Anda di halaman 1dari 6

Evidence Based Practiced

Literatur Review
Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker
Peneliti Dan Judul Responden Metode Penelitian Temuan
tahun
Aan Nuraeni, Kebutuhan 120 pasien menggunakan Berdasarkan hasil
Ikeu Spiritual pada kanker yang rancangan penelitian, terlihat
Nurhidayah, Pasien Kanker dirawat di deskriptif kebutuhan religi pada
Nuroktavia ruang rawat kuantitatif. penelitian ini menjadi
Hidayati, Citra inap salah Peneliti akan dimensi kebutuhan spiritual
Windani satu rumah menguji data yang yang paling banyak
Mambang Sari, sakit di dikumpulkan pada dibutuhkan oleh hampir
Ristina Bandung satu kesempatan seluruh responden. Dari
Mirwanti 2015 dengan subjek dimensi ini aspek yang
yang sama (coss paling banyak dibutuhkan
sectional) adalah berdoa baik dengan
orang lain atau didoakan
oleh orang lain.
Distinarista, D Pengalaman cervical penelitian survivor cervical cancer
2018 SpiritualSurvivo cancer kualitatif dengan menerapkan kegiatan
r Cervical survivor di pendekatan spiritual yang positif dalam
Cancer: Studi Provinsi Jawa fenomenologi menghadapi kanker serviks
Fenomenologi Tengah yang hermeneutik hingga dinyatakan sembuh,
telah dengan cara: pasrah, ikhlas,
dinyatakan bersyukur, sabar, istigfar,
remisi oleh dzikir, shalat lima waktu
dokter dengan khusyuk, berdoa,
penanggung shalat sunah, takdir, baca
jawab pasien surah yasin,sedekah, dan
di RSUP Dr membaca sholawat
Kariadi
Semarang,
dan menjalani
kontrol pap
smear 1-2 kali
dalam satu
tahun
Sari Spiritualitas wanita yang Penelitian ini kebutuhan spiritual
Sudarmiati, Nur Wanita Dengan dirawat menggunakan merupakan kebutuhan yang
Laili Fithriana Kanker Servik dengan desain studi kasus sangat penting.
2014 kanker servik Dipengaruhi oleh factor
sebanyak 5 agama, lama menderita
orang penyakit, suku, usia.
Kebutuhan spiritual yang
diperlukan oleh klien
adalah berdoa untuk
dirinya sendiri,
memaafkan, menemukan
kedamaian

