikum mengenai tekanan darah dan denyut jantung bertujuan untuk
mengukur tekanan darah, mengukur/menghitung denyut jantung, dan
mengukur curah jantung/cardiac output manusia. Tekanan darah adalah
tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding arteri.
Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni
tekanan sistole dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua periode yang
menyusun satu siklus jantung. Sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan
di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi
ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di
arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel.
Adapun denyut jantung merupakan manifestasi dari kemampuan jantung
akibat aliran darah melalui jantung. Denyut nadi merupakan rambatan dari
denyut jantung. Sehingga denyut nadi dapat digunakan sebagai indikator untuk
memberikan informasi penting tentang kondisi jantung.
Tekanan darah dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut
dengan tensimeter. Tensimeter yang digunakan dalam praktikum yaitu
tensimeter digital (Sphygmomanometer) dan tensimeter manual (Aneroid).
Perbedan antara kedunya adalah tensimeter digital lebih praktis karena hasil
pengukuran dapat langsung ditampilkan pada layar digital setelah menekan
tombol start karena menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya. Akurasi
pengukuran pada tensimeter digital dipengaruhi oleh banyak faktor diantarnya
kondisi baterai (daya) dan usia pemakaian. Sementara pada tensimeter manual
diperlukan stetoskop dan perlu dipelajari cara penggunaannya.
Menurut laporan WHO, lebar kantong udara dalam manset tensimeter
harus cukup lebar untuk untuk menutupi 2/3 panjang lengan atas dan juga
harus cukup panjang untuk menutupi 2/3 lingkar lengan atas. Ukuran manset
tersebut bertujuan agar tekanan udara dalam manset benar-benar seimbang
dengan tekanan isi pembuluh darah yang akan diukur. Ketika manset
dilingkarkan disekitar lengan atas kemudian dikembungkan dengan udara
maka tekanan manset disalurkan melalui jaringan ke arteri brakhialis di
bawahnya, pembuluh utama yang membawa darah ke lengan bawah. Teknik
ini memerlukan penyeimbangan antara tekanan di manset dan tekanan di arteri.
Ketika tekanan manset lebih besar daripada tekanan di pembuluh maka
pembuluh tertekan dan menutup sehingga tidak ada darah yang mengalirinya.
Ketika tekanan darah lebih besar daripada tekanan manset maka pembuluh
terbuka dan darah mengalir melewatinya.
Stetoskop diletakkan diatas aneri brakhialis di sisi dalam siku tepat di
bawah manset selama penentuan tekanan darah. Tidak terdengar suara ketika
darah tidak mengalir melalui pembuluh atau ketika darah mengalir dalam
aliran laminar normal. Sebaliknya, aliran darah turbulen menciptakan getaran
yang dapat terdengar. Bunyi yang terdengar ketika memeriksa tekanan darah,
dikenal sebagai bunyi Korotkoff. Bunyi tersebut berbeda dari bunyi jantung
yang berkaitan dengan penutupan katup ketika mendengar jantung dengan
stetoskop (Sherwood, 2012). Tensimeter bekerja atas prinsip dimana aliran
darah pada arteri lengan sangatlah deras, dan penggunaan alat ini akan
menyebabkan munculnya perbedaan tekanan pada manset dengan dinding
arteri pada lengan. Nilai tekanan darah didapatkan dari nilai systole dan
diastolenya. Sistole merupakan hasil ritmk kontaksi isovolumetric, sedangkan
diastole merupakan ritmik pompa ventrikuler. Kedua ritmik ini, baik systole
maupun diastole berpusat pada aorta.
Pada permulaan penentuan tekanan darah, manset dikembungkan ke
tekanan yang lebih besar daripada tekanan darah sehingga arteri brakhialis
kolaps. Karena tekanan eksternal ini lebih besar daripada puncak tekanan
internal maka arteri terjepit total di sepanjang siklus jantung, tidak terdengar
bunyi apapun, karena tidak ada darah yang mengalir. Sewaktu udara di manset
secara perlahan dikeluarkan, maka tekanan di manset secara perlahan juga
berkurang. Ketika tekanan manset turun tepat di bawah tekanan sistolik
puncak, arteri secara transien terbuka sedikit saat tekanan darah mencapai
puncak ini. Darah sesaat lolos melewati arteri yang tertutup parsial sebelum
tekanan arteri turun di bawah tekanan manset dan arteri kembali kolaps.
