OLEH
KELOMPOK 6
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena atas berkat dan tuntunannya
sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asma” ini
bisa diselesaikan dengan baik.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas
untuk membuat makalah ini, serta kepada siapa saja yang telah terlibat dalam proses
penulisannya.
Sebagai manusia yang tidak lepas dari keterbatasan kemampuan, dibarengi dengan
berbagai kesulitan dan hambatan, maka penulis menyadari bahwa makalah ini tidak
terhindar dari berbagai macam kekurangan.
Dengan kekurangan yang ada penulis menyambut saran dan petunjuk yang objektif
dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini. Sehubungan dengan itu melalui
kesempatan yang ini, penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya disertai
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan malakah
ini.
Harapan kiranya dengan hadirnya malakah ini, dapatlah membantu para pembaca
sekalian dalam mempelajari materi tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Asma.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................2
C. Rumusan masalah........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Definisi.........................................................................................................................3
B. Etiologi.........................................................................................................................3
C. Klasifikasi....................................................................................................................5
D. Manifestasi Klinis........................................................................................................6
E. Patofisiologi.................................................................................................................7
F. Komplikasi...................................................................................................................8
G. Pemeriksaan penunjang................................................................................................8
H. Penatalaksanaan...........................................................................................................8
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ASMA.......................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................21
A. Kesimpulan................................................................................................................21
B. Saran...........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak yaitu penyakit
asma. Kejadian asma meningkat di hampir seluruh dunia, baik Negara maju maupun
Negara berkembang termasuk Indonesia. Peningkatan ini diduga berhubungan
dengan meningkatnya industri sehingga tingkat polusi cukup tinggi. Walaupun
berdasarkan pengalaman klinis dan berbagai penelitian asma merupakan penyakit
yang sering ditemukan pada anak, tetapi gambaran klinis asma pada anak sangat
bervariasi, bahkan berat-ringannya serangan dan sering-jarangnya serangan
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Akibatnya kelainan ini kadang kala tidak
terdiagnosis atau salah diagnosis sehingga menyebabkan pengobatan tidak adekuat.
Beberapa anak menderita asma sampai mereka usia dewasa; namun dapat
disembuhkan. Kebanyakan anak-anak pernah menderita asma. Para Dokter tidak
1
2
yakin akan hal ini, meskipun hal itu adalah teori. Lebih dari 6 % anak-anak
terdiagnosa menderita asma, 75 % meningkat pada akhir-akhir ini. Meningkat tajam
sampai 40 % di antara populasi anak di kota.
B. Tujuan
1). Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar kita semua terutama orang
tua dan perawat dapat memahami mengenai serangan asma pada anak anak dan
mengetahui tatacara pelaksanaan penanganan asma yang terjdi pada anak. Selin itu
juga untuk memenuhi tugas yang di berikan dosen pembimbing.
C. Rumusan masalah
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea
dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif
terhadap stimuli tertentu. (Smeltzer 2002 :
611)
Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan
oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski :
1996).
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea
dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne :
2001).
Dari semua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit
gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan
adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap
berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
3
B. Etiologi
4
5
C. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,
yaitu:
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergi yang disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-
obatan (antibiotik dan aspirin), dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering
dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi.
2. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap
penctus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau
bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.
Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya
waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronis dan emfisema.
Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
7
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik
dari bentuk alergik dan non-alergik.
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinik pada pasien asthma adalah batuk, dyspne, dari wheezing.
Dan pada sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang
sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan
tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah
ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Ada
beberapa tingkatan penderita asma yaitu :
1. Tingkat I
Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.
Timbul bila ada faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun dengan
test provokasi bronkial di laboratorium.
2. Tingkat II
Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru
menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas. Banyak dijumpai
pada klien setelah sembuh serangan.
3. Tingkat III
Tanpa keluhan.Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya
obstruksi jalan nafas.Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak
diteruskan mudah diserang kembali.
4. Tingkat IV
Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.
Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan
nafas.
