Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN ASMA

OLEH

KELOMPOK 6

Anggita Intania Rachma 213219030


Dhanty
Citra Mutiara 213219011
Carla Kania Norman 213219031
Irpan nugraha 213219016
Alicia Saffanah Afifah 213219013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1 (LINTAS


JALUR) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena atas berkat dan tuntunannya
sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asma” ini
bisa diselesaikan dengan baik.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas
untuk membuat makalah ini, serta kepada siapa saja yang telah terlibat dalam proses
penulisannya.
Sebagai manusia yang tidak lepas dari keterbatasan kemampuan, dibarengi dengan
berbagai kesulitan dan hambatan, maka penulis menyadari bahwa makalah ini tidak
terhindar dari berbagai macam kekurangan.
Dengan kekurangan yang ada penulis menyambut saran dan petunjuk yang objektif
dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini. Sehubungan dengan itu melalui
kesempatan yang ini, penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya disertai
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan malakah
ini.
Harapan kiranya dengan hadirnya malakah ini, dapatlah membantu para pembaca
sekalian dalam mempelajari materi tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Asma.

Kelompok 6
 

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................2
C. Rumusan masalah........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Definisi.........................................................................................................................3
B. Etiologi.........................................................................................................................3
C. Klasifikasi....................................................................................................................5
D. Manifestasi Klinis........................................................................................................6
E. Patofisiologi.................................................................................................................7
F. Komplikasi...................................................................................................................8
G. Pemeriksaan penunjang................................................................................................8
H. Penatalaksanaan...........................................................................................................8
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ASMA.......................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................21
A. Kesimpulan................................................................................................................21
B. Saran...........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak yaitu penyakit
asma. Kejadian asma meningkat di hampir seluruh dunia, baik Negara maju maupun
Negara berkembang termasuk Indonesia. Peningkatan ini diduga berhubungan
dengan meningkatnya industri sehingga tingkat polusi cukup tinggi. Walaupun
berdasarkan pengalaman klinis dan berbagai penelitian asma merupakan penyakit
yang sering ditemukan pada anak, tetapi gambaran klinis asma pada anak sangat
bervariasi, bahkan berat-ringannya serangan dan sering-jarangnya serangan
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Akibatnya kelainan ini kadang kala tidak
terdiagnosis atau salah diagnosis sehingga menyebabkan pengobatan tidak adekuat.

Penyakit asma merupakan kelainan yang sangat sering ditemukan dan


diperkirakan 4–5% populasi penduduk di Amerika Serikat terjangkit oleh penyakit
ini. Asma bronkial terjadi pada segala usia tetapi terutama dijumpai pada usia dini.
Sekitar separuh kasus timbul sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus lainnya
terjadi sebelum usia 40 tahun. Pada usia kanak-kanak terdapat predisposisi laki-
laki : perempuan = 2 : 1 yang kemudian menjadi sama pada usia 30 tahun.

Asma merupakan 10 besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia,


hal itu tergambar dari data studi Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di
berbagai propinsi di Indonesia. SKRT 1986 menunjukkan asma menduduki urutan
ke 5 dari 10 penyebab kesakitan bersama-sama dengan bronkitis kronik dan
emfisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai
penyebab kematian ke 4 di Indonesia atau sebesar 5,6%. Tahun 1995, prevalensi
asma di Indonesia sekitar 13 per 1.000 penduduk, dibandingkan bronkitis kronik 11
per 1.000 penduduk dan obstruksi paru 2 per 1.000 penduduk.

Beberapa anak menderita asma sampai mereka usia dewasa; namun dapat
disembuhkan. Kebanyakan anak-anak pernah menderita asma. Para Dokter tidak

1
2

yakin akan hal ini, meskipun hal itu adalah teori. Lebih dari 6 % anak-anak
terdiagnosa menderita asma, 75 % meningkat pada akhir-akhir ini. Meningkat tajam
sampai 40 % di antara populasi anak di kota.