Semburan darah ini turbulen sehingga dapat terdengar. Karena itu, tekanan
manset terringgi saat buryi pertama dapar didengar menunjukkan tekanan
sistolik. Sewaktu tekanan manset terus turun, darah secara intermiten
menyembur melewati arteri dan menghasilkan suara seiring dengan siklus
jantung seriap kali tekanan arteri melebihi rekanan manset. Ketika tekanan
manset akhirnya turun di bawah tekanan diastol, arteri brakhialis tidak lagi
terjepit sepanjang siklus jantung, dan darah dapat mengalir tanpa terhambat
melalui pembuluh. Dengan pulihnya aliran darah nonturbulent ini maka tidak
ada lagi suara yang terdengar. Karena itu, tekanan manset tertinggi saat bunyi
terakhir terdengar menunjukkan tekanan diastolik.
American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa tekanan darah
dikatakan normal saat kedua bilangan sistolik dan diastolik berada dalam
rentang 120/80 mmHg untuk orang dewasa. Tekanan tersebut merupakan
tekanan yang dapat ditoleransi oleh pembuluh darah, apabila melebihi angka
tersebut maka tekanan darah terhadap pembuluh darah terlalu kuat yang dapat
membahayakan pembuluh darah, serta menambah beban kerja jantung.
Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik dikenal sebagai tekanan nadi.
Ketika tekanan darah 120/80 mmHg, tekanan nadi adalah 40 mmHg.
Tekanan darah dikatakan tinggi apabila melampaui angka 120/80 dan
dikatakan rendah apabila berada pada angka dibawah 90/60. Kondisi tekanan
darah yang terlalu tinggi disebut hipertensi, sedangkan tekanan darah rendah
adalah suatu kondisi dimana tekanan darah seseorang berada di bawah angka
normal yang disebut hipotensi. Mengacu pada data hasil pengamatan tekanan
darah, diketahui bahwa masing-masing praktikan memiliki tekanan darah yang
bervariasi. Mayoritas praktikan memiliki tekanan darah pada besaran normal,
artinya tidak mengalami gangguan pada tekanan darah. Akan tetapi, beberapa
praktikan memiliki kecenderungan bertekanan darah tinggi, dimana angka
tekanan darahnya melebihi 120/80 mmHg. Berdasarkan data pengamatan
diperoleh tekanan darah tertinggi berada pada angka 134/94 mmHg. Tetapi,
hasil pengukuran tersebut tidak dapat langsung menjadi patokan untuk
menyatakan bahwa seseorang memiliki hipertensi Untuk mendiagnosa
seseorang menderita hipertensi atau hipotensi harus dilakukan pengukuran
berkali-kali dengan hasil yang tetap sama.
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi
karena peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi
homeostasis di dalam tubuh. Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perubahan tekanan darah seseorang diantaranya usia, jenis
kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola makan tidak sehat,
konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, komsumsi alkohol dan
kafein, merokok maupun penyakit lain (Sasmalinda, 2013). Semakin
bertambah usia semakin tinggi resiko terkena hipertensi, hal ini dikarenakan
pada usia senja akan cenderung terjadi pengerasan arteri yang pada akhirnya
meygmbuat tekanan darah menjadi naik. Kelebihan berat bedan menyebabkan
lemak dan kolesterol menumpuk di pembuluh darah sehingga dapat
menyebabkan terhambatnya sirkulasi darah dan dapat menyebabkan tekana
darah menjadi naik. Adapun terkait jenis kelamin, tekanan darah untuk laki-
laki biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki
cenderung mengalami tekanan darah tinggi lebih banyak dibandingkan wanita
karena sindrom metabolik yang ada di dalam tubuh mereka berkaitan dengan
penyakit jantung dan diabetes. Sedangkan pada wanita, tekanan darah tinggi
disebabkan karena efek menopause.
