Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN MASALAH

GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN

Disusun Oleh:

NAMA : HENNY KUSUMA WARDANI

NPM : 19149012101114

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS B
BANJARMASIN, 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN

A. Definisi Gangguan Kebutuhan Cairan


Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan fisiologi yang
digunakan untuk alat transportasi zat nutrisi, elektrolit dan sisa metabolisme,
sebagai komponen pembentuk sel, plasma, darah, dan komponen tubuh
yang lainnya sebagai pengatur suhu tubuh dan seluler ( Anik Maryunani,
2015 ).

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena


metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yangtetap dalam merespon
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling
berhubungan, ketidakseimbangan yang terdiri sendiri jarang terjadi dalam
kelebihan dan kekurangan (Tarwoto dan Martonah.2005:29)
B. Mekanisme Fisiologi Kebutuhan Dasar

Faktor yang Mempengaruhi Macam - macam gangguan yang


Kebutuhan Cairan dan mungkin terjadi pada system Cairan
dan Elektrolit.
Elektrolit.

Usia
Gangguan Cairan Gangguan Elektrolit
Temperatur
Hipovolemi Hiponatremia
Diet

Stres Hipervolemi Hipernatremia

Sakit Dehidrasi Hipokalemia

Edema Hiperkalemia

Hipokalsemia

Hipokalsemia

Hiperkalsemia

Hipomagnesia

Hipermagnesia
C. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Cairan
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Resiko NOC NIC
ketidakseimbangan  Fluid balance Fluid management
elektrolit  Hydration  Timbang
 Nutritional Status : popok/pembalut jika
Definisi : Rentan Food and Fluid diperlukan
mengalami  Intake  Pertahankan catatan
perubahan kadar intake dan output
elektrolít serum Kriteria Hasil : yang akurat
yang dapat  Mempertahankan  Monitor status
mengganggu urine output sesuai hidrasi (kelembaban
kesehatan dengan usia dan BB, membran mukosa,
BJ urine normal, HT nadi adekuat,
Faktor Risiko : normal tekanan darah
 Defisiensi  Tekanan darah, nadi, ortostatik ), jika
volume cairan suhu tubuh dalam diperlukan
 Diare batas normal  Monitor vital sign
 Disfungsi  Tidak ada tanda  Monitor masukan
endokrin tanda dehidrasi, makanan / cairan
 Kelebihan  Elastisitas turgor dan hitung intake
volume cairan kulit baik, membran kalori harian
 Gangguan mukosa lembab,  Kolaborasikan
mekanisme tidak ada rasa haus pemberian cairan IV
regulasi yang berlebihan  Monitor status
(mis.,diabetes, nutrisi
isipidus, sindrom  Berikan cairan IV
ketidaktepatan pada suhu ruangan
sekresi hormon  Dorong masukan
antidiuretik) oral
 Disfungsi ginjal  Berikan penggantian
 Efek samping nesogatrik sesuai
obat (mis, output
medikasi, drain)  Dorong keluarga
 Muntah untuk membantu
pasien makan
 Tawarkan snack (jus
buah, buah segar)
 Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
memburuk
 Atur kemungkinan
tranfusi
 Persiapan untuk
tranfusi
Hypovolemia
Management
 Monitor status
cairan termasuk
intake dan output
cairan
 Pelihara IV line
 Monitor tingkat Hb
dan hematokrit
 Monitor tanda vital
 Monitor respon
pasien terhadap
penambahan cairan
 Monitor berat badan
 Dorong pasien
untuk menambah
intake oral
 Pemberian cairan lV
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan volume
cairan
 Monitor adanya
tanda gagal ginjal