Karena banyaknya kasus asma yang menyerang anak terutama di Negara


kita Indonesia maka kami dari kelompok mencoba membahas mengenai asma yang
terjadi pada anak ini, sehingga orang tua dapat mengetahui bagaimana pencegahan
dan penatalaksanaan bagi anak yang terserang asma.

B. Tujuan
1). Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar kita semua terutama orang
tua dan perawat dapat memahami mengenai serangan asma pada anak anak dan
mengetahui tatacara pelaksanaan penanganan asma yang terjdi pada anak. Selin itu
juga untuk memenuhi tugas yang di berikan dosen pembimbing. 

2). Tujuan Khusus

a. Menjelaskan tentang Definisi Asma


b. Mengetahui Etiologi dari Asma
c. Mengetahui Manifestasi Klinis dari Asma pada Anak
d. Menjelaskan Patofisiologi Asma pada Anak

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana konsep teori dari penyakit asma?


2. Bagaimana Asuhan Keperawatan penyakit asma?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi

Kondisi yang berulang dimana rangsangan tertentu mencetuskan saluran pernafasan


menyempit untuk sementara waktu sehingga empersulit jalan pernafasan.

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea
dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif
terhadap stimuli tertentu. (Smeltzer 2002 :
611)

Asma adalah obstruksi jalan nafas yang


bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus
mengalami inflamasi/peradangan dan
hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48).

Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan
oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski :
1996).

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea
dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne :
2001).

Dari semua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit
gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan
adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap
berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.

3
B. Etiologi

1) Adanya kontraksi otot di sekitar bronkhus sehingga terjadi penyempitan jalan


nafas.
2) Adanya pembengkakan membrane bronkhus

4
5

3) Terisinya bronkus oleh mokus yang kental


Beberapa Faktor Predisposisi dan Presipitasi timbulnya serangan Asma
Bronkhial.
A. Faktor Predisposisi
Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma bronkhial
jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran
pernafasannya juga bisa diturunkan.
B. Faktor Presipitasi
1) Alergen
Dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
 Inhalan: masuk saluran pernafasan. Seperti : debbu,bulu binatang, bakteri
dan polusi.
 Ingestan, masuk melalui mulut. Seperti : makanan dan obat-obatan.
 Kontaktan. Yang masuk melalui kontak dengan kulit. Seperti : perhiasan,
logam,dan jam tangan.
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab atau dingin juga menpengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak
dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang
serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau,
musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
3) Stress.
Stress dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang
timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress perlu diberi
6

nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya


belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
4) Lingkungan Kerja.
Lingkungan Kerja juag menjadi penyebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di
laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini
membaik pada waktu libur atau cuti.
5) Olah raga atau aktivitas yang berat.
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika  melakukan
aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi
segera setelah selesai aktifitas tersebut.

C. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,
yaitu:
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergi yang disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-
obatan (antibiotik dan aspirin), dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering
dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi.
2. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap
penctus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau
bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.
Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya
waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronis dan emfisema.
Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
7

3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik
dari bentuk alergik dan non-alergik.

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinik pada pasien asthma adalah batuk, dyspne, dari wheezing.
Dan pada sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang
sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan
tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah
ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Ada
beberapa tingkatan penderita asma yaitu :
1. Tingkat I
Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.
Timbul bila ada faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun dengan
test provokasi bronkial di laboratorium.
2. Tingkat II
Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru
menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas. Banyak dijumpai
pada klien setelah sembuh serangan.
3. Tingkat III
Tanpa keluhan.Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya
obstruksi jalan nafas.Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak
diteruskan mudah diserang kembali.
4. Tingkat IV
Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.
Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan
nafas.
8

5. Tingkat V
Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma
akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang
lazim dipakai. Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan
nafas yang reversibel. Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti :
Kontraksi otot-otot pernafasan, cyanosis, gangguan kesadaran, penderita
tampak letih, takikardi

E. Patofisiologi

Spasme otot bronkus Inflamasi dinding bronchus Edema Sumbatan mukus

Tidak efektif Obstruksi saluran nafas Alveoli tertutup


bersihan jalan nafas
(bronkhospasme)

Kurang Hipoksemia
Gangguan
pengetahuan Penyempitan jalan nafas pola nafas
Asidosis
Intoleransi aktivitas metabolik
Peningkatan kerja pernafasan

Peningkatan kebutuhan Penurunan masukan oral


oksigen

Hiperventilasi Perubahan nutrisi


kurang dari kebutuhan

Retensi CO2

Asidosis respiratorik
9

F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah mengancam
pada gangguan keseimbanga asam basa dan gagal nafas, pneumonia, bronkhiolitis,
chronic persistent bronchitis, emphysema.

G. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan sputum
a. Untuk menentukan adanya infeksi dan mengidentifikasi pathogen
b. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
b) Pemeriksaan darah
Untuk mengetahui Hiponatremia dan kadar leukosit,
2) Pemeriksaan Scanning Paru
Untuk menyatakan pola abnormal perfusi pada area ventilasi(ketidak
cocokan/perfusi) atau tidak adanya ventilasi/perfusi.
3) Pemeriksaan Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.

H. Penatalaksanaan
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale :
1) Menghilangkan obstruksi jalan nafas.
2) Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.
3) Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan
maupun penjelasan penyakit.
Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :

a. Pengobatan dengan obat-obatan. Seperti :


1) Beta agonist (beta adrenergik agent)
2) Methylxanlines (enphy bronkodilator)
10

3) Anti kolinergik (bronkodilator)


4) Kortikosteroid
5) Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)
b. Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya :
1) Oksigen 4-6 liter/menit.
2) Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau terbutalin 10 mg)
inhalasi nabulezer dan pemberiannya dapat di ulang setiap 30 menit-1 jam.
Pemberian agonis B2 mg atau terbutalin 0,25 mg dalam larutan dextrose 5%
diberikan perlahan.
3) Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam
12 jam.
4) sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.
11

CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ASMA


I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. M
2. Alamat dan No. Telp :
3. Pekerjaan Kepala Keluarga :
4. Pendidikan Kepala Keluarga :
5. Komposisi Keluarga
Status Imunisasi ket
Hubungan Um peker
Pddkn

Hb

Hb
Nama Jk TT

Canp-ak
PPT-Hb

Polio
BCG
dengan KK ur jaan
WUS BUMIL
0-7

>7
Mardi Lk Kep 48 smp Sopir ASMA
keluarga th

Yuldes Pr Istri 46 Smp Ibu SEHAT


i th R/T

An.D Lk anak 25 SMP buruh SEHAT


th

An.B Lk anak 23 SMU - SEHAT


th

An.R Lk anak 17 SMU - SEHAT


th

6. Tipe Keluarga.
7. Suku Bangsa.
8. Agama.
9. Status Sosial Ekonomi.
10. Aktivitas rekreasi kelurga.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA.


12

11. Tahap perkembangan keluarga saat ini.


12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
13. Riwayat keluarga inti
Ny. Y mengatakan belakangan ini penyakit asma Tn.M sering kumat , Ny. Y
mengatakan jika serangan sesak datang hanya minum obat asma yang di beli di
warung , apabila obat warung tidak bisa mengurangi serangan asma baru Tn.M
memeriksakan dirinya ke puskesmas. Anak pertama dan kedua tidak ada
mengeluhkan sakit. Anak yang ketiga menderita deman dan sudah berobat ke
Puskesmas.

14. Riwayat keluarga sebelumnya.


- Tn. M mengatakan bahwa keluarganya memiliki riwayat penyakit asma. Ibu
Tn. M sudah meninggal beberapa tahun lalu karena penyakit asma dan lanjut
usia.
III. Riwayat Kesehatan Lingkungan

15. Karakteristik rumah


Rumah yang kurang ventilasi dan tidak adanya cahaya matahari yang masuk kedalam
rumah sehingga rumah lembab.
16. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
17. Mobilitas Geografis
18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
19. Sistem Pendukung Keluarga.
IV. Struktur Keluarga
20. Pola Komunikasi Keluarga
21. Struktur Kekuatan Keluarga
22. Struktur Peran .
23. Nilai dan Norma Keluarga
V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Efektif
25. Fungsi Sosialisasi
13

26. Fungsi Perawatan Kesehatan


a. Praktik Diit Keluarga
b. Kebiasaan tidur keluarga
c. Latihan fisik
d. Kebiasaan Penggunaan obat – Obatan
Kebiasaan keluarga membeli obat di warung jika ada anggota keluarga yang
sakit.
e. Peran Kelurga dalam pratik perawatan diri.
f. Tn. M mengatakan dadanya sesak, susah untuk bernapas,
terutama bila Tn.M kelelahan. Tn. M mengatakan susah tidur. Ny.Y
mengatakan jika serangan sesak datang hanya minum obat asma yang di beli di
warung . Keluarga Tn.M mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya.
Ny.Y mengatakan hanya mengetahui sedikit tentang perawatan penyakitnya ini,
seperti jangan terlalu lelah dan menjauhi faktor penyebab asma kembali.
g. Tingkatan preventif Dasar
h. Kelurga hanya mengetahui sedikit tentang perawatan
penyakitnya ini, seperti jangan terlalu lelah dan menjauhi faktor penyebab asma
kembali. tidak mengetahui tentang penyakit asma baik itu penyebab ataupun
pengobatannya, hanya membeli obat di warung jika ada anggota keluarga yang
sedang sakit.
i. Pelayanan Perawatan Gawat darurat.
Keluarga jarang memeriksakan kesehatannya ke dokter tetapi hanya membeli
obat di warung,
j. Sumber Pembiayaan
27. Fungsi Reproduksi
28. Fungsi Ekonomi
VI. Stres dan Koping Keluarga
29. a. Stressor jangka pendek:
Perubahan dalam kesehatan seperti Tn.M sering merasakan sesak pada dadanya,
susah untuk beristirahat dan untuk tidur di malam .
14

b. Stressor jangka panjang

Tn.M bingung bila asmanya kambuh dan mengganggu pekerjaan untuk


membiayai kelurga

30. Kemampuan Keluarga Berespons.


Terhadap stressor jangka pendek keluarga membawa Tn.M ke praktek
Puskesmas apabila obat yang di beli diwarung tidak dapat mengatasi serangan
asma.

31. Strategi Koping yang Digunakan.


32. Strategi Adaptasi Disfungsional
15

Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Fisik Tn.M Ny.Y An.D An.B An.R

1. Keadaan Umum TB : 166 cm TB : 151 cm TB : 165 cm TB : 165 cm TB : 170cm

BB : 62 kg BB : 40 kg BB : 58 kg BB : 58 kg BB : 56 kg

Lila: 26 cm Lila: 28 cm Lila: 28 cm Lila: 28 cm Lila: 27 cm

- Kepala Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi Benjolan (-), lesi Benjolan (-),
(-) (-) lesi (-)
- Rambut Lurus, rontok Lurus, rontok Ikal, rontok
Ikal, tidak rontok Lurus, rontok sedikit sedikit sedikit sedikit
- Mata Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva Konjunctiva tidak Konjunctiva
anemis sklera tidak anemis sklera tidak tidak anemis anemis sklera tidak anemis
ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan sklera tidak tidak ikterik, sklera tidak
baik. baik. ikterik, penglihatan baik. ikterik,
penglihatan baik. penglihatan
baik.

- Telinga
Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-),
pendengaran baik. pendengaran baik. Cerumen (-),
Cerumen (-), pendengaran pendengaran
pendengaran baik. baik.
baik.
16

- Hidung Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis Polip (-),
lendir (-), penciuman lendir (-), penciuman (-), lendir (-), sinusitis (-),
baik baik Polip (-), sinusitis penciuman baik lendir (-),
(-), lendir (-), penciuman
penciuman baik baik
Lidah bersih, nafas Lidah bersih, nafas Lidah bersih, Lidah bersih,
- Mulut
tidak berbau, jumlah tidak berbau, jumlah nafas tidak nafas tidak
gigi lengkap tidak ada gigi lengkap tidak Lidah bersih, berbau, jumlah
nafas tidak berbau, dan
sariawan. ada sariawan. gigi lengkap geraham
berbau, jumlah tidak ada
gigi lengkap belakang
sariawan. bagian atas dan
tidak ada
sariawan. bawah gigi
belum lengkap,
tidak ada
sariawan.

- Kuku Kuku bersih pendek Kuku bersih pendek Kuku kurang


Kuku bersih
dan terawat dengan dan terawat dengan bersih dan
pendek dan
baik baik Kuku bersih kurang terawat
terawat dengan
pendek dan dengan baik
baik
terawat dengan
Bersih, turgor
Bersih, turgor baik Bersih, turgor baik baik Bersih, turgor
- Kulit baik kulit
kulit teraba hangat kulit teraba hangat baik kulit teraba
Bersih, turgor teraba hangat
dan suhu 36,5oC dan suhu 36oC hangat dan suhu
baik kulit teraba dan suhu 36oC
36,7oC
hangat dan suhu
36,4oC
17

2 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelenjar tiroid pembesaran kelenjar pembesaran pembesaran pembesaran
tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid

3 Payudara/ Thorax Tidak ada benjolan Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada
berbentuk simetris benjolan, bentuk benjolan, bentuk benjolan, bentuk teraba
tidak ada lesi dan simetris tidak ada lesi simetris tidak ada simetris tidak ada benjolan,
lecet. dan lecet. lesi dan lecet. lesi dan lecet. bentuk simetris

4 Sistem pernafasan Bunyi nafas mengi, Bunyi nafas vesikuler Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
sesak nafas, rasa dada frekuensi 20x/mnt vesikuler vesikuler veikuler,
tertekan, frekuensi tidak ada wheezing frekuensi frekuensi frekuensi 18
nafas 30 kl/i, dan ronchi 20x/mnt tidak 20x/mnt tidak x/mnt, tidak
takipneau ada wheezing dan ada wheezing dan ada wheezing
ronchi ronchi dan ronchi

5 Sistem TD: 120/80 mmHg, TD: 120/80 mmHg, TD: 120/80 TD: 120/80 TD:
kardiovaskular nadi: 90 x/mnt, atus nadi: 80 x/mnt, atus mmHg, nadi: 80 mmHg, nadi: 80
cordis tidak terlihat cordis tidak terlihat, x/mnt, atus cordis x/mnt, atus cordis 72 x/mnt, atus
irama jantung teratur. irama jantung teratur. tidak terlihat, tidak terlihat, cordis tidak
irama jantung irama jantung terlihat, irama
teratur. teratur. jantung teratur

6 Sistem Bising usus normal, Bising usus normal, Bising usus Bising usus Bising usus
gastrointestinal BAB 1 x sehari BAB 1 x sehari normal, BAB 1 x normal, BAB 1 x normal, BAB 1
sehari sehari x sehari

7 Sistem Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
genitounaria BAK, frek 5 – 7 x/hari BAK, frek 5 – 7 keluhan BAK, keluhan BAK, keluhan BAK,
x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7
18

x/hari

8 Sistem Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot
muskuloskeletal ekstremitas baik, ekstremitas baik, dan ekstremitas dan ekstremitas dan
refleks patella (+), refleks patella (+), baik, refleks baik, refleks ekstremitas
edema (-), varises (-) edema (-), varises (-) patella (+), patella (+), baik, refleks
edema (-), varises edema (-), varises patella (+),
(-) (-) edema (-),
varises (-)
19

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Ketidakmampuan keluarga merawat anggota kelurga yang sakit berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga menenai pencegahan dan perawatanya karena kelurga tidak tahu
tentang penyakit dan pencegahannya.