Sama halnya dengan tekanan darah, denyut nadi juga merupakan faktor
yang dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang
Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung
seseorang. Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan dengan cara palpasi.
Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan
struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi,
apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang
diproduksi dalam tubuh. Tempat meraba denyut nadi dapat dilakukan pada
pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri
radialis), dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues
(Arteri carolis), dada sebelah kiri tepat di apex jantung (Arteri temparalis) dan
di pelipis. Denyut jantung yang normal mempunyai pola bunyi yang konsisten
seperti "lubb" dan "dubb". Suara ini ada hubungannya dengan menutupnya
katup jantung. "Lubb" diikuti jeda pendek dan "dubb" diikuti jeda lebih
panjang. Selain itu dengan stetoskop juga dapat terdeteksi suara-suara lain.
Misalnya saja suara bising jantung (murmur), akibat turbulensi selama jantung
berdenyut.
Pengamatan mengenai denyut jantung dilakukan pada 3 perlakuan yang
berbeda yaitu pada saat istirahat (normal), melakukan aktivitas ringan (lari di
tempat) dan melakukan aktivitas berat (lari naik turun tangga) untuk
mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kecepatan denyut jantung. Dalam
keadaan istirahat jantung berdetak 70 kali/menit. Berdasarkan data hasil
pengamatan kelompok maupun pengamatan kelas, diketahui bahwa terjadi
peningkatan denyut jantung seiring dengan bertambahnya aktivitas fisik. Mulai
dari denyut jantung saat istirahat (tidak melakukan aktivitas apapun) berkisar
dari 60-90 denyut per menit, kemudian meningkat setelah melakukan aktivitas
cukup ringan yaitu berjalan di tempat berkisar antara 80-90an per menit, dan
kemudian melakukan aktivitas cukup berat yaitu berlari naik turun tangga,
denyut jantung semakin meningkat mencapai 90 denyut sampai lebih dari 100
denyut per menitnya. Hal tersebut menunjukkan semakin berat aktivitas fisik
maka semakin meningkat kecepatan denyut jantung yang berarti kerja jantung
semakin berat.
Kecepatan jantung bisa mencacapai 150 kali/menit dengan daya pompa
20-25 liter/menit ketika seseorang banyak melakukan pergerakan (Hermawan,
Subiyono, & Rahayu, 2012). Semakin tinggi denyut nadi seseorang,
menunjukkan semakin berat kerja jantung. Jika ini terjadi terus menerus, maka
dipastikan bahwa produktivitas kerja akan menurun. Denyut nadi dipengaruhi
oleh aktivitas fisik. Ketika aktivitas fisik meningkat, aliran darah yang melalui
paru meningkat empat sampai tujuh kali lipat. Efektivitas pompa jantung tiap
denyut jantung 40 sampai 50 persen lebih besar pada orang yang terlatih
daripada orang yang tidak terlatih.