2 Defisit Volume NOC: NIC :


 Flu  Pertahankan catatan
Cairan
id balance intake dan output
Definisi : Penurunan  Hy yang akurat
cairan intravaskuler, dration  Monitor status hidrasi
 Nu ( kelembaban
interstisial, dan/atau tritional Status : membran mukosa,
intrasellular. Ini Food and Fluid nadi adekuat, tekanan
Intake darah ortostatik ), jika
mengarah ke Setelah dilakukan diperlukan
dehidrasi, kehilangan tindakan keperawatan  Monitor hasil lab yang
selama….. defisit volume sesuai dengan retensi
cairan dengan cairan teratasi dengan cairan (BUN , Hmt ,
pengeluaran sodium kriteria hasil: osmolalitas urin,
 Mempertahankan albumin, total
Batasan Karakteristik : urine output sesuai protein )
 Perubahan status dengan usia dan  Monitor vital sign
BB, BJ urine setiap 15menit – 1
mental normal, jam
 Penurunan turgor  Tekanan darah,  Kolaborasi pemberian
nadi, suhu tubuh cairan IV
kulit
 Penurunan dalam batas normal  Monitor status nutrisi
 Tidak ada tanda  Berikan cairan oral
tekanan darah
tanda dehidrasi,  Berikan penggantian
 Penurunan Elastisitas turgor nasogatrik sesuai
kulit baik, membran output (50 –
tekanan nadi
mukosa lembab, 100cc/jam)
 Penurunan tidak ada rasa haus  Dorong keluarga
yang berlebihan untuk membantu
volume nadi  Orientasi terhadap pasien makan
 Penurunan turgor waktu dan tempat  Kolaborasi dokter jika
baik tanda cairan berlebih
lidah
 Jumlah dan irama muncul meburuk
 Penurunan pernapasan dalam  Atur kemungkinan
batas normal tranfusi
haluaran urine
 Elektrolit, Hb, Hmt  Persiapan untuk
 Penurunan dalam batas normal tranfusi
 pH urin dalam batas  Pasang kateter jika
pengisian vena
normal perlu
 Membran  Intake oral dan  Monitor intake dan
intravena adekuat urin output setiap 8
mukosa kering
jam
 Kulit kering
 Peningkatan suhu
tubuh
 Peningkatan
frekuensi nadi
 Peningkatan
hematokrit
 Peningkatan
konsentrasi urine
 Penurunan berat
badan tiba-tiba
 Haus
 kelemahan
Faktor-faktor yang
berhubungan:
 hambatan
mengakses cairan
 asupan cairan
kurang
 kurang
pengetahuan
tentang
kebutuhan cairan
3 Kelebihan Volume NOC : NIC :
Cairan Dalam Tubuh  Electrolit and acid Fluid management
Definisi : Retensi base balance 1. Timbang
cairan isotomik  Fluid balance popok/pembalut jika
meningkat  Hydration diperlukan
Batasan karakteristik : Setelah dilakukan 2. Pertahankan
 Bunyi nafas tindakan keperawatan catatan intake dan
tambahan selama …….. masalah output yang akurat
 Gangguan kelebihan volume cairan 3. Pasang urin kateter
tekanan darah dalam tubuh teratasi jika diperlukan
 Perubahan status Kriteria Hasil: 4. Monitor hasil lAb
mental a. Terbebas dari yang sesuai dengan
 Perubahan arteri edema, efusi, retensi cairan (BUN ,
pulmonal anaskara Hmt , osmolalitas
 Gangguan pola b. Bunyi nafas urin )
nafas bersih, tidak ada 5. Monitor status
 Perubahan berat dyspneu/ortopneu hemodinamik
jenis urine c. Terbebas dari termasuk CVP, MAP,
distensi vena PAP, dan PCWP
 Anasarka
jugularis, reflek 6. Monitor vital sign
 Ansietas
hepatojugular (+) 7. Monitor indikasi
 Azotemia d. Memelihara retensi / kelebihan
 Penurunan tekanan vena sentral, cairan (cracles, CVP ,
hematokrit tekanan kapiler paru, edema, distensi vena
 Penurunan output jantung dan leher, asites)
hemoglobin vital sign dalam batas 8. Kaji lokasi dan
 Dipsnea normal luas edema
 Edema ketidak e. Terbebas dari 9. Monitor masukan
seimbangan kelelahan, kecemasan makanan / cairan dan
elektrolit atau kebingungan hitung intake kalori
 Hepatomegali f. Menjelaskanindik harian
 Peningkatan ator kelebihan cairan 10. Monitor status
tekanan vena nutrisi
sentral 11. Berikan diuretik
 Asupan melebihi sesuai interuksi
haluaran 12. Batasi masukan
 Distensi vena cairan pada keadaan
jugularis hiponatrermi dilusi
 Oliguria dengan serum Na <
 Ortopnea 130 mEq/l
 Dispnea 13. Kolaborasi dokter
nocturnal jika tanda cairan
paroksismal berlebih muncul
 Efusi ppleura memburuk
 Reflex
Fluid Monitoring
hepatojugular
1. Tentukan riwayat
positif
jumlah dan tipe intake
 Ada bunyi
cairan dan eliminaSi
jantung S3
 Kongestipulmona 2. Tentukan
l kemungkinan faktor
 Gelisah resiko dari ketidak
 Penambahan seimbangan cairan
berat badan (Hipertermia, terapi
dalam waktu diuretik, kelainan
sangat singkat renal, gagal jantung,
Faktor-faktor yang diaporesis, disfungsi
berhubungan : hati, dll )
 Asupan cairan 3. Monitor berat
berlebihan badan
 Asupan natrium 4. Monitor serum dan
berlebihan elektrolit urine
5. Monitor serum dan
osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR,
dan RR
7. Monitor tekanan
darah orthostatik dan
perubahan irama
jantung
8. Monitor parameter
hemodinamik infasif
9. Catat secara akutar
intake dan output
10. Monitor adanya
distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan
penambahan BB
11. Monitor tanda dan
gejala dari odema
12. Beri obat yang
dapat meningkatkan
output urin

I. Daftar Pustaka
Tarwanto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:  MediAction.

Anda mungkin juga menyukai