Anda di halaman 1dari 1

Penetapan kadar air dengan titrasi Karl-Fischer

Dengan adanya air, maka iod dan belerang dioksida akan bereaksi menurut persamaan yang
sudah disederhanakan berikut :

I 2+ SO2 + H 2 O → H 2 SO 4 +2 HI

Sebelum titik ekivalen, tidak ada aliran arus karena iod yang ditambahkan segera direduksi oleh
belerang dioksida, baru pada titik ekivalen aliran arus listrik akan naik dengan tajam akibat
adanya pasangan redoks iod/iodida dan dapat terlihat pada penyimpangan galvanometer yang
bertahan paling tidak selama 30 detik. Penentuan titik ekivalen yang lebih teliti dapat diperoleh
melalui ekstrapolasi secara grafik dan penyimpangan galvanometer dihitung dari jumlah
penggunaan larutan Karl-Fischer. Sampai pada titik ekivalen, penyimpangan galvanometer tetap
hampir konstan. Setelah titk ekvalen dlampaui, penyimpangan galvanometer akan bertambah
dengan bertambahnya larutan Karl-Fischer yang ditambahkan. Titik ukur sebelum dan sesudah
titik ekivalen dihubungkan dengan garis, titik potongnya merupakan titik ekivalen. Dengan titrasi
dead stop end point ini titik akhir dapat ditentukan dengan lebih teliti dibandingkan dengan cara
pengamatan visual perubahan warna larutan yang dititrasi.

Penentuan nitrogen dalam amina aromatik primer

Larutan senyawa yang akan dianalisis dalam asam klorida direaksikan dengan ion bromida yang
bekerja secara katalik dan titrasi dengan larutan natrium nitrit. Dengan ion nitrit, maka gugus
amin aromatik primer akan terdiazotasi. Karena dari pasangan redoks bromida/brom hanya ada
bromida, maka tidak akan ada aliran arus. Pada titik ekivalen, bromida oleh ion nitrit berlebih
akan dioksidasi menjadi brom, yang reduksi katodiknya ditunjukkan oleh kenaikan arus yang
terjadi dengan tiba-tiba.

Anda mungkin juga menyukai