Anda di halaman 1dari 5

RESUME

AIRWAY BREATHING MANAJEMEN

Resume Ini Dibuat Dalam Rangka

Memenuhi Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

Mata Kuliah GADAR 1

Dibuat Oleh :

Nama : Adella Yanuar

NIM : C1AA17005

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2020
RESUME TINDAKAN KEPERAWATAN

PERASAT TINDAKAN AIRWAY BREATHING MANAJEMEN

A. Hari/ Waktu kegiatan uji petik : Rabu, 01 Juli 2020


B. Kasus pemicu
Seorang laki-laki berusia 43 tahun pada tanggal 21 Juni 2020 jam 09.30 WIB di bawa ke
instalasi gawat darurat sebuah rumah sakit karena mengalami kecelakaan lalu lintas dan
mengalami penurunan kesadaran. Ketika dilakukan pengkajian oleh perawat R yang
berdinas pagi itu suara pasien terdengar snoring dan gurgling serta ditemukan luka
diatas klavikula ke arah kranial dan banyak pasir disekitar mulutnya. Tanda-tanda vital
saat diperiksa oleh perawat R Tekanan darah 90/70 mmHg, Nadi 102 kali/menit,Respirasi
Rate 28 X /menit, Suhu Tubuh 37,2 Derajat Celcius, Dada pasien Nampak memar
sebelah kanan.
C. Intervensi Keperawatan
Lakukan tindakan Airway dan Breathing Manajemen
D. Link video yang dianalisa
Https://youtu.be/HscZI5rIKXQ
E. Definisi Tindakan
Airway dan breathing manajement adalah tindakan yang dilakukan untuk membebaskan
jalan nafas dengan tetap memperhatikan control servikal.
F. Prinsip Tindakan
Aman diri, aman lingkungan,aman pasien
G. Proses Tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi

1) Alat resusitasi dipersiapkan dan dicek fungsinya (Dilakukan)


2) Alat didekatkan dalam posisi yang memudahkan bekerja (Dilakukan)
3) Alat proteksi diri penolong dipakai dengan benar (Dilakukan)
4) Pasien dijauhkan dari lingkungan yang berbahaya (Dilakukan)
2. Fase Kerja

1) Pasien diatur dalam posisi berbaring telentang (Dilakukan)


Setelah melakukan tindakan posisi pasien diatur dalam posisi berbaring
seharusnya dilakukan tindakan mengecek kesadaran pasien dengan rangsang
suara atau nyeri ,menurut jurnal jurnal ilmiah ilmu terapan universitas jambi
2018 volume 1 nomer 1 dengan judul eefektivitas antara alat ukur coma
recover scale-revised (CRS-R),Full outline unresponsiveness (four )score ,dan
Glasgow coma scale (GCS) dalam penilai tingkat kesadaran pasien di unit
perawatan intensive RSUD raden mattaher jambi mnegatakan bahwa penilai
kesadaran pernting dilakukan pada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran,hal ini bertujuan untuk memperkirakan prognosis pada seorang
pasien suatu hal ini perlu di perhatikan
Pasien dengan penurunan kesadaran atau dengan skor glass glow coma
scale =/kurang dari 8 biasanya memerlukan pemasangan airway
definitive,adanya gerakan motoric yang tak bertujuan,mengidentifikasi
perlunya airway definitive selama pemeriksa dan memperbaiki airway,harus
diperhatikan bahwa tidak boleh dilakukan ekstensi,fleksi,atau rotasi dari leher
anggaplah ada fraktur servical pada setiap pasien multitrauma terlebih bila ada
gangguan kesadaran atau perlukaan diatas klavikula (American college of
surgeons,2008).

2) Tanda kemungkinan cedera Cervical dapat dijelaskan (Dilakukan)


Pada saaat melakukan tindakan pengkajian kemungkinan cedera servical
segmen servical diproteksi dilakukan karena untuk memastikan apakah ada
kaku diatas klavikula ke arah kranial

3) Kemampuan bicara pasien diperiksa (Dilakukan)


4) Jalan napas diperiksa dengan teknik look, listen and feel (Dilakukan)
5) Teknik manual airway (tanpa alat), airway sementara (paringeal), atau definitif
(trakheal tube) dipilih secara tepat sesuai kondisi jalan napas pasien
(Dilakukan)
6) Penyedotan/suctioning, needle cricotiroidotomie atau hentakan
dada/perut/punggung dipilih secara tepat sesuai kondisi jalan napas pasien
(Dilakukan)
7) Fungsi breathing & ventilasi diperiksa dengan teknik look, listen and feel
(Dilakukan)
8) Sianosis atau apnea diatasi dengan teknik yang benar (Dilakukan)
9) Kebutuhan rujukan sebagai upaya tindak lanjut bagi fungsi airway, breathing
dan ventilasi mampu dijelaskan tidak dilakukan :
Hal ini berdampak pada keselamatan pasien karena tidak dijelaskan tidakan
lanjutannya.
10) Respon pasien selalu dievaluasi untuk setiap bantuan yang diberikan tidak
dilakukan :
Hal ini berdampak terhadap perkembangan pasien karena tidak mengetahui
perkembangan dari pasien.

3. Fase Terminasi

1) Posisi kerja mempermudah pelaksanaan prosedur (Dilakukan)


2) Prosedur dilakukan dengan tenang dan hati-hati sehingga tidak menyebabkan
cedera baru (Dilakukan)
3) Prosedur airway, breathing dan ventilasi dilakukan secara sistematis
(Dilakukan)
4) Efisien dalam pemanfaatan alat, bahan dan waktu (Dilakukan)

H. Evaluasi Diri
a. Tindakan pada video tidak sesuai dengan sop ada beberapa hal yang tidak
dilakukan yaitu
1) Kebutuhan rujukan sebagai upaya tindak lanjut bagi fungsi airway, breathing
dan ventilasi mampu dijelaskan
2) Respon pasien selalu dievaluasi untuk setiap bantuan yang diberikan
Dan yang tidak ada di SOP dilakukan dalam video adalah :
1) Memberikan salam
2) Perkenalan diri
b. Pemikiran atau saran mahasiswa berkaitan dengan SOP
SOP yang diberikan oleh dosen sangat baik dan dalam fase kerja nya pun cukup
lengkap dan dapat dipahami.

I. Referensi
Https://youtu.be/HscZI5rIKXQ

RUDINI, D. (2018). EFEKTIFITAS ANTARA ALAT UKUR COMA RECOVERY SCALE-REVISED (CRS-
R),FULL OUTLINE UNRESPONSIVENESS (FOUR) SCORE, DAN GLASGOW COMA SCALE
(GCS) DALAM MENILAI TINGKAT KESADARAN PASIEN DI UNIT PERAWATAN INTENSIF
RSUD RADEN MATTAHER JAMBI. Jurnal Ilimiash Ilmu Terapan Universitas Jambil.

Anda mungkin juga menyukai