Cardiac output (curah jantung) adalah volume darah yang dipompa oleh
tiap-tiap ventrikel per menit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh
jantung). Selama setiap periode tertentu, volume darah yang mengalir melalui
sirkulasi paru ekuivalen dengan volume yang mengalir melalui sirkulasi
sistemik. Dengan demikian, curah jantung dari kedua ventrikel dalam keadaan
normal identik, walaupun apabila diperbandingkan denyut demi denyut, dapat
terjadi variasi minor. Berdasarkan data hasil pengamatan pada tiga aktivitas
berbeda, menyebabkan cardiac output juga berbeda. Semakin berat aktivitas
yang dilakukan semakin cepat denyut jantung, sehingga volume cardiac
output juga meningkat. Hal tersebut terjadi karena cardiac output dipengaruhi
2 faktor yaitu kecepatan denyut jantung (denyut per menit) dan volume
sekuncup (volume darah yang dipompa per denyut). Volume darah yang
dipompa per denyut pada orang dewasa umumnya 75 cc. Nilai normal pada
orang dewasa adalah 5 L/mnt. Berdasarkan data hasil pengamatan, pada
keadaan istirahat, saat jalan di tempat, dan saat naik turun tangga volume CO
berturut-turut sebesar 5.025 cc, 6.150 cc dan 7.725 cc
Kecepatan denyut nadi seseorang bervariasi. Hal tersebut disebabkan
terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kecepatan denyut nadi
diantaranya yaitu usia, berat badan, jenis kelamin, kesehatan / kebugaran fisik,
suhu tubuh dan aktivitas tubuh. Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia,
dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi
ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan
pertambahan usia. Ukuran yang lebih berat juga menyebabkan denyut nadi
akan lebih cepat. Ini sesuai dengan literatur, ukuran tubuh yang penting adalah
berat badan untuk ukuran tubuh seseorang. Semakin berat atau gemuk maka
denyut nadi akan lebih cepat. Adapun berdasarkan jenis kelamin,
sub maksimum denyut nadi wanita lebih tinggi daripada pria. Pada orang yang
tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara tidak
teratur.
Mengacu pada data hasil pengamatan, dapat terlihat pula bahwa sebagian
besar praktikan tidak dapat menemukan denyut nadi pada bagian kaki. Palpasi
pada bagian kaki dapat dilakukan pada dorsalis pedis dan tibialis posterior.
Denyut dorsalis pedis diraba dengan posisi kaki dorsofleksi (menggerakkan
telapak kaki kearah depan atau atas). Arteri dorsalis pedis berjalan sepanjang
garis dari retinaculum ekstensor pergelangan kaki ke suatu titik tepat lateral
tendo ekstensor ibu jari kaki. Denyut dorsalis pedis dapat diperiksa secara
serentak. Adapun arteri tibialis posterior dapat diraba sewaktu melingkar di
sekitar malleolus medial selama fleksi plantar (menggerakkan telapak kaki
kearah bawah). Kedua arteri ini dapat diperiksa secara serentak. Meskipun
15% orang muda tidak mempunyai denyut tibialis posterior. Tidak
ditemukannya denyut nadi pada sebagian praktikan mungkin dapat disebabkan
karena palpasi dilakukan pada posisi kaki yang tidak tepat.
G. Kesimpulan
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat
disimpilkan bahwa:
a. Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung
terhadap dinding arteri,
b. tekanan darah rata-rata orang dewasa muda yang adalah 120/80
mmHg,
c. rata-rata praktikan memiliki tekanan darah pada rentang angka
normal,
d. denyut jantung merupakan manifestasi dari kemampuan jantung,
indikator dari denyut jantung adalah denyut nadi.
e. denyut jantung normal (istirahat) pada orang dewasa: 60-80 per
menit, semakin berat aktivitas seseorang maka semakin meningkat
pula denyut jantung per menit,
f. semakin tinggi denyut nadi seseorang, menunjukkan semakin berat
kerja jantung,
g. cardiac output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap-tiap
ventrikel per menit, dan
h. semakin meningkatnya kecepatan denyut jantung per menit maka
semakin banyak pula volume cardiac output.

2. Saran
Semoga praktikum selanjutnya dapat lebih baik lagi 😊.
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, T. W., Li, Y., Boggia, J., Thijs, L., Richart, T and Staessen, J. A. 2010.
Predictive Role of the Nighttime Blood Pressure. USA: US Health Dept.
Hermawan, L., Subiyono, H. S., & Rahayu, S. (2012). Pengaruh Pemberian Asupan
Cairan (Air) Terhadap Profil Denyut Jantung Pada Aktivitas Aerobik. Journal
of Sport Sciences and Fitness, 1 (2), 14-20.
Manembu, M., Rumampuk, J., & Danes, V. R. (2015). Pengaruh Posisi Duduk dan
Berdiri Terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Pada Pegawai Negeri
Sipil Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 3, No. 3,
816-820.
