lemak biasanya berwujud padat pada suhu ruang, sedangkan minyak berwujud cair pada suhu
ruang. Gliserida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa minyak
(minyak nabati).
Pada lemak, asam lemaknya memiliki sedikit ikatan rangkap (asam lemak jenuh), sedangkan pada
minyak, asam lemaknya memiliki banyak ikatan rangkap (asam lemak tak jenuh). Lemak memiliki titik
leleh tinggi, sedangkan minyak memiliki titik leleh rendah. Lemak umumnya berasal dari hewan,
sedangkan minyak umumnya dari tumbuhan.
Komponen lemak memiliki asam lemak jenuh yang lebih banyak, sedangkan komponen minyak terdiri
dari gliserrida yang memiliki asam lemak tak jenuh lebih banyak. Lemak biasanya kurang reaktif sehingga
tidak mudah berbau tengik, sedangkan minyak lebih reaktif dan menyebabkan mudah berbau tengik.
8. Sifat fisis
a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan
berupa zat cair.
b. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak yang
mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh.
Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 °C,
sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17 °C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang
mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.
d. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak yang baik.