Evidence Base Practice


Dari Hasil review terhadap 3 jurnal dapat dilihat bahwa kebutuhan spiritual pada pasien
kanker itu sangat penting sekali diperhatikan karena Masalah yang dialami oleh pasien kanker
meliputi seluruh aspek yakni aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual, Meskipun masalah yang
dihadapi pasien kanker kompleks, upaya yang dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan
masih terfokus pada penanganan penyakit atau permasalan fisik saja. Pada pasien kanker,
terutama kanker stadium lanjut, upaya penyembuhan menjadi sangat sulit, sedikit sekali pasien
yang dapat kembali pulih dari penyakitnya. Di sisi lain, pasien merasakan pentingnya
pemenuhan kebutuhan spiritual. Puchalski (2009) menyatakan bahwa tidak semua penyakit dapat
disembuhkan namun selalu ada ruang untuk “healing”atau penyembuhan. Kebutuhan spiritual
pada pasien kanker pada penelitian ini meliputi keseluruhan dimensi yang diukur yaitu :
kebutuhan religi/keagamaan; kebutuhan kedamaian; eksistensi diri; dan
Kebutuhan untuk memberi. Kebutuhan religi/ keagamaan menjadi kebutuhan spiritual
yang paling banyak dibutuhkan oleh pasien kanker. Selain itu kebutuhan eksistensi diri dalam
aspek menemukan makna dalam sakit dan penderitaan pun dipilih hampir oleh seluruh responden
sedangkan aspek menghilangkan keterbukaan dalam hidup merupakan kebutuhan spiritual yang
paling sedikit dipilih. Berdasarkan tingkat/pentingnya kebutuhan spiritual secara umum, seluruh
dimensi kebutuhan spiritual penting untuk dipenuhi, dengan tingkatan kebutuhan dari nilai
tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut: 1) kebutuhan religi; 2) kebutuhan kedamaian;
3) kebutuhan eksistensi diri; dan 4) kebutuhan untuk memberi. Religi merupakan kebutuhan
spiritual yang dianggap paling penting dan paling banyak dibutuhkan oleh pasien, sehingga
pemenuhan kebutuhan ini perlu diperhatikan oleh perawat. Perawat dapat mendukung
pemenuhan kebutuhan ini melalui kegiatan sederhana seperti berdoa bersama dengan pasien,
menyediakan buku-buku keagamaan, dan memfasilitasi ibadah pasien. Kebutuhan spiritual yang
dianggap penting lainnya namun pemenuhannya masih belum optimal adalah kebutuhan
kedamaian dan eksistensi diri, untuk mendukung pemenuhan kebutuhan ini perawat dapat
melakukan komunikasi teurapeutik yang dapat mendorong pasien untuk introspeksi diri,
berbicara tentang makna dan tujuan hidup, makna sakit dan penderitaan serta kehidupan setelah
kematian. Selain itu untuk mendapatkan perasaan damai perawat perlu memberikan waktuwaktu
tertentu bagi pasien untuk menyendiri jika memungkinkan menciptakan tempat rawat inap yang
tenang, selain itu perawat juga dapat mendekatkan pasien dengan alam dengan cara
menambahkan unsur alam dalam ruang perawatan dapat melaui suara gemericik air, lukisan
tentang alam, bunga dan sebagainya.
Kesimpulan
Kebutuhan spiritual pada pasien kanker itu sangat penting sekali diperhatikan
karena Masalah yang dialami oleh pasien kanker meliputi seluruh aspek yakni aspek
fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Kebutuhan yang pada pasien kanker meliputi
kebutuhan religi/keagamaan; kebutuhan kedamaian; eksistensi diri; dan kebutuhan untuk
memberi. Contohnya berdoa bersama dengan pasien, menyediakan buku-buku
keagamaan, dan memfasilitasi ibadah pasien, komunikasi teurapeutik yang dapat
mendorong pasien untuk introspeksi diri, berbicara tentang makna dan tujuan hidup,
makna sakit dan penderitaan serta kehidupan setelah kematian.
Pengaruh Terapi dzikir pada pasien paliatif
Peneliti Dan Judul Responden Metode Temuan
tahun Penelitian
Oktandhy Pengaruh Orang dengan desain Hasil penelitian
Bhayatri Terapi HIV/AIDS penelitian one menunjukkan
Mochammad Pemaafan yang tinggal group pre-test bahwa terapi
Firmansyah, Dengan Dzikir Yogyakarta post-test pemaafan
Khoiruddin Untuk terdiagnosa design with dengan dzikir
Bashori,Elli Meningkatkan atau status follow up dapat
Nur Hayati Penerimaan HIV/AIDS meningkatkan
2019 Diri Pada penerimaan diri
Orang Dengan pada Orang
Hiv/Aids Dengan
(Odha) HIV/AIDS
(ODHA). Data
yang diperoleh
menunjukkan
bahwa ada
peningkatan
skor
penerimaan diri
yang sangat
signifikan
setelah
diberikan terapi
pemaafan
dengan dzikir
dibandingkan
dengan
sebelum
diberikan terapi
pemaafan
dengan dzikir
Fatchurrozak Pengaruh 76 pasien yang Beck pendekatan
Himawan, Terapi Zikir melaksanakan Depression spiritual dengan
Suparjo, Terhadap hemodialisa di Inventory II dzikir sebagai
Cuciati 2020 Tingkat RSUD kardnah salah satu
Depresi pada faktor yang
Pasien Gagal dapat
Ginjal yang mempengaruhi
Menjalani penurunan
Haemodialisa tingkat depresi.
Paien yang
mendapat
perlakuan dzikr
dari 20 pasien
15orang
mengalami
penurunan
tingkat depresi
namun terdapat
5 pasien justru
mengalami
peningkatan
depresi
sedangkan pada
kelompok
kontrol dari 20
pasien 10
pasien
mengalami
peningkatan
dan 9
mengalami
penurunan
tingkat depresi
dan 1 orang
tetap pada
tingkat depresi
yang sama
Wanodya Efektivitas pasien pre Dzikir vibrasi
Kusumastuti, Afirmasi hemodialisa di experimental merupakan
Itsna Iftayani, Positif dan RSUD Cilacap one group pre bagian dari
Erika Stabilisasi yaitu 22 orang and post test terapi
Noviyanti Dzikir Vibrasi design psikoreligius.
2017 Sebagai Media Dzikir
Terapi mengandung
Psikologis unsur
Untuk psikoterapeutik
Mengatasi mendalam dan
Kecemasan mengandung
pada kekuatan
Komunitas spiritual yang
Pasien membangkitkan
Hemodialisa rasa percaya
diri dan
optimisme

Evidence based Practice


Dari hasi analisis ke 3 jurnal tersebut terapi dzikir terbukti memliki pengaruh
terhadap pasien paliatif mengingat pentingnya akan terapi psikoreligius ini dalam
peningkatan kualitas hidup pasien paliatif . Pelatihan terapi pemaafan dzikir
Alhamdulillah tersebut mampu melihat permasalahannya dari sisi yang lebih positif dan
mampu mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadanya selama ini
termasuk kesempatan untuk bernafas. Menurut (Bastaman. Hanna Djumhana, 2011),
dzikir yang dilakukan secara terus-menerus dengan penuh kehidmatan akan membuat hati
senantiasa dekat dengan Allah dan membawa dampak tenang dan penuh ketentraman.
Penelitian yang dilakukan oleh Antry (2017)memaparkan bahwa diberikannya terapi
dzikir lebih mampu untuk menerima dirinya sendiri apa adanya, tidak menolak dirinya
apabila memiliki kekurangan atau kelemahan, memiliki keyakinan bahwa untuk
mencintai diri sendiri tidak harus dicintai dan dihargai oleh orang lain, merasa berharga
sehingga seseorang tidak perlu merasa benar-benar sempurna.
Kesimpulan
Pelatihan terapi dzikir ini terbukti memberikan pengaruh terhadap pasien paliatif
dengan memberikan ketenangan dan menerima dirinya sendiri apa adanya, tidak menolak
dirinya apabila memiliki kekurangan atau kelemahan, memiliki keyakinan bahwa untuk
mencintai diri sendiri tidak harus dicintai dan dihargai oleh orang lain, merasa berharga
sehingga seseorang tidak perlu merasa benar-benar sempurna.

Anda mungkin juga menyukai