Ronny, dkk. 2010. Fisiologi Kardiovaskular Berbasis Masalah Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Sasmalinda, L. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tekanan Darah
Pasien di Puskesmas Malalo Batipuh Selatan dengan Menggunakan Regresi
Linier Berganda. UNP Journal of Mathematics, 2(1).
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 6. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai

  • Sistem Pencernaan Manusia: Modul Ajar Biologi
    Sistem Pencernaan Manusia: Modul Ajar Biologi
    Dokumen19 halaman
    Sistem Pencernaan Manusia: Modul Ajar Biologi
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Lumbung Dan Lengge
    Lumbung Dan Lengge
    Dokumen6 halaman
    Lumbung Dan Lengge
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Jurnal PPL Rawindy
    Jurnal PPL Rawindy
    Dokumen6 halaman
    Jurnal PPL Rawindy
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • PPL Jurnal BLM Salse
    PPL Jurnal BLM Salse
    Dokumen1 halaman
    PPL Jurnal BLM Salse
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Kartu Kehadiran Les Privat Wins Group
    Kartu Kehadiran Les Privat Wins Group
    Dokumen3 halaman
    Kartu Kehadiran Les Privat Wins Group
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Reflektif Perkenalan Diri
    Reflektif Perkenalan Diri
    Dokumen1 halaman
    Reflektif Perkenalan Diri
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Artikel Fisman 1
    Artikel Fisman 1
    Dokumen10 halaman
    Artikel Fisman 1
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Artikel Fisman 3
    Artikel Fisman 3
    Dokumen10 halaman
    Artikel Fisman 3
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Materi Himpunan
    Materi Himpunan
    Dokumen9 halaman
    Materi Himpunan
    Sergio Trezequet
    Belum ada peringkat
  • Lanjut
    Lanjut
    Dokumen5 halaman
    Lanjut
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Artikel Fisman 3
    Artikel Fisman 3
    Dokumen10 halaman
    Artikel Fisman 3
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Rawindy Aulia H (E1a017062) Fisman
    Rawindy Aulia H (E1a017062) Fisman
    Dokumen14 halaman
    Rawindy Aulia H (E1a017062) Fisman
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 4 - Tugas II Bioteknologi
    Kelompok 4 - Tugas II Bioteknologi
    Dokumen12 halaman
    Kelompok 4 - Tugas II Bioteknologi
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • ACARA2
    ACARA2
    Dokumen16 halaman
    ACARA2
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA2
    NAMA2
    Dokumen2 halaman
    NAMA2
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • A.Pembahasan: 1. Man (Manusia)
    A.Pembahasan: 1. Man (Manusia)
    Dokumen7 halaman
    A.Pembahasan: 1. Man (Manusia)
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Ktria
    Ktria
    Dokumen2 halaman
    Ktria
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA3
    NAMA3
    Dokumen5 halaman
    NAMA3
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA5
    NAMA5
    Dokumen2 halaman
    NAMA5
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA6
    NAMA6
    Dokumen1 halaman
    NAMA6
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA1
    NAMA1
    Dokumen1 halaman
    NAMA1
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA
    NAMA
    Dokumen3 halaman
    NAMA
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA4
    NAMA4
    Dokumen21 halaman
    NAMA4
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • NAMA7
    NAMA7
    Dokumen5 halaman
    NAMA7
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Tugas Fistum
    Tugas Fistum
    Dokumen2 halaman
    Tugas Fistum
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Aktivitas Antag-WPS Office
    Aktivitas Antag-WPS Office
    Dokumen2 halaman
    Aktivitas Antag-WPS Office
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Ekologi Tumbuhan
    Pengertian Ekologi Tumbuhan
    Dokumen10 halaman
    Pengertian Ekologi Tumbuhan
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Revisi Makalah Botani Tumbuhan Rendah
    Revisi Makalah Botani Tumbuhan Rendah
    Dokumen17 halaman
    Revisi Makalah Botani Tumbuhan Rendah
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat
  • Hewan Dan Lingkungannya
    Hewan Dan Lingkungannya
    Dokumen13 halaman
    Hewan Dan Lingkungannya
    Rawindy Auliia Hapsarii
    Belum ada peringkat