Anda di halaman 1dari 2

Muhammad hodaki (170810301151)

1. Investigasi atau fraud examination adalah proses pemeriksaan yang tidak berulang
kembali(non Recurring). pemeriksaan dilakukan setelah adanya indikasi yang dilaporkan. Fraud
Examination mencakup pengumpulan dokumen dan barang bukti dari tindak pidana Fraud,
interview para saksi dan orang-orang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana Fraud,
investigasi dan penulisan laporan hasil investigasi, mengkomfirmasi dan menjadi saksi
kebenaran dan keabsahan dari penemuan barang bukti, dan membantu setiap upaya pendeteksian
dan pencegahan tindak pidana Fraud yang dilakukan oleh aparat kepolisian atau oleh petugas
yang berwenang lainnya.
3. Aksioma adalah asumsi dasar yang begitu gamblangnya sehingga tidak memerlukan
pembuktian mengenai kebenarannya. Aksioma Fraud selalu tersembunyi., Pembuktian fraud
selalu timbal balik, dan Hanya pengadilan yang menetapkan bahwa fraud memang terjadi.
5. auditing :
 proses yang dilakukan secara berulang kembali(reccuring), teratur dan berkala,
dibeberapa perusahaann proses auditing dibagi dalam 4 kwartal yang lazimnya
disebubt Q1, Q2, Q3 dan Q4. perusahaan yang menerapkan type auditing seperti ini
biasanya memiliki satuan kerja audit yang berlapis. untuk pemeriksaan terhadap
kantor cabang berdasarkan kwartal biasanya dilakukan oleh auditor daerah, dan
secara random dilakukan oleh kantor pusat.
 ruang linkup pemeriksaan biasanya terkait dengan data keuangan. untuk proses kredit
di Bank yang memiliki unit kerja Mikro biasanya melingkupi, data kredit,
Operasional dan Collection.
 Tujuan audit adalah untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, di
Bank yang memiliki unit kerja Mikro, tujuan audit adalah untuk memastikan bahwa
proses pemberian kredit, operational dan Collection sudah sesuai dengan kebijakan
internal perusahaan dan regulator.
 sifat dari Audit adalah tidak bermusuhan (non Adversarial)
 Audit terutama dilakukan terhadap data keuangan
 Seorang auditor melakukan tugasnya dengan Profesional Skepiticism
Examination :
 proses pemeriksaan yang tidak berulang kembali(non Recurring). pemeriksaan
dilakukan setelah adanya indikasi yang dilaporkan.
 Ruang lingkup fraud examination lebih spesifik, yang berdasarkan pada adanya
indikasi, dugaan, tuduhan atau sangkaan.
 Tujuan lebih kearah untuk memastikan apakah indikasi Fraud yang dilaporkan benar
benar terjadi atau hanya pelanggaran prosedur biasa akibat kelalaian karyawan, serta
menentukan siapakah pihak yang bertanggung jawab terhadap kejadian fraud tersebut
(bisa internal maupun eksternal).
 Sifat dari fraud examination adalah bermusuhan (affix blame) karena pada ahirnya
investigator atau pemeriksa harus menentukan siapakah pihak yang bertanggung
jawab atau bersalah atas kejadian fraud tersebut.
 seorang investigator/pemeriksa fraud melakukan tugasnya dengan cara
mengumpulkan dan mengorganisir seluruh bukti untuk mendukung atau membantah
indikasi yang dilaporkan, yang meliputi dugaan, tuduhan dan sangkaan atas fraud
yang terjadi.
7. prosedur-prosedur fraud examination

 Identifikasi masalah, melakukan pemahaman awal terhadap kasus yang hendak


diungkap.

 Pembicaraan dengan klien, melakukan pembahasan bersama klien terkait lingkup,


kriteria, metodologi audit, limitasi, jangka waktu, dan sebagainya.

 Pemeriksaan pendahuluan, melakukan pengumpulan data awal dan menganalisanya.


Hasil pemeriksaan pendahulusan bisa dituangkan menggunakan matriks 5W + 2H
(who, what, where, when, why, how, and how much).

 Pengembangan rencana pemeriksaan, menyusun dokumentasi kasus yang dihadapi,


tujuan audit, prosedur pelaksanaan audit, serta tugas setiap individu dalam tim.

 Pemeriksaan lanjutan, melakukan pengumpulan bukti serta melakukan analisa


atasnya. Auditor akan menjalankan teknik-teknik auditnya guna mengidentifikasi
secara meyakinkan adanya fraud dan pelaku fraud tersebut.

 Penyusunan Laporan, melakukan penyusunan laporan hasil audit eximination. Dalam


laporan ini setidaknya ada 3 poin yang harus diungkapkan.

1. Kondisi, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi di lapangan.


2. Kriteria, yaitu standar yang menjadi patokan dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Simpulan, yaitu berisi kesimpulan atas audit yang telah dilakukan. Biasanya
mencakup sebab fraud, kondisi fraud, serta penjelasan detail mengenai fraud
tersebut.

9. Dalam setiap tindak pidana, setidaknya ada tiga komponen, yaitu pelaku, tindak pidana yang
dilakukan, dan hasil tindak pidana. Hasil tindak pidana dapat berupa uang atau harta kekayaan
lain. Pendekatan follow the money mendahulukan mencari uang atau harta kekayaan hasil tindak
pidana dibandingkan dengan mencari pelaku kejahatan. Setelah hasil diperoleh, kemudian
dicarilah pelakunya dan tindak pidana yang dilakukan. Dalam mencari hasil tindak pidana,
dipergunakan pendekatan analisis keuangan (financial analysis).

Anda mungkin juga menyukai