8
5. Tingkat V
Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma
akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang
lazim dipakai. Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan
nafas yang reversibel. Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti :
Kontraksi otot-otot pernafasan, cyanosis, gangguan kesadaran, penderita
tampak letih, takikardi
E. Patofisiologi
Kurang Hipoksemia
Gangguan
pengetahuan Penyempitan jalan nafas pola nafas
Asidosis
Intoleransi aktivitas metabolik
Peningkatan kerja pernafasan
Retensi CO2
Asidosis respiratorik
9
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah mengancam
pada gangguan keseimbanga asam basa dan gagal nafas, pneumonia, bronkhiolitis,
chronic persistent bronchitis, emphysema.
G. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan sputum
a. Untuk menentukan adanya infeksi dan mengidentifikasi pathogen
b. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
b) Pemeriksaan darah
Untuk mengetahui Hiponatremia dan kadar leukosit,
2) Pemeriksaan Scanning Paru
Untuk menyatakan pola abnormal perfusi pada area ventilasi(ketidak
cocokan/perfusi) atau tidak adanya ventilasi/perfusi.
3) Pemeriksaan Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
H. Penatalaksanaan
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale :
1) Menghilangkan obstruksi jalan nafas.
2) Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.
3) Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan
maupun penjelasan penyakit.
Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :
Hb
Hb
Nama Jk TT
Canp-ak
PPT-Hb
Polio
BCG
dengan KK ur jaan
WUS BUMIL
0-7
>7
Mardi Lk Kep 48 smp Sopir ASMA
keluarga th
6. Tipe Keluarga.
7. Suku Bangsa.
8. Agama.
9. Status Sosial Ekonomi.
10. Aktivitas rekreasi kelurga.
Pemeriksaan Fisik
BB : 62 kg BB : 40 kg BB : 58 kg BB : 58 kg BB : 56 kg
- Kepala Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi Benjolan (-), lesi Benjolan (-),
(-) (-) lesi (-)
- Rambut Lurus, rontok Lurus, rontok Ikal, rontok
Ikal, tidak rontok Lurus, rontok sedikit sedikit sedikit sedikit
- Mata Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva Konjunctiva tidak Konjunctiva
anemis sklera tidak anemis sklera tidak tidak anemis anemis sklera tidak anemis
ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan sklera tidak tidak ikterik, sklera tidak
baik. baik. ikterik, penglihatan baik. ikterik,
penglihatan baik. penglihatan
baik.
- Telinga
Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-),
pendengaran baik. pendengaran baik. Cerumen (-),
Cerumen (-), pendengaran pendengaran
pendengaran baik. baik.
baik.
16
- Hidung Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis Polip (-),
lendir (-), penciuman lendir (-), penciuman (-), lendir (-), sinusitis (-),
baik baik Polip (-), sinusitis penciuman baik lendir (-),
(-), lendir (-), penciuman
penciuman baik baik
Lidah bersih, nafas Lidah bersih, nafas Lidah bersih, Lidah bersih,
- Mulut
tidak berbau, jumlah tidak berbau, jumlah nafas tidak nafas tidak
gigi lengkap tidak ada gigi lengkap tidak Lidah bersih, berbau, jumlah
nafas tidak berbau, dan
sariawan. ada sariawan. gigi lengkap geraham
berbau, jumlah tidak ada
gigi lengkap belakang
sariawan. bagian atas dan
tidak ada
sariawan. bawah gigi
belum lengkap,
tidak ada
sariawan.