VIII. RENCANA KEPERAWATAN


Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan
Ketidakmampuan Setelah Setelah - Ucapkan
keluarga merawat dilakukan dilakukan salam dan
anggota kelurga selama 3x kunjungan menjelaskan
yang sakit. kunjungan rumah selama kegiatan hari ini
rumah 1x60menit akan melakukan
diharapkan keluarga dapat penyuluhan
keluarga dapat TUK I tentang asma
mengetahui Mengenal - Jelaskan pada
penyakit yang masalah keluarga dengan
diderita oleh Tn. kesehatan leaflet pengertian
M a. Menyebu Respon Keluarga dapat asma
tkan verbal menyebutkan: - Jelaskan pada
pengertian 1. Pengertian keluarga dengan
asma asma dan kumpulan leaflet penyebab
gejala yang timbul asma
Respon 2. Menyebutkan - Jelaskan pada
b. Menyebu verbal 4 dari 6 penyebab keluarga dengan
tkan asma leaflet tentang
penyebab a. Faktor Genetik pencegahan asma
asma b. Faktor Kondisi - Jelaskan dan
Saluran Nafas demontrasikan
c. Faktor pada keluarga
20

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
Lingkungan teknik napas
d. Faktor Kondisi dalam
Medis - Demontrasika
e. Stress n tentang obat
f. Olahraga yang alami untuk
berlebihan meredakan asma
Respon 3. Menyebutkan
verbal 3 dari 5 tanda dan
c. Menyebu gejala
tkan tanda a. Batuk
dan gejala b. Menangis atau
asma ketawa keras
c. Sesak napas
d. Sulit untuk
bericara
e. Sianosis (kulit
tampak kebiruan)
4. Tn. P dan
keluarga dapat
mengetahui dan
Respon mempraktekam
verbal teknik napas
dalam
d. Mengeta
hui dan
dapat
mempraktik
an teknik
napas dalam
Keluarga dapat
21

Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
memberikan
TUK II pengobatan pada
Merawat Respon Tn. P secara tepat
anggota verbal dan dan aman
keluarga yang motorik Keluarga dapat
sakit mengontrol
a. Memberi aktivitas dan
pengobatan Respon kesehatan Tn. P
yang tepat verbal dan agar tidak kambuh
dan aman motorik asmanya.

b. Menjaga
aktivitas dan
kesehatan

VIII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat


untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan

Evaluasi keperawatan adalah Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan


yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan apakah ada
kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
tindakan, dan evaluasi itu sendiri.
22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengobatan asma harus dilakukan secara tepat dan benar untuk mengurangi gejala

yang timbul. Pengobatan asma memerlukan kerja sama antara pasien, keluarga, dan

dokternya. Oleh karena itu pasien asma dan keluarganya harus diberi informasi

lengkap tentang obat yang dikonsumsinya; kegunaan, dosis, aturan pakai, cara pakai

dan efek samping yang mungkin timbul. Pasien hendaknya juga menghindari faktor

yang menjadi penyebab timbulnya asma. Selain itu, pasien harus diingatkan untuk

selalu membawa obat asma kemanapun dia pergi, menyimpan obat-obatnya dengan

baik, serta mengecek tanggal kadaluarsa obat tersebut. Hal ini perlu diperhatikan agar

semakin hari kualitas hidup pasien semakin meningkat.

B. Saran
Dengan mengetahui apa dan bagaimana penyakit asma maka dapat lebih mengenali

cara penanganannya dan pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan tepat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Betz Cecily, Linda A Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta.
Capernito, Lynda J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. EGC:
Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta.
Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.EGC: Jakarta.
http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf

Anda mungkin juga menyukai