2 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelenjar tiroid pembesaran kelenjar pembesaran pembesaran pembesaran
tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
3 Payudara/ Thorax Tidak ada benjolan Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada
berbentuk simetris benjolan, bentuk benjolan, bentuk benjolan, bentuk teraba
tidak ada lesi dan simetris tidak ada lesi simetris tidak ada simetris tidak ada benjolan,
lecet. dan lecet. lesi dan lecet. lesi dan lecet. bentuk simetris
4 Sistem pernafasan Bunyi nafas mengi, Bunyi nafas vesikuler Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
sesak nafas, rasa dada frekuensi 20x/mnt vesikuler vesikuler veikuler,
tertekan, frekuensi tidak ada wheezing frekuensi frekuensi frekuensi 18
nafas 30 kl/i, dan ronchi 20x/mnt tidak 20x/mnt tidak x/mnt, tidak
takipneau ada wheezing dan ada wheezing dan ada wheezing
ronchi ronchi dan ronchi
5 Sistem TD: 120/80 mmHg, TD: 120/80 mmHg, TD: 120/80 TD: 120/80 TD:
kardiovaskular nadi: 90 x/mnt, atus nadi: 80 x/mnt, atus mmHg, nadi: 80 mmHg, nadi: 80
cordis tidak terlihat cordis tidak terlihat, x/mnt, atus cordis x/mnt, atus cordis 72 x/mnt, atus
irama jantung teratur. irama jantung teratur. tidak terlihat, tidak terlihat, cordis tidak
irama jantung irama jantung terlihat, irama
teratur. teratur. jantung teratur
6 Sistem Bising usus normal, Bising usus normal, Bising usus Bising usus Bising usus
gastrointestinal BAB 1 x sehari BAB 1 x sehari normal, BAB 1 x normal, BAB 1 x normal, BAB 1
sehari sehari x sehari
7 Sistem Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
genitounaria BAK, frek 5 – 7 x/hari BAK, frek 5 – 7 keluhan BAK, keluhan BAK, keluhan BAK,
x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7
18
x/hari
8 Sistem Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot
muskuloskeletal ekstremitas baik, ekstremitas baik, dan ekstremitas dan ekstremitas dan
refleks patella (+), refleks patella (+), baik, refleks baik, refleks ekstremitas
edema (-), varises (-) edema (-), varises (-) patella (+), patella (+), baik, refleks
edema (-), varises edema (-), varises patella (+),
(-) (-) edema (-),
varises (-)
19
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
Lingkungan teknik napas
d. Faktor Kondisi dalam
Medis - Demontrasika
e. Stress n tentang obat
f. Olahraga yang alami untuk
berlebihan meredakan asma
Respon 3. Menyebutkan
verbal 3 dari 5 tanda dan
c. Menyebu gejala
tkan tanda a. Batuk
dan gejala b. Menangis atau
asma ketawa keras
c. Sesak napas
d. Sulit untuk
bericara
e. Sianosis (kulit
tampak kebiruan)
4. Tn. P dan
keluarga dapat
mengetahui dan
Respon mempraktekam
verbal teknik napas
dalam
d. Mengeta
hui dan
dapat
mempraktik
an teknik
napas dalam
Keluarga dapat
21
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Kriteria Standar
Keperawatan
memberikan
TUK II pengobatan pada
Merawat Respon Tn. P secara tepat
anggota verbal dan dan aman
keluarga yang motorik Keluarga dapat
sakit mengontrol
a. Memberi aktivitas dan
pengobatan Respon kesehatan Tn. P
yang tepat verbal dan agar tidak kambuh
dan aman motorik asmanya.
b. Menjaga
aktivitas dan
kesehatan
A. Kesimpulan
Pengobatan asma harus dilakukan secara tepat dan benar untuk mengurangi gejala
yang timbul. Pengobatan asma memerlukan kerja sama antara pasien, keluarga, dan
dokternya. Oleh karena itu pasien asma dan keluarganya harus diberi informasi
lengkap tentang obat yang dikonsumsinya; kegunaan, dosis, aturan pakai, cara pakai
dan efek samping yang mungkin timbul. Pasien hendaknya juga menghindari faktor
yang menjadi penyebab timbulnya asma. Selain itu, pasien harus diingatkan untuk
selalu membawa obat asma kemanapun dia pergi, menyimpan obat-obatnya dengan
baik, serta mengecek tanggal kadaluarsa obat tersebut. Hal ini perlu diperhatikan agar
B. Saran
Dengan mengetahui apa dan bagaimana penyakit asma maka dapat lebih mengenali
23
DAFTAR PUSTAKA
Betz Cecily, Linda A Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta.
Capernito, Lynda J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. EGC:
Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta.
Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.EGC: Jakarta